Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT III

TRAUMA ABDOMEN

Dosen Pembimbing :
Andri Kusuma Wijaya,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Avantika Puspa Imelda (1880200008)


Riski Syahputra (1880200001)
Wiwien Usnita Sari (1880200003)
Ririn Rapika (1880200005)
Ice Nurmeli (1880200006)
Kakalita Anjelina (1880200007)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga
makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat III Trauma
Abdomen” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan terhadap penyakit ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah yang telah penulis buat.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah senantiasa
meridhoi segala usaha kita.

Bengkulu, Oktober 2021

Penulis
(Kelompok 1)

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................3
A. Definisi................................................................................................................3
B. Etiologi................................................................................................................3
C.Patofisiologi.........................................................................................................3
D. Manifetasi Klinis.................................................................................................4
E. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................................6
F. Penatalaksanaan medis dan non medis................................................................7
G. Komplikasi..........................................................................................................9
H. Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................
A. Kasus...................................................................................................................
B. Analisa Data........................................................................................................13
C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................15
D. Intervensi Keperawatan......................................................................................15
E. Evaluasi...............................................................................................................19
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA 2

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut
pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas
abdomninalis berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot
diafragma dan sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul
(Purwanto,2016).
Antara cavitas abdominalis dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa
yang dikenal dengan sebagai peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus
organ yang ada di abdomen dan menjadi peritoneum visceralis (Purwanto,2016).
Pada vertebrata, di dalam abdomen terdapat berbagai sistem organ, seperti
sebagian besar organ sistem pencernaan, sistem perkemihan. Berikut adalah organ
yang dapat ditemukan di abdomen: komponen dari saluran cerna: lambung (gaster),
usus halus, usus besar (kolon), caecum, umbai cacing atau appendix; Organ
pelengkap dai saluran cerna seperti: hati (hepar), kantung empedu, dan pankreas;
Organ saluran kemih seperti: ginjal, ureter, dan kantung kemih (vesicaurinaria);
Organ lain seperti limpa (lien) (Purwanto,2016).
Istilah trauma abdomen atau gawat abdomen menggambarkan keadaan klinik
akibat kegawatan dirongga abdomen yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri
sebagian keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang
sering berpa tindakan beda, misalnya pada obstruksi, perforasi atau perdarahan,
infeksi, obstruksi atau strangulasi jalan cerna dapat menyebabkan perforasi yang
mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah
peritonitis (Smeltzer,2017).
Evaluasi awal sangat bermanfaat tetapi terkadang cukup sulit karena adanya
jejas yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen dapat
disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan
velisitas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu
organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan kerusakan
organ multipel.
1
Aktivitas dalam kehidupan sehari-hari memungkin seseorang untuk terkena
injury yang bisa saja merusak keutuhan integritas kulit, selama ini kita mungkin
hanya mengenal luka robek atau luka sayatan saja namun ternyata di luar itu masih
banyak lagi luka/trauma yang dapat terjadi pada daerah abdomen.

Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya


lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Walaupun tehnik
diagnostik baru sudah banyak dipakai, misalnya Computed Tomografi, namun trauma
tumpul abdomen masih merupakan tantangan bagi ahli klinik. Diagnosa dini
diperlukan untuk pengelolaan secara optimal. Trauma abdomen akan ditemukan
pada 25 % penderita multi-trauma, gejala dan tanda yang ditimbulkannya kadang-
kadang lambat sehingga memerlukan tingkat kewaspadaan yang tinggi untuk dapat
menetapkan diagnosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi trauma abdomen?
2. Apa etiologi trauma abdomen?
3. Bagaimana patofisiologi dan pathway trauma abdomen?
4. Bagaimana manifestasi klinis trauma abdomen?
5. Bagaimana komplikasi trauma abdomen?
6. Bagaimana penatalaksanaan trauma abdomen?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma abdomen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi trauma abdomen
2. Untuk mengetahui etiologi trauma abdomen
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway trauma abdomen
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis trauma abdomen
5. Untuk mengetahui komplikasi trauma abdomen
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma abdomen
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma abdomen

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS &
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Definisi Trauma
Menurut Sjamsuhidayat (1997) Trauma adalah cedera fisik dan psikis,
kekerasan yang mengakibatkan cedera.Trauma abdomen merupakan terjadinya atau
kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis
sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi dan gangguan faal
berbagai organ.
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen ,dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak sengaja (Smeltzer,2017).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan penatalaksanaan lebih
bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi.
Trauma pada abdomen dapat dibagi menjadi dua jenis :
1. Trauma penetrasi dan trauma non penetrasi
a. Trauma penetrasi
- Trauma tembak
- Trauma tumpul
b. Trauma non penetrasi
- Kompresi
- Hancur akibat kecelakaan
- Sabuk pengaman
- Cedera akselerasi
2. Trauma pada dinding abdomen terdiri dari kontusio dan laserasi
a. Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non penetrasi,
kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam
jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
b. Laserasi
Jika terdapat luka dinding abdomen yang menembus rongga

3
abdomen harus di eksplorasi atau terjadi karena trauma
penetrasi.
B. Etiologi
Berdasarkan mekanisme trauma dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Luka akibat terkena tembakan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
c. Luka akibat tusukan
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)
Disebabkan oleh :
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabuk pengaman karena terlalu menekan perut
d. Cedera akselerasi /deserasi karena kecelakaan olahraga
C. Patofisiologi
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas,penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara
faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma
yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk)
untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan
pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal
ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting.
Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan
tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan
yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga
bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi
tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati
ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam
beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan.

4
Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan
beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra kranial abdominal yang mendadak dan hebat oleh
gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya
tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun
organ berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebra atau
struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek
pada organ dan pedikel veskuler.

5
D. Manifestasi Klinis

1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium):


a. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d. Kontaminasi bakteri
e. Kematian sel
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium).
a. Kehilangan darah.
b. Memar/jejas pada dinding perut
c. Kerusakan organ-organ.
d. Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding

perut
e. Iritasi cairan usus

E. Pemeriksaan Diagnostik

a. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
b. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-linedata bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang
melebihi 20.000 /mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan
cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi
menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus.
Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
c. Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
d. Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine
6
yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
F. Penatalaksanaan
- Pre Hospital

Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam


nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian.
Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka
trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal dilakukan
prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka
dan bersihkan jalan napas.
a. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan napas menggunakan
teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat
dagu,periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya
jalan napas, muntahan, makanan, darah atau benda asing lainnya.

b. Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan
menggunakan cara ‘lihat – dengar – rasakan’ tidak lebih dari 10 detik untuk
memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukan pemeriksaan
status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan).

c. Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengal-
sengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada
tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi
dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30kali kompresi dada dan 2
kali bantuan napas).

d. Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul):


1. Stop makanan dan minuman
2. Imobilisasi
3. Kirim kerumah sakit
e. Penetrasi (trauma tajam)
1) Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya)
tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.

7
2) Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan
kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak
memperparah luka.
3) Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang
keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban
steril.
4) Imobilisasi pasien.
5) Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6) Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
7) Kirim ke rumah sakit.
- Hospital

1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen,
seorang ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya
secara lokal untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini
sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang
berdekatan.
2. Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan
adanya udara intra peritonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur
(supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara retro
peritoneum. IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning Ini di
lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada
3. Uretrografi
Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
4. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung

kencing, contohnya pada:


- Fraktur pelvis
- Trauma non – penetrasi

8
3. Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit:
a. Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan
laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium
khusus
seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa, amilase.
b. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks antero posterior dan pelvis
adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi
trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retro
peritoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan
laparotomi segera.

G. Komplikasi

 Segera : hemoragi, syok, dan cedera


 Lambat : infeksi
 Trombosis Vena
 Emboli Pulmonar
 Stress Ulserasi dan perdarahan
 Pneumonia
 Tekanan ulserasi
 Atelektasis
 Sepsis

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan
singkat tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.

9
Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :

1. Aktifitas / istirahat

Data Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulas


Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera
(trauma).
2. Sirkulasi
Data Obyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi,

hiperventilasi, dll).
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau
dramatis) Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.

4. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami
gangguan fungsi.
5. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
makan. Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen
6. Neurosensori
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan

statusmental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.


7. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang

berbeda, biasanya lama.


Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
8. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru / trauma karena kecelakaan.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif, gangguan rentang gerak

10
I. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan


2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat ( trauma
jaringan )

J. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
Kriteria hasil: Kebutuhan cairan
terpenuhi Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda vital
Rasional: untuk mengidentifikasi defisit volume cairan

2) Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin


Rasional: mengidentifikasi keadaan perdarahan
3) Kaji tetesan infuse
Rasional: awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.
4) Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
Rasional: cara parenteral membantu memenuhi kebutuhan nuitrisi tubuh.
5) Kolaborasi Tranfusi darah
Rasional: menggantikan darah yang keluar.

2. Nyeri berhubungan dengan agens cidera


biologis.
Tujuan : Nyeri teratasi
Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri
Rasional: mengetahui tingkat nyeri klien.
2. Beri posisi semi fowler.
Rasional: mengurngi kontraksi abdomen
3. Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi
11
Rasional: membantu mengurangi rasa nyeri
dengan mengalihkan perhatian
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Rasional: analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.
5. Managemant lingkungan yang nyaman
Rasional: lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman
klien

3. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang


tidak adekuat ( trauma jaringan )
Tujuan : infeksi tidak terjadi /
terkontrol. Kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
- Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau
dapat ditoleransi.
Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : mengetahui keadaan umum klien
2) Lakukan perawatan luka dengan teknik
aseptik. Rasional : menjaga agar luka
bersih dan kering
3) Lakukan perawatan terhadap prosedur invasif seperti infus, kateter,

drainase luka
Rasional : mencegah terjadi infeksi lebih lanjut
4) Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti

Hb dan leukosit.
Rasional : memberikan data penunjang tentang resiko infeksi
5) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : membunuh mikroorganisme penyebab infeksi

12
K. Implementasi
Adapun macam-macam implementasi keperawatan atau pelaksanaan
asuhan keperawatan terdiri dari:
 Impelementasi keperawatan independen adalah tindakan yang dilakukan
perawat yang tidak membutuhkan arahan dari profesional kesehatan
lainnya.
 Implementasi keperawatan dependen adalah tindakan yang dilakukan
perawat berdasarkan arahan dari dokter atau profesional kesehatan
lainnya.
 Implementasi keperawatan kolaboratif adalah tindakan yang dilakukan
perawat berdasarkan adanya gabungan pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dari berbagai profesional kesehatan lainnya.

L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang perawat buat pada perencanaan(Budiono dan Pertami, 2015).

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. X DENGAN TRAUMA TUMPUL

ABDOMEN DI INSTALASI GAWAT


DARURAT

RUMAH SAKIT RAFFLESIA

1. PENGKAJIAN

No. Register : 06112021


Ruang : UGD
Tgl/Jam MRS : 26-10-2021/Jam 09.50
Tgl. Pengkajian : 26-10-2021/Jam 10.00
Diagnosa Medis : Ruptur Limfa e.c Trauma Tembus Abdomen

A. IDENTITAS
1. Biodata Pasien

Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam

Suku/Bangsa : Rejang

Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani

Alamat : Lingkar Barat

2. Penanggung Jawab

Nama : Ny.Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 47 Tahun
Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa
14
Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan swasta


Alamat : Lingkar Barat

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang: Klien masuk Rumah Sakit ± 1 jam yang lalu
(Kronologis klien: ketika sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami
kecelakaan. Sepeda motor klien ditabrak mobil angkot yang ada di
belakangnya saat pulang kerja, Klien terjatuh membentur aspal, tertancap
paku ±10 cm dan sempat pingsan. Klien langsung dibawa ke rumah sakit
dengan dijemput anaknya. Klien merasa perut sebelah kiri sakit, mual.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien Pernah mengalami Hipertensi dan pernah
dirawat dirumah sakit 1 tahun yang lalu
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit turunan dan penyakit menular.

5. Riwayat Alergi : Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi,
baik makanan ataupun obat-obatan.

C. PEMERIKSAAN

1. Airway : Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret.

2. Breathing : Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan O2 4


liter/ menit, Frekuensi napas : 24 x/ menit, pernafasan reguler
3. Circulation :
TD : 140/ 80 mmHg
N : 82 x/ menit
Capillary reffil: < 3 detik
4. Disability

Kesadaran : Compos Mentis


GCS : E= 4, M= 5, V= 6

15
5. Exposure

Terdapat luka tembus disertai sedikit perdarahan, jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah kiri atas.
D. DATA PSIKOLOGIS

Klien mengatakan takut dengan kondisinya sekarang, klien tampak


gelisah, cemas, dan bingung.

E. DATA SOSIAL

1. Pendidikan : SMA

2. Sumber Penghasilan : Bertani

3. Pola Komunikasi : Klien komunikasi menggunakan bahasa Indonesia


dan bahasa daerah
4. Pola Interaksi : Klien mampu berinteraksi dengan tetangga dan
keluarga

F. DATA SPIRITUAL

Klien beragama islam dan juga sering melaksanakan solat 5 waktu,


sekarang klien hanya berdoa agar diberikan kesembuhan.

G. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Cukup, Perdarahan: minimal di abdomen kiri atas.

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tanda-Tanda Vital

TD : 140/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 24x/mnt

Suhu : 370C

4. Kepala

16
Ekspresi Wajah : Klien tampak meringis

Rambut : Rambut dan kulit kepala cukup bersih

Mata : Pupil Isokor, Sklera tidak ikterik, konjungtiva tampak


anemis
Telinga : Tampak bersih, tidak ada serumen, tidak ada
peradangan, pendengaran baik
Hidung : Simetris, tidak ada peradangan, penciuman baik
Mulut : Kurang bersih, mukosa lembab, terdapat karies, gigi
lengkap, tidak ada peradangan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku
kuduk.
5. Thorax

Inspeksi : Bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama


Palpasi : Fremitus vokal kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler

6. Abdomen

Inspeksi : Terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kiri

Palpasi : ada pembesaran hati

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Peristaltik Usus 5x/Menit

7. Ekstremitas

Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik.
Kekuatan otot ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.
8. Genetalia : Tidak ada kelainan

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil laboratorium tanggal 26-10-2021/Jam 11.00

a. Hemoglobin : 9,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl)


b. Eritrosit : 5,00 105/ul (n : 4,5-5,9 106
17
c. Leukosit : 10,5 104/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
d. Hematokrit : 41,8% (n : 40-52%)
e. Trombosit : 208
f. Gol darah :A
g. HBSAG : - (negatif)
c. Hasil USG Abdomen
Gambaran: ruptur dan perdarahan pada limfa anterior. terdapat luka
tembus namun tidak mengenai organ dalam abdomen.

I. Therapy
Terpasang IVFD cairan RL 30 gtt/menit
Injeksi Cefotaxim 1 gr/12 jam/IV
Injeksi Ketorolac 2 mg/8 jam/IV

18
2. ANALISA DATA

Nama : Tn. X Ruangan : UGD


Umur : 50 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

No. Data Objektif & Subjektif Etiologi Masalah


Keperawatan
1. Ds: Trauma paksa/benda Hipovolemia

Do:- Hasil USG: Terdapat tajam


ruptur dan perdarahan pada
limfa anterior Ketahanan jaringan tidak
- Konjungtiva anemis mampu
- Kulit pucat mengkompensasi
Turgor kulit elastis

Trauma abdomen

Kerusakan jaringan
vaskuler

Perdarahan

Kehilangan volume
cairan

Syok hipovelemik
2. Ds : - Klien Trauma tajam Nyeri Akut

mengatakan perut
sebelah kiri Kerusakan jaringan kulit
Do : Klien tampak meringis
menahan nyeri Luka terbuka
- Terdapat luka lecet dan
jejas pada abdomen sebelah Nyeri akut
kiri atas
Intensitas nyeri
P : bila bergerak dan

19
bernafas

Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah
kanan
S:7
T : hilang timbul
- Tanda tanda vital
TD : 140/80mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 24x/mnt
Suhu : 370C
3. Ds: - Trauma tajam Gangguan integritas
kulit/jaringan
Do: - Terdapat luka lecet pada
perut kanan Kerusakan jaringan kulit
- Terdapat jejas dan
hematoma pada abdomen Luka terbuka
sebelah kanan
- Hb : 9,5 g/dl Kerusakan integritas
- Leukosit : 10,5 104/ul kulit
Luka non-penetrasi
abdomen
4. Ds: - Trauma tajam Resiko infeksi

Do: - Terdapat luka lecet pada


perut kanan Kerusakan jaringan kulit
- Terdapat jejas dan
hematoma pada abdomen Luka terbuka
sebelah kanan
- Hb : 9,5 g/dl Resiko infeksi
- Leukosit : 10,5 104/ul
Luka non-penetrasi
abdomen

20
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d tekanan darah menurun


2. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri dan tampak
meringis.
3. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis d.d kerusakan jaringan
dan/atau lapisan kulit
4. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasif

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Hipovolemia b.d 1. Status cairan Manajeman Hipovolemia
kehilangan cairan membaik O
aktif d.d tekanan - Kekuatan nadi - Periksa tanda dan gejala
darah menurun meningkat hipovolemia
- Turgor kulit - Monitor intake dan output
meningkat cairan
2. Keseimbangan asam T
basa meningkat - Hitung kebutuhan cairan
- Tingkat kesadaran - Berikan posisi modified
meningkat trendelenburg
- Kram otot - Berikan asupan cairan ora
menurun El
- Kelemahan otot - Anjurkan memperbanak
menurun asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
K
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
(mis.NaCl,RL)
- Kolaborasi pemberian
21
cairan IV hipotonis
(mis.glukosa 2,5 %)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid
(mis.albumin,plasmanate)
- Kolaborasi pemberian
produk darah
2. Nyeri akut b.d. agen 1. Tingkat nyeri 1. Manajemen nyeri
1 pencedera fisiologis menurun
O:
d.d. mengeluh nyeri - Keluhan nyeri
dan tampak meringis menurun
- Identifikasi lokasi, karaktersitik,
- Meringis
durasi, frekuensi, kulaitas, intensitas
menurun
nyeri
2. Kontrol nyeri
- Identifikasi skala nyeri
meningkat
T:

- Berikan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur

E:

- Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri
- Anjurkan strategi meredakan nyeri

K:

- Kolaborasi pemberian analgetik,


jika perlu

2. Terapi relaksasi

O:

22
- Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
- Monitor terhadap respon terapi
relaksasi

T:

- Ciptakan lingkungan yang tenang


dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman

E:

- Anjurkan rileks dan merasakan


sensasi relaksasi

3. Gangguan integritas  Respon alergi Perawatan integritas kulit


kulit/jaringan b.d lokal membaik
O:
faktor mekanis d.d  Status sirkulasi
kerusakan jaringan membaik - Identifikasi penyebab gangguan
dan/atau lapisan kulit  Integritas kulit
integritas kulit
/jaringan
meningkat
Terauptik

- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah

baring

- Bersihkan perianal dengan air

hangat

- Gunakan produk berbahan

petroleum atau minyak pada kulit

kering

23
- Gunakan produk berbahan

ringan/alami dan hipoalergik

pada kulit sensitive

Edukasi

- Anjurkan menggunakan

pelembab

- Anjurkan minum air yang

cukup

- Anjurkan menghindari

terpapar suhu ekstrim

4. Resiko infeksi d.d  Tingkat infeksi Pencegahan Infeksi


efek prosedur menurun O:
invansif  Status Imun - Monitor gejala dan tanda
membaik infeksi lokal
 Integritas kulit - Berikan perawatan kulit
/jaringan pada area edema
meningkat T:
- Pertahankan teknik aseptic
pada pasien beresiko tinggi
E:
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan memeriksa kondisi
luka /luka operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

24
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx. Implementasi Evaluasi Hari/tanggal


Kep
1. Manajeman Hipovolemia S : – Selasa,
- Memeriksa tanda dan gejala O: 26/10/2021
hipovolemia - Turgor Elastik Jam 11.00
- Memonitor intake dan - konjungtiva anemis
output cairan - TTV
- Menghitung kebutuhan - TD : 120/70 mmHg
cairan - Nadi: 72x/ menit
- Memberikan posisi - RR: 20x/mnt
modified trendelenburg - Hb : 9,5 g/dl
- Memberikan asupan cairan Perdarahan tidak ada
oral A : Masalah teratas
- Menganjurkan sebagian
memperbanyak asupan P : Lanjutkan intervensi di
cairan oral bangsal
- Menganjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak.
- Melakukan kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis.NaCl,RL)
- Melakukan kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis.glukosa 2,5
%)
- Melakukan kolaborasi
pemberian cairan koloid
(mis.albumin,plasmanate
- Melakukan kolaborasi
pemberian produk darah
2 1. Manajemen nyeri S : Klien mengatakan nyeri Selasa,
sedikit berkurang 26/10/2021
25
O: Jam 11.00
- Identifikasi lokasi, karaktersitik,
- Klien masih gelisah
durasi, frekuensi, kulaitas,
- Klien masih tampak
intensitas nyeri
merintih kesakitan
- Identifikasi skala nyeri
- Skala nyeri 5
- Memberikan teknik
A : Masalah teratasi
nonfarmakologis untuk
sebagian
mengurangi rasa nyeri
P : Lanjutkan intervensi di
- Memfasilitasi istirahat tidur
bangsal
- Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Menganjurkan strategi
meredakan nyeri
- Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Terapi relaksasi

- Mengidentifikasi teknik
relaksasi yang pernah efektif
digunakan
- Memonitor terhadap respon
terapi relaksasi
- Menciptakan lingkungan yang
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
- Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi

3 Perawatan integritas kulit Selasa,


S: 26/10/2021
- Mengidentifikasi penyebab
O: Jam 11.00
gangguan integritas kulit
- Luka sudah
- Mengubah posisi tiap 2 jam
membaik

26
jika tirah baring - Jejas tampak
- Membersihkan perianal berkurang
dengan air hangat - Turgor kulit
- Menggunakan produk membaik
berbahan petroleum atau - Hb : 9,5 g/dl
minyak pada kulit kering - Leukosit : 10,5
- Menggunakan produk 104/ul
berbahan ringan/alami dan A : Masalah teratasi
hipoalergik pada kulit sebagian
sensitive P : Lanjutkan intervensi di
- Menganjurkan menggunakan bangsal
pelembab
- Menganjurkan minum air
yang cukup
- Menganjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim

4 Pencegahan Infeksi S: Selasa,


- Memonitor gejala dan O: 26/10/2021
tanda infeksi lokal - Tidak ada tanda- Jam 11.00
- Memberikan perawatan tanda infeksi
kulit pada area edema - Hb : 9,5 g/dl
- Mempertahankan teknik - Leukosit : 10,5
aseptik pada pasien 104/ul
beresiko tinggi A : Masalah teratasi
- Menjelaskan tanda dan sebagian
gejala infeksi P : Lanjutkan intervensi di
- Mengajarkan memeriksa bangsal
kondisi luka /luka operasi
- Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Menganjurkan
meningkatkan asupan

27
cairan

28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Prioritas
keperawatan tertuju pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi
nyeri, menghilangkan cemas pasien, mencegah komplikasi dan memberikan
informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien. Prinsip–prinsip pengkajian pada
trauma abdomen harus berdasarkan A (Airway), B (Breathing),C (Circulation).

Pada kasus di atas Tn. X mengalami Trauma tembus (trauma perut dengan
penetrasi ke dalam rongga peritonium) akibat luka akibat tusukan. Masalah
keperawatan yang timbul pada klien antara lain: hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif ditandai dengan tekanan darah menurun,nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri
dan tampak meringis, gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
faktor mekanis ditandai dengan kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit dan risiko
infeksi d.d efek prosedur invasif.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa
khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.

29
DAFTAR PUSTAKA
C.Smeltzer Susan.2017.Keperawatan Medikal Bedah Edisi Brunner& Suddarth Edisi
12.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran
Purwanto,Hadi.2016.Keperawatan Medikal Bedah II.Cetakan I.Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi I). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

30
31

Anda mungkin juga menyukai