Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS USIA DEWASA

DENGAN PENYAKIT KANKER PROSTAT

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

NAMA KELOMPOK 7 :

FENTY FAJRI HANDAYANI 17031053

SALISA ASHANITA RAHMATIKA 17031054

NINDY INDAH PRATIWI 17031055

LUTFIATURROHMAH 17031056

AZMIL UMUR 17031058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam
sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat
kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh
lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa
sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi
(Irdanatalia.2016).
Penyebab  kanker  prostat  tidak  diketahui  secara  tepat,  meskipun  beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara diet  tinggi lemak dengan peningkatan kadar hormon
testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan  bahwa  usia  lanjut  mengalami  pen
urunan  beberapa  unsur  esensial tubuh seperti kalsium (Ca)dan vitamin D. Tetapi pola ma
kandengan Ca tinggi secara berlebihan dapatmeningkatkan risiko kanker prostat pada usia la
njut (Rindiastuti (2007).
Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan
kewaspadan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi
organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria
berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang lebih parah adalah kanker prostat karena kanker
prostat merpakan kanker pembunuh nomor dua pada pris setelah kanker paru-paru (Jar, 2004).
Baik gangguan prostat maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena dampak
negatif yang ditimbulkan cukup mengertikan. Pria yang terkena gangguan prostat misalnya,
dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan kanker prostat dapat menyebabkan kematian
(Siswono, 2003).
Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah usia diats 50 tahun, pembesaran
prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola
makan (Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas
Rainy (2002) diet tinggi lemak dan pola makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007)
merupakan faktor yang mempunyai kaitan erat dengan meningkatkan risiko kanker prostat.
Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat pemeriksaan colok
dubur yang ambormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen (PSA). Kecurigaanini
kemudian dikonfirmasi dengan biopsi, dibantu dengan Trans Rectal Ultrasound Scanning
(TRUSS).  Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat colok dubur terbukti sebagai kanker
prostat. Nilai prediksi colok dubur untuk mendeteksi  kanker  prostat  21,53%.  Sensitifitas
colok  dubur  tidak  memadai  untuk mendeteksi kanker prostat, tapi spesifisitasnya tinggi.
Bila didapatkan tanda ganas pada colok dubur, maka hampir semua kasus memang terbukti
kanker prostat karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002).
Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam masyarakat dan semua
umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Insidennya semakin
meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005
(WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan
penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita
kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi angka kejadian kanker antara lain faktor geografis (misal kanker serviks lebih
banyak di negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara
lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas.
2. Untuk mengetahui Defenisi Kanker Prostat.
3. Untuk mengetahui Etiologi Kanker Prostat.
4. Untuk mengetahui Gejala Kanker Prostat.
5. Untuk mengetahui Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas.
2. Mahasiswa dapat memahami Defenisi Kanker Prostat.
3. Mahasiswa dapat memahami Etiologi Kanker Prostat.
4. Mahasiswa dapat memahami Gejala Kanker Prostat.
5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social, dan spiritual secara
komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan


serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlianya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap
orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelskan bahwa keperawatan


komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
(Nursing) dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang
ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005). Perawatan
komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang berfokus pada
masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2005).

2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1.      Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan 
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
a.       Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 
b.      Perhatian langsung  terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 
2.      Fungsi keperawatan komunitas
a.       Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui
asuhan keperawatan.
b.      Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c.       Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.3  Komunitas Sebagai Klien 
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi atau
batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relative sama serta
adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan
lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko
tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
  2.4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
  1.      Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
2.      Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun
secara sosial.
 3.      Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.

  2.5 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat
diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009). 
2.6 Diagnosa Keperawatan 
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran
tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. 
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
1.      Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya terjadi.
2.      Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah
terhadap intervensi keperawatan.
3.      Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
2.7 Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2005):
1.      Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2.      Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3.      Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4.      Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang  tepat
5.      Lakukan olahraga secara rutin 
6.      Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
7.      Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
2.8 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan
angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang
telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1.      Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2.      Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3.      Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4.      Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan  komunitas 
2.9   Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi
adalah:   
1.      Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
2.      Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
3.      Mencatat adanya  kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

2.10 Defenisi Kanker Prostat

Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam
sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat
kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh
lainnya, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa
sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi
ereksi. (Irdanatalia.2016)

Harga deteksi kanker prostat sangat bervariasi di seluruh dunia, dengan Asia Selatan dan
Timur deteksi lebih jarang daripada di Eropa, dan khususnya Amerika Serikat. Kanker prostat
cenderung untuk mengembangkan pada pria berusia lebih dari lima puluh dan meskipun ini
adalah salah satu jenis kanker yang paling umum pada laki-laki, banyak yang tidak pernah
mengalami gejala, menjalani terapi tidak, dan akhirnya meninggal karena penyebab
lainnya. (Irdanatalia.2016)

Hal ini karena kanker prostat adalah, dalam banyak kasus, lambat berkembang, gejala-
bebas, dan karena laki-laki dengan kondisi yang lebih tua mereka sering mati karena sebab-
sebab yang tidak terkait dengan kanker prostat, seperti jantung atau penyakit peredaran darah,
pneumonia, lainnya tidak terkait kanker, atau usia tua. Sekitar 2/3 dari kasus lambat tumbuh
"kucing", yang lain ketiga lebih agresif, cepat berkembang secara informal dikenal sebagai
"macan". (Irdanatalia.2016)
2.11 Etiologi Kanker Prostat

Penyebabnya kanker prostat tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah


menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon
testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor 3 pada pria
dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker
prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun. Pria yang memiliki resiko
lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60
tahun, petani, pelukis dan pemaparan Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat
meningkatkan risiko kanker prostat. Kadmium adalah senyawa logam yang terkandung di
dalam rokok dan pabrik-pabrik yang menggunakan logam berat ( logam Cd / senyawa
Kadmium) sebagai salah satu bahan produksinya. (Anonim.2016)
Kanker prostat dikelompokkan menjadi :
1. Stadium I : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan
secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
2. Stadium II : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik
atau tes PSA.
3. Stadium III : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai
menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Stadium IV : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional
maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru). (Anonim.2016)

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat
yaitu usia dan riwayat keluarga orang yang memiliki keturunan atau riwayat keluarga pernah
terkena kanker prostat lebih berisiko untuk mengalami kanker prostat. Ketidakseimbangan
hormon, diet tinggi lemak dan toksin juga,. Obesitas Laki-laki yang memiliki berat badan
berlebih juga lebih mungkin terkena kanker prostat ketimbang orang dengan berat badan
seimbang. Kegemukan telah terbukti dapat menyebabkan banyak kanker. Makanan Makanan
yang tidak sehat seperti banyak lemak, tinggi gula, dan tinggi garam dapat memicu
perkembangan kanker prostat..(Anonim.2016)

2.12 Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif dkk (2000), sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma
yang berasal dari sel asinar prostat dan bermula dari volume yang kecil kemudian membesar
hingga menyebar. Karsinoma prostat paling sering ditemukan pada zona perifer sekitar 75%,
pada zona sentral atau zona transisi sekitar 15-20%, sedangkan menurut Presti (2004), dan
Purnomo (2011), sekitar 60-70% terdapat pada zona perifer, 10-20% pada zona transisional,
dan 5-10% pada zona sentral.
Munculnya kanker prostat secara laten pada usia tua banyak terjadi. Sepuluh persen pria
usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostat’diam’dan tidak bergejala. Persentasi ini
bertambah usia. Pada tiga puluh persen kematian pria yang sebelumnya mempunyai keluhan
atau gejala kanker prostat ternyata pada pemeriksaan ditemukan adanya tumor ganas ini.
Pertumbuhan dari kanker prostat asimtomatis yang kebemukan pada umumnya lambat sekali.
Sembilan puluh persen tumor tersebut merupakan adenokarsinoma. Umumnya, penyakitnya
multifocal keganasan sering terjadi terletak di pinggir kelenjar. Prognosisnya langsung
bergantung pada derajat keganasan sel-sel dan kadar infiltrasi ke dalam pembuluh darah limfe
dan pembuluh balik (Jong dan Sjamsuhidayat, 2004)
Menurut Mc. NEAL (1988), mengemukakan konsep tantang zona anatomi dari prostat.
Komponen kelenjar dari prostat sebagian besar terletak atau membentuk zona perifer. Zona
perifer ini ditambah dengan zona sentral yang terkecil merupakan 95% dari komponen
kelenjar. Komponen kelenjar yang lain (5%) membentuk zona transisi. Zona transisi ini
terletak tepat di luar uretra di daerah verumontanum. Proses hiperplasia dimulai di zona
transisi. Sebagian besar proses keganasan (60-70%) bermula di zona perifer, sebagian juga
dapat tumbuh di zona transisi dan zona sentra Karsinoma prostat berupa lesi multi sentrik.
Kanker prostat menyebar ke kelenjar limfe di panggul kemudian ke kelenjar limfe
retroperitoneal atas. Penyebaran hematogen terjadi melalui V, vertebralis ke tulang panggul,
femur proksimal, ruas tulang lumbal, dan tulang iga. Metastasis tulang sering bersifat
osteoklastik. Kanker ini jarang menyebar ke sumsum tulang dan visera, khususnya hati dan
paru (jong dan Sjamsuhidajat, 2010).

2.13 Determinan Kanker Prostat


a. Faktor Genetik Menurut Kim dan Steinberg (2000), dan Moyad (2002), riwayat keluarga
sebagai faktor resiko kanker prostat. Kira-kira 15 – 25 % pasien didiagnosis dengan kanker
prostat dilaporkan memiliki satu hubungan darah relatif dengan diagnosa yang sama. Laki-
laki dewasa dengan ayah atau saudara laki-laki yang menderita kanker prostat mempunyai
resiko dua kali menderita kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki dewasa yang tidak
memiliki riwayat kanker prostat. Sedangkan menurut Purnomo, (2011), adanya factor
genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat, dimana riwayat keluarga yang
menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita, serta
memungkinkan naik menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita.
b. Faktor Ras dan Lingkungan Berdasarkan ras dan factor lingkungan menurut Moul et.al.
(2005), Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika – Amerika.Pria
kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita kanker prostat
dibandingkan dengan pria kulit putih. Sementara bangsa Hispanik dan Asia memiliki
insiden yang lebih rendah dari orang kulit putih (Surveillance, Epidemiology and End
Result (SEER), 2007).
c. Faktor Gaya Hidup 1. Makanan Kanker prostat juga sering dikaitkan dengan kadar
pengambilan lemak. Di mana, baik lemak dari tumbuhan maupun lemak dari hewan. Akan
tetapi, harus diingatkan bahwa tidak semua lemak punya kecenderungan untuk
menyebabkan kanker prostat. Ini adalah berdasarkan hasil studi yang dijalankan pada
orang Jepang yang tinggal di Jepang dan orang Jepang yang tinggal di Amerika, dari hasil
penelitian yang dijalankan, di lihat bahwa yang tinggal di Amerika lebih tinggi prevalensi
menderita kanker prostat dibanding orang Jepang yang memang tinggal di Jepang. Hasil
kultur sel menunjukkan bahwa asam lemak omega-6 merupakan stimulan positif terhadap
pertumbuhan sel kanker prostat (McLaughlin, 1990). Sedangkan menurut O Reilly (1999)
stimulasi negatif asam lemak omega-3 menunjukkan asam lemak omega-3 dapat
mempengaruhi hormon seks atau faktor pertumbuhan dan kesan langsung terhadap 5-alpha
reductase. 2. Kalsium Para usia lanjut akan kehilangan kandungan kalsium tubuh sebanyak
30% setelah usia 50 tahun dan 80% setelah 70 tahun yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis sehingga membutuhkan asupan kalsium yang lebih banyak
daripada usia dewasa (Donatelle, 2005). Hal ini menciptakan paradigma di kalangan usia
lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak, tetapi dengan pola konsumsi
kalsium berlebih khususnya pada pria usia lanjut dapat meningkatkan risiko terkena kanker
prostat (Astawan, 2008). Peran kalsium dalam meningkatkan risiko kanker prostat dengan
asupan kalsium berlebih (> Universitas Sumatera Utara 23 2000 mg/hari), sehingga
menurunkan regulasi 1,25 dihidroksi vitamin D, vitamin D aktif yang diduga berperan
penting dalam proses karsinogenesis melalui inhibisi pertumbuhan dan proliferasi sel
kanker dan metastasis (Yuyun, 2007). 3. Kimia Kadmium (Cd) Kadmium merupakan suatu
logam putih, mudah dibentuk lunak dengan warna kebiruan. Titik didih yang relative
rendah (7670C) membuatnya mudah terbakar, sehingga membentuk asap kadnium oksida.
Kadmium juga merupakan unsur yang terdapat di alam dan karena sebagian aplikasinya
menyebabkan penyebaran luas dalam lingkungan, maka kadmium mudah tertapar dalam
makanan, udara dan air. Paparan dapat juga terjadi dengan merokok dan mengunyah
tembakau, dll. Beberapa studi epidemiologis adanya peningkatan insidens kanker prostat
dan kanker paru ( Suyono dan Wijaya, 1995).

d. Faktor Hormonal Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan
oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori
menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya peningkatan kadar testosteron
pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian
menemukan terjadinya penurunan kadar testosteron pada penderita kanker prostat. Selain
itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan
meningkatnya kadar testosteron. (Haas dan Wael, 1997). Sedangkan Menurut Chan dan
Giovannucci (2001), menunjukkan bahwa ada hubungan diantara faktor hormonal dan
kanker prostat, dan ini Universitas Sumatera Utara 24 dikaitkan dengan adanya riwayat
penyakit seperti Diabetes Mellitus, sirosis dan sebagainya yang mana mengganggu
keseimbangan hormon secara tidak langsung.

2.14 Gejala Kanker Prostat

Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala
sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu
berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker
menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.(Sugeng.2015)
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah)
atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus, kanker
prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang
belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan
tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker
menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke
otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya. (Sugeng.2015)

Adapun gejala-gejala kanker prostat yaitu (Sugeng.2015) :


a. Sulit berkemih : Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti
saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke toilet
untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit. Gejala ini akibat  membesarnya
kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor di dalamnya
sehingga mengganggu proses berkemih.
b. Nyeri saat berkemih : Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan
saluran kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang disebut
prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan merupakan kanker.
c. Keluar darah saat berkemih : Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah
periksa ke dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–samar atau hanya
berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan gejala
ini.
d. Sulit ereksi atau menahan ereksi : Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke
penis yang seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah
ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi. Tapi, pembesaran
prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.
e. Sulit Buang Air Besar : Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan
rektum. Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat,
sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena
terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran
pencernaan bisa juga mengindikasikan kanker usus besar.
f. Nyeri terus menerus : Di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas. Sering
kali, kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung bawah, 
panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di bagian ini bisa menjadi tanda
adanya gangguan.
g. Sering berkemih di malam hari : Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari
sekali hanya untuk berkemih, periksalah segera ke dokter.
h. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat : Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol).
Urin tidak dapat ditahan hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar
aliran tidak cukup kuat.

2.15 Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Prostat

1. Pencegahan Kanker Prostat


Kanker prostat sendiri merupakan salah satu penyakit dengan tingkat keganas yang tidak
bisa diragukan lagi. Ada yang menyebutkan kanker prostat sendiri sebagai penyakit utama
kematian manusia diatas 74 tahun. (Holick M, 2004)
Untuk kita sebagai manusia perlu mengenal lebih dini apa itu penyakit kanker
prostat. Blogiztic akan mengulas cara ampuh mencegah penyakit kanker prostat sebagai
berikut. Adapun gejala penyakit kanker prostat seperti yang sering dialami si penderita
terbangun tengah malam untuk hajat membuang air kecil. Dalam sehariannya si penderita
kanker prostatbisa membuang hajat 8 kali setiap harinya dan bisa muncul darah pada air seni
maupun sperma, disfungsi dan keluhan sakit pada bagian belakang. (Holick M, 2004)

Hal – hal yang diperlukan dalam penanganan pencegahan masalah kanker


prostat  sebagai berikut :
a. Memperbaiki keadaan kesehatan umum : Menjaga agar berat badan berada pada berat
ideal. Jika anda mempunyai penyakit obesitas maka dianjuran mengatur diet yang
seimbang. Disamping memperbaiki keadaan kesehatan ditambhakan untuk melakukn
kegiatan olahraga.
b. Minum banyak air : Minuman air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu
mengurangi racun-racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap hari adalah 6 –
8 gelas sehari. Hindari kopi dan teh secara berlebihan.
c. Mengurangi minuman beralkohol
d. Memakan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya tomat
e. Makanlah makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti kacang kedelai dan
produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai, salmon, tuna dan sarden.
f. Dianjurkan makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel
g. Mengurangi konsumsi daging-dagingan dan lemak berlebihan
h. Mendapat cukup asupan selenium dan vitamin E
i. Kurangi stres dan depresi dar sekarang.

2. Penanggulangan atau Pengobatan Kanker Prostat


a. Cara pengobatan kanker prostat : Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih
diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
a) Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan
terapi penyinaran
b) Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi
kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau
kemoterapi.
b. Pembedahan untuk kanker prostat
a) Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat) : Seringkali dilakukan pada
kanker stadium A dan B. Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah
pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah
perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.
b) Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian) : Pengangkatan kedua testis
menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan
efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.Orkiektomi adalah
pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah
dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita
tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan pada
kanker yang telah menyebar. (Holick M, 2004)
c) Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostat. Terapi penyinaran terutama
digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C. Biasanya jika resiko
pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran
terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:
3. Manipulasi hormonal
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar testosteron
seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa
menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah
menyebar. (Holick M, 2004)
BAB III

KASUS

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DATA UMUM
I. Data Geografi
a. Lokasi : RT 06 RW 04 Dusun Bantulan, Kecamatan Sidoarum,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta
b. Luas wilayah : 867,982 Km2/Ha
c. Batas daerah / wilayah : pemerintah desa ke kecamatan 4 km, Desa ke pusat kota
20 km
d. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya : Tanah Top soil (Tanah yang subur)
dimanfaatkan untuk lahan persawahan.
e. Keadaan tanah menurut jenisnya : Tanah Top soil (Tanah yang subur)
II. Demografi
a. Jumlah Penduduk                        :149 jiwa
Berdasarkan jenis kelamin
  Laki-laki                                  :63 jiwa
  Perempuan                              :86 jiwa
Berdasarkan kelompok usia
  0 – 5 tahun                              : 4 %
  6-10 tahun                         :6%
  11-20 tahun                        : 10 %
  21- 30 tahun                       : 18 %
  31- > 56 tahun                         : 34 %

Berdasarkan agama
  Islam                                       :149 orang
  Kristen                                    : Tidak ada
  Katholik                                  : Tidak ada
  Hindu                                      : Tidak ada
  Budha                                     : Tidak ada

III. Lingkungan Fisik


a. Sumber air dan air minum
Penyediaan air bersih
  PAM                                           : Tidak ada.
  Sumur                                   : Masyarakat mengandalkan sumur sebagai sumber
air
  Sungai                                  : Tidak ada.
  Lain-lain sebutkan               
b. Kualitas fisik air bersih
  Tidak memenuhi syarat kesehatan 
c. Pengelolaan air minum
  Dimasak                 : Masyarakat rata-rata memasak air untuk dijadikan layak minum
  Tidak dimasak        : Masyarakat yang tidak mampu terpaksa tidak bias memasak air
tersebut hingga menjadi layak minum.
d. Pembuangan limbah
Kebiasaan membuang sampah
  Ditimbun                              : -
  Dibakar                                : Masyarakat biasanya membakar sampah.
  Diangkut Petugas                 : -
  Lain-lain sebutkan               : -
e. Pembuangan air limbah
  SPAL                                   : -
  Sungai                                  : -
  Kolam                                  : -
  Sembarang tempat               : Air limbah pembuangan dari pabrik dibuang sembarang.
f. Jamban
Kepemilikan jamban
  Memiliki jamban                  : Masyarakat mempunyai jamban di rumah masing-
masing
  Tidak memiliki jamban         : -
Macam jamban yang dimiliki
  Leher angsa       : Masyarakat rata-rata menggunakan jamban leher angsa dirumahnya
  WC cemplung    : Sebagian masyarakat menggunakan WC cemplung.
  Sungai                : Tidak ada
  Kolam                 : Tidak ada
g. bila tidak mempunyai jamban, maka BAB di :
  WC umum                            : Tidak ada
  Jamban tetangga                  : Tidak ada
  Sungai                                  : Tidak ada
  Sawah                                  : Tidak ada
h. Keadaan rumah
Jenis rumah:
Permanen                    : Sebagian masyarakat yang mempunyai jenis rumah permanen
  Semi permanen      : Masyarakan bantulan masih ada yang mempunyai jenis rumah
semi permanen
  Darurat                   : Tidak ada.

IV. Pendidikan
a. Penduduk berdasarkan pendidikan (usia sekolah)
  Penduduk sekolah                   : 88 %
  Penduduk tidak sekolah         : 12 %
b. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal
  Tidak sekolah / buta aksara     : 12 %
  SD                                           : 39 %
  SLTP                                       : 23 %
 SMU                                       : 19 %
  PT                                            : 7 %
V. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
a) Sarana pendidikan formal
  Jumlah TK                         : 2 buah
  Jumlah SD/sederajat         : 4 buah
  SLTP/sederajat                  : 3 buah
  SMU/sederajat                  : 2 buah
  Jumlah PT/sederajat          : Tidak ada
b) Organisasi social
c) Sarana ibadah
  Masjid/musolla                  : 3 buah
  Vihara                               : Tidak ada
  Gereja                                : Tidak ada
  Pura                                   : Tidak ada
d) Sarana olahraga
  Lapangan sepak bola         : 2 buah
  Lapangan bola volley        : 1 buah
  Lapangan bulu tangkis      : Tidak ada
  Lain-lain.
e) Tempat-tempat umum dan industri
  Terminal                            : 1 buah
  Pasar                                  : 2 buah
  Hotel                                 : Tidak ada
  Industri                             : 1 buah
b. Fasilitas kesehatan
c. Jenis fasilitas kesehatan
  Rumah Sakit                     : 1 buah
  Puskesmas                         : 2 buah
  Puskesmas Pembantu        : Tidak ada
  Polindes                            : Tidak ada
  Praktek dokter swasta       : Tidak ada
  Praktek bidan                    : 3 buah.
VI. Sosial Ekonomi
a. Karakteristik pekerjaan
1. Jenis pekerjaan
  PNS/ABRI                        : 2 %
  Pegawai swasta                 : 15 %
  Wiraswasta                        : 28 %
  Petani (sawah/tambak)      : 15 %
  Buruh tani/buruh pabrik    : 17 %
  Lain-lain, sebutkan            : Tidak ada
2. Status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun
  Penduduk bekerja             : 51 %
  Penduduk tidak bekerja    : 49 %
b. Penghasilan rata-rat perbulan
  Rp > 450.000 – Rp 600.000    : 15 %
  Rp 600.000 – Rp 800.000       : 15 %
  >Rp 800.000                           : 70 %
  Lain-lain.

VII. Keamanan dan transportasi


a. Keamanan
a.1. Sarana keamanan
  Pemadam kebakaran         : Tidak ada
  Instansi polisi                    : 1 buah
  Poskamling                        : 3 buah
b. Transportasi
b.1. Fasilitas transportasi
  Jalan raya                          : 5 ± km
  Jalan tol                             : Tidak ada
  Jalan setapak                     : 1 ± km
b.2. Alat transportasi yang dimiliki masyarakat
  Tidak punya                      : 50 orang
  Sepeda                              : 15 orang
  Mobil                                 : 21 orang
  Motor                                : 63 orang.
  Lain-lain, sebutkan      
b.3. Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
  Angkutan / kendaraan umum       : Masyarakat masih ada yang menggunakan kendaraan
umum
  Kendaraan pribadi                    : Masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi
menggunakannya untuk berpergian

VIII. Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat :
  Radio                                : Tidak ada
  TV                                     : Ada.
  Telepon                             : Tidak ada
  Majalah/koran                   : Ada
  Lain-lain.
b. Teknik penyampaian informasi kepada masyarakat
Radio – TV
Papan pengumuman
Pengeras suara keliling : Masyarakat dusun bantulan masih menggunakan teknik
pengeras suara keliling untuk pemberian informasi ke
warga.
Lain-lain.

IX. Peran serta masyarakat


  Kader kesehatan                           : 30 orang
  PMR                                              : 15 orang
  LSM                                              : 10 orang
X. Adat-istiadat yang berhubungan dengan kesehatan
  Selamatan : Masyarakat dusun bantulan sering mengadakan selamatan.
  Rembung desa
 Gotong royong

B. DATA STATUS KESEHATAN


1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Jumlah ibu hamil                              : 15 orang
b. Pemeriksaan kehamilan
  Teratur                                           : Sebagian masyarakat ada yang teratur
memeriksakan kehamilannya
  Tidak teratur                                 : Sebagian masyarakat dusun bantulan lainnya
ada juga yang tidak teratur memriksakan
kehamilannya
c. Kelengkapan imunisasi TT
  Lengkap                                        : -
  Belum lengkap                              : Masyarakat belum mampu melengkapi
imunisasi TT
d. Pemeriksaan balita ke posyandu/ puskesmas
  Teratur                                           : -
  Tidak teratur                                 : Masyarakat masih belum teratur pergi ke
puskesmas
e. Kelengkapan imunisasi balita
  Lengkap                                        :
  Belum lengkap                              : Balita yang terdapat di dudun bantulan masih
belum lengkap mengenai imunisasi
f. Status gizi balita berdasar KMS
  Garis hijau                                     : Tidak dikaji
  Garis kuning                                  : Tidak dikaji
  Garis Merah                                  : Tidak dikaji
II. Keluarga berencana
a. Jumlah PUS                                          : …………………………………….
b. Keikutsertaan PUS pada program KB
  Ikut program KB                          : ……………………………………..
  Belum ikut KB                              : ……………………………………..
c. Jenis kontrasepsi yang diikuti
  IUD                                               : ……………………………………..
  Pil                                                  : ……………………………………..
  Kondom                                        : ……………………………………..
  Suntik                                            : ……………………………………..
  Susuk                                            : ……………………………………..
  MOW                                            : ……………………………………..
  MOP                                             : ……………………………………..
  Tidak KB                                      : ……………………………………..

IV. Kesehatan remaja


a. Jumlah penduduk usia remaja        : 50 orang
b. Jenis kegiatan penduduk remaja mengisi waktu luang :
  Kumpul-kumpul                            : -
  Mengikuti kursus                          : -
  Olahraga                                        : Remaja didusun bantulan biasanya melakukan
olahraga seperti sepak bola dll untuk meluangkan
waktunya.
  Remaja mesjid/gereja                    : -
  Lain-lain.

V. Kesehatan lansia
a. Jumlah penduduk lanjut usia          : 30 orang
b. Keadaan kesehatan lansia
c.   Ada masalah (sebutkan)            : Lansia di daerah dusun bantulan mempunyai
hipertensi dan asam urat
d.   Tidak ada masalah                     : -
e. Kegiatan yang dilakukan lansia
  Ada kegiatan (sebutkan)               : Berladang, berkebun, melakukan kegiatan dirumah
saja.
  Tidak ada kegiatan                        : -
f. Pendapat penduduk lansia terhadap program kegiatan untuk para lansia
  Perlu                                              :Ya
  Tidak perlu                                    : -
g. Pendapat penduduk lansia terhadap program pelayanan kesehatan  untuk para lansia
  Perlu                                              : Ya
  Tidak perlu                                    : -
h. Fasilitas posyandu lansia
Ada
Tidak ada : Tidak adanya fasilitas posyandu lansia

VI. Distribusi penyakit di masyarakat


a. ISPA                                                     : Tidak ada
b. Diare                                                     : 35 orang.
c. Demam berdarah                                   : 15 orang.
d. Penyakit kulit                                        : 50 orang
e. Penyakit gigi                                         : 20 orang
f. Penyakit otot dan tulang                       : 30 orang
g. Penyakit mata                                       : 10 orang

A. PENGKAJIAN
1. Winshield Survey
Lokasi pengamatan : RT 06 RW 04 Dusun Bantulan, Kecamatan Sidoarum, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta
Kelompok :5A
 Tipe perkampungan / pedesaan
- Perumahan yang ada di RT 06 sudah permanen
- Warga disana 80% memiliki usaha pasir semen, pabrik, sisanya memiliki warung
makan, toko kelontong, toko buah dsb.
- 85% warga memiliki usaha di rumah.
 Lingkungan tempat tinggal
- Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
- Bangunan rumah rumah sudah permanen.
- Tidak terdapat apartemen di RT 06.
 Umur area perumahan
- Tidak terdapat bangunan baru di RT 06.
- Bangunan di RT 06 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
- Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
 Karakteristik social-kultural
- Penduduk di RT 06 terdiri dari balita sampai lansia.
- Mayoritas penduduk berusia paruh baya.
- Di RT 06 mayoritas warga berasal dari suku jawa.
- Semua warga terlihat sibuk bekerja.
- Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.
 Lingkungan
1. Tampak umum
- Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 06
- Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.
2. Bahaya lingkungan
- Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT
tersebut.
- Teramati adanya pabrik limba berbahan kimia
- Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
- Tidak terdapat area bermain.
- Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
- Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
- Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.
- Polisi berjaga di traffic light saat pagi hari.
3. Stressor lingkungan
- Terlihat adanya keramaian. Terdapat kemacetan di area traffic light.
- Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di
wilayah tersebut
- Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
- Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
- Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi
menengah ke atas.
 Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
- Ada pasar buah di RT 06.
- Terdapat transportasi umum seperti bis kota.
- Tidak terdapat tempat rekreasi.
- Tidak terdapat tempat ibadah.
- Terdapat pelayanan keamanan berupa pos polisi di dekat traffic light
- Tidak terdapat apotek.
- Pernah terjadi kebakaran di RT 06
- Tidak terdapat kantor pos.
- Terdapat ATM.
- Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.
- Tidak terlihat adanya mading.
 Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan
Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 06.
2. Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terdapat puskesmas di RT 06.
Tidak terdapat nursing center di RT 06.
Terdapat praktik dokter swasta.

1. Data Inti Komunitas


A. Riwayat
- Riwayat wilayah RT 6, RW 4 dusun Bantulan desa Sidoarum dahulu merupakan area
permukiman
- Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah.
- Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut 90 tahun.
B. Demografi
- Di RT ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin
laki-laki
- Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 06 adalah SLTA.
- Pekerjaan warga RT 6 80% adalah pengusaha pasir semen. Sedangkan sisanya
menjadi peternak, buruh pabrik, pekerja swasta dan pedagang.
- Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan
- Status ekonomi menengah ke atas.
C. Statistik Vital
- Masalah kesehatan yang terjadi di RT 06 adalah ,obesitas, diabetes melitus, hipertensi
dan stroke.
- Selain kasus penyakit obesitas dan sebagainya yang telah disebutkan di atas terjadi
juga seperti kanker prostat yang dialami oleh para pekerja buruh pabrik limba karena
akibat sering terpapar bahan kimia.
- Dalam 2 tahun terakhir di RT 06 terjadi kasus kanker prostat namun sejauh ini tidak
sampai menyebabkan kematian.
D. Nilai dan Kepercayaan
- Mayoritas warga berasal dari suku Jawa dan beragama . Ada beberapa orang
pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti Hindu, Budha, Katolik dan
Protestan.
- Terdapat masjid di RT tersebut.
- Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek
ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat cina di toko obat.

2. Data sub system


A. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi
- Di RT 06 tidak terdapat peta rawan masalah
- Terdapat pasar
- Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di
wilayah tersebut
- Tidak ada tempat rekreasi
- Data winshield survey terlampir
b. Tanda Vital
- Kondisi iklim tropis dan saat ini tidak musim hujan
- Kondisi lingkungan bersih.
c. System Review
- Di RT 06 ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya
- Ada kegiatan pengajian rutin dan PKK yang di adakan setiap hari rabu.
d. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a. Pelayanan yang di akses oleh warga RT 06 adalah praktik bidan, puskesmas dan
praktik dokter.
b. Jika sakit rata-rata penduduk RT 06 datang langsung ke dokter praktik karena
mereka tidak puas dengan pelayanan di puskesmas.
c. Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau
untuk warga.
d. Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan sore : 17.00
sampai 20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada
kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera.
e. Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
f. Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia
g. Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
h. Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RT 06.
i. Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat.

e. Ekonomi
- Pekerjaan penduduk 80% pengrajin pasir dan semen, sisanya peternak, buruh, dan
pekerja swasta. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 3.000.000.
- Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran
yang berbeda-beda
- Masyarakat di RT06 tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena
mengkonsumsi makanan siap saji
- Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi
kesehatan, dan BPJS
- Pendapatan masyarakat RT 06 lebih besar dari pada pengeluaran.
f. Keamanan
- Lingkungan aman
- Terdapat pelayanan polisi lalu lintas di lampu merah atau di pinggir jalan raya
- Pernah satu kali terjadi kebakaran
- Air di RT 6 berasal dari air tanah dan kondisi air jernih.
- Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan
angkutan umum.
- Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 6 agak rusak
g. Politik dan pemerintahan
- Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan
- Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan
dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap
masalah kesehatan yang terjadi.
- Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
- Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat
dan pola hidup masyarakatnya.
h. Komunikasi
- Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon dan ponsel.
- Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 06.
- Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
- Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 06.
i. Pendidikan
- Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
- Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
- Tidak terdapat fasilitas pendidikan di RT 06.
- Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
j. Rekreasi
- Warga RT 06 memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini terbukti
dengan banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
- Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 06 sehingga warga harus pergi jauh
untuk mendapatkan hiburan

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


Geografi : Terdapat 2 kawasan yang dijadikan tempat Resiko terjadinya penularan
Lingkungan Fisik berkumpulnya para pekerja prostitusi di penyakit yaitu penyakit
wilayah tersebut menular seksual. Sehingga
mengakibatkan peradangan
pada prostat dan memicu
terjadinya kanker prostat
Demografi : Usia  40% penduduk di RT 06 adalah Dewasa tua resiko terkena
lansia kanker prostat
 20% penduduk di RT 06 adalah Lansia biasanya risiko
dewasa tua terkena kanker prostat lebih
tinggi seiring pertambahan
usia. Sebagian besar
penderita kanker ini adalah
pria berusia diatas 65 tahun
Statistik Vital  20% warga terkena kanker prostat / Prevalensi kejadian kanker
tahun prostat tinggi
System Review Tidak adanya kegiatan pendidikan Kurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai kanker prostat mengenai informasi faktor
penyebab dan pencegahan
kanker prostat
Ekonomi - Di RT ini 60% penduduknya Status ekonomi masyarakat
berjenis kelamin perempuan dan menengah ke atas
40% berjenis kelamin laki-laki
- Tingkat pendidikan rata-rata
penduduk di RT 06 adalah SLTA.
- Pekerjaan warga RT 6 80% adalah
pengusaha pasir semen. Sedangkan
sisanya menjadi peternak, buruh
pabrik, pekerja swasta dan
pedagang.
- Tingkat penghasilannya bervariasi
mulai dari 1,5-3 juta perbulan
- Status ekonomi menengah ke atas.

Pendidikan  Mayoritas warga berpendidikan Tingkat pendidikan,


sampai SLTA. pengetahuan dan kemampuan
 Terdapat beberapa warga yang warga dalam menerima
pengangguran informasi baik.
 Wawasan warga tidak cukup baik
 Hanya 2 % warga di RT 06 yang
buta huruf. Warga yang buta huruf
adalah lansia

RUMUSAN MASALAH

Masalah ( Aktual / Tanda dan gejala


Etiologi
Potensial ) Dimanifestasikan oleh
Tingginya angka kejadian  Prevalensi kejadian kanker  20% warga terkena
Kanker prostat di wilayah prostat tinggi kanker prostat / tahun
RT 06 RW 04 Desa  Ada media untuk penularan  Terdapat adanya pabrik
Bantulan penyakit limba berbahan kimia
 Makanan yang dikonsumsi  Terdapat 2 kawasan
tidak sehat yang dijadikan tempat
berkumpulnya para
pekerja prostitusi di
wilayah tersebut
 Tidak mampu
menyediakan makanan
yang bergizi baik karena
mengkonsumsi makanan
siap saji (junkfood)
Rendahnya tingkat  Lingkungan kurang terpapar  Tidak adanya kegiatan
pengetahuan warga informasi terkait kesehatan pendidikan kesehatan
tentang kesehatan reproduksi dan penularan mengenai kanker prostat
reproduksi di wilayah RT penyakit menular seksual
06 Desa Bantulan terkhusus kanker prostat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko, berhubungan dengan Prevalensi kejadian
kanker prostat tinggi , Ada media untuk penularan penyakit, Makanan yang
dikonsumsi tidak sehat dimanisfestasikan oleh 20% warga terkena kanker prostat /
tahun, Terdapat adanya pabrik limba berbahan kimia, Terdapat 2 kawasan yang
dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja prostitusi di wilayah tersebut, Tidak
mampu menyediakan makanan yang bergizi baik karena mengkonsumsi makanan
siap saji (junkfood).
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan lingkungan kurang
terpapar informasi terkait kesehatan reproduksi dan penularan penyakit menular
seksual terkhusus kanker prostat dimanifestasikan oleh dengan tidak adanya kegiatan
pendidikan kesehatan mengenai kanker prostat.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K Total Prioritas


.
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko,
berhubungan dengan Prevalensi kejadian kanker
prostat tinggi , Ada media untuk penularan
penyakit, Makanan yang dikonsumsi tidak sehat
dimanisfestasikan oleh 20% warga terkena
kanker prostat / tahun, Terdapat adanya pabrik
5 4 3 3 3 2 4 4 5 4 4 41 1
limba berbahan kimia, Terdapat 2 kawasan yang
dijadikan tempat berkumpulnya para pekerja
prostitusi di wilayah tersebut, Tidak mampu
menyediakan makanan yang bergizi baik karena
mengkonsumsi makanan siap saji (junkfood).

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit 3 2 3 3 4 2 3 3 5 4 4 36 2


berhubungan dengan lingkungan kurang terpapar
informasi terkait kesehatan reproduksi dan
penularan penyakit menular seksual terkhusus
kanker prostat dimanifestasikan oleh dengan
tidak adanya kegiatan pendidikan kesehatan
mengenai kanker prostat.

Keterangan :
A : ResikoTerjadi F : Sesuai dengan program Pemerintah I. Dana
B : Resiko Keparahan G. Tempat J. Fasilitas Kesehatan
C : Potensial untuk Pendkes H. Waktu K. Sumber daya
D : Minat Masyarakat E : Kemungkinan diatasi

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Dx. Kep Tujuan Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat PJ
Kom Umum Khusus Intervensi Kegiatan Kriteria Standar
1 Perilaku kesehatan Setelah Setelah  Pemberdayaa Mahasiswa Wilayah RT  Bapak RT 06

cenderung dilakukan dilakukan n masyarakat  Pendidikan 70 % dan 06 RW 04 Dan Amel

tindakan tindakan dan tentang kesehatan Masyarakat masyarakat Desa


berisiko,
pencegahan tentang RT 06 RW Bantulan,
keperawatan keperawatan
berhubungan dan cara 04 Desa Kecamatan
komunitas komunitas - Pengertian
dengan Prevalensi mengatasi Bantulan, Sidoarum
dalam 2 dalam 2 prostat
kejadian kanker kanker
- Penyebab Kecamatan
bulan, angka bulan
prostat tinggi , prostat. Sidoarum,
kanker
kanker  Tidak ada
mengerti
Ada media untuk prostat di RT nya angka
prostat
tentang
penularan kejadian - Tanda dan
06 RW 04 - Pengertian
kanker gejala
penyakit, Desa prostat
prostat kanker
Makanan yang Bantulan, - Penyebab
prostat
Mahasiswa Aula RT 06  Lutfia
dikonsumsi tidak Kecamatan  Pendidikan kanker
 Prevalensi - Pencegahan RW 04
sehat Sidoarum kesehatan prostat
kanker kanker Desa
dimanisfestasikan menurun kepada prostat - Tanda dan Bantulan,
prostat
masyarakat. gejala Kecamatan
oleh 20% warga menurun
kanker Sidoarum
terkena kanker
prostat
prostat / tahun, - Pencegaha
Terdapat adanya n kanker
pabrik limba prostat

berbahan kimia,
Terdapat 2
kawasan yang
dijadikan tempat
berkumpulnya
para pekerja
prostitusi di
wilayah tersebut,
Tidak mampu
menyediakan
makanan yang
bergizi baik
karena
mengkonsumsi
makanan siap saji
(junkfood).
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


Kegiatan
1. Perilaku kesehatan  Tidak ada nya  Bapak-  Minggu,  Lingkunga  Kas RT  Bapak RT
cenderung berisiko, angka kejadian  Pendidikan bapak di RT 5 April n RT 06 dan dana 06 RW 04
berhubungan dengan kanker prostat kesehatan 06 RW 04 2020 RW 04 mahasiswa desa
Prevalensi kejadian tentang desa desa Bantulan
kanker prostat tinggi ,  Prevalensi kanker - Pengertian Sidoarum Sidoarum dan Amel
Ada media untuk prostat menurun prostat  Minggu,
penularan penyakit, - Penyebab  Ibu-ibu di 5 April  Aula RT  Kas RT  Niken
Makanan yang kanker prostat RT 06 RW 2020 06 RW 04 dan dana
dikonsumsi tidak - Tanda dan 04 desa desa mahasiswa
sehat gejala kanker Sidoarum Sidoarum
dimanisfestasikan prostat
oleh 20% warga  Pencegahan
terkena kanker kanker prostat
prostat / tahun,
Terdapat adanya
pabrik limba
berbahan kimia,
Terdapat 2 kawasan
yang dijadikan
tempat berkumpulnya
para pekerja
prostitusi di wilayah
tersebut, Tidak
mampu menyediakan
makanan yang
bergizi baik karena
mengkonsumsi
makanan siap saji
(junkfood).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan


serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlianya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam
sistem reproduksi laki-laki. Kanker prostat kebanyakan lambat berkembang, namun terdapat
kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker dapat menyebar dari prostat ke bagian tubuh lainnya,
terutama tulang dan kelenjar getah bening. Kanker prostat dapat menyebabkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau disfungsi ereksi
(Irdanatalia.2016).

Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan kadar hormon
testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut mengalami
penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca)dan vitamin D. Tetapi pola
makandengan Ca tinggi secara berlebihan dapatmeningkatkan risiko kanker prostat pada usia
lanjut (Rindiastuti (2007).

42
DAFTAR PUSTAKA

Irdanatalia.2016. epidemiologi Penyakit Tidak Menular“Kanker  Prostat (Http:// Epidemiologi


Penyakit Tidak Menular“Kanker Prostat.html) di Akses Tanggal 4 November 2016

Sugeng.2015.Gejala, Penyebab, mengatasi, mengobati kanker prostat


(http://www.referensisehat.com/2015/05/makalah-gejala-penyebab-mengatasi-mengobatikanker-
prostat.pdf.html di akses tanggal 4 November 2016

GLOBOCON.2008. (International Agency for Research on Cancer World Health Organization.
Available from (http://globocan.iarc.fr/factsheet/populations/factsheet.asp?uno=360) di akses tanggal
4 November 2016

Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC: FamiliesUSA .

Rindiastuti, Y.2007. Mekanisme Kalsium Dalam Meningkatkan Resiko Kanker Prostat Pada


Usia Lanjut. Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret : 24

Umar,M dan Agus,A.2002. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Colok Dubur  pada Pasien


Pembesaran Prostat Untuk Mendeteksi Kanker Prostat. Palembang : Ilmu Bedah FK
Unsri/R.S.Dr.Moehamad Hoesin

43

Anda mungkin juga menyukai