Disusun Oleh:
Siti Fauzia Hadiyana
1130016003
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Asrori, Adib. 2015. Jurnla Ilmiah Psikologi Terapan. Terapi Kognitif Perilaku
Untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial. Vol.3 No.1. Malang:
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Wuryaningsih, Emi Wuri, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa I.
Jember: UPT Percetakan dan Penerbitan.
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Nn.O
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM : 6574xxxx
Informan : Ibu pasien
B. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan ada yang aneh dengan dirinya. Pasien merasa mengidap suatu
penyakit, pasien sudah memeriksakan diri ke dokter dan seluruh hasil pemeriksaan
normal, namun pasien tidak puas. Beberapa bulan pasien sering mengalami jantung
berdebar dan perasaan takut dan kacau yang terus berulang dan mereda dengan
sendirinya. Pasien mengatakan serangan panik bisa muncul 3x selama 1 bulan. Pasien
pernah pergi ke dokter spesialis jiwa dan menolak terapi obat karena pasien tidak suka
meminum obat dan hanya diberikan terapi kognitif. Keluarga pasien mengatakan hingga
saat ini penyakit yang dirasakan anaknya masih ada, namun sedikit berkurang.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya √ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Pengalaman klien
Pelaku Usia Korban Usia Saksi Usia
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - √ 16 - -
Kekerasan dalam rumah tangga - - - - - -
Tindakan kriminal - - - - - -
Jelaskan nomor 1, 2, 3 :
Nn. D tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, dan pernah berkonsultasi
ke dokter spesialis kesehatan jiwa dan hanya mendapat terapi kognitif karena pasien
menolak pengobatan dengan obat. Pasien tidak memiliki pengalaman aniaya fisik
maupun seksual, kdrt, maupun tindakan criminal, namun pasien pernah mengalami
penolakan seluruh teman satu kelas saat usia 16 tahun di bangku sekolah menengah
atas.
Masalah keperawatan : Sindrom pasca trauma
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya √ Tidak
Hubungan dengan keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sebelumnya
Gejala :
Tidak dikaji karena tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Riwayat pengobatan :
Tidak dikaji karena tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pertengkaran orang tua Nn.O yang sempat membuat salah satu orang tua Nn.O
meninggalkan rumah namun telah kembali saat ini. Nn.O juga pernah mengalami
penolakan oleh teman satu kelasnya saat dibangku SMA.
Masalah keperawatan : Sindrom pasca trauma
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD = 121/76mmHg N = 98x/menit S = 36,5C RR = 16x/menit
2. Antopometri
TB = 154cm BB = 45,4 IMT = 19,1
3. Keluhan fisik : √ Ya Tidak
Jelaskan :
Pasien merasa punggung pasien terasa nyeri sekilas hilang. Dan nyeri berpindah pada
anggota tubuh lain seperti lutut, pergelangan kaki, terkadang berpindah pada perut.
Masalah keperawatan : gangguan rasa nyaman
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
22
Jelaskan :
Nn.O adalah anak pertama dari 2 bersaudara dan berusia 22 tahun. Nn.O tinggal
bersama kedua orang tua dan adiknya.
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien merasa dirinya pemalu
b. Identitas
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Usia pasien 22 tahun. Berjenis
kelamin perempuan. Pasien merasa puas dan bersyukur bisa menempuh
pendidikan hingga perguruan tinggi.
c. Peran
Dirumah pasien sebagain anak yang pendiam dan penurut. Pasien jarang bergaul
dengan tetangga jika tidak karna halnya penting. Keseharian pasien dirumah
sangat dekat dengan adiknya. Kedua orang tua pasien tidak pernah memaksa
pasien melakukan hal yang tidak disukai oleh pasien. Pasien saling berbagi tugas
kegiatan rumah dengan seluruh anggota keluarga. Pasien mendapat bagian
menyetrika baju dan menyapu rumah.
d. Ideal diri
Pasien ingin menjadi orang yang percaya diri dan mudah bergaul dengan orang
lain tanpa rasa malu dan ingin hidup normal seperti orang lain tanpa memikirkan
apapun
e. Harga diri
Pasien mengatakan merasa minder dengan kondisinya saat ini yang sakit karena
gangguan jiwa. Pasien takut jika suatu saat ingin keluar bersama temannya
penyakitnya akan kambuh.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah situasional
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti adalah kedua orang tua, adik kandung, dan
juga salah satu temannya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien tidak pernah mengikuti aktivitas kelompok di masyarakat. Namun pasien
mengikuti kegiatan mahasiswa seperti ektrakurikuler sendratasik.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak dapat memulai interaksi lebih dulu dengan orang lain
Masalah keperawatan : Koping tidak efektif
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Menurut keyakinan dan agama yang dianut oleh pasien, gangguan jiwa adalah
suatu ujian hidup untuknya.
b. Kegiatan ibadah
Pasien selalu mengerjakan sholat 5 waktu, namun jarang mengaji
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
√ Rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan pasien dari ujung rambut hingga pangkal kaki rapi dengan rambut
dikuncir satu dan memakai kaos dan rok pendek.
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap √ Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas motorik
Lesu √ Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasing Tremor Kompulsif
Jelaskan :
Pasien merasa tegang dapat dirasakan dari telapak tangan pasien yang berkeringat,
dan wajah yang tegang
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan √ Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan :
Pasien merasa kesulitan dengan apa yang dirasakannya bahwa jika dirinya akan
mengalami hal hal yang mengejutkan seperti penyakit jantung.
Masalah keperawatan : Ansietas
5. Afek
√ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :
Selama interaksi pasien kooperatif dan mampu menjawab seluruh pertanyaan perawat.
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Pembauan
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami persepsi halusinasi.
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami proses pikir saat ditanyai oleh perawat. Proses pikir pasien
berjalan normal.
Masalah keperawatan :
- Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi pikir
√ Obsesi Fobia Hipokodria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siap pikir Kontrol pikir
Jelaskan :
Pasien selalu memikirkan akan kematian dan penyakit jantung.
Masalah keperawatan : penyangkalan tidak efektif
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan :
Pasien memiliki tingkat kesadaran penuh. Tidak mengalami disorientasi waktu,
tempat, maupun orang.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
√ Gangguan daya ingat jangka pendek Konfabulasi
Jelaskan :
Pasien sering lupa dengan apa yang sudah dilakukannya. Seperti meletakkan barang,
dan aktivitas yang sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir.
Masalah keperawatan : Gangguan memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
√ Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Pasien merasa konsentrasi berantakan jika melakukannya terlalu fokus karena pikiran
yang mengganggunya saat ini akan muncul kembali, sehinggga pasien melakukannya
dengan diimbangi oleh musik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan penilaian
√ Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :
Kemampuan pasien dalam menilai suatu hal terkadang dibantu oleh orang lain.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
√ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Pasien ingin cek kesehatan seluruh tubuh namun tidak ada biaya untuk melakukan hal
tersebut sehingga pasien menyalahkan kehidupannya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
G. KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan
Makanan : √ Ya Tidak
Pakaian : √ Ya Tidak
Transportasi : √ Ya Tidak
Keamanan : √ Ya Tidak
Uang : Ya √ Tidak
Tempat tinggal : Ya √ Tidak
Perawatan kesehatan : √ Ya Tidak
Jelaskan :
Pasien masih mahasiswa, pasien masih tinggal dengan kedua orang tua dan belum
bekerja sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan finansial.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Aktivitas hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Mandi : Bantuan minimal Bantuan total
Eliminasi uri/alvi : Bantuan minimal Bantuan total
Kebersihan : Bantuan minimal Bantuan total
Ganti pakaian : Bantuan minimal Bantuan total
Makan : Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan :
Pasien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri mandi, eliminasi urin/alvi,
kebersihan, mengganti pakaian, dan makan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Apakah puas dengan pola makan? √ Ya Tidak
Apakah memisahkan diri saat makan? Ya √Tidak
Jika ya, jelaskan :
DO :
- Pasien tampak tegang
- Pasien tampak bingung
- Pasien tampak sulit
berkonsentrasi dan mudah
teralihkan dengan hal lain
- N : 98x/menit
TD = 121/76mmHg
S = 36,5C
RR = 16x/menit
2 DS : Kecemasan Penyangkalan tidak
- Pasien mengatakan dirinya efektif
akan mati
- Pasien merasa tubuhnya
sedang tidak berada dalam
dirinya
- Pasien mengatakan tiba-tiba
merasa jantungnya berdebar,
dan berkeringat ditelapak
tangan, dan merasa seperti
orang linglung
- Pasien merasa seperti
mengalami serangan jantung
DO :
- Pasien tampak bingung
- Pasien tampak kesulitan
mengatakan masalah yang
dialami
- N : 98x/menit
TD = 121/76mmHg
S = 36,5C
RR = 16x/menit
3 DS : Kurangnya kontrol Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan sering tidur
bermimpi buruk
- Pasien mengatakan sering
terbangun pada pukul 1dan 3
pagi
DO :
- Pasien tampak bingung atau
linglung
- N : 98x/menit
TD = 121/76mmHg
S = 36,5C
RR = 16x/menit
POHON MASALAH
Isolasi
sosial
Gangguan memori
Core Problem
Ansietas
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif :
Pasien mengatakan takut jika sendirian ditempat sepi
Pasien mengatakan sering bermimpi buruk
Pasien mengatakan tiba-tiba merasa jantungnya berdebar, dan berkeringat
ditelapak tangan, dan merasa seperti orang linglung
Pasien merasa dirinya tubuhnya sedang tidak berada dalam dirinya
b. Data Obektif :
Pasien terlihat tegang dan seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum : Kepanikan atau kecemasan pasien berkurang atau hilang
b. Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenal serangan panik
3) Pasien mampu mengatasi serangan panik dengan teknik relaksasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelasan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Membantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi
1) Pengalihan situasi
2) Latihan relaksasi dengan hipnotis diri sendiri (latihan lima jari)
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak. Perkenalkan saya perawat Diyana. Saya
adalah mahasiswi dari UNUSA. Nama mbak siapa?”
“Mbak O senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mbak O hari ini? Semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
“Mbak O, bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kepanikan
dan kecemasan, juga latihan cara mengontrolnya dengan latihan relaksasi?”
“Baik, berapa lama mbak O punya waktu untuk berbincang dengan saya?”
“Bagaimana kalau 15 menit saja?”
“Mbak O berbincangnya nyaman disini atau ditempat lain?”
“Baik, kita berbincang di halaman belakang saja kalau begitu.”
“Tujuan dari perbincangan hari ini agar mbak O dapat mengetahui kepanikan dan
kecemasan yang dirasakan serta cara mengatasinya”
2. Fase Kerja
“sekarang coba mbak vceritakan apa yang mbak rasakan saat ini?”
“Coba mbak ceritakan pada saya,”
“Oo.. jadi mbak merasa mbak takut mati dan berpikir bahwa mbak memiliki penyakit
jantung?. Jika boleh saya tau mbak, bagaimana cara mbak mengatasinya?”
“Baik, saya mengerti bagaimana perasaan mbak. Setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama seperti itu. Tapi saya sangat kagum dengan mbak, karena mbak
mampu menahan semua cobaan ini. Mbak adalah orang yang luar biasa. Yang perlu
mbak ketahui adalah mbak saat ini berada pada tingkat panic. Untuk itu, mbak perlu
melakukan terapi disaat mbak O merasakan perasaan panic muncul kembali. Terapi
ini akan membantu menurunkan tingkat kepanikan mbak O.”
“Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasinya dengan latihan relaksasi hipnotis
5 jari?”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, saya akan lakukan, kemudian mbak
perhatikan saya dan mbak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai
ya mbak. Mbak O silahkan duduk dengan posisi seperti saya.”
“Pertama, focus pandangan dan pikiran ke lima jari, tarik nafas dalam, lalu pejamkan
mata dan kosongkan pikiran. Kedua, angkat tangan kanan pertemukan ibu jari
dengan telunjuk dan bayangkan saat tubuh sangat segar pada masa muda. Ketiga,
pertemukan ibu jari dengan jari tengah dan bayangkan semua orang memberikan
perhatian dan peduli pada mbak O. Keempat, pertemukan ibu arid an jari manis dan
bayangkan pujian yang didapat dari pasangan, keluarga, atau teman mbak O atas
prestasi yang pernah diraih saat sekolah. Kelima, pertemukan ibu jari dan kelingking
dan bayangkan tempat indah yang pernah mbak O kunjungi. Terakhir, tarik nafas
dalam dan buka mata.”
“Baik, sekarang giliran mbak O mempraktikkan.”
“Bagus sekali mbak. Mbak O sudah mampu melakukannya. Nah, mbak o bisa
melakukan latihan ini selama 3-4 kali sampai mbak O merasa rileks atau santai.
Selain cara tersebut, mbak O juga bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu
dengan melakukan berbagai kesibukan dengan tertawa, olahraga, atau melakukan
hobi yang mbak O sukai, bisa pula dengan berjalan-jalan bersama keluarga.”
“Boleh saya tau mbak O suka melakukan apa?”
“Baik, mbak O bisa melakukan pengalihan dengan mendengarkan musik atau
menari.”
3. Fasek Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak O setelah kita mengobrol tentang masalah yang
mbak rasakan dan latihan relaksasi?”
2) Obyektif
“Coba mbak O ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi”
“Wah.. Bagus sekali mbak O”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baik, jam berapa mbak O akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian mbak O. Jadi, setiap mbak O
merasakan serangan panic, mbak O bisa langsung mempraktikkan cara ini ya.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik
“Cara yang kita pratikkan tadi baru mengurangi sedikit kepanikan dan
kecemasan yang mbak rasakan, bagaimana jika kita latihan kembali besok?”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok? Dengan jam yang
sama seperti hari ini..”
“Baik, kita bertemu 2 hari lagi, hari kamis.”
Berapa lama besok mbak O punya waktu untuk berbincang dengan saya
besok? Bagaimana kalau 20 menit saja?”
3) Tempat
“Mbak O, mau dimana besok untuk berbincang?”
“Baik, tetap di halaman belakang rumah, ya mbak.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif :
1) Pasieng mengatakan takut jika sendirian ditempat sepi
2) Pasien mengatakan sering bermimpi buruk
3) Pasien mengatakan tiba-tiba merasa jantungnya berdebar, dan berkeringat
ditelapak tangan, dan merasa seperti orang linglung
4) Pasien merasa dirinya tubuhnya sedang tidak berada dalam dirinya
b. Data Obektif :
1) Pasien terlihat tegang dan seperti orang bingung
2) Pasien tampak sulit berkonsentrasi atau mudah teralihkan dengan hal lain
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum : Kepanikan atau kecemasan pasien berkurang atau hilang
b. Tujuan Khusus
1) Pasien mampu menggunakan koping adaptif
2) Pasien mampu memperagakan teknik relaksasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Ajarkan pasien menggunakan mekanisme koping yang adaptif
1) Menonton drama
2) Mendengarkan music
3) Menari
4) Menulis tujuan 50 tujuan masa depan
b. Membantu memeragakan dan menggunakan teknik relaksasi
1) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk mengontrol dan menurunkan ansietas
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak. Perkenalkan saya perawat Diyana. Saya
adalah mahasiswi dari UNUSA. Nama mbak siapa?”
“Mbak O senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mbak O hari ini? Semalam tidurnya nyenyak?”
“Apakah mbak O sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan
serangan panik mbak O?”
c. Kontrak
“Baiklah, Mbak O, sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang latihan dengan teknik pengalihan.”
“Berapa lama kita akan berlatih mbak?”
“Baik, sesuai kesepakatan kemarin kalau begitu, 20 menit ya mbak,”
“Dimana kita akan berdiskusi? Baik, seperti kemarin ya mbak, di halaman
belakang rumah.”
“Tujuan dari latihan hari ini agar mbak O dapat meningkatkan kontrol pada diri
mbak O dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari”
2. Fase Kerja
“Mbak O, kemarin waktu kita berdiskusi, Mbak O mengatakan bahwa saat serangan
panik datang merasa seluruh badan mbak O, lemas, dan gemetar, pikiran kacau, dan
jantung berdebar, telapak tangan berkeringat. Nah, latihan hari ini bermanfaat untuk
mengalihkan pemikiran itu sehingga membuat pikiran dan fisik mbak O menjadi
positif dan rileks. Dalam teknik ini mbak O harus melakukan hal-hal yang dapat
membuat mbak O rileks, misalnya dengan menonton televisi, mendengarkan musik,
atau seperti hobi mbak O menari. Nah, sekarang mbak O sudah tau kan hal apa saa
yang dapat mbak O lakukan untuk menguranginya. Nanti apabila mbak merasa
serangan panik muncul kembali, mbak O bisa melakukan salah sat teknik pengalihan
yang saya beritau tadi.”
3. Fasek Terminasi
a. Evaluasi
3) Subyektif
“Bagaimana apa ada yang ingin mbak tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
4) Obyektif
“Coba mbak O ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi”
“Wah.. Bagus sekali mbak O. Nanti jika mbak O merasa cemas atau serangan
panic kembali muncul dapat melakukan teknik pengalihan yang tadi saya
jelaskan ya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Kapan mbak O akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baik, setiap mbak O
merasa serangan panic kembali dapat langsung mempraktikkan cara ini.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik
“Nah, mbak O. masih ad acara yang bisa digunakan untuk mengatasi
serangan pani, dengan melibatkan anggota keluarga. Bagaimana jika kita
melibatkan salah satu keluarga mbak O?”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita melakukan cara yang ketiga ini besok dengan jam
yang sama seperti hari ini?”
3) Tempat
“Mbak O, mau dimana besok untuk berbincang? Bagaimana jika disini lagi?”
“Apa masih ada yang mau ditanyaka lagi mbak?”
“Baik, jika tidak ada, saya pamit dulu. Selamat siang.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif :
1) Pasieng mengatakan takut jika sendirian ditempat sepi
2) Pasien mengatakan sering bermimpi buruk dan sering terbangun di jam 1 dan
3 pagi
3) Pasien mengatakan tiba-tiba merasa jantungnya berdebar, dan berkeringat
ditelapak tangan, dan merasa seperti orang linglung
b. Data Obektif :
1) Pasien terlihat tegang dan seperti orang bingung
2) Pasien tampak sulit berkonsentrasi atau mudah teralihkan dengan hal lain
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum : Kepanikan atau kecemasan pasien berkurang atau hilang
b. Tujuan Khusus
1) Kesiapan keluarga merawat pasien dengan serangan panik
4. Tindakan Keperawatan
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesiapan keluarga dalam merawat pasien
dengan serangan panik
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan tentang tanda dan gejala serangan panic
3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas maupun panik
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak. Bertemu lagi dengan saya, ibu mbak O
boleh tau biasa dipanggil siapa? Baik, saya panggil ibu K ya,”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mbak O hari ini? Semalam tidurnya nyenyak?”
“Apaah masih merasa gelisah?”
“Lalu, apakah yang kemarin saya ajarkan sudah dipraktekkan dalam jadwal
harian mbak? Nah kalau sudah coba di praktikka kembali ya mbak”
c. Kontrak
“Baiklah, Mbak O, sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang masalah yang dirasakan mbak O dengan keluarga”
“Berapa lama kita akan berbincang mbak O?”
“Baik, sesuai kesepakatan kemarin kalau begitu, 20 menit ya mbak,”
“Baik mbak O, saya dan keluarga akan berbincang di halaman belakang rumah
saja kalau begitu.”
“Tujuan dari latihan hari ini agar mbak O dan keluarga lebih memahami kembali
dan mengetahui cara merawat mengenai apa yang dirasakan mbak O yaitu
serangan panic.”
2. Fase Kerja
“Baik, ibu K, kepanikan yang dirasakan oleh mbak O merupakan suatu pikiran yang
didapat dari pola pikir mbak O sendiri. Saat mengalami serangan panik, mbak O akan
merasa jantung berdebar, keringat membasahi telapak tangan, dan badan akan terasa
panas dingin, juga gemetar. Ketika mbak O merasakan serangan panik muncul, maka
sangat disarankan untuk salah satu anggota keluarga menemani mbak O, dan
mencoba memberikan dukungan atau pengalihan untuk mengontrol serangan panik
tersebut. Yang bisa ibu K lakukan bisa dengan meminta menarik nafas dalam, dan
bisa juga untuk memberikan air hangat agar tubuhnya tidak merasa kedinginan.
Keluarga juga dapat melibatkan mbak O untuk aktivitas sehari-hari agar tidak merasa
sendirian.”
“Wah.. bagus kalau begitu, mbak O sering menyibukkan diri. Kalau begitu, ibu K
atau mbak O dapat memasukkan pada jadwal harian mbak O.”
3. Fasek Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak O dan ibu K setelah kita berbincang mengenai
masalah yang dirasakan mbak O?”
2) Obyektif
“Coba mbak O dan ibu K ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari tadi”
“Wah.. Bagus sekali mbak O dan ibu K memiliki support sistem yang baik.
Nanti jika mbak O merasa cemas atau serangan panik kembali muncul dapat
meminta bantuan ibu K untuk memberikan air minum hangat atau melakukan
teknik pengalihan yang tadi saya jelaskan ya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Saya hara papa yang tadi saya ajarkan kepada ibu K dan mbak O dapat
dipraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukkannya dalam jadwal
kegiatan harian yaitu sekitar 2-3 kali dalam sehari ya mbak O.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
“Baik, ibu K dan mbak O tidak terasa sudah 20 menit kita berbincang. Latihan
dan diskusi hari ini adalah cara yang bisa digunakan untuk mengatasi serangan
panik atau kecemasan mbak O. Ibu K juga dapat melakukan cara ini jika
mengalami cemas atau tegang. Apakaha masih ada yang ingin ditanyakan mbak
O atau ibu K mungkin? Baik, jika tidak ada saya akan mengakhiri diskusi hari ini.
Saya pamit dulu.”