ANSIETAS
1. Masalah Utama
Ansietas
2. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya
dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (NANDA, 2012).
Menurut Stuart (2006) ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai
kecemasan. Teori tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Teori psikoanalitik, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id meewakili dorongan insting dan
impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi mengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b) Teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan
dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang
berat.
c) Teori perilaku, kecemasan merupakan hasil dari frustasi, yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli
teori perilaku lain mengangga kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari
berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan.
d) Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam
keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara gangguan kecemasan
dan depresi.
e) Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam
Lp Ansietas/Ekawati S.Kep/Kep Jiwa Page 1
gama-aminobitirat (GABA), yang berperan penting dalam biologis yang
berhubungan dengan kecemasan.
Ansietas berbeda dengan rasa takut. Ketakutan suatu perasaan takut akan
terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat
individu mengambil tindakan menghadapi ancaman. Ketakutan memiliki nilai yang
positif. Menurut Stuart dan Laraia (2006) aspek positif dari individu berkembang
dengan adanya konfrontasi, gerk maju perkembangan dan pengalaman mengatasi
kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan takut dapat mengganggu kehidupan
seseorang.
Menurut Asmadi (2008), tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4, antara lain
sebagai berikut.
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan
lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk
belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi. Kecemasan ringan
mempunyai karakteristik:
1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari.
2. Kewaspadaan meningkat.
3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat.
4. Dapat menjadi motivasi posotif untuk belajar dan menghasilkan kreatifitas.
5. Respon fisiologis : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat
sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berekrut, serta bibir bergetar.
6. Respon kognitif : mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi
pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, dan terangsang untuk
melakukan tindakan.
7. Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor halus pada
tangan, dan suara kadang-kadang meninggi.
b. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
Lp Ansietas/Ekawati S.Kep/Kep Jiwa Page 2
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan
denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara
cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar
namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan
terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung,
tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis. Kecemasan sedang mempunyai
karakteristik seperti:
1. Respon biologis : sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, sering
berkemih, dan letih.
2. Respon kognitif : memusatkan perhatian pada hal yang penting dna
mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari
luar tidak mampu diterima.
3. Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegas,
bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang
lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit
kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan
persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya
sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak
berdaya, bingung, disorientasi. Kecemasan berat mempunyai karakteristik :
1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
lain.
2. Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan
sakit kepala,penglihatan kabur, serta tampak tegang.
3. Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagidan membutuhkan banyak
pengarahan / tuntunan, serta lapang persepsi menyempit.
4. Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat dan komunikasi
menjadi terganggu (verbalisasi cepat).
Lp Ansietas/Ekawati S.Kep/Kep Jiwa Page 3
d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena
mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan
ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan
inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,
menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. Panik mempunyai karakteristik seperti:
1. Respons fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada,
pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik.
2. Respons kognitif : gangguan realitas, tidak dapat berfikir logis, persepsi
terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami
situasi.
3. Respons prilaku dan emosi : agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,
berteriak-teriak, kehilangan kendali atau kontrol diri (aktifitas motorik tidak
menentu), perasaan terancam serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan
dii sendiri dan atau orang lain.
FAKTOR PRESDISPOSISI
FAKTOR PRESIPITASI
SUMBER KOPING
MEKANISME KOPING
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012. Nursing
Interventions Classification (NIC): Fifth Edition. Lowa: Mosby Elsavier.
Jhonson, Marion. 2012. Lowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC): Missoury:
Mosby.
Stuart, Gail W. 2013. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 10th Edition. Missouri:
Elsevier Mosby.
Stuart, dkk. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.