Anda di halaman 1dari 10

Kata sulit

1.Saya Lilis Romaito Hutajulu ingin mengajukan kata sulit yaitu Kesehatan sistem reproduksi

2.Kata sulit nya yaitu perokok aktif

Identifikasi masalah

1. Desi : Apa peran perawat komunitas dalam kasus tersebut

2. Lilis : Apa hambatan perawat komunitas dalam melakukan pengkajian pada remaja?

3. Reysa : apa penyebab dari masalah kesehatan pada remaja diskenario?

4. Srimelda: Dari kasus tersebut dijelaskan masalah yg terjadi pada remaja, apakah ada dampaknya
pada tumbuh kembang remaja?

5. Ghea : bagaimana pengkajian yang dilakukan keperawatab komunitas berdasarkan kasus sehingga
dapat dipaparkan berdasarkan persenan pada kasus?

6. ichwan: apakah 90% remaja laki-laki yang perokok aktif termasuk dalam rentan/resiko

7.azmil: apa askep dari kasus

1. Kesehatan Sistem Reproduksi

Lilis : Kesehatan Sistem Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi.

( Buku keperawatan kesehatan komunitas teori dan pratikum dalam keperawatan Ferry efendi dan
Makhfudli, jakarta salemba medika 2009)

2. Reysa: Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI: RUANG LINGKUP DAN KOMPLEKSITAS MASALAH
oleh Muhadjir Darwin.

Kesehatan reproduksi dalam arti luas meliputi seluruh proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada
seluruh tahapan kehidupan manusia. Secara lebih khusus, studi kesehatan mempelajari bagaimana
individu dapat terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses atau
bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi.
3. Srimelda

sistem reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial
dan bukan sekadar adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, fungsi maupun proses reproduksi itu sendiri.Sumber saya dapat kan dari

(PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PERILAKU


SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DIINDONESIA, penulis Sri Lilestina Nasution, Vol. 15 No.1, April 2012)

Desi :

Menurut peraturan pemerintahan

RI No.61 Tahun2014 pasal 2 ayat 2. kesehatan reproduksi merupakankeadaan sehat secara fisik,
mental dan

sosial secara utuh, tidak semata-matabebas dari penyakit atau kecacatan yangberkaitan dengan
sistem fungsi dan proses reproduksi.

Fauzan:

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan siap atau matang dalam segala
aspek atau hal berkaitan dengan fungsi maupun proses reproduksi itu sendiri (KEMENKES RI , 2015)

2. perokok aktif

1. ghea: perokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada
rokok yang dihisap secara langsung. Jadi, perokok aktif merupakan seseorang yang merokok dan
langsung menghisap rokok maupun menghirup asap rokoknya sehingga berdampak pada kesehatan
serta lingkungan sekitar. Jadi, seorang perokok aktif merupakan individu yang memiliki kebiasaan
merokok didalam hidupnya (Bustan,1997). (Parwati, Sodik. 2012. PENGARUH MEROKOK PADA
PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA. STIKes Surya Mitra Husada)

2. Lilis : Perokok aktif adalah orang yang melakukan langsung aktivitas merokok dan memiliki
kebiasaan merokok dan secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka
hembuskan dari mulut mereka.

( Jom FISIP Vol.3 No.1 Februari 2016

PERILAKU SOSIAL PARA PEROKOK AKTIF DAN RESPON TERHADAP POSTER PERINGATAN BAHAYA
MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK (Studi Deskriptif di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar)
3. angel perokok aktif adalah yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar
coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk
ke dalam paru - paru (buku keperawatan medikal bedah sistem respirasi).

Klasifikasi masalah

Pertanyaan 1

1. Srimelda

Peran perawat

Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada

kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh

perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga

segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah

mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran

perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan

pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.

Buku keperawatan keluarga dan komunitas 2017.

2. Desi

a. Care giver yaitu memberikan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
sesuai diagnosa masalah yang terjadi. Menperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan
klien.

b. Edukator yaitu memberikan penkes kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
merubah perilaku yang diharapkan.

c. Change agen yaitu seseorang yang berinisiatif membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya sertam memotivasi dan membantu klien untuk berubah.

( Buku M.Agus Akbar. konsep dasar keperawatan komunitas. 2019. Deepublish CV Budi Utama)

Fauzan:
Peran perawat komunitas yg pertama adalah merencanakan, yg dimana perawat harus merencana
kan perencanaan terhadap edukasi kesehatan berupa edukasi reproduksi dan kesehatan reproduksi
untuk masyarakat" disana terutama anak" muda dan orang tua ( JOM FKp, VOL. 5 NO. 2, TAHUN
2018)

4. Ghea

perawat sebagai konseling dengan melakukan

pendekatan yang khusus baik saat diskusi/wawancara dan perlu jaminan kerahasiaan identitas. Pada
saat wawancara akan tanyakan keluhan utama, sehingga pada saat ini remaja perlu didengar dan
diperhatikan dengan seksama. Selama wawancara, perawat harus dapat menyediakan gambaran
awal konseling dan menekankan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai kesehatan yang baik serta
menetapkan pola promosi kesehatan pada remaja dikasus. (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019.
KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan
Respati Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

2. Hambatan dalam pengkajian pada remaja

Reysa : Menurut jurnal Faktor Pendorong Dan Penghambat Dalam Proses Pengkajian oleh Khofifah
Juniar Sari

Faktor-faktor yang menghambat dalam melaksanakan proses pengkajian keperawatan yaitu


kurangnya kemampuan perawat dalam mengumpulkan data pengkajian yang komperhensif, enggan
mengkaji, beban kerja yang tinggi, dan karena mengkaji itu memakan waktu.

Srimelda: Hambatan perawat komunitas dalam melakukan pengkajian adalah

Remaja mungkin sulit untuk mengutarakan masalah-masalah kesehatannya disebabkan kurangnya


kosakata dan rasa malu saat membahas tentang seksual. Hal ini akibat dari lemahnya pemahaman
dan kurangnya informasi kesehatan yang didapatkan.

( Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta. Kerentanan kehamian remaja dan konseling sebaya:
tinjauan teori. Penulis : Sang Ayu Made Adyani, Muflih Muflih, dan Endang Nurul Syafitri Pogram
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta )

3. Penyebab dari masalah kesehatan pada remaja


Lilis :

1. kurangnya pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku remaja terhadap kesehatannya

2. Kurangnya kepedulian orang tua, masyarakat rumah serta pemerintah dalam mengatasi masalah
remaja

3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja

(modul keperawatan komunitas 1, penulis Reni Chairani, Jakarta 2015)

2.angel . Penyebabnya ada banyak faktor sebagai contoh faktor keluarga, lingkungan, pergaulan.
faktor keluarga sebagai contoh akibat dari meniru orang tua, pelarian dari masalah dalam keluarga.
Kemudian faktor pergaulan yaitu iku-ikutan teman, merasa tidak hebat kalau tidak merokok (buku
ajar keperawatan komunitas)

3. Desi

Kurangnya pengetahuan tentang seks, latar belakang lingkungan, kurang pengawasan serta media
massa merupakan salah satu penyebab paling utama yang disebut terkait perilaku seks bebas kaum
remaja indonesia. Serta beberapa penyebab perilaku menyimpang remaja karena akibat dari broken
home, pengaruh teman dekat dan lingkungan pergaulan yang tidak baik atau terlalu bebas.
(Tantut.2010. Pengaruh terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dengan
permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja. Jurnal keperawatan Vol. 1 No. 2)

4. Reysa

Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA oleh Kartika Ratna
PertiwiPenyebabnya antara lain tekanan pasangan, merasa sudah siap melakukan hubungan seks,
keinginan dicintai,

keingintahuan tentang seks, keinginan menjadi popular, tidak ingin diejek “masih perawan”,
pengaruh media massa (tayangan TV dan internet) yang menampakkan bahwa

normal bagi remaja untuk melakukan hubungan seks, serta paksaan dari orang lain untuk melakukan
hubungan seks. Pergaulan seks bebas berisiko besar mengarah pada terjadinya kehamilan tak
diinginkan (KTD).

Kehamilan tak diinginkan (KTD) terjadi karena beberapa faktor seperti faktor sosiodemografik
(kemiskinan, seksualitas aktif dan kegagalan dalam penggunaan
kontrasepsi, media massa), karakteristik keluarga yang kurang harmonis (hubungan antar keluarga),
status perkembangan (kurang pemikiran tentang masa depan, ingin mencobacoba, kebutuhan akan
perhatian), penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan.

Fauzan:

a) Faktor dari dalam diri remaja: kurang nya pengetahuan remaja, sikap, dan keyakinan yang keliru
mengenai rokok, miras dan hubungan seksual

b) Kurangnya kepedulian orang tua, masyarakat rumah serta pemerintah dalam mengatasi masalah
remaja

c) Belum optimalnya pelayanan kesehatan remaja.

(JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 8, No. 2, 2017)

Ghea

Faktor yang mempengaruhi remaja pada usia tersebut untuk melakukan hubungan seksual salah
satu yang tersapat diskenario yaitu:

1) teman sebaya yaitu mempunyai pacar,

2) mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah,

3) mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah (Analisa
Lanjut SKRRI, 2003; BKKBN, 2010) (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN REMAJA
DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1), Januari
2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta)

4. Dampak pada tumbuh kembang remaja

1. Lilis : Tentu ada efeknya pada tumbuh kembang mereka, salah satunya efek dari seks bebas,
mereka sangat beresiko terinfeksi penyakit seks menular bahkan hiv yg akan mengancam masa
depan mereka, serta hasil dari perbuatan mereka, memiliki anak diusia muda, atau pernikahan dini
bahkan mungkin abortus yg akan membahayakan kesehatan mereka, dan juga kesehatan mereka
akibat mengkonsumsi alkohol atau miras.

( Buku tumbuh kembang anak penerbit EGC)

2. Desi
Dampak dari perilaku merokokyaitu merusak kesehatan dari organ paru-parupelaku. Anak dan kaum
muda yang merokok,pertumbuhan dan perkembangan parunyasegera akan terpengaruh oleh asap
rokoktersebut. penggunaan narkoba dan mengkonsumsiminuman keras dapat menganggu
prosesberfikir seseorang, kurang fokus dan kecanduan. (Zulkhairi.Arneliwati.Sofiana.2018. Studi
deskriptif : persepsi remaja terhadap perilaku menyimpang. Jurnal Ners indonesia Vol. 8 No. 2)

3. Srimelda

dampak terhadap tumbuh kembang remaja yaitu perilaku remaja yang tidak sehat seperti merokok
minum minuman beralkohol penyalahgunaan obat dapat mempercepat usia awal seksual aktif
serta dapat mengantarkan mereka pada kebiasaan berprilaku seksual yang beresiko tinggi karena
kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi

e-journal Kep. Vol.1 no.2 th. 2010

3. Reysa

Menurut jurnal KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA oleh Kartika Ratna
Pertiwi

KTD berdampak bukan hanya secara fisik, psikis namun juga sosial. Siswi yang mengalami kehamilan
biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari

pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah
sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan berujung dengan

dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Remaja menjadi putus sekolah, kehilangan kesempatan
bekerja dan berkarya dengan menjadi orang tua tunggal dan menjalani pernikahan dini yang tidak
terencana.

Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh
dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma
kehidupan masyarakat kita. Akibatnya siswa akan kesulitan beradaptasi secara psikologis, kesulitan
berperan sebagai orang tua (tidak bisa mengurus kehamilan dan bayinya), akhirnya berujung pada
stress dan konflik, aborsi illegal yang lebih lanjut berisiko mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat

menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya
remaja yang mengidap HIV/AIDS.

5. ghea

tentu akan terjadi perubahan pada tumbuh kembang remaja berupa perubahan psikologis dan fisik
terjadi sangat cepat, seperti perubahan mood remaja yang lebih menjadi dewasa dan labil dalam
mengatasi masalah serta perkembangan fisik yang lebih cepat dari seusianya. Seperti perkembangan
karasteristik seks primer dan skunder. (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN KEHAMILAN
REMAJA DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(1),
Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakarta)

5. Pengkajian yang dilakukan keperawatan komunitas berdasarkan kasus

1. Lilis

Pada saat pengkajian akan selalu dimulai dengan keluhan utama, sehingga pada saat ini remaja perlu
didengar dan diperhatikan dengan seksama. Selama pengkajian, perawat harus dapat menyediakan
gambaran awal konseling dan menekankan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai kesehatan yang
baik serta menetapkan masalah dan pola promosi kesehatan. Perawat sangat perlu memperhatikan
apa yang remaja utarakan. Pengetahuan remaja tentang sistem kesehatan dan peranannya akan
mendukung perawat dalam meningkatkan topik yang didiskusikan seperti faktor-faktor lingkungan di
sekitar remaja yang mendukung terjadinya perilaku kenakalan remaja misalnya; penggunaan obat
terlarang, dan minum alkohol.

(Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta. Kerentanan kehamian remaja dan konseling sebaya:
tinjauan teori. Penulis : Sang Ayu Made Adyani, Muflih Muflih, dan Endang Nurul Syafitri Pogram
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta Pogram Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta)

2. ghea

pengakajian dilakukan pada sistem individu/keluarga dikomunitas merupakan core askep.


demograsi, populasi, nilai-nilai, keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan dirinya.
serta dipengaruhi dengan 8 sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan , keselamatan
dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi,
ekonomi dan rekreasi. Metode yang digunakan dalam pengkajian meliputi: wawancara, interviu,
forum komunitas.

setelah data pengkajian terkumpul, maka data dikembangkan dan merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas. Rumusan diagnosa kesehatan komunitas berdasarkan diagnosa komunitas
(problem, karakteristik komunitas, etiologi, manifestasi). Diagnosa yang ada disusun urutannya
sesuai dengan prioritas. Kriteria urutan termasuk: kemungkinan dilaksanakan, hubungan dengan
biaya, sumber-sumber, minat dari komunitas, tingkat ancaman bahaya pada kesehatan, risiko atau
kemungkinan berisiko apa yang dapat dikurangi. (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN
KEHAMILAN REMAJA DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta)
6. pertanyaan mengenai masuk dalam resiko / rentan

1. ghea

Remaja Sebagai Populasi Rentan

Populasi rentan didefinisikan sebagai kelompok sosial yang memiliki risiko atau kelemahan yang
relatif tinggi sehingga merugikan kesehatan (Flakerud dan Winslow, 1998; Stanhope dan Lancaster,
2004). Pada dasarnya populasi rentan merupakan suatu kelompok dari populasi yang cenderung
memiliki masalah perkembangan kesehatan sebagai akibat dari paparan beberapa fakor resiko atau
memiliki kemungkinan kesehatan lebih

buruk daripada kelompok yang lain (Stanhope dan Lancaster, 2004). Salah satu kelompok yang dapat
dikatakan sebagai kelompok rentan sehingga menjadi konsen dari spesialis keperawatan komunitas
tampak pada remaja rentan masalah kesehatan karena berperilaku yang berisiko injury, rokok,
alkohol dan obat-obatan, perilaku seksual, perilaku diet yang tidak sehat, dan kurangnya aktifitas
fisik. (dalam Hitchock, Schubert, & Thomas, 1999). (Adyani, Muflih, Syafitri. 2019. KERENTANAN
KEHAMILAN REMAJA DAN KONSELING SEBAYA: TINJAUAN TEORI. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), Januari 2019, 552-557. Pogram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta)

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Data Pendukung
- remaja putri 25% sudah pernah melakukan hubungan seksual
- 75% mengatakan tidak mengetahui kesehatan sistem reproduksi
- 5 orang remaja putri telah hamil diusia 17 tahun
Diagnosa keperawatan
(10001274) problematic sexual behaviour
Intervensi keperawatan
Diagnosa NOC NIC
(10001274) problematic Prevensi Primer : Prevensi primer :
sexual behaviour (1805) pengetahuan : kesehatan (5510) pendidikan kesehatan
(1823) pengetahuan: promosi (7067) promosi: keterlibatan
kesehatan keluarga
(1815) pengetahuan : fungsi Prevensi sekunder :
seksual (5240) konseling pasien
Prevensi sekunder : (7140) dukungan keluarga
(2115) kesadaran diri (4356) manajemen perilaku
(1205) harga diri seksual
(2807) efektifitas skrining (5510) pendidikan kesehatan:
kesehatan komunitas perilaku seksual
Prevensi tersier : Prevensi tersier :
(2600) koping keluarga (7150) terapi keluarga
(2609) dukungan keluarga selama (5230) peningkatan koping
pengobatan. (5622) pengajaran: sex aman

Anda mungkin juga menyukai