ANSIETAS
BULKIS WULANDARI
R014202056
Respon adaptif adalah suatu keadaan dimana terjadi stresor dan individu
mampu untuk menghambat dan mengatur hal tersebut, maka akan
menghasilkan hal yang positif seperti dapat memecahkan masalah dan
konflik, adanya dorongan untuk bermotivasi dan terjadinya peningkatan
prestasi. Sedangkan respon maladaptif adalah suatu keadaan dimana
tidak terjadi pertahanan perilaku individu secara otomatis terhadap
ancaman kecemasan. Apabila terjadi ancaman terhadap individu,
kemudian individu tersebut menggunakan respon adaptif, maka ia dapat
beradaptasi terhadap ancaman tersebut dengan demikian maka
kecemasan tidak terjadi. Tetapi apabila menggunakan respon maladaptif,
maka yang akan terjadi adalah individu akan menggalami kecemasan
secara bertahap, mulai dari sedang, ke tingkat berat dan akhirnya menjadi
panik.
3. Tingkat Ansietas
Videbeck (2015) mengelompokan ansietas kedalam empat tingkat sesuai
dengan rentang respon ansietas yaitu :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Adapun
batasan karakteristik kecemasan ringan, yaitu:
1) Agak tidak nyaman
2) Gelisah
3) Insomnia ringan
4) Perubahan nafsu makan
5) Perilaku mencari perhatian
6) Peningkatan kewaspadaan
7) Peningkatan persepsi dan pemecahan masalah
8) Mudah marah
9) Fokus pada masa dating
10) Gerakan tidak tenang.
b. Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Adapun batasan karakteristik dari kecemasan sedang :
1) Perkembangan dari kecemasan ringan
2) Perhatian terpilih pada lingkungan
3) Konsentrasi hanya pada tugas-tugas individu
4) Ketidaknyamanan subjek sedang
5) Suara bergetar
6) Perubahan dalam nada suara
7) Takipnea
8) Takikardi
9) Peningkatan ketegangan otot
c. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun.
Individu cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi
dan membutuhkan banyak pengarahan.
1) Perasaan terancam
2) Ketegangan otot berlebihan
3) Diaphoresis
4) Perubahan pernafasan ; nafas panjang, hyperfentilasi, dispnea
dan pusing
5) Perubahan gastro intestinal ; mual, muntah, rasa terbakar pada
ulu hati, sendawa, anoreksia, diare atau konstipasi
6) Perubahan kardiovaskuler ; tachycardia, palpitasi, rasa tidak
nyaman pada precordial, ketidakmampuan untuk belajar,
ketidakmampuan untuk konsentrasi
7) Rasa terisolasi
8) Kesulitan atau ketidaktepatn pengungkapan
9) Aktivitas yang tidak berguna
10) Bermusuhan
d. Tingkat panik dari ansietas
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan
tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi
pengarahan.
1) Hyperaktifitas atau mobilitas berat
2) Rasa terisolasi yang ekstrim
3) Kehilangan identitas, desintegrasi kepribadian
4) Sangat goncang dan otot tegang
5) Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan kalimat yang
lengkap
6) Distorsi,persepsi penilaian yang tidak realitas terhadap
lingkungan dan ancaman
7) Perilaku kacau dalam usaha melarikan diri
8) Menyerang.
4. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas
menurut Stuart (2013) adalah :
1) Teori psikoanalitik
Psikoanalitik adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan, dan
ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal.
Hal ini juga dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan
seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang
menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri
rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang
berat.
3) Teori perilaku
Perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain
menganggap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan,
Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa dalam kehidupan dirinya dihadapkan pada ketakutan
yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi 2 menurut Stuart (2013):
a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas , harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
C. Pohon Masalah
Effect Ketidakberdayaan
Jakarta : EGC.