TRAUMA ABDOMEN
Dosen Pembimbing :
Andri Kusuma Wijaya,S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga
makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat III Trauma
Abdomen” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan terhadap penyakit ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang telah penulis buat.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah senantiasa
meridhoi segala usaha kita.
Penulis
(Kelompok 1)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................3
A. Definisi................................................................................................................3
B. Etiologi................................................................................................................3
C.Patofisiologi.........................................................................................................3
D. Manifetasi Klinis.................................................................................................4
E. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................................6
F. Penatalaksanaan medis dan non medis................................................................7
G. Komplikasi..........................................................................................................9
H. Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................
A. Kasus...................................................................................................................
B. Analisa Data........................................................................................................13
C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................15
D. Intervensi Keperawatan......................................................................................15
E. Evaluasi...............................................................................................................19
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut
pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas
abdomninalis berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot
diafragma dan sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul
(Purwanto,2016).
Antara cavitas abdominalis dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa
yang dikenal dengan sebagai peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus
organ yang ada di abdomen dan menjadi peritoneum visceralis (Purwanto,2016).
Pada vertebrata, di dalam abdomen terdapat berbagai sistem organ, seperti
sebagian besar organ sistem pencernaan, sistem perkemihan. Berikut adalah organ
yang dapat ditemukan di abdomen: komponen dari saluran cerna: lambung (gaster),
usus halus, usus besar (kolon), caecum, umbai cacing atau appendix; Organ
pelengkap dai saluran cerna seperti: hati (hepar), kantung empedu, dan pankreas;
Organ saluran kemih seperti: ginjal, ureter, dan kantung kemih (vesicaurinaria);
Organ lain seperti limpa (lien) (Purwanto,2016).
Istilah trauma abdomen atau gawat abdomen menggambarkan keadaan klinik
akibat kegawatan dirongga abdomen yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri
sebagian keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang
sering berpa tindakan beda, misalnya pada obstruksi, perforasi atau perdarahan,
infeksi, obstruksi atau strangulasi jalan cerna dapat menyebabkan perforasi yang
mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah
peritonitis (Smeltzer,2017).
Evaluasi awal sangat bermanfaat tetapi terkadang cukup sulit karena adanya
jejas yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen dapat
disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan
velisitas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu
organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan kerusakan
organ multipel.
1
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari memungkin seseorang untuk terkena
injury yang bisa saja merusak keutuhan integritas kulit, selama ini kita mungkin
hanya mengenal luka robek atau luka sayatan saja namun ternyata di luar itu masih
banyak lagi luka/trauma yang dapat terjadi pada daerah abdomen.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi trauma abdomen
2. Untuk mengetahui etiologi trauma abdomen
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway trauma abdomen
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis trauma abdomen
5. Untuk mengetahui komplikasi trauma abdomen
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma abdomen
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma abdomen
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS &
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Definisi Trauma
Menurut Sjamsuhidayat (1997) Trauma adalah cedera fisik dan psikis,
kekerasan yang mengakibatkan cedera.Trauma abdomen merupakan terjadinya atau
kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis
sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi dan gangguan faal
berbagai organ.
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen ,dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak sengaja (Smeltzer,2017).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan penatalaksanaan lebih
bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi.
Trauma pada abdomen dapat dibagi menjadi dua jenis :
1. Trauma penetrasi dan trauma non penetrasi
a. Trauma penetrasi
- Trauma tembak
- Trauma tumpul
b. Trauma non penetrasi
- Kompresi
- Hancur akibat kecelakaan
- Sabuk pengaman
- Cedera akselerasi
2. Trauma pada dinding abdomen terdiri dari kontusio dan laserasi
a. Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non penetrasi,
kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam
jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
b. Laserasi
Jika terdapat luka dinding abdomen yang menembus rongga
3
abdomen harus di eksplorasi atau terjadi karena trauma
penetrasi.
B. Etiologi
Berdasarkan mekanisme trauma dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Luka akibat terkena tembakan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
c. Luka akibat tusukan
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)
Disebabkan oleh :
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabuk pengaman karena terlalu menekan perut
d. Cedera akselerasi /deserasi karena kecelakaan olahraga
C. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas,penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara
faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma
yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk)
untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan
pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal
ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting.
Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan
tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan
yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga
bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi
tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati
ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam
beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan.
4
Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan
beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra kranial abdominal yang mendadak dan hebat oleh
gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya
tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun
organ berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebra atau
struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek
pada organ dan pedikel veskuler.
5
D. Manifestasi Klinis
perut
e. Iritasi cairan usus
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
b. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-linedata bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang
melebihi 20.000 /mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan
cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi
menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus.
Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
c. Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
d. Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine
6
yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
F. Penatalaksanaan
- Pre Hospital
b. Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan
menggunakan cara ‘lihat – dengar – rasakan’ tidak lebih dari 10 detik untuk
memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukan pemeriksaan
status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan).
c. Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengal-
sengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada
tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi
dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30kali kompresi dada dan 2
kali bantuan napas).
7
2) Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan
kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak
memperparah luka.
3) Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang
keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban
steril.
4) Imobilisasi pasien.
5) Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6) Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
7) Kirim ke rumah sakit.
- Hospital
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen,
seorang ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya
secara lokal untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini
sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang
berdekatan.
2. Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan
adanya udara intra peritonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur
(supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara retro
peritoneum. IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning Ini di
lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada
3. Uretrografi
Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
4. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung
8
3. Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit:
a. Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan
laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium
khusus
seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa, amilase.
b. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks antero posterior dan pelvis
adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi
trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retro
peritoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan
laparotomi segera.
G. Komplikasi
9
Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :
1. Aktifitas / istirahat
hiperventilasi, dll).
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau
dramatis) Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.
4. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami
gangguan fungsi.
5. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
makan. Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen
6. Neurosensori
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan
10
I. Diagnosa Keperawatan
J. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
Kriteria hasil: Kebutuhan cairan
terpenuhi Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda vital
Rasional: untuk mengidentifikasi defisit volume cairan
drainase luka
Rasional : mencegah terjadi infeksi lebih lanjut
4) Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti
Hb dan leukosit.
Rasional : memberikan data penunjang tentang resiko infeksi
5) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : membunuh mikroorganisme penyebab infeksi
12
K. Implementasi
Adapun macam-macam implementasi keperawatan atau pelaksanaan
asuhan keperawatan terdiri dari:
Impelementasi keperawatan independen adalah tindakan yang dilakukan
perawat yang tidak membutuhkan arahan dari profesional kesehatan
lainnya.
Implementasi keperawatan dependen adalah tindakan yang dilakukan
perawat berdasarkan arahan dari dokter atau profesional kesehatan
lainnya.
Implementasi keperawatan kolaboratif adalah tindakan yang dilakukan
perawat berdasarkan adanya gabungan pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dari berbagai profesional kesehatan lainnya.
L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang perawat buat pada perencanaan(Budiono dan Pertami, 2015).
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. X DENGAN TRAUMA TUMPUL
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Biodata Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Rejang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.Y
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
14
Pendidikan : SMA
B. RIWAYAT KESEHATAN
2. Riwayat Penyakit Sekarang: Klien masuk Rumah Sakit ± 1 jam yang lalu
(Kronologis klien: ketika sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami
kecelakaan. Sepeda motor klien ditabrak mobil angkot yang ada di
belakangnya saat pulang kerja, Klien terjatuh membentur aspal, tertancap
paku ±10 cm dan sempat pingsan. Klien langsung dibawa ke rumah sakit
dengan dijemput anaknya. Klien merasa perut sebelah kiri sakit, mual.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien Pernah mengalami Hipertensi dan pernah
dirawat dirumah sakit 1 tahun yang lalu
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit turunan dan penyakit menular.
5. Riwayat Alergi : Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi,
baik makanan ataupun obat-obatan.
C. PEMERIKSAAN
15
5. Exposure
Terdapat luka tembus disertai sedikit perdarahan, jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah kiri atas.
D. DATA PSIKOLOGIS
E. DATA SOSIAL
1. Pendidikan : SMA
F. DATA SPIRITUAL
G. PEMERIKSAAN FISIK
3. Tanda-Tanda Vital
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 24x/mnt
Suhu : 370C
4. Kepala
16
Ekspresi Wajah : Klien tampak meringis
Auskultasi : Vesikuler
6. Abdomen
Perkusi : Pekak
7. Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik.
Kekuatan otot ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.
8. Genetalia : Tidak ada kelainan
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil laboratorium tanggal 26-10-2021/Jam 11.00
I. Therapy
Terpasang IVFD cairan RL 30 gtt/menit
Injeksi Cefotaxim 1 gr/12 jam/IV
Injeksi Ketorolac 2 mg/8 jam/IV
18
2. ANALISA DATA
Trauma abdomen
Kerusakan jaringan
vaskuler
Perdarahan
Kehilangan volume
cairan
Syok hipovelemik
2. Ds : - Klien Trauma tajam Nyeri Akut
mengatakan perut
sebelah kiri Kerusakan jaringan kulit
Do : Klien tampak meringis
menahan nyeri Luka terbuka
- Terdapat luka lecet dan
jejas pada abdomen sebelah Nyeri akut
kiri atas
Intensitas nyeri
P : bila bergerak dan
19
bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah
kanan
S:7
T : hilang timbul
- Tanda tanda vital
TD : 140/80mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 24x/mnt
Suhu : 370C
3. Ds: - Trauma tajam Gangguan integritas
kulit/jaringan
Do: - Terdapat luka lecet pada
perut kanan Kerusakan jaringan kulit
- Terdapat jejas dan
hematoma pada abdomen Luka terbuka
sebelah kanan
- Hb : 9,5 g/dl Kerusakan integritas
- Leukosit : 10,5 104/ul kulit
Luka non-penetrasi
abdomen
4. Ds: - Trauma tajam Resiko infeksi
20
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
E:
K:
2. Terapi relaksasi
O:
22
- Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
- Monitor terhadap respon terapi
relaksasi
T:
E:
baring
hangat
kering
23
- Gunakan produk berbahan
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab
cukup
- Anjurkan menghindari
24
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
2. Terapi relaksasi
- Mengidentifikasi teknik
relaksasi yang pernah efektif
digunakan
- Memonitor terhadap respon
terapi relaksasi
- Menciptakan lingkungan yang
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
- Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
26
jika tirah baring - Jejas tampak
- Membersihkan perianal berkurang
dengan air hangat - Turgor kulit
- Menggunakan produk membaik
berbahan petroleum atau - Hb : 9,5 g/dl
minyak pada kulit kering - Leukosit : 10,5
- Menggunakan produk 104/ul
berbahan ringan/alami dan A : Masalah teratasi
hipoalergik pada kulit sebagian
sensitive P : Lanjutkan intervensi di
- Menganjurkan menggunakan bangsal
pelembab
- Menganjurkan minum air
yang cukup
- Menganjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
27
cairan
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Prioritas
keperawatan tertuju pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi
nyeri, menghilangkan cemas pasien, mencegah komplikasi dan memberikan
informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien. Prinsip–prinsip pengkajian pada
trauma abdomen harus berdasarkan A (Airway), B (Breathing),C (Circulation).
Pada kasus di atas Tn. X mengalami Trauma tembus (trauma perut dengan
penetrasi ke dalam rongga peritonium) akibat luka akibat tusukan. Masalah
keperawatan yang timbul pada klien antara lain: hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif ditandai dengan tekanan darah menurun,nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri
dan tampak meringis, gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
faktor mekanis ditandai dengan kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit dan risiko
infeksi d.d efek prosedur invasif.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa
khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.
29
DAFTAR PUSTAKA
C.Smeltzer Susan.2017.Keperawatan Medikal Bedah Edisi Brunner& Suddarth Edisi
12.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran
Purwanto,Hadi.2016.Keperawatan Medikal Bedah II.Cetakan I.Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi I). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
30
31