MUH. ISMAIL
1709MK700
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami Panjatkan puja dan puiji syukur atas Kehadiran-nya yang telah
melimpahkan rahmat, serta hidayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami tentang ‘makalah tentang konsep patofisiologi dan
askep retinoblastoma pada anak ’Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan kalimat maupun
bahasanya. oleh karena itu kami dengan tangan terbuka menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Retinoblastoma
B. Asuhan Keperawatan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata adalah system optic yang memfokuskan berkas cahaya pada foto
reseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf (Sloane, 2004).
Gangguan penglihatan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berespon
terhadap stimulus, belajar, dan dapat mempengaruhi kemampuan anak
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Deteksi dini dan rujukan dini
dapat meminimalkan efek-efek gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan
dapat memberitahu praktisi kesehatan terhadap kelainan yang didapat dan
kelainan congenital yang mendasari (Engel, 2009).
Retinoblastoma adalah tumor intraokuler maligna primer masa anak
yang paling lazim. Retinoblastoma terjadi pada kira-kira 1 dalam 18.000 bayi.
250- 300 kasus baru terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Terdapat
pola transmisi herediter dan non-herediter, tidak ada prediksi jenis kelamin
atau ras. Tumor terjadi bilateral pada 25-35 % kasus. Umur rata-rata saat
diagnosis untuk tumor bilateral adalah 12 bulan, kasus unilateral didiagnosis
pada ratarata umur 21 bulan. Kadang-kadang, tumor ditemukan saat lahir, saat
remaja, atau bahkan pada masa dewasa (Nelson, 2000).
Manifestasi klinik retinoblastoma bervariasi tergantung pada stadium
waktu tumor terdeteksi. Tanda permulaan pada kebanyakan penderita adalah
reflek pupil putih (leukokoria). Leukokoria terjadi karena reflek cahaya oleh
tumor yang putih. Tanda kedua yang paling sering adalah strabismus. Tanda
yang kurang sering meliputi pseudohipopion (sel tumor yang terletak inferior
di depan iris), disebabkan oleh benih tumor di kamera inferior mata, hifema
(darah yang terdapat di depan iris) akibat neovaskularisasi iris, perdarahan
vitreus, atau tanda selulitis orbita. Pada pemeriksaan tumor tampak sebagai
massa putih, kadang-kadang kecil dan relative datar, kadang-kadang besar dan
menonjol. Ia mungkin tampak nodular. Kekeruhan vitreus dan benih tumor
mungkin nyata (Nelson, 2000). Secara umum, semakin dini penemuan tumor
maka, semakin besar pula kemungkinan untuk menyelamatkan organ
penglihatan dan mengurangi resiko metastase yang lebih luas.
Enukleasi adalah pengangkatan bola mata, untuk mangatasi kerusakan
berat pada bola mata, kebutaan mata yang nyeri, dan lain-lain (Broker, 2009).
Enukleasi pada retinoblastoma terindikasi jika satu mata demikian berat
terlihat sehingga tidak ada penglihatan tersisa yang bermanfaat atau jika nyeri
glaucoma telah berkembang sebagai komplikasi (Nelson, 2000). Tindakan ini
akan mengakibatkan cacat pada anak, maka pertimbangan yang sangat matang
perlu dilakukan, pada saat meminta persetujuan keluarga. Perencanaan
tentang bagian mata yang akan di-exsisi harus dilakukan dengan seksama
(Pearce,2008)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep patofisiologi dan askep Retinoblastoma pada anak
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar penulis mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak
dengan Retinoblastoma menggunakan pendekatan manajemen
keperawatan secara benar, tepat dan sesuai dengan standart keperawatan
secara professional.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien anak dengan Retinoblastoma,
b. Menganalisa kasus dan merumuskan masalah keperawatan pada pasien
anak dengan Retinoblastoma,
c. Menyusun asuhan keperawatan yang mencakup intervensi pada pasien
anak dengan Retinoblastoma,
d. Melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan pada
pasien anak dengan Retinoblastoma,
e. Mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien anak dengan Retinoblastoma.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
kriteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana
tindakan di susun dan di tunjukkan kepada nursing order untuk membantu
pasien mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan
masalah yang pasien hadapi. Dalam implementasi difokuskan pada
kebutuhan nutrisi anak retinoblastoma. Pelaksanaan implementasi defisit
nutrisi tediri dari dua hal yaitu manajemen nutrisi dan monitor status
nutrisi. Implementasi yang akan dilaksanakan dalam tahap manajemen
nutrisi yaitu mengkaji status nutrisi pasien, mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,
menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, memonitor jumlah
nutrisi dan kandungn kalori dan berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi. Dalam memonitor status nutrisi pasien yang dilakukan yaitu
memonitor adanya penurunan berat badan, memonitor lingkungan selama
makan, monitor interaksi anak dan orang tua selama makan, monitor
turgor kulit dan monitor mual dan muntah.
6. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama
program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan
keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk
SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing). Adapun komponen SOAP
yaitu S (Subjektif) dimana perawat menemukan keluhan pasien yang
masih dirasakan setelah diakukan tindakan keperawatan, O21 (Objektif)
merupakan data yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi
perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah
tindakan keperawatan, A (Assesment) merupakan interprestasi dari data
subjektif dan objektif, P (Planing) adalah perencanaan keperawatan yang
akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari rencana
tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi yang
diharapkan sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah di buat
pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil. Adapun kriteria yang
diharapkan yaitu:
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan
b. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retinoblastoma adalah tumor intraokuler maligna primer masa anak yang
paling lazim. Retinoblastoma terjadi pada kira-kira 1 dalam 18.000 bayi. 250-
300 kasus baru terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Terdapat pola
transmisi herediter dan non-herediter, tidak ada prediksi jenis kelamin atau
ras. Tumor terjadi bilateral pada 25-35 % kasus. Umur rata-rata saat diagnosis
untuk tumor bilateral adalah 12 bulan, kasus unilateral didiagnosis pada
ratarata umur 21 bulan.
B. Saran
Diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas perawat dengan cara
menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah.
DAFTAR PUSTAKA