TINJAUAN PUSTAKA
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
Kamitsuru, 2018).
1. Ansietas ringan
Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini
2. Ansietas sedang
Terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja dan
6
7
3. Ansietas berat
Ansietas jenis ini cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak
ansietas dan banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus pada area lain.
4. Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan terror. Pada sebagian orang yang
Tingkat ansietas ini tidak dapat bertahan tanpa batas waktu, karena tidak
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah
tesinggung.
5. Keluhan somatik, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang,
Ansietas adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan
otak melalui sistem saraf otonom. Ada dua jenis respon otonom yaitu :
dengan reaksi flight-or-flight. Hal ini dapat memicu sindrom adaftif umum.
cepat, dan tekanan arteri meningkat. Darah bergeser jauh dari lambung dan
usus ke arah jantung, respon saraf pusat dan otot. Glikogenolisis dipercepat
yang dapat diamati oleh perawat pada klien dapat dilihat dalam gambar
berikut.
(2015) yaitu :
1. Ansietas ringan
lebih terarah.
3. Ansietas berat
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berfikir tentang hal lain. Semua perilaku yang dilakukan ditujukan untuk
4. Tingkat panik
rasional.
Beck, Amey & Greenberg (Freeman & Di Tomasso dalam Wolman &
Individu akan lebih mudah cemas ketika ia dihadapkan pada situasi yang
diri)
mereka berada dalam situasi yang secara potensial yang dapat membuat
mereka cemas.
laku dan emosi orang tersebut untuk masuk dalam keadaan cemas.
sehari-hari.
2. Stressor eksternal yang berat, seperti kematian orang yang dicintai atau
kehilangan pekerjaan.
seseorang belum tentu memiliki pengaruh yang sama pada orang lain.
1. Perilaku
a. Penurunan produktivitas
b. Gerakan ekstra
c. Melihat sepintas
d. Tampak waspada
e. Agitasi
f. Insomnia
h. Gelisah
i. Perilaku mengintai
2. Afektif
b. Gelisah
c. Distress
d. Ketakutan
f. Putus asa
g. Sangat khawatir
h. Peka
i. Gugup
j. Senang berlebihan
k. Menggemerutukkan gigi
l. Menyesal
n. Ragu
3. Fisiologis
a. Wajah tegang
b. Tremor tangan
c. Peningkatan keringat
d. Peningkatan ketegangan
e. Gemetar
f. Tremor
g. Suara bergetar
4. Simpatis
b. Anoreksia
c. Peningkatan refleks
d. Eksitasi kardiovaskular
e. Diare
f. Mulut kering
g. Wajah memerah
h. Palpitasi jantung
l. Dilatasi pupil
m. Vasokonstriksi superfisial
n. Kedutan otot
o. Lemah
5. Parasimpatis
a. Nyeri abdomen
b. Perubahan pola tidur
e. Diare
f. Pusing
g. Keletihan
h. Mual
j. Sering berkemih
k. Anyang-anyangan
6. Kognitif
a. Gangguan perhatian
b. Gangguan konsentrasi
d. Bloking pikiran
e. Konfusi
i. Lupa
j. Preokupasi
k. Melamun
2. Hubungan interpersonal
3. Penularan interpersonal
4. Stressor
5. Penyalahgunaan zat
6. Pembedahan
7. Ancaman kematian
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos pada
merupakan tumor uterus yang banyak ditemukan pada 20-25% wanita diatas
Mioma uteri adalah tumor jinak berbatas tegas dan tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Tumor jinak ini banyak
mioma uteri pada usia produktif yaitu berupa infertilitas, abortus spontan,
Etiologi yang pasti dari terbentuknya mioma uteri sampai saat ini belum
untuk terjadi mioma uteri. Dalam jaringan mioma uteri lebih banyak
nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan dengan
Mioma uteri berasal dari benih-benih multiple yang sangat kecil dan
tersebar pada miometrium. Benih ini akan tumbuh sangat lambat tetapi
bawah pengaruh estrogen dan jika tidak terdeteksi dan tidak segera diobati
keberbagai arah.
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) mioma uteri berasal dari sel otot
mioma pada wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang
esktraseluler.
yaitu :
1. Estrogen
miometrium normal.
2. Progesteron
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada
3. Riwayat keluarga
4. Kehamilan
Hal ini akan mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada
kali.
6. Ras
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita dengan kulit hitam lebih
dibagi menjadi :
1. Mioma Submukosum
perubahan bentuk pada kavum uteri. Apabila tumor ini tumbuh dan
bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang
2. Mioma Intramural
kecil tidak merubah bentuk uterus, tapi bila sudah membesar akan
kecuali yang dirasakan oleh penderita yang dapat berupa rasa tidak
3. Mioma Subserosum
mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
1. Perdarahan abnormal
2. Nyeri
dismenore.
3. Gejala penekanan
4. Disfungsi reproduksi
uteri, yaitu :
b. Persalinan premature
di dalam uterus. Bila mioma tumbuh intramural dalam korpus uteri maka
korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding
depan uterus mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan
oleh jaringan ikat, karena seluruh suplai darah pada mioma berasal dari
degenerasi terutama yang terletak pada bagian tengah mioma uteri. Tumor
ini mungkin hanya satu tetapi sebenarnya jamak dan biasa menyebar di
dalam uterus, dengan ukuran dari benih kecil hingga neoplasma masif yang
penunjang yang dapat digunakan untuk mendeteksi mioma uteri, antara lain:
1. Tes laboratorium
2. USG (Ultrasonografi)
Pada penderita mioma uteri terlihat adanya massa pada daerah uterus.
endometrium.
kehamilan.
5. Vaginal toucher
6. Laparoskopi
7. Histerosal pingogram
diangkat.
tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari
pembedahan.
1. Histerektomi
uterus harus diangkat atau dengan kata lain histerektomi adalah operasi
pasien tidak menginginkan anak lagi, dan bagi penderita yang memiliki
b. Histerektomi total
d. Histerektomi radikal
meliputi: nyeri akut, rasa tertekan pada bagian punggung bawah atau
2. Radioterapi
a. Dilakukan hanya pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient)
rectum
e. Tidak dilakukan pada wanita muda, karena dapat menyebabkan
menopause
3. Miomektomi
uterus. Tindakan ini dibatasi pada mioma dengan tangkai dan jelas
(Saifuddin, 2009).
Mioma intramural
Mioma
(dinding
submukosum
antara miometrium)
(tumbuh menjadi polip,
Mioma dilahirkan
subserosum
melalui
(diantara
serviks)ligamentmluteum)
Tidak
tertangani Resiko Syok
Perlukaan
Kurang informasi mengenai tindakan pembedahan
Hilangnyadan
uterus
terapi
ovarium
2.3.1 Pengkajian
a. Usia : 35-45 tahun mempunyai resiko untuk terjadi mioma uteri dan
b. Ras : wanita dengan kulit hitam lebih banyak beresiko terjadi mioma
2. Keluhan utama
yaitu :
nyeri pada perut bagian bawah. Saat dilakukan pengkajian akan muncul
perdarahan.
sebelumnya.
ada salah satu keluarga yang juga memiliki riwayat penyakit mioma
6. Riwayat kebidanan
a. Keadaan haid
besar.
7. Riwayat psikososial
Biasanya klien bisa mengalami cemas dan takut terhadap penyakit yang
hati klie, motivasi diri klien, perilaku klien, cara berpikir klien, dan
a. Kepala
b. Muka
Inspeksi : Pada klien mioma uteri muka akan terlihat tegang, wajah
mata yang buruk, mata bisa juga anemis, dapat dikaji juga keadaan
d. Telinga
tidaknya lesi
e. Hidung
Inspeksi : Mengkaji kondisi hidung, ada tidaknya lesi, ada tidak nya
g. Leher
tidaknya lesi
i. Thorak
1) Jantung
atau tidak
2) Paru-paru
j. Abdomen
bagian uterus
bawah, teraba lunak atau keras, berbatas tegas, kenyal dan berbeda
tumor
k. Sistem integument
Refill Time (CRT) normal atau tidak, akral teraba hangat atau dingin
l. Ekstremitas
Inspeksi : Mengkaji kekuatan otot normal atau tidak, ada edema atau
individu terhadap rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar
perubahan konsep diri klien akan hilang, karena motivasi dalam diri klien
ansietas, yaitu :
Tujuan
Diagnosa Keperawatan Intervensi
No dan Kriteria Hasil
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
1. Ansietas Luaran Utama : Terapi Relaksasi
Definisi : Kondisi emosi Tingkat ansietas Observasi
dan pengalaman Luaran Tambahan : 1. Identifikasi
subyektif individu 1. Dukungan sosial penurunan tingkat
terhadap objek yang 2. Harga diri energy,
tidak jelas dan spesifik 3. Kesadaran diri ketidakmampuan
akibat antisipasi bahaya 4. Kontrol diri berkonsentrasi,
yang memungkinkan 5. Proses informasi atau gejala lain
individu melakukan 6. Status kognitif mengganggu
tindakan untuk 7. Tingkat agitasi kemampuan
menghadapi ancaman. 8. Tingkat kognitif
Penyebab : pengetahuan 2. Identifikasi teknik
1. Krisis situasional relaksasi yang
2. Kebutuhan tidak Setelah dilakukan pernah efektif
terpenuhi intervensi keperawatan digunakan
3. Krisis maturasional selama ….. x 24 jam 3. Identifikasi
4. Ancaman terhadap maka ansietas menurun kesediaan,
konsep diri dengan kriteria hasil : kemampuan, dan
5. Ancaman terhadap 1. Verbalisasi penggunaan teknik
kematian kebingungan sebelumnya
6. Kekhawatiran menurun 4. Periksa ketegangan
mengalami 2. Verbalisasi khawatir otot, frekkuensi
kegagalan akibat kondisi yang nadi, tekanan
7. Disfmgsi sistem dihadapi menurun darah, dan suhu
keluarga 3. Perilaku gelisah sebelum dan
8. Hubungan orang tua menurun sesudah latihan
anak-anak tidak 4. Perilaku tegang 5. Monitor respons
memuaskan menurun terhadap terapi
9. Faktor keturunan 5. Keluhan pusing relaksasi
(tempramen, mudah menurun Terapeutik
teragitasi sejak lahir) 6. Anoreksia menurun 1. Ciptakan
10. Penyalahgunaan zat 7. Palpitasi menurun lingkungan tenang
11. Terpapar bahaya 8. Diaforesis menurun dan tanpa
lingkungan (mis. 9. Tremor menurun gangguan dengan
Toksin, polutan, dan 10. Pucat menurun pencahayaan dan
lain-lain) 11. Konsentrasi suhu ruang
12. Kurang terpapar membaik nyaman,
informasi 12. Pola tidur membaik
13. Frekuensi jika memungkinkan
Gejala dan Tanda pernapasan 2. Berikan informasi
Mayor membaik tertulis tentang
Subjektif 14. Frekeunsi nadi persiapan dan
1. Merasa bingung membaik prosedur teknik
2. Merasa khawatir 15. Tekanan darah relaksasi
dengan akibat dari membaik 3. Gunakan pakaian
kondisi yang 16. Kontak mata longgar
dihadapi membaik 4. Gunakan nada
3. Sulit bekonsentrasi 17. Pola berkemih suara lembut
Objektif membaik dengan irama
1. Tampak gelisah 18. Orientasi membaik lambat dan
2. Tampak tegang berirama
3. Sulit tidur 5. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
Gejala dan Tanda penunjang dengan
Mayor analgetik atau
Subjektif tindakan medis
1. Mengeluh pusing lain, jika sesuai
2. Anoreksia Edukasi
3. Palpitasi 1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
4. Merasa tidak dan jenis relaksasi
berdaya yang tersedia (mis,
Objektif music, meditasi,
1. Frekuensi napas napas dalam,
meningkat relaksasi otot
2. Frekuensi nadi progresif)
meningkat 2. Jelaskan secara
3. Tekanan darah rinci intervensi
meningkat relaksasi yang
4. Diaforesis dipilih
5. Tremor 3. Anjurkan
6. Muka tampak pucat mengambil posisi
7. Suara bergetar nyaman
8. Kontak mata buruk 4. Anjurkan sering
9. Sering berkemih mengulangi atau
10. Berorientasi pada melatih teknik
masa lalu yang dipilih
5. Demonstrasikan
Kondisi klinis yang dan latih teknik
terkait : relaksasi (mis,
1. Penyakit kronis napas dalam,
progresif (mis, peregangan, atau
kanker, penyakit imajinasi
autoimun) terbimbing)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis
penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh
kembang
Sumber : Tim Pokja DPP PPNI (2018)
Sari Dewi Simanullang, & Erni Cahyani Putri Gea (2018) dalam Jurnal
pre operasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan One Group Pre
Test Post Test Without Control Group Design, dengan instrumen yang
Pre Operative Anxiety And Information Scale (APAIS) yang terdiri dari 6
dibakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini
kalinya, pasien yang bersedia menjadi responden, pasien yang dapat duduk
di atas tempat tidur, dan pasien yang tidak bed rest atau lumpuh total.
selisih 1,93. Dapat ditarik kesimpulan dari hasil paired t-test dengan nilai
terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit dr.
ZSARS pada pasien pre operasi elektif 24 jam sebelum dilakukan operasi,
kuesioner ZSRAS. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah
maka responden yang paling banyak adalah usia lansia awal (40,0%) yang
deviasi 4,999. Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perbedaan antara skor
dengan hasil analisis (nilai p = 0.000), dengan demikian terapi relaksasi otot
penelitian ini analisis univariat dari responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, pekerjaan, dan pendidikan, serta tingkat kecemasan sebelum dan
kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R
menjadi tenteram.”
Dalam ayat ini menyatakan bahwa Allah SWT menjelaskan kepada
dan hatinya akan menjadi tentram karena selalu mengingat Allah SWT.
Dengan mengingat Allah maka hati dan jiwa akan menjadi tenang sehingga
tidak akan merasa gelisah, takut, dan khawatir. Berdasarkan ayat tersebut
kecuali Allah, Yang Maha Agung dan Maha Lembut. Tidak ada sesembahan
yang berhak disembah (dengan benar) kecuali Allah, Tuhan „Arsy yang
kecuali Allah. Tuhan langit. Dan Tuhan bumi dan Tuhan „Arsy yang
mulia.”
dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
kita meminta bantuan kepada Allah dalam segala urusan termasuk saat
mensyukurinya atau ketika berada dalam sebuah cobaan lalu bersabar dan
penyakit yang diderita bisa menjadi jalan baginya untuk mendapatkan surga.
Majmu’ yaitu, para sahabatnya dan yang lainnya megatakan bahwa orang
mengalami kejadian atau keadaan yang tidak sesuai dengan yang kita
selalu berdzikir dan berdo’a pada Allah SWT ketika kita sedang cemas,
menakjubkan
urusan orang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan
kebaikan dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila ia
kesalahan-kesalahannya.”
asuhan keperawatan.
progresif pada pasien ansietas pre operasi mioma uteri, lalu berkolaborasi
dengan keluarga agar memberikan dukungan sosial kepada pasien sebelum
dilakukan operasi.
pada adanya perubahan perilaku dari kriteria hasil yang sudah ditetapkan,
dilakukan karena jika setelah dievaluasi ternyata tujuan tidak tercapai atau
yaitu :
1. Saat klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga
berhasil
3. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
pernapasan, nadi, tekanan darah, serta kontak mata membaik. (SLKI, 2018)
2.4 Hubungan Antar Konsep
Faktor-faktor penyebab timbulnya Mioma Uteri klinis Mioma Uteri yang dapat dilihat dan terasa secara
Gambaran
: Perdarahan abnormal
Estrogen Nyeri
Progesteron GejalaUteri
Pasien Mioma penekanan
dengan Ansietas
Umur Disfungsi reproduksi
Hormon endogen Gangguan pertumbuhan danperkembangan kehamilan
Riwayat keluarga
Kehamilan
Parietas
Ras
dalam status peran, ancaman pada status kesehatan, pembedahan, konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penya
Pengkajian pada Pasien Mioma Uteri dengan Masalah Keperawatan Ansietas
Intervensi keperawata digunakanuntuk mengurangi kec
Keterangan :
Implementasi
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan intervensi kep
: Diteliti
dilihat dari
: Tidak Diteliti hasil
implementasi
yang telah
: Berhubungan
dilakukan
: Berpengaruh