Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

PADA SISTEM PENCERNAAN DENGAN KASUS DIARE

Disusun Oleh:
Andri Kusuma Wijaya , S.Kep., Ners., M. Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya

sehingga bahan ajar yang berjudul “Asuhan Keperawtan Kegawat Daruratan Pada

Sistem Pencernaan Dengan Kasus Diare” dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis mengharapkan bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi pembaca

untuk menambah pengetahuan dan wawasan terhadap materi kegawat daruratan.

Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan bahan ajar ini kedepanya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan dalam penyusunan bahan ajar ini dari awal hingga akhir. Semoga

Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Bengkulu, 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judu.........................................................................................................i

Kata Pengantar .....................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka......................................................................................2

A. Definisi Diare...............................................................................................2

B. Etiologi.........................................................................................................2

C. Patofisiologi..................................................................................................3

D. Manisfestasi Klinis......................................................................................4

E. Komplikasi....................................................................................................5

F. Penatalaksanaan............................................................................................5

G. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................5

BAB III Konsep Asuhan Keperawatan ...............................................................7

A. Pengkajian Kegawatdaruratan......................................................................7

B.Pengkajian Sekunder...................................................................................10

C.Diagnosa Keperawatan................................................................................12

D. Intervensi Keperawatan..............................................................................13
E. Implementasi Keperawatan........................................................................16

F. Evaluasi Keperawatan.................................................................................16

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam

memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan

kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat

dengan respons time yang cepat dan tepat (KepMenKes, 2009).

B. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi masalah kesehatan diare

2. Untuk mengetahui etiologi dari masalah kesehatan diare

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari masalah kesehatan diare

4. Untuk mengetahui manisfestasi klinis dari masalah kesehatan diare

5. Untuk mengetahui komplikasi dari masalah kesehatan diare

6. Untuk mengetahui, penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang diare

7. Untuk Mengetahui asuhan keperawatan dari masalah kesehatan diare.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diare

Diare adalah tinja encer keluar lebih sering, diare bukan merupakan penyakit

tetapi kelihatan dalam keadaan seperti enteritis regionalis, sprue, colitis

ulcerosa, bebagai infeksi usus dan kebanyakan karena jenis radang lambung

dan usus (Iqbal, 2008).

Menurut Mansjoer, et.al (2007) Diare adalah pengeluaran feses yang tidak

normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan diare adalah suatu

keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3

kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer konsistensi tinja

lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan tanpa lender

B. Etiologi Diare

Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya

diare adalah :

a. Infeksi

1) Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan

penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enternal meliputi :

a) Infeksi bakteri : E. Colli, Salmonella, Vibrio, Yersenia dan Aeromonas.

b) Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Poliomyelitis, Rotavirus, dan

Astrovirus)
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Oxyuris, dan Stongylodies), Protozoa

(Giardi Lamblia, Trichomonas Homonis) dan jamur (Candida albicans)

2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,

seperti Otitis Media Akut (OMA), bronkopneumonia, ensefalitis dan

sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak di bawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida, pada bayi dan

anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa.

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada

anak yang lebih besar.

C. Patofosiologi Diare

Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh

berbagai kemungkinan faktor diantaranya :

a. Faktor Infeksi

Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam

saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel

mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya

terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan

fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan

adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam


usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi

cairan dan elektrolit akan meningkat.

b. Faktor Malabsorbsi

Merupakan kegagalan dan melakukan absorbs yang mengakibatkan tekanan

osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga

usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan

Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik.

Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan

kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare

d. Faktor Psikologis

Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya

mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.

D. Manifestasi Klinis

Menurut Ngastiyah (2005), manifestasi klinik penyakit diare antara lain

cengeng, rewel (anak-anak), gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun,

feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya darah.

Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam, anus lece, dehidrasi, bila

menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan tekanan darah,

nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran dan

diakhiri dengan syok, berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata

dan ubunubun cekung, dan selaput lender dan mulut serta kulit menjadi

kering
E. Komplikasi

Komplikasi dari masalah diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara

mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut (ringan, sedang,

berat, ipotonik, isotonic, hipertonik)

F. Penatalaksanaan

Tujuan daripada pengobatan diare akut secara objektif ialah untuk mencegah

dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, untuk mengobati dehidrasi,

jika ada untuk mencegah kerusakan nutrisi, dengan memberi makanan

selama dan setelah dehidrasi dan untuk mengurangi durasi dan

keparahan diare dan timbulnya pada episode mendatang, dengan

memberikan suplemen zinc.

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya

penyakit diare pada balita :

a. Pemeriksaan tinja

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan pH dan cadangan alkali dan pemeriksaan analisa gas darah

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium dan fosfor dalam

serum.

e. Pemeriksaan intubasi deudonem untuk mengetahui jasad renik atau parasite

secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare

kronik.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Kegawatdaruratan

a. Data Subyektif

Data subyektif yang ditanyakan kepada pasien atau keluarga/pengantar

apabila pasien tidak sadar, meliputi :

1) Tanyakan identitas pasien

2) Identitas pasien meliputi : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama dan

alamat. Anda bisa bertanya langsung pada pasien apabila pasien sadar

atau pada keluarga apabila pasien bayi atau tidak sadar.

3) Tanyakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien saat ini.

4) Tanyakan riwayat penyakit/keluhan yang sekarang dirasakan atau yang

berhubungan dengan sakit yang diderita sekarang.

5) Usaha pengobatan yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan.

b. Data obyektif meliputi :

1) Anda perhatikan/amati keadaan umum pasien. Yang perlu dikaji adalah

kesadaran pasien, apakah pasien dalam kondisi sadar penuh

(composmentis), apatus, delirium, somnolen, stupor, koma.


2) Kaji jalan nafas (Airway) : Anda lakukan observasi pada gerakan dada,

apakah ada gerakan dada atau tidak. Apabila ada gerakan dada spontan

berarti jalan nafas lancar atau paten, sedang apabila tidak ada gerakan

dada walaupun diberikan bantuan nafas artinya terjadi sumbatan jalan

nafas.

3) Kaji fungsi paru (breathing): Anda kaji/observasi kemampuan

mengembang paru, adakah pengembangan paru spontan atau tidak.

Apabila tidak bias mengembang spontan maka dimungkinkan terjadi

gangguan fungsi paru sehingga akan dilakukan tindakan untuk bantuan

nafas.

4) Kaji sirkulasi (Circulation): Anda lakukan pengkajian denyut nadi dengan

melakukan palpasi pada nadi radialis, apabila tidak teraba gunakan nadi

brachialis, apabila tidak teraba gunakan nadi carotis. Apabila tidak teraba

adanya denyutan menunjukkan gangguan fungsi jantung.

5) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

jumlah pernafasan

c. Analisa Data

Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul maka Anda melakukan

analisa untuk merumuskan masalah keperawatan. Analisislah masalah

keperawatan yang dihadapi oleh pasien. Anda harus melakukan dengan

cepat dan tepat, analisis Anda lakukan setelah melakukan pengkajian.


d. Planning (rencana tindakan keperawatan)

Dalam rencana tindakan keperawatan ini, ada 2 hal yang harus dilakukan

yaitu menetapkan prioritas korban dan merencanakan tindakan. Menentukan

prioritas ini penting untuk menetapkan tindakan keperawatan sesuai

prioritas. Jika salah dalam menentukan prioritas triage ini maka akan

berakibat fatal bagi korban. Prioritas pasien dapat dibagi menjadi 4 yaitu

prioritas 1 , prioritas 2, prioritas 3 dan prioritas 4.

Prioritas 1 merupakan kasus yang mengancam nyawa dan segera untuk

dilakukan pertolongan seperti henti jantung dan nafas, cedera kepala berat

dan sebagainya dan diberi label merah. Prioritas 2 merupakan kasus gawat

dan tidak segera kolap jantung seperti patah tulang tanpa perdarahan, asma

bronkiale dan sebagainya dan diberi label kuning.

Prioritas 3 merupakan kasus tidak gawat seperti panas badan, pilek dan

sebagainya dan diberi label hijau. Adapun prioritas 4 adalah korban dalam

keadaan meninggal dan diberi label hitam. Setelah klien korban ditetapkan

prioritasnya maka korban diletakkan di ruangan sesuai prioritasnya dan

langkah selanjutnya direncakan tindakan yang sesuai kondisi. Setelah Anda

menetapkan prioritas berdasarkan ancaman pasien, selanjutnya Anda

menentukan rencana tindakan dan pasien segera dikirim ke tempat sesuai

prioritas tersebut. Dibawah ini format pada saat Anda akan melakukan

triage di rumah sakit.


B. Pengkajian Sekunder

a. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi hal

ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak

yang lebih besar.Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai

terbentuk, kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman

menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi.Status ekonomi

juga mempengaruhi terutama dilihat dari pola makan dan perawatanya.

b. Keluhan utama

BAB lebih dari 3 kali

c. Riwayat penyakit sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercampur lender dan darah atau lender

saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran 3-

5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari

14 hari (diare kronis)


d. Riwayat penyakit dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotic atau

kortikosteroid jangka panjang, alergi makanan, ISPA, ISK, OMA dan

Campak.

e. Riwayat nutisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti orang dewasa,

porsi yang diberikan 3 kali setiap hari degan tambahan buah dan susu.

f. Riwayat kesehatan keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare

g. Riwayat kesehatan lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan

lingkungan tempat tinggal

h. Pemeriksaan fisik

1) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,

lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.

2) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

3) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak

umur 1 tahun lebih.

4) Mata : ceung , kering, sangat cekung.


5) System pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic

meningkat >35x / mnt , nafsu makan menurun, mual muntah , minum normal

atau tidak haus , minum sedikit atau kelihatan bias minum.

6) System pernafasan : dispnea pernafasan cepat >40x/mnt karena asidosis

metabolic (kontraksi otot pernafasan)

7) System kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi menurun

pada diare sedang.

8) System integument : warna kulit pucat, turgor menurun >2dt, suhu

meningkat >375c, akral hangat , akral dingin (waspada syok) , capillary refiil

time memanjang >2dt , kemerahan pada daerah perianal.

9) System perkemihan : urin produksi oligura sampai anuria (200-400 ml/24

jam) , frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

10) Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bias mengalami

stress yang berupa perpisahan , kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan

invasive repon yang di tunjukan adalah protes , putus asa , dan kemudian

menerima.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

2. Risiko ketidakseimbangan cairan b/d kehilangan cairan aktif

3. Risiko gangguan integritas kulit / jaringan b/d ekskresi / BAB sering


D. Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Kep. Tujuan & Kriteria Intervensi Keperawatan


(SDKI) Hasil (SIKI)
(SKLI)
1. Risiko 1. Turgor kulit Intervensi Utama :
ketidakseimbangan meningkat Manajemen cairan
cairan b/d 2. Berat badan
kehilangan cairan meningkat O:
aktif 3. Intake cairan
membaik  Monitor status
hidrasi (mis.
Frekuensi nadi,
kekuatan nadi,
akral, pengisian
kapiler,
kelembapan
mukosa, turgor
kulit, tekanan
darah)
 Monitor berat
badan harian
 Monitor berat
badan sebelum dan
sesudah dialysis

T:

 Catat intake output


dan hitung batas
cairan 24 jam
 Berikan asupan
cairan, sesuai
kebutuhan
 Berikan cairan
intravena, jika
perlu

E:-

K:

 Kolaborasi
pemberian
diurerik, jika perlu
2. Risiko gangguan 1. Perfusi jaringan Intervensi Utama :
integritas kulit / meningkat Perawatan Integritas Kulit
jaringan b/d 2. Kerusakan
ekskresi / BAB jaringan menurun O:
sering 3. Suhu kulit
membaik  Identifikasi
penyebab
gangguan integritas
kulit (mis.
Perubahan
sirkulasi,
perubahan status
nutrisi, penurunan
kelembapan, suhu
lingkungan
ekstrem,
penurunan
mobilitas)

T:

 Ubah posisi tiap 2


jam jika tirah
baring
 Lakukan pemijatan
pada area
 Penonjolan tulang,
jika perlu

E:

 Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
 Anjurkan minum
air yang cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi

K:-
3. Defisit nutrisi 1. Verbalisasi Intervensi Utama :
kurang dari keinginan untuk Manajemen nutrisi
kebutuhan tubuh b/d meningkatkan
penurunan intake nutrisi O:
makanan meningkat
2. Nyeri abdomen  Identifikasi status
menurun nutrisi
3. Nafsu makan  Identifikasi alergi
membaik da n intoleransi
makanan
 Identifikasi
makanan yang
disukai

T:

 Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
 Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis.
Paramida
makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai

E:

 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan

K:

 Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

E. Implementasi Keperawatan

Implementasi atau pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana tindakan

untuk mencapai yang telah perawat tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan

juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien

selama

F. Evaluasi Keperawatan

Menurut .(Budiono dan Pertami, 2015), evaluasi menggunakan metode

SOAP, yaitu Subjektif-Objektif-Assasement-Planning.

S : Informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

O : Informasi yang didapat berupa hasil pengamatan yang dilakukan oleh

perawat setelah tindakan diberikan.

A : Membandingkan antara subjektif dan objektif dengan tujuan dan kriteria

hasil kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah telah teratasi, teratasi

sebagian, atau tidak teratasi.

P : Rencana perawatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis,

apakah intervensi perlu dilanjutkan atau diberhentikan atau mengganti

intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal . (2008). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Mansjoer, A. dkk (2007) Kapita Selekta Kedokteran (Edisi 3) Jilid 1. Jakarta :

Media Aesculapius FKUI.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1). Jakarta : Dewan Pengurus

Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi I). Jakarta : Dewan

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

(Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1). Jakarta : Dewan

Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai