Anda di halaman 1dari 36

AKUT ABDOMEN

Paper ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Haji Medan

Disusun Oleh:
Msy Siti Wisda Rahmadia
18360107

Pembimbing:
dr. M.H. Martanta Tarigan, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


DEPARTEMEN ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmatNya, sehingga Penulis telah
selesai menyusun makalah ini guna memenuhi persyaratan mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Bedah, dengan judul “Akut Abdomen”.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Haji Medan dalam penyusunan
makalah ini.
Bahwasannya hasil usaha penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada
penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna
perbaikan penyusunan paper lain di kemudian hari.
Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu Bedah dalam klinik.

Medan, Juli 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi............................................................................................... 5
2.2 Etiologi............................................................................................... 5
2.3 Diagnosis............................................................................................ 7
2.4 Diagnosis Banding............................................................................. 16
2.5 Penatalaksanaan Akut Abdomen ...................................................... 27

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

Istilah “akut abdomen” mewakili gejala-gejala abdomen yang sangat berat, terjadi
tiba-tiba yang menunjukkan kelainan intraabdominal yang dapat mengancam nyawa.
Akut abdomen membutuhkan diagnosis yang cepat dan spesifik, penanganan yang cepat
dan sering membutuhkan tindakan pembedahan. Diagnosis banding akut abdomen
sangat luas dan diagnosis definitifnya seringkali sulit ditentukan. Hal ini disebabkan
banyak organ-organ yang terdapat dalam rongga peritoneal dan sering terdapat nyeri
yang menjalar.
Semua organ yang terdapat dalam abdomen, pelvis dan retroperitoneum dapat
menyebabkan akut abdomen. Tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa
diabetik ketoasidosis, porphyria, cardiac dan pulmonary acute disorder juga dapat
menyebabkan nyeri abdomen. Memahami mekanisme distribusi persyarafan nyeri
dalam abdomen dan retroperitoneum dapat menjelaskan gejala klinis dan tanda dari akut
abdomen.
Nyeri abdomen merupakan alasan tersering pasien mendatangi instalasi gawat
darurat, yaitu delapan juta (7%) dari 119 juta kunjungan pada tahun 2006. Setiap dokter
harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi akut abdomen. Nyeri abdomen sering
menjadi gejala dari penyakit yang serius dan misdiagnosa sering terjadi.
Diagnosis penyebab nyeri akut abdomen merupakan tantangan yang sangat besar
bagi seorang dokter. Keputusan untuk melakukan tindakan pembedahan yang segera
atau tidak tergantung dari diagnosis yang ditentukan. Karena keterlambatan yang terjadi
dapat menimbulkan penyulit yang berakibat tingginya angka morbiditas dan mortalitas
yang ada. Ketepatan diagnosis dan penatalaksanaannya sangat bergantung dari
kemampuan seorang dokter untuk melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan.

4
BAB II
AKUT ABDOMEN

2.1 Definisi
 Proses intraabdominal yang menyebabkan nyeri yang hebat, membutuhkan
diagnosis yang cepat dan spesifik, berlangsung <24 jam, mengancam nyawa,
membutuhkan penanganan yang cepat dan sering membutuhkan tindakan
pembedahan.

2.2 Etiologi
 Inflamasi
o Bakteri, misalnya: appendicitis akut, diverticulitis, dan beberapa kasus
pelvic inflammatory disease.
o Kimiawi, misalnya karena perforasi ulkus peptikum, dimana asam
lambung dapat menyebabkan reaksi peritoneal yang hebat.
 Mekanik
o Obstruktif, misalnya: hernia incarcerata, adhesi post-operatif,
intususepsi, malrotasi usus dengan volvulus, atresia kongenital atau
stenosis usus. Penyebab tersering obstruksi usus besar adalah Ca colon.
 Vaskular
o Kelainan vaskular yang dapat menyebabkan akut abdomen adalah
trombosis arteri mesenterica atau emboli. Ketika suplai darah terhenti,
dapat terjadi nekrosis jaringan, dengan gangren pada usus.
 Kongenital
o Defek kongenital memerlukan tindakan operasi akut abdomen segera
sejak dari saat kelahiran, seperti pada keadaan atresia duodenum,
omphalocele atau hernia diaphragmatica sampai bertahun-tahun
setelahnya seperti pada malrotasi usus kronik.
 Trauma
o Penyebab trauma dari akut abdomen bervariasi, dari luka tusuk dan luka
tembak sampai luka benda tumpul yang dapat menyebabkan ruptur lien.
Riwayat kejadian trauma harus jelas.

5
Gambar 1. Lokasi dan Penyakit yang Dapat Menyebabkan Akut Abdomen

6
2.3 Diagnosis
2.3.1 Anamnesis
 Nyeri Perut
Keluhan yang menonjol pada akut abdomen adalah nyeri. Nyeri perut dapat berupa
nyeri viseral maupun nyeri somatik. Dalam diagnosis klinik, rasa nyeri yang berasal dari
bermacam-macam organ viseral dalam abdomen merupakan salah satu kriteria yang
dapat dipakai untuk mendiagnosis peradangan viseral, penyakit, dan kelainan dari organ
viseral. Pada umumnya organ viseral tidak mempunyai reseptor-reseptor sensorik untuk
modalitas sensasi lain, kecuali untuk rasa nyeri.
Setiap stimulus yang dapat merangsang ujung serabut nyeri yang terdapat di daerah
viseral yang luas dapat menimbulkan rasa nyeri viseral. Pada dasarnya, semua nyeri
viseral yang murni dalam rongga abdomen dijalarkan melalui serabut saraf sensorik
yang berjalan dalam saraf otonom, terutama saraf simpatis. Serabut-serabut ini adalah
serabut kecil tipe C. Bila nyeri viseral dialihkan ke permukaan tubuh, biasanya nyeri itu
akan terlokalisasikan sesuai asal segmen dermatom organ viseral itu pada saat masa
embrional dan tidak memperhatikan letak organ itu sekarang berada.
Misalnya, semasa embrio lambung kira-kira berasal dari segmen torakal ketujuh
sampai kesembilan. Nyeri lambung dialihkan ke epigastrium anterior di atas umbilikus,
yaitu daerah permukaan tubuh yang dipersarafi oleh segmen torasika ketujuh sampai
kesembilan. Nyeri dari organ viseral seringkali secara bersamaan terlokalisasi di dua
daerah permukaan tubuh karena nyeri dijalarkan melalui jaras alih viseral dan parietal.
Pada apendisitis yang meradang, impuls nyeri yang berasal dari apendiks akan
melewati sertabut-serabut nyeri viseral saraf simpatis dan selanjutnya akan masuk ke
medula spinalis kira-kira setinggi T-10 atau T-11. Nyeri ini akan dialihkan ke daerah
sekeliling umbilikus. Sebaliknya impuls nyeri seringkali juga dimulai di peritoneum
parietal tempat apendiks yang meradang menyentuh atau melekat pada dinding
abdomen. Hal ini menyebabkan nyeri tajam di sekitar peritoneum yang teriritasi di
kuadran kanan bawah abdomen.
Nyeri viseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya dengan asal organ tersebut
pada masa embrional. Sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ yang
mengalami kelainan sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya.

7
 Nyeri Alih (Referred Pain)
Seringkali seseorang merasakan nyeri di bagian tubuh yang letaknya jauh dari
jaringan yang menyebabkan rasa nyeri. Biasanya nyeri jenis ini mula-mula timbul pada
salah satu daerah di permukaan tubuh. Juga nyeri ini mungkin dialihkan ke daerah
dalam tubuh yang tidak tepat betul dengan daerah organ yang menimbulkan nyeri.

 Nyeri Iskemik
Iskemik menyebabkan nyeri viseral dengan cara yang tepat sama seperti timbulnya
rasa nyeri di jaringan lain. Hal ini mungkin karena terbentuknya produk akhir metabolik
yang bersifat asam atau produk yang dihasilkan oleh jaringan degeneratif seperti
bradikinin, enzim proteolitik, atau bahan lain yang merangsang ujung serabut saraf
nyeri.
Nyeri pula bisa bersifat intermiten atau kontinyu. Nyeri intermiten atau cramping
pain atau kolik adalah nyeri yang timbul dalam periode singkat, yang diikuti periode
panjang, dan disertai fase bebas nyeri.
Durasi nyeri memang penting tetapi di dalam menentukan diagnosis, lokasi nyeri,
onset, dan karakter dari nyeri sangat membantu. Nyeri abdomen selama enam jam atau
lebih menunjukkan beratnya derajat nyeri dan penanganan bedah harus dipikirkan.
Nyeri viseral yang disebabkan oleh karena distensi, inflamasi, atau iskemik seringkali
dirasakan sebagai rasa penuh atau tidak nyaman pada daerah pertengahan abdomen.
Dalam melakukan evaluasi nyeri abdomen, penjalaran nyeri menjadi sangat penting.
Kelainan di regio subdiafragma menyebabkan penjalaran nyeri ke daerah bahu.
Penyakit biliar menyebabkan penjalaran nyeri ke bahu kanan atau ke punggung. Nyeri
abdomen bagian atas oleh karena ulkus peptikum, kolesistitis akut, dan pankreatitis.
Nyeri abdomen bagian bawah sering disebabkan oleh kelainan di bidang obstetri dan
ginekologi seperti kista ovarium, divertikulitis, dan ruptur abses tubo-ovarial. Obstruksi
pada usus halus menyebabkan nyeri pertengahan abdomen dengan penjalaran nyeri ke
bagian belakang.

8
Gambar 2. Persarafan Sensoris Organ Viseral
(http:www.elsevier.com)

Gambar 3. Nyeri dari Organ Viseral Abdomen

9
Gambar 4. Penyebab Tersering Nyeri Abdomen

Gambar 5. Nyeri Menyeluruh Abdomen

10
Gambar 6. Nyeri Abdomen Regio Epigastrium, Umbilikus, dan Hipogastrium

11
Gambar 7. Penyebaran Nyeri pada Abdomen Akut

Gambar 8. Pembagian Berdasarkan Kuadran

2.3.2 Pemeriksaan Fisik


Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik, harus sudah dapat dipastikan kira-kira organ
mana yang mengalami kelainan berdasarkan hasil anamnesis. Pemeriksaan fisik
ditujukan untuk mempertegas dan meyakinkan bahwa organ tersebutlah yang
mengalami kelainan. Pemeriksa sebaiknya menggunakan satu jari tangan untuk
menunjukkan rasa nyeri tersebut. Di samping itu pemeriksaan tanda vital harus dipantau
dan dipertahankan tetap stabil. Kondisi pasien yang menunjukkan tanda syok,
hipotermia, takipnea, takikardia, dan kemungkinan hipotensi, menunjukkan adanya
masalah intraabdominal dan memerlukan tindakan pembedahan berupa laparatomi.

12
Dalam memulai pemeriksaan fisik, seorang ahli bedah menempatkan pasien dalam
posisi supinasi, melakukan pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi di
seluruh daerah abdomen. Dilanjutkan pemeriksaan di daerah flank, inguinal, dan
pemeriksaan genitalia maupun rektal.
Langkah awal, pemeriksaan pada daerah abdomen adalah melakukan inspeksi yang
hati-hati pada dinding anterior maupun bagian posterior dari abdomen, flank, perineum
dan genitalia untuk mencari kemungkinan kelainan-kelainan seperti tanda bekas
tindakan operasi (scars), kemungkinan adhesi, hernia (jenis inkarserata atau
strangulasi), distensi (kemungkinan adanya obstruksi), mencari massa dengan
menemukan distensi pada vesica fellea, abses atau tumor, ekimosis atau abrasi oleh
karena tumor, tanda-tanda peningkatan tekanan intraabdominal (eversi umbilikus),
adanya aneurisma, dan tanda peritonitis.
Langkah selanjutnya adalah melakukan auskultasi, bila dalam evaluasi ditemukan
bisisng usus negatif, menunjukkan suatu ileus paralitik, bila hiperaktif atau hipoaktif
sering merupakan suatu kondisi normal, dan apabila didapatkan bisisng usus berupa
metalic sound merupakan indikasi obstruksi mekanik.
Langkah ketiga yaitu pemeriksaan perkusi, ditemukannya daerah dull, adanya cairan
bebas, atau udara bebas di bawah dinding abdomen.Timpani menunjukkan gambaran
obstruksi atau perforasi usus.
Langkah terakhir adalah palpasi, harus dilakukan secara lembut dan dimulai dari area
yang paling jauh dari regio nyeri yang dikeluhkan oleh pasien. Tanda-tanda seperti
Rovsing’s sign (sesuai dengan apendisitis akut), Murphy’s sign untuk kolesistitis akut.
Begitu juga dengan ditemukannya Kehr’s sign (iritasi diafragma). Pemeriksaan yang
tidak kalah pentingnya pada akut abdomen adalah rectal toucher, untuk menilai tonus
sfingter ani, nyeri tekan terlokalisir, adanya hemoroid, massa, atau darah.

2.3.3 Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan rutin berupa,darah lengkap, kimia darah, dan pemeriksaan urin
sebaiknya dikerjakan. Terjadi peningkatan sel darah putih adalah indikasi proses
inflamasi dengan ditemukannya pergeseran hitung jenis ke kiri. Begitu juga bila leukosit
menurun menandakan adanya infeksi virus (gastroenteritis).

13
Elektrolit serum, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin dipergunakan untuk
mengevaluasi kehilangan cairan. Gula darah dan kimia darah sangat membantu dan tes
fungsi hepar seperti serum bilirubin, alkali fosfatase, dan transaminase merupakan
pemeriksaan untuk menilai adanya kelainan hepatobiliar. Bila ada kecurigaan
pankreatitis, dapat dilakukan pemeriksaan kadar amilase dan lipase. Namun, perlu
diingat bahwa kadar amilase bisa menurun atau normal pada pasien dengan pankreatitis
dan mungkin justru meningkat pada pasien dengan kondisi lain seperti obstruksi
intestinal, trombosis mesenterium, dan perforasi ulkus.

2.3.4 Pemeriksaan Radiologi


Pada pasien dengan akut abdomen, dapat dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen
pada posisi supinasi dan posisi berdiri, serta foto torak. Akan tetapi apabila pasien tidak
dapat berdiri, maka dilakukan pemeriksaan pada posisi Left Lateral Decubitus.
Evaluasi terhadap hasil foto harus tetap didasari atau dikonfirmasi dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium yang didapat sebelumnya. Bila
ditemukan adanya gambaran udara bebas dan dilatasi usus kemungkinan terjadi
obstruksi intestinal. Bila ada gambaran pneumoperitoneum, menunjukkan adanya
perforasi. Gambaran kalsifikasi akan tampak bila ditemukan batu pada sistem biliar,
ginjal, maupun uretra. Adanya gambaran udara pada vena porta menunjukkan adanya
kerusakan dari mesenterium dan lain sebagainya.

2.3.5 Diagnosis Kerja


Di dalam menegakkan diagnosis kerja, anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium,
dan radiologis serta diagnosis banding harus menjadi pertimbangan utama. Harus
diingat bahwa secara umum pasien dengan akut abdomen mengikuti four basic
pathways yaitu:
 Pasien memerlukan tindakan laparatomi.
 Keyakinan bahwa kondisi pasien merupakan kondisi yang memerlukan tindakan
pembedahan.
 Kepastian diagnosis.
 Keyakinan tidak memerlukan tindakan pembedahan cukup dengan observasi
(nonsurgikal).

14
Gambar 9. Penanganan Pasien Pankreatitis (Pada pankreatitis akut sebaiknya terapi
bersifat suportif, bila terdapat komplikasi sebaiknya dipilih tindakan pembedahan)

Gambar 10. Gambaran Udara Bebas

Gambar 11. Pada Pasien dengan Obesitas

15
Gambar 12. Pasien dengan Nyeri Abdomen dan Ditemukan Akut Abdomen dengan
Pemeriksaan USG

2.4 Diagnosis Banding


Differential diagnosis pada akut abdomen adalah sebagai berikut:
1. Sistem pencernaan
a. Ulkus gaster atau duodenum
b. Gastritis, gastroenteritis
c. Volvulus
d. Obstruksi intestinal (corpus alienum, intususepsi, hernia incarserata dan
strangulata)
e. Perforasi intestinal
f. Pankreatitis
g. Inflammatory Bowel Disease
h. Hipertensi portal
i. Cholecystitis, ruptur saluran empedu
j. Ruptur diafragma
2. Sistem urinarius
a. Obstruksi uretra dengan atau tanpa hidronefrosis
b. Uroperitoneum (rupture kandung kemih, urethra, ureter)
c. Acute Kidney Disease
d. Pyelonephritis
e. Neoplasma

16
3. Sistem reproduksi

a. Rupture kehamilan ektopik

b. Endometriosis

c. Torsio testis

d. Torsio uterus

e. Tumor ovarium

f. Ruptur kista folikel ovarium

g. Dysmenorrheal

h. Salpingitis akut

4. Cavitas peritoneum

a.  Hemoabdomen

i. Trauma

ii. Neoplasma vascular

iii. Koagulopati

iv. Diapedesis

b. Septic abdomen

i. Perforasi GIT (ulkus, tumor)

ii. Kehilangan suplai darah, corpus alienum

iii. Torsio lien

17
iv. Ruptur abses pancreas

v. Trauma

1. Trauma tumpul (nekrosis jaringan, infeksi)

2. Trauma penetrasi (gigitan, pisau, luka tembak)

c. Hidroabdomen

i. Ascites

ii. Peritonitis, cholangiohepatitis

d. Uroabdomen

i. Ruptur kandung kemih, urethra

5. Infeksi

a. Hepatitis

b. Leptospirosis

6. Musculoskeletal

a. Penyakit discus intervertebralis

b. Ruptur otot abdomen

7. Trauma abdomen, dapat menyebabkan

a. Rupture viscus

b. Fraktur

c. Syok

18
8. Lain-lain

a. Ruptur tumor

b. Keracunan (thallium, arsen) (Burrows, 2003).

19
Tanda- tanda pembeda pada penyakit tersering yang menyebabkan nyeri abdomen bagian atas:
Appendicitis Cholecystitis Peptic ulcer Gastroenteritis Pankreatitis akut
akut akut disease (PUD)

Definisi Inflamasi yang Inflamasi pada Defek fokal Inflamasi pada Inflamasi pada
terjadi pada vesica fellea pada mukosa saluran pankreas
appendix lambung atau pencernaan,
vermiformis duodenum yang termasuk
dapat terjadi lambung, usus
sampai ke atau keduanya
lapisan
submukosa atau
lebih, terdiri
dari ulkus
gaster dan
duodenum
Insidensi Terjadi pada -Perempuan : -terjadi pada 11- -semua umur, - pria > wanita,
8,6% pria, 6,7% laki-laki = 2-3 : 14% laki-laki dan terbanyak pada pada pria
8-11% pada
wanita. 1 perempuan
anak < 5 tahun kebanyakan akibat
Insidensi -Insidensi - Insidensi ↑ pada -laki-laki: alcohol, sedangkan
tertinggi pada meningkat wanita dewasa, perempuan = 1:1 pada wanita akibat
usia 20-40 seiring ↓pada laki-laki - banyak pada biliary tract disease
tahun bertambahnya muda daerah dengan - banyak pada umur
usia sanitasi yang 35-75 tahun
-Dari populasi kurang
penduduk yang
mempunyai
riwayat batu
empedu, 1/3

20
juga
mempunyai
cholecystitis
90% terjadi
calculous
cholecystitis
(adanya batu
empedu), 10%
acalculous
cholecystitis (sebab
lain)
Etiologi Obstruksi pada calculous Infeksi H. - Infeksi bakteri - Batu empedu
lumen cholecystitis : pylori : Salmonella, yang
appendix, bisa - Obesitas/ - obat- Shigella, and menyumbat
terjadi karena rapid weight obatan : Campylobacte ductus
fecalith, loss NSAID r pancreaticus
hiperplasia - Drugs - Lifestyle : - Alcohol
kelenjar limfoid (terutama merokok - Infeksi virus : - Hereditary
akibat infeksi terapi , alkohol rotavirus pancreatitis
seperti hormonal) - Severe mutasi gen
Inflammatory - Kehamilan physiologic - Terapi dengan cationic
bowel disease, stress : luka Proton Pump trypsinogen
gastroenteritis, Acalculous bakar, Inhibitor gene (PRSS1),
cholecystitis :
parasit, corpus multiple menyebabkan
- Major
alienum trauma, aktivasi
surgery or
sepsis prematur dari
severe
- Hipersekresi tripsinogen dan
trauma/burn
(uncommon) tripsin
s
: - Obat-obatan :
- Sepsis
gastrinoma, thiazide
- Prolonged
cystic diuretics,
fasting
fibrosis furosemide,nestr

21
- Sickle cell - Genetik ogens,
disease azathioprine
- Myocard - Hiperparatiroid,
infark hiperkalsemia
- DM
- Pasien
immunocom
promised

Symptom -nyeri pada -nyeri perut - Nyeri -nyeri perut - nyeri perut yang
periumbilical, yang dimulai epigastriik nonspesifik, dull, konstan,
yang menjalar dari seperti rasa nonfokal, disertai terjadi bertahap
ke RLQ epigastrium, terbakar yang cramp sampai mencapai
-Gejala GIT menjalar ke terjadi -demam rasa nyeri yang
seperti nausea, RUQ, bahu setelah Diare encer konstan
vomitus,anoreks kanan dan makan berair, diare - nyeri biasanya
ia yang terjadi scapula (gastric dengan mucus pada region
setelah adanya -Nausea, ulcer) dan 2- dan darah epigastrium,
onset nyeri vomitus 3 jam setelah -mual, muntah menjalar ke
perut -demam makan punggung belakang
-diare, obstipasi (duodenal -mual, muntah,
-demam ulcer) anorexia
- Dispepsia, -diare
termasuk Pasien lebih
bersendawa, nyaman dengan
kembung, posisi terlentang
distensi, dan
intoleransi
makanan

22
berlemak
- Rasa tidak
nyaman di
dada
- Hematemesis
atau melena
akibat GI
bleeding
- Anemia
( kelelahan,
dyspnoe)

Sign -Suhu dan nadi - demam - nyeri tekan - Gejala dehidrasi - Demam,
dapat normal/ -takikardi epigastrium : takikardi, takikardi
meningkat -nyeri tekan - pemeriksaan hipotensi, lesu, - Nyeri tekan
sedikit RUQ/ epigastrik abdomen :nyeri kesadaran epigastrium,
-Sign-sign pada -Muprhy sign terlokalisasi, menurun, mukosa distensi
appendicitis : (+) nyeri lepas, mulut kering, abdomen,
Dunphy sign -Jaundice (15%) kaku mata cekung bising usus
(+), Mc Burney - pada pasien turgor kulit ↓
(+), Sitkowsky yang syok menurun, ↓CRT - Jaundice
(+), Obturator septik : takikardi, - suhu tubuh ↑ (28%)
(+), Psoas hipotensi, anuria - Pada severe
(+),Rovsing(+), necrotizing
Blumberg (+), pancreatitis:
Wahl Cullen sign
(+),Baldwin (+), (+), Grey
Tenhorn (+) Turner sign
(+)

23
Pemeriksaan -Hematologi - Hematol -Endoskopi - Hematologi : - Hematologi
rutin : ogi : -X-ray double leukositosis, rutin :
Penunjang
Leukositosis, leukosit contrast neutrofilia leukositosis,
neutrofilia, osis - Biopsi dan - Feses rutin : shift to the
-CRP ↑ - Serum pemeriksaan kultur dan tes left
-Urinalisis bilirubin histologik resistensi - CRP
-Feses rutin - Alkaline - Amilase,
-USG Appendix phospha lipase
-Appendikogram tase, - ALP
amylase, - Elektrolit,
lipase ureum,
- USG kreatinin
hepatobi - Foto polos
lier abdomen
- CT - USG
SCAN abdomen
- Biliary - MRCP,
radionuc ERCP
lide
scanning
(HIDA
scan)

Tanda- tanda pembeda pada penyakit tersering yang menyebabkan nyeri abdomen bagian bawah:
Appendicitis acuta Nephrolithiasis Salpingitis acuta Kehamilan ektopik Diverticulitis
Definisi Inflamasi yang Batu pada ginjal Inflamasi pada Kelainan reproduksi Inflamasi pada
terjadi pada tuba fallopi dimana divertikula

24
appendix memungkinkan
vermiformis konsepsi yang terjadi
di luar rongga uterus
(endometrium)
Insidensi Terjadi pada 8,6% Pria : wanita = 3:1 - Pada wanita - Terjadi pada Pria > wanita
pria, 6,7% wanita. Dapat menyerang usia semua usia
Insidensi tertinggi semua umur, reproduktif, wanita
pada usia 20-40 tertinggi pada umur lebih sering reproduktif
tahun 35-45 tahun pada remaja - Biasanya pada
Berhubungan perempuan3x wanita yang
dengan genetik > dibanding multigravida
wanita usia 25-
29 tahun

Etiologi Obstruksi pada - asupan cairan Neisseria Faktor risiko : Perforasi dari
lumen appendix, yang rendah, gonorrhoeae, - Tubal damage : divertikulum
Chlamydia
bisa terjadi karena volume rendah trachomatis,
PID, salpingits
fecalith, hiperplasia produksi urin, Gardnerella vaginalis, - Penggunaan
kelenjar limfoid menghasilkan Escherichia coli, kontrasepsi oral
akibat infeksi seperti konsentrasi Haemophilus atau IUD
Inflammatory bowel tinggi zat influenzae, group B - Merokok
beta-hemolytic
disease, terlarut streptococci,
- Pasangan sex
gastroenteritis, pembentuk batu nonhemolytic multiple
parasit, corpus dalam urin streptococci, - Usia tua
alienum Prevotella bivia,
Bacteroides species,
Peptostreptococcus
species, Mycoplasma
hominis, Ureaplasma
urealyticum.
Symptom nyeri pada - nyeri flank -nyeri perut bagian -nyeri perut -nyeri abdomen

25
periumbilical, yang menjalar ke pangkal bawah, nyeri pelvis - amenorrhea sebelah kiri
menjalar ke RLQ paha -demam -vaginal bleeding -demam (bisa
-Gejala GIT seperti - mual, muntah -keputihan -fever ada/tidak)
nausea, -gross hematuria -sakit kepala -flu like syndrome -nausea, vomitus
vomitus,anoreksia -pasien cenderung -nausea, vomitus -pusing -konstipasi, diare
yang terjadi setelah bergerak dan - malaise -muntah -kembung, flatus
adanya onset nyeri gelisah, mencari -frequent miksi
perut posisi nyaman
-diare, obstipasi
-demam
Sign Suhu dan nadi dapat -takikardi, -suhu tubuh ↑ - abdomen kaku - distensi
normal/ meningkat hipertensi - abnormal vaginal - nyeri tekan abdomen,
sedikit - a/r abdomen : discharge abdomen (+) bising
-Sign-sign pada bising usus ↓, nyeri - nyeri tekan perut - syok usus↓,
appendicitis : flank bawah (+) hipovolemik : hipertimpan
Dunphy sign (+), takikardi, i
Mc Burney (+), hipotensi
Sitkowsky (+), ortostatik
Obturator (+), Psoas
(+),Rovsing(+),
Blumberg (+), Wahl
(+),Baldwin (+),
Tenhorn (+)
Pemeriksaan -Hematologi rutin : -hematologi rutin - hematologi : LED -serum β-HCG -Hematologi :
Leukositosis, - elektrolit, ureum, ↑ -USG leukositosis, shift
penunjang
neutrofilia, kreatinin, asam urat -CRP ↑ -Laparoscopy to the left
-CRP ↑ -urinalisis rutin - kultur vaginal -Culdocentesis -elektrolit
-Urinalisis -foto polos abdomen discharge : Neisseria -SGOT,SGPT,
-Feses rutin -Intra Venous gonorrhoeae (+), amylase, lipase
-USG Appendix Pyelography Chlamydia -Foto polos
trachomatis(+)

26
-Appendikogram -USG -USG uterus dan abdomen
adnexa -CT Scan

27
2.5 Penatalaksanaan Akut Abdomen
2.5.1. Penatalaksanaan secara umum
Tujuan pengobatan akut abdomen dibagi dua :
 Menyelamatkan jiwa.
 Meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat dalam fungsi fisiologis alat
pencernaan.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Tindakan penanggulangan darurat
 Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistem pernafasan dan
kardiovaskuler yang
merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita. Bila tanda vital penderita sudah
stabil, dilakukan tindakan lanjutan berupa (b) dan (c).
 Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.
2. Tindakan penanggulangan definitive

Tujuan pengobatan :
1) Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan.
2) Meminimalisasi cacat yang mungkin terjadi dengan cara :
 Menghilangkan sumber kontaminasi.
 Meminimalisasi kontaminasi yang telah terjadi dengan membersihkan rongga
peritoneum.
 Mengembalikan kontinuitas passage usus dan menyelamatkan sebanyak
mungkin usus yang sehat untuk meminimalisasi cacat fisiologis.
Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan membuka rongga
abdomen yang dinamakan laparotomi. Beberapa klinisi berpendapat pemberian
analgetik sebelum menegakkan diagnosis akan mengganggu evaluasi. Tetapi, dosis
sedang analgetik intravena tidak menutupi tanda-tanda peritoneal dan mengurangi rasa
tidak enak sehingga mempermudah dilakukan pemeriksaan. Yang perlu diingat :
 Cari penyebab yang membahayakan jiwa
 Sampingkan wanita hamil pada wanita usia subur

28
 Lihat dan cari tanda-tanda peritonitis, syok, dan obstruksi
 Tes darah adalah pemeriksaan yang minimal harus dilakukan
Penatalaksanaan dari akut abdomen dilakukan berdasarkan kausanya. Secara umum,
pasien akan diberikan cairan intravena. Pasien akan diminta untuk berpuasa, tidak
mengonsumsi makanan atau minuman apapun hingga penyebab akut abdomen
terdeteksi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi pada
penderita akut abdomen dan untuk mempersiapkan apabila tindakan pembedahan perlu
dilakukan. Selanjutnya, pasien diberikan analgetik intravena. Selain diberikan cairan
infus, pasien juga diberikan oksigen dan dilakukan pemasangan kateter. Pasien
dipasangkan NGT untuk melakukan dekompresi lambung. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mencari diagnosis dan menentukan rencana terapi khusus
berdasarkan kausa. Bila perlu, dilakukan tindakan operasi.
Penatalaksanaan nyeri akut abdomen dapat dibagi berdasarkan tipe onset,
patogenesis, gejala klinik yang timbul, dan keperluan akan penatalaksanaan medis dan
pembedahan.
Prioritas I Katastrofik, seperti perforasi, perdarahan masif, oklusi arteri mendadak
dengan nekrosis jaringan yang luas, yang semuanya ditandai oleh nyeri mendadak yang
parah, abdominal tenderness sedang hingga berat dan spasme otot, dan perkembangan
menuju syok yang cepat. Penanganan resusitasi dan yang bersifat suportif amat penting
dan segera diperlukan. Operasi segera dilakukan segera setelah kondisi pasien
memungkinkan untuk menjalani operasi untuk memperbaiki perforasi, untuk
memperbaiki sirkulasi darah dengan memperbaiki strangulasi dan obstruksi, dan untuk
memperbaiki ruptur organ.
Prioritas II meliputi kondisi yang berhubungan dengan kuat kontraksi otot polos
dalam upaya mendorong isi lumen melewati obstruksi. Ini disebut kelompok kolik, yang
ditandai dengan nyeri kram intermitten yang parah dan berulang dan gangguan fungsi
pencernaan serius jika obstruksi terjadi di usus kecil. Reaksi sistemik tidak selalu terjadi
pada stadium awal obstruksi saluran pencernaan, tetapi akan bertambah parah seiring
proses penyakit. Pada obstruksi usus, pembedahan sangat diperlukan untuk mencegah
nekrosis iskemik pencernaan, tetapi tidak lebih berbahaya dari kategori katastrofik.
Prioritas III kategori yang paling tidak gawat darurat, termasuk inflamasi yang
berkaitan dengan nyeri abdomen dan kondisi akut abdomen yang memungkinkan.

29
Progresivitas dari inflamasi berubah seiring waktu. Pada awalnya, gejala klinis sistemik
dan lokal pada abdomen tidak parah dan masih ada cukup waktu untuk observasi dan
evaluasi pasien. Dengan perkembangan inflamasi dan infeksi yang progresif, nyeri dan
tenderness meningkat, menjadi lebih terlokalisir, kemudian demam dan leukosit
meningkat. Tanpa pengobatan lebih lanjut, akan terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut,
perforasi, dan peritonitis dapat terjadi.

Gambar 13. Algoritma evaluasi pada pasien akut abdomen

30
2.5.2. Penatalaksanaan akut abdomen berdasarkan kegawatan dan gejala klinis
Prioritas Mekanisme Gambaran klinik Penatalaksanaan

I. Nyeri, kolaps, shock Perforasi,hemorrhage, Nyeri hebat tiba-tiba, shock atau Resusitasi segera dan
( catastrophic ) seperti ulkus thrombosis,nekrosis tahap seperti shock, perasaan tidak tindak suportif, operasi
perforasi,ruptur kehamilan enak di abdomen, tegang,reaksi segera jika ada indikasi
ektopik, pankreatitis akut, sistemik yang hebat, silent
thrombosis mesenterica, abdomen
ruptur aneurisma dan lain-
lain.
II. Nyeri ( intermittent ), colic Obstruksi dari organ Nyeri kram rekuren, muntah, Tegakkan diagnosis jika
seperti obstruksi intestinal muskular yang lemah distensi, noisy abdomen, reaksi memungkinkan, koreksi
akut, kolik obstruksi biliaris, ( otot polos ), strangulasi sistemik yang ringan sampai berat, keseimbangan sistemik,
kolik uereter. dapat impending atau ada -Ray dapat digunakan operasi segera jika ada
indikasi
III. Nyeri, rasa tidak enak, Iritasi oleh bakteri, kimia, Nyeri yang bervariasi, biasanya Diagnosis klinik biasanya
inflamasi seperti appendicitis faktos ischemic meningkat, rasa tidak nyaman memungkinkan, operasi
akut, cholecystitis akut, yang terlokalisasi,lalu diffuse segera pada appendicitis,
diverticulitis akut, salpingitis dengan ruptur, spasme otot, persiapkan waktu untuk
akut biasanya terdapat massa, reaksi semua terapi( cairan,
sistemik dari yang sedang sampai antibiotik,operasi )

31
berat.

2.5.3. Penyakit spesifik penyebab akut abdomen berdasarkan kategori dari kegawatan dan kebutuhan

Operasi Non Operasi


Catastrophe ( Prioritas I ) Ruptur organ yang lemah yang Pankreatitis akut
spontan atau trauma ( ulkus Thrombosis coronary
peptikum, kehamilan ektopik ) Dissecting aneurysm ( dengan
dengan perdarahan hebat. diagnosis cepat dan keadaan yang
Ruptur organ yang solid terutama memungkinkan dapat dilakukan
trauma ( limpa, hati, ginjal ) operasi )
Oklusi vaskular akut ( kerusakan
mesenterika, obstruksi stragulasi )
Perdarahan hebat, ulkus peptikum,
varises oesophagus.

Colic ( prioritas II ) Obstruksi intestinal akut Kolik biliaris, kolik


Appendicitis acuta ( kolik dari renal,gastroenteritis,impaksi fecal
fecolith pada lumen )

32
Inflamasi ( Prioritas III ) Appendicitis akut Adenitis mesenterica
Cholecystitis akut Enteritis regional
Diverticulitis akut Pelvic Inflammatory Disease
Ruptur folikel ovarium
(Mttelschemrz )
Infeksi traktus urinarius
Pneumonia dan pleuritis

33
BAB III
KESIMPULAN

Akut abdomen ditandai dengan nyeri abdomen yang hebat, terjadi mendadak yang
dapat mengancam nyawa, sedikitnya berlangsung <24 jam, membutuhkan penanganan
yang cepat dan sering membutuhkan tindakan pembedahan. Begitu banyak
kemungkinan penyebab dari akut abdomen, oleh karena itu diagnosis dan
penatalaksanaan yang cepat dan tepat sangat tergantung dari kemampuan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan.

34
Daftar Pustaka

Anand, B. (2015, January 9). Peptic Ulcer Disease. Retrieved from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/181753-overview

Ansari, P. (2014, June). Acute Abdominal Pain. Retrieved May 24, 2015, from
Merck Manual: https://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-
disorders/acute-abdomen-and-surgical-gastroenterology/acute-abdominal-pain

Bardawil, T. (2014, September 2). Fallopian Tube Disorders. Retrieved from


Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/275463-overview#a1

Bloom, A. A. (2014, April 1). Cholecystitis. Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/171886-overview

Bonheur, J. L. (2014, October 2). Bacterial gastroenteritis. Retrieved from


Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/176400-overview
Brunicardi, F. C. (2015). Schwartz's principles of surgery. Mc Graw Hill Education
.
Burrows, C. F. (2003). The Acute Abdomen. Retrieved from 28th world congress of
the world small animal veterinary association:
http://www.vin.com/apputil/content/defaultadv1.aspx?
meta=Generic&pId=8768&id=3850106

Craig, S. (2014, July 21). Appendicitis. Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/773895-overview

Gardner, T. B. (2015, April 1). Acute Pancreatitis. Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/181364-overview

Macaluso, C. R., & McNamara, R. M. (2012). Evaluation and management of acute


abdominal pain in the emergency department. International Journal of General
Medicine, 789-797

Sepilian, V. P. (2014, September 2). Ectopic Pregnancy. Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview

Shahedi, K. (2015, January 14). Diverticulitis. Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/173388-workup#a0720

Sudarthana, K. (2012, 04 01). Abdomen Akut. Retrieved 05 19, 2015, from Bedah
Udayana: https://bedahudayana.files.wordpress.com/2012/04/abdomen-akut.doc

Sjamsuhidajat, et al. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

Wolf, J. S. (2014, April 28). Nephrolithiasis . Retrieved from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/437096-overview

35
36

Anda mungkin juga menyukai