Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA SISTEM

GASTROINTESTINAL DENGAN KONDISI AKUT ABDOMEN


PERITONITIS

NADIYAH PUTRI ILHAMSYAH 105111100821

RIFDA MARDALENA 105111101021

MIKA KARMILA 105111100921

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta`ala


yang telah memberikan datang dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul
“Paritonitis”

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Gawat Darurat Selanjutnya, kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Sebagai dosen mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat yang telah banyak memberi bantuan dengan arahan dan
petunjuk yang jelas sehingga mempermudah kami menyelesaikan tugas
ini.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan ating, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

15 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Anatomi Fisiologi....................................................................................................5
B. Pengertian..............................................................................................................6
C. Etiologi...................................................................................................................6
D. Tanda dan Gejala....................................................................................................7
E. Patofisiologi............................................................................................................7
F. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................8
G. Asuhan Keperawatan.............................................................................................8
1. Pengkajian..........................................................................................................8
2. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................10
3. Implementasi....................................................................................................13
4. Evaluasi.............................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peritonitis adalah peradangan pada selaput serosa yang melapisi


rongga abdo-men dan organ viseral di dalamnya (perito-neum) dan
merupakan suatu kegawat-daruratan yang biasanya disertai dengan
bakteremia atau sepsis. Peritonitis harus didiagnosis dan ditangani sedini
mungkin karena penanganan yang tidak tepat waktu dapat mengancam
jiwa. Namun, kenyataan-nya masih ditemukan kasus penundaan
pengobatan pasien yang datang dengan keluhan nyeri akut abdomen
akibat peri-tonitis di UGD.

Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang tetap bersifat


epitelial. Pada permulaan, mesoderm merupakan dinding dari sepasang
rongga yaitu coelom. Di antara kedua rongga terdapat entoderm yang
merupakan dinding enteron. Enteron didaerah abdomen menjadi usus.
Kedua rongga mesoderm, dorsal dan ventral usus saling mendekat,
sehingga mesoderm tersebut kemudian menjadi peritonium.

Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum paretal yang


melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum visceral yang melapisi
semua organ yang berada dalam rongga abdomen.Ruang yang terdapat
diantara dua lapisan ini disebut ruang peritoneal atau kantong
peritoneum.Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan
merupakan saluran telur yang terbuka masuk ke dalam rongga
peritoneum, di dalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong.

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum-lapisan membrane serosa rongga


abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis atau kumpulan tanda dan gejala,

4
diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular,
dan tanda-tanda umum inflamasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1. Apa itu peritonitis?
2. Bagaimana pengkajian pada pasien peritonitis?
3. Diagnosa apa saja yang terjadi pada pasien peritonitis?
4. Apa intervensi keperawatan pada pasien peritonitis?
5. Apa implementasi keperawatan pada pasien perintonitis?
6. Bagaimana Evaluasi pada pasien perintonitis?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian perintonitis
2. Mengetahui pengkajian pada pasien perintonitis
3. Mengetahui diagnosa yang muncul pada pasien perintonitis
4. Mengetahui intervensi atau rencana tindakan pada pasien
perintonitis
5. Mengetahui implementasi atau tindakan yang dilakukan pada
pasien perintonitis
6. Mengetahui evaluasi pada pasien perintonitis

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi

Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang tetap


bersifat epitelial. Pada permulaan, mesoderm merupakan dinding
dari sepasang rongga yaitu coelom. Di antara kedua rongga
terdapat entoderm yang merupakan dinding enteron. Enteron
didaerah abdomen menjadi usus. Kedua rongga mesoderm, dorsal
dan ventral usus saling mendekat, sehingga mesoderm tersebut
kemudian menjadi peritonium.
Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum paretal
yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum visceral
yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga
abdomen.Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut
ruang peritoneal atau kantong peritoneum.Pada laki-laki berupa
kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur
yang terbuka masuk ke dalam rongga peritoneum, di dalam
peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar
(omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah
depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati,
kurvaturan minor, dan lambung berjalan keatas dinding abdomen
dan membentuk mesenterium usus halus.
Lapisan peritoneum dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina
visceralis (tunika serosa).
b. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut
lamina parietalis.
c. Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan
lamina parietalis.
Fungsi peritoneum:

6
a. Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis.
b. Membentuk pembatas yang halus sehinggan organ yang
ada dalam rongga peritoneum tidak saling bergesekan.
c. Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ
terhadap dinding posterior abdomen.
d. Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu
melindungi terhadap infeksi.

B. Pengertian

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum-lapisan membrane


serosa rongga abdomen dan meliputi visera merupakan penyulit
berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis
atau kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan dan nyeri
lepas pada palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum
inflamasi. Pasien dengan peritonitis dapat mengalami gejala akut,
penyakit ringan dan terbatas, atau penyakit berat dan sistemikengan
syok sepsis (Ardi.2012)
Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneum yang
disebabkan oleh infiltrasi isi usus dari suatu kondisi seperti ruptur
apendiks, perforasi/trauma lambung dan kebocoran anastomosis.
Peritonitis adalah peradangan perintoneum yang merupakan
komplikasi berbahaya akibat penyebaran infeksi dari organ organ
abdomen (apendisitis, pankreatitis, dll) reputra saluran cerna dan
luka tembus abdomen.

C. Etiologi

Peritonitis dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal


yaitu :
1. Cedera
Trauma seperti luka tembak atau luka tusuk dapat
menyebabkan peritonitis.

7
2. Peradangan
Peradangan yang meluas dari organ di luar area peritoneum
seperti ginjal dapat menyebabkan peritonitis.
3. Bakteri yang paling umum terlibat adalah Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, dan Streptococcus.

D. Tanda dan Gejala

1. Nyeri. Pada mulanya, terdapat nyeri yang menyebar, yang


cenderung menjadi konstan, terlokalisasi, dan lebih intens pada
lokasi proses patologis.
2. Kelembutan. Daerah perut yang terkena menjadi sangat lunak
dan menggembung, otot menjadi kaku, dan gerakan dapat
memperburuk keadaan.
3. Perubahan tanda-tanda vital. Suhu diperkirakan 37,8C hingga
38,3C seiring dengan peningkatan denyut nadi.

E. Patofisiologi

Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen


kedalam rongga abdomen, biasanya diakibatkan dan peradangan
iskemia, trauma, atau perforasi tumor, peritoneal diawali
terkontaminasi material. Awalnya material masuk kedalam rongga
abdomen adalah steril kecuali pada kasus peritoneal dialysis tetapi
dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri. Akibatnya timbul
edema jaringan dan pertambahan eksudat. Cairan dalam rongga
abdomen menjadi keruh dengan bertambah sejumlah protein, sel-
sel yang rusak dan darah.
Respon yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotil
tetapi segera diikuti oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara
dan cairan dalam usus besar. Timbulnya peritonitis adalah
komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi.
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah

8
keluarnya eksudat fibrinosa. Kantong-kantong nanah (abses)
terbentuk diantara perlengketan fibrosa yang menempel menjadi
satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi.

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes laboratorium
1) Analisa gas darah (AGD) : Alkalosis respiratori dan
asidosis mungkin ada.
2) Sel darah putih meningkat kadang-kadang lebih besar
dari 20.000 Sel darah merah mungkin meningkat,
merupakan hemokonsentrasi.
3) Hemoglobin dan haematocrit mungkin rendah bila terjadi
kehilangan darah.
b. Protein/albumin serum: mungkin menurun karena
penumpukan cairan (di intra abdomen).
c. Amilase serum: biasanya meningkat
d. Elektrolit serum: hypokalemia mungkin ada.
e. X-ray

G. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1) Triage
- Keluhan Utama
- Riwayat Keluhan utama
TTV
- Tekanan darah
- Suhu
- Nadi
- Pernapasan
Berat badan dan Tinggi badan

Pengkajian Primer:

9
1) Airway (Jalan Nafas)
- Kepatenan jalan napas
- Sumbatan jalan nafas
- Bunyi nafas
2) Breathing
- Frekuensi pernafasan
- Kedalaman pernafasan
- Pergerakan dinding dada
- Pernafasan cuping hidung
- Irama pernafasan
3) Circulation
- Frekuensi Nadi
- Kualitas nadi
- irama nadi
- Warna kulit
- Sianosis
- Cappilarry refill time
- Edema
4) Disability
- Jenis kesadaran
- Nilai GCS meliputi Eye,Motorik,Verbal

Pengkajian Sekunder

1) Anamnesa
2) Kaji adanya nyeri abdomen
3) Kaji adanya anoreksia ,nausea dan vomitus
4) Kaji adanya diare
5) Kaji adanya konstipasi dan keluhan tidak dapat flatus
6) Pemeriksaan fisik :
- Inspeksi
- Palpasi

10
- Perkusi
- Auskultasi
- Pemeriksaan penunjang: darah, Protein/albumin serum,
Amilase serum, Elektrolit serum, X-ray

2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera


fisiologis
2) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
3. Rencana Keperawatan

Diagnosa Intervensi Keperawatan Evaluasi


Keperawatan (SIKI) Keperawaan (SLKI)
(SDKI)
Nyeri akut Manajemen Nyeri. Setelah dilakukan
Penyebab : Observasi : asuhan keperawatan
Agen cedera  Identifikasi diharapkan tingkat
fisiologs lokasi,karakteristik,durasi,f nyeri menurun
Gejala dan rekuensi,kualitas,intensita dengan kriteria hasil :
tanda Mayor: s nyeri  Keluhan Nyeri
Subjektif :  Identifikasi skala nyeri menurun
 Mengekuh  Identifikasi respon nyeri  Meringis menurun
nyeri non verbal  Kesulitan tidur
Objektif :  Identifikasi factor yang menurun
 Tampak memperberat dan  Frekuensi nadi
meringis memperingan nyeri membaik
 Bersikap  Identifikasi pengetahuan  Tekanan darah
profektif dan keyakinan tentang membaik
 Gelisah nyeri
 Frekuensi  Identifikasi pengaruh
nadi budaya terhadap nyeri

11
meningkat  Identifikasi pengaruh nyeri
 Sulit tidur pada kualitas hidup
Gejala dan  Monitor keberhasilan
tanda Minor : terapi komplementer yang
Subjektif : sudah diberikan
(tidak tersedia)  Monitor efek samping
Objektif : penggunaan analgetik
 Tekanan Terapeutik :
darah  Berikan Teknik
meningkat nonfarmakologis untuk
 Pola napas mengurangi rasa nyeri
berubah  Control lingkungan yang
 Nafsu memperberat rasa nyeri
makan  Fasilitasi istirahat tidur
berubah  Pertimbangkan jenis dan
 Proses sumber nyeri dalam
berfikir pemilihan strategi
terganggu meredakan nyeri
 Menarik diri Edukasi :
 Berfokus  Jelaskan
pada diri penyebab,periode,dan
sendiri pemicu nyeri
 Diaphoresis  Jelaskan
strategi ,meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk

12
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Hipertermia Manajemen hipertermia Setelah dilakukan
penyebab : Observasi : asuhan keperawatan
Proses  Identifikasi penyebab diharapkan suhu
penyakit hipertermia menurun dengan
Gejala dan  Monitor suhu tubuh kriteria hasil :
tanda mayor :  Monitor kadar elektrolit  Menggigi
Subjektif :  Monitor haluaran urine menurun
(tidak tersedia)  Monitor komplikasi akibat  Suhu tubuh
Objektif : hipertermia membaik
 Suhu tubuh Terapeutik  Suhu kulit
diatas nilai  Sediakan lingkungan yang membaik
normal dingin
Gejala dan
 Longgarkan atau
tanda minor :
lepaskan pakaian
Subjektif :
 Basahi dan kipasi
(tidak tersedia)
permukaan tubuh
Objektif :
 Berikan cairan oral
 Kulit merah
 Ganti linen setiap hari
 Kejang
atau lebih sering jika
 Takikardi
mengalami hyperhidrosis
 Takipnea  Lakukan pendinginan
 Kulit terasa eksternal
hangat  Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen jika perlu
Edukasi

13
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
ciran elektrolot intravena

3. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat


dari proses keperawatan. Implementasi keperawatan ialah
serangkaian kegatan yang dilakukan oleh perawat dalam
membantu pasien selama menjalani perawatan agar
mendapatkan hasil yang diharapkan.

4. Evaluasi

Evaluasi keperawatan ialah tahapan terkahir dari proses


keperawatan.Evaluasi terdiri dari dua kegiatan yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama
proses perawatan berlangsung atau menilai respon pasien.

BAB III

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perintonitis adalah peradangan pada perintonium yang merupakan


pembungkus visera dalam rongga perut. Perintonium adalah selaput tipis
dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah
dalam. Perintonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut
pelvioperitonitis.

Penyebab perintonitis antara lain : penyebaran infeksi dari organ perut


yang terinfeksi, penyakit radang panggul pada Wanita yang masih aktif
melakukan kegiatan seksual, infeksi dari Rahim dan saluran telur,
kelainan hati atau gagal jantung, perintonitis dapat terjadi setelah suatu
pembedahan, dilisa perintoneal ( pengobatan gagal ginjal), iritasi tanpa
infeksi.

B. Saran

Kita sebagai perawat dalam mengatasi masalah perintonitis di


Masyarakat dapat memberikan berbagai cara untuk mencegah perintonitis
dan di harapkan dapat memberikan asuhan keperawatan khususnya pada
klien yang mengalami perintonitis yang sesuai dengan apa yang dipelajari.

Jika seseorang sedang menjalani dialisis atau cuci darah, lakukan hal-hal
berikut ini untuk mencegah terjadinya peritonitis:

 Cuci tangan dan kuku secara menyeluruh sebelum menyentuh


kateter.
 Bersihkan kulit di sekitar kateter setiap hari.
 Ikuti instruksi dokter mengenai perawatan dan penyimpanan
persediaan medis yang Anda perlukan selama cuci darah.

Jika mengalami sakit perut yang parah atau cedera perut, seperti luka
pisau, segera periksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.

15
16
DAFTAR PUSTAKA
References

ardi. 2012. Ardi.2012.Askep Peritonitis. surabaya: scolar.

peritonitis, Nuzul 2012 askep. n.d. unair ac id.

Nurseslabs Medical surgical Nursing Peritonitis https://nurseslabs-


com.translate.goog/peritonitis/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc#h-
causes

Halodoc oeritoitis https://www.halodoc.com/kesehatan/peritonitis

RAHADIYAN MUJA AKX16110 (2019) Karya tulis ilmiah stikes bakti kencana
bandung

Scrib.2013.Faktor Resiko dan Pencegahan Peritonitis. Online:


(http://www.scribd.com/doc/123953569/FAKTOR-RESIKO-Dan-Pencegahan-Peritonitis

Lili.2013.Peritonitis.Online:(http://lilipsikc2.blogspot.com/2013/08/
peritonitis_19.html).

17

Anda mungkin juga menyukai