PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan
objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai
ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi
apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang
bersangkutan.
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan
bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap
harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.
Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan
menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu
sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus
kecemasan yang terjadi.
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan
mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World Health
Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan dunia,
memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu global
WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia,
Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol
sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat:
1. Membedakan antara ansietas normal dengan ansietas yang dialami pada
gangguan ansietas
2. Membedakan antara ansietas, takut, dan stress
3. Menjelaskan akibat positif dan negatif ansietas
4. Menjelaskan tingkat ansietas dengan perubahan prilaku yang terkait dengan
setiap tingkat tersebut
5. Mendiskusikan penggunaan mekanisme pertahanan oleh individu yang
mengalami gangguan ansietas
6. Menjelaskan teori etiologi terbaru tentang gangguan ansietas mayor
7. Menerapkan proses keperawatan pada perawatan klien yang mengalami
ansietas dan gangguan terkait stress
8. Memberi penyuluhan kepada klien, keluarga, pemberi perawatan, dan anggota
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang ansietas dan gangguan
terkait stress
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Ansietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan,
agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan
datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa
kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala
atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa
ingin bergerak dan gelisah. (Harold I. LIEF) “Anenvous condition of unrest”
(Leland E. HINSIE dan Robert S Campbell).
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh
dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan
rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok
biososialnya. (J.J GROEN).
1. Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut ”gila”, takut
2. Gejala fisik:
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan
kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus
menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual;
vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat
diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga
kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk
penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada
penderitaan dan gejala ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan
cukup gawat.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Teori Psikoanalitik
2. Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
D. Penggolongan Ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
a. Respon Fisiologis
b. Respon Kognitif
5) Aktivitas menyendiri
6) Ansietas Sedang
beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda.
menurun, individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan
a. Respon fisiologis
b. Respon kognitif
1) Tidak nyaman
2) Mudah tersinggung
4) Tidak sadar
5) Gembira
3. Ansietas berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang
dan berjuang, atau menjadi beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.
a. Respon fisiologis
2) Hiperventilasi
9) Mondar-mandir, berteriak
b. Respon kognitif
3) Sulit berfikir
8) Egosentris
c. Respon prilaku dan emosi
1) Sangat cemas
2) Agitasi
3) Takut
4) Bingung
6) Menarik diri
7) Penyangkalan
8) Ingin bebas
1 Gangguan Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan
panik ditegakkan ketika individu mengalami serangan panik berulang dan tidak
satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir
tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait
penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu
stimulus fobia atau karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah
sistem saraf pusat dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang
sama, yamg terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang
Ada dua kriteria Gangguan panik: gangguan panik tanpa agorafobia dan
gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada
serangan panic
F. Gambaran Klinis
harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering
yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah
ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien
sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana
G. Gejala Penyerta
dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri
selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi
H. Diagnosa Banding
dsb
3. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi
medis umum
4. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. misal
Terapi
Konseling: ajari pasien untuk diam di tempat sampai serangan panik berlalu,
konsentrasikan diri untuk mengatasi ansietas bukan pada gejala fisik, rileks,
menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik,
akan berlalu.
medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan
depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100
150 mg malam selama 2 minggu). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti
perlu.
I. Gangguan Fobik
menderita gangguan ini. FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang
yang ditakuti.
dsb.
Pedoman Diagnostik
1. Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan (obyek/
situasi)
Terapi
150 mg/ hari. Bila ada ansietas beri antiansietas dalam waktu singkat, karena
bisa menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat mengurangi gejala fisik.
1. OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan
tidak dikehendaki.
Pedoman Diagnosis
Terapi
pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi
situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan
bila mereka mengalami suatu stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir
melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap
berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres
pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda.
Pedoman Diagnostik
serius, atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain
4. Keadaan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih
cara berikut:
5. Rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian
8. Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau
traumatik
11. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran, seperti dua atau lebih
12. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.
seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons
terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang
dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik
memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut.
Pedoman Diagnostik
Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya
pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah
beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a)
tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran
klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan
jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru
otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan
diungkapkan.
Pedoman Diagnostik
hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa
bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut : kecemasan tentang
Terapi
Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya
terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap.
Medikasi ansietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu,
Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada
depresi. Konsultasi spesialistik bila ansietas berat dan berlangsung lebih dan 3
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.
Penerbit MocoMedia
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
Jakarta : EGC.