Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, kami
kelompok III memanjatkan syukur kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Seminar
Kasus Dengan Dignosa medis Peritonitis Di Ruangan IGD Bedah di RSUD.
Kelompok III
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................ 1
2.1 Definisi................................................................................................ 3
2.2 Etiologi................................................................................................ 4
2.3 Manifestasi Klinis................................................................................ 6
2.4 Patofisiologi......................................................................................... 7
2.5 Pathway............................................................................................... 8
2.6 Pemeriksaan Diagnostik...................................................................... 9
2.7.Komplikasi........................................................................................... 9
2.8 Penatalaksanaan................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14
3.2 Saran.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
2.1 Definisi
Peritonitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada peritoneum. Peritoneum adalah lapisan tipis dari jaringan yang melapisi
organ-organ perut dan terletak di dalam dinding perut. Peradangan ini disebabkan
oleh infeksi bakteri atau jamur pada membrane ini. Ada dua tipe peritonitis yaitu
primer dan sekunder. Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari
pembuluh darah dan pembuluh limfe ke peritoneum. Penyebab peritonitis primer
yang paling umum adalah penyakit hati. Peritonitis sekunder adalah tipe
peritonitis yang lebih umum. Hal ini terjadi ketika infeksi yang berasal dari
saluran pencernaan atau saluran empedu menyebar ke dalam peritoneum.
Peritonitis juga dapat bersifat akut atau kronis.
Peritonitis akut adalah peradangan yang tiba-tiba pada peritoneum
sedangkan peritonitis kronis adalah peradangan yang berlangsung sejak lama pada
peritoneum. Peritonitis adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa karena
memerlukan perawatan medis secepatnya. Infeksi menghentikan pergerakan usus
yang normal (peristaltik). Tubuh segera mengalami dehidrasi, dan zat-zat kimia
penting yang disebut elektrolit dapat menjadi sangat terganggu. Seseorang yang
menderita peritonitis dan tidak dirawat dapat meninggal dalam beberapa hari.
Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneal dapat berupa primer atau
sekunder, akut atau kronis dan diakibatkan oleh kontaminasi kapasitas peritoneal
oleh bakteri atau kimia. Primer tidak berhubungan dengan gangguan usus dasar
(contoh: sirosis dengan asites, system urinarius); sekunder inflamasi dari saluran
GI, ovarium/uterus, cedera traumatic atau kontaminasi bedah (Doenges, 1999).
Peritonitis adalah inflamasi peritonium yang bias terjadi akibat infeksi bacterial
atau reaksi kimiawi (Brooker, 2001). Peritonitis adalah infeksiseius atau
5
peradangan dari sebagian atau seluruh peritonium, penutup dari saluran usus
(Griffith, 1994)
2.2 Etiologi
Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan didalam abdomen berupa
inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi appendisitis, perforasi tukak
lambung, perforasitifus abdominalis. Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena
perforasi organ berongga karena trauma abdomen.
1) Bakterial, misalnya Bacteroides, E.Coli, Streptococus,Pneumococus, proteus,
kelompok Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium Tuberculosa.
Misalnya peradangan dinding peritonium yang terjadi bila benda asing
termasuk bakteri atau isi gastrointestinal.
2) Kimiawi, yaitu pada getah lambung,dan pankreas, empedu,darah, urin, benda
asing (talk, tepung).
Misalnya, robek atau perforasi dari organ mana saja diperut, seperti
apendiksitis, tukak peptik, atau divetikulum yang terinveksi atau kandung
kemih. Juga luka pada dinding perut, seperti karena pisau atau luka karena
tembak, atau dapat pula karena penyakit radang panggul atau robeknya
kehamilan ektopi
Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai bentuk:
1. Peritonitis primer (Spontaneus)
Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsung dari
rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis primer
adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis.
Kira-kira 10-30% pasien dengan sirosis hepatis dengan ascites akan
berkembang menjadi peritonitis bakterial.
2. Peritonitis sekunder
Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering
kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus
halus (Brian,2011).
6
2.4 Patofisiologi
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ abdomen ke dalam
rongga abdomen sebagai akibat dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau
perforasi tumor. Terjadinya proliferasi bacterial, terjadinya edema jaringan dan
dalam waktu singkat terjadi eksudasi cairan. Cairan dalam rongga peritoneal
menjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein, sel darah putih, debris seluler
dan darah. Respons segera dari saluran usus adalah hipermotilitas, diikuti oleh
ileus paralitik disertai akumulasi udara dan cairan dalam usus.
8
2.5 Phatway
PERITONITIS
Risiko Perfusi
Serebral Tidak Efektif Defisit Nutrisi
9
2.7 Komplikasi
Menurut Chushieri komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial akut
sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan
lanjut, yaitu :
a. Komplikasi dini
1) Septikemia dan syok septic
2) Syok hipovolemik
3) Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan
multi system
4) Abses residual intraperitoneal
5) Portal Pyemia (misal abses hepar)
b. Komplikasi lanjut
2) Adhesi
3) Obstruksi intestinal rekure
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Pembedahan
Management peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. Hampir
semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan
(laparotomieksplorasi).
Pertimbangan dilakukan pembedahan a.l:
a. Pada pemeriksaan fisik didapatkan defansmuskuler yang meluas, nyeri tekan
terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok,
anemia progresif), tanda sepsis (panastinggi, leukositosis), dan tanda iskemia
(intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani).
b. Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensiusus,
extravasasi bahan kontras, tumor, danoklusi vena atau arteri mesenterika.
c. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan
saluran cerna yang tidak teratasi.
d. Pemeriksaan laboratorium.
Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :
11
4) Drainase (pengaliran) pada peritonitis umum tidak dianjurkan, karena pipa drain itu
dengan segera akan terisolasi/terpisah dari cavum peritoneum, dan dapat menjadi tempat
masuk bagi kontaminaneksogen. Drainase berguna pada keadaan dimanater jadi
kontaminasi yang terus-menerus (misal fistula) dan diindikasikan untuk peritonitis
terlokalisasi yang tidak dapat direseksi.
2.8.3 Pngobatan
Biasanya yang pertama dilakukan adalah pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila
terdapat apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau divertikulitis. Pada
peradangan pankreas (pankreatitisakut) atau penyakit radang panggul pada wanita,
pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan. Diberikan antibiotik yang tepat, bila perlu
beberapa macam antibiotic diberikan bersamaan.
B. Konsep keperawatan
A. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Biodata/ identitas pasien :
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,no medrek,diagnose, tanggal
masuk, dan alamat
2. Riwayat penyakit
a) Keluhan utama
Nyeri abdomen. Keluhan nyeri dapat bersifat akut, awalnya rasa sakit sering
kali membosankan dan kurang terlokalisasi (peritoneum viseral). Kemudian
berkembang menjadi mantap, berat, dan nyeri lebih terlokalisasi (peritoneum
parietal). Jika tidak terdapat proses infeksi, rasa sakit menjadi berkurang. Pada
beberapa penyakit tertentu (misalnya: perforasi lambung, pankreatitis akut
berat, iskemia usus) nyeri abdomen dapat digeneralisasi dari awal
b) Riwayat kesehatan sekarang
Didapat keluhan lainnya yang menyertai nyeri, seperti peningkatan suhu
tubuh, mual, dan muntah. Pada kondisi lebih berat akan didapatkan penurunan
kesadaran akibat syok sirkulasi dari septikemia
c) Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk dikaji dalam menentukan penyakit dasar yang menyebabkan
kondisi peritonitis. Untuk memudahkan anamnesis, perawat dapat melihat
pada tabel. Penyebab dari peritonitis sebagai bahan untuk mengembangkan
11
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput
organ perut (peritonieum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Lokasi peritonitis bisa
terlokalisir atau difuse, riwayat akut atau kronik dan patogenesis disebabkan oleh
infeksi atau aseptik.
Ada dua tipe peritonitis yaitu primer dan sekunder. Peritonitis primer
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari pembuluh darah dan pembuluh limfe ke
peritoneum. Penyebab peritonitis primer yang paling umum adalah penyakit hati.
Peritonitis sekunder adalaht ipe peritonitis yang lebih umum.
Peritonitis juga dapat bersifat akut atau kronis. Peritonitis akut adalah
peradangan yang tiba-tiba pada peritoneum sedangkan peritonitis kronis adalah
peradangan yang berlangsung sejak lama pada peritoneum.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat dapat menangani dan
dapat mengatasi apabila pasien dengan peritonitis. Perawat diharapakan dapat
melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik kepada klien dengan peritonitis.
2
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasa oleh Hartono, dkk.
Jakarta: EGC.
Dongoes, M.E., Mary F.M., dan Alice C. G. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.