Dr. Mirna merupakan seorang kepala puskesmas yang memiliki latar belakang pendidikan
magister di bidang kesehatan masyarakat. Sejak menjabat sebagai seorang kepala puskesmas,
banyak perubahan yang sudah dilakukan olehnya. Beliau memiliki pemahaman bahwa mengatasi
masalah kesehatan bukan hanya terbatas pada bagian kuratif saja, melainkan harus fokus juga
pada bagian pencegahan timbulnya penyakit. Karena beliau paham betul terjadinya suatu
penyakit bukan hanya dipengaruhi oleh bakteri, virus, atau parasit semata, akan tetapi banyak
faktor yang menjadi penentu seseorang itu sehat atau lebih dikenal dengan istilah determinant of
health. Salah satu faktor penentu kesehatan adalah perilaku dari masyarakat itu sendiri, sehingga
beliau berfokus pada cara merubah perilaku hidup masyarakat yang beradaq di lingkungan
puskesmas tersebut. Perubahan perilaku akan mudah terjadi apabila adanya pemahaman yang
benar tentang bagaimana perilaku sehat itu sendiri. Untuk itu, dr. Mirna sering melakukan
kegiatan promosi kesehatan untuk masyarakatnya termasuk kegiatan sosialisasi terkait program
imunisasi karena menurut laporan yang ada, angka capaian imunisasi di Indonesia masih
tergolong rendah di beberapa daerah. Selain masyarakat umum, subjek dalam promosi kesehatan
yang dijalankan oleh dr.Mirna dan tim dari puskesmas juga berfokus untuk meningkatkan
pemahaman kelompok khusus seperti ibu hamil agar mereka memiliki pemahaman yang benar
dalam rangka mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dengan melakukan ANC
rutin ke pusat layanan kesehatan bukan ke tempat lain. Hasilnya angka kunjungan ANC pada ibu
hamil di puskesmas tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini menjadi bukti bahwa
dr. Mirna sudah mampu merubah perilaku masyarakat terkait dengan Care Seeking Behaviour.
Apakah tindakan dr. Mirna sudah sesuai dengan prinsip peningkatan kualitas hidup dari
masyarakat?
JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. Bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan dengan berfokus pada bagian pencegahan
timbulnya penyakit ?
Jawab : pencegahan primordial ( pelarangan ilegallogging ), pencegahan primer
( usaha yang dilakukan pada tahap prepatogenesis sehingga derajat kesehatan dapat
ditingkatkan pada derajat tertentu ), pencegahan sekunder ( usaha yang dilakukan pada
saat sakit dengan diagnosis dini serta pengobatan yang cepat dan tepat ), pencegahan
tersier ( usaha yang dilakukan untuk mencegah kecacatan/kematian, mencegah
terulangnya penyakit serta melaukukan proses rehabilitasi fisik, sosial dan psikologi )
3. Mengapa perilaku masyarakat dapat menjadi salah satu faktor penentu kesehatan ?
Jawab : kesehatan sendiri tidak hanya berhubungan dengan kseahatan diri ( sembh dari
penyakit ) namun, juga berhubungan degan kesehatan lingkungan dan pencegahan
penyakit yang ada ( promotif,preventif,kuratif, dan rehabilitatif )sehingga untuk
menghasilkan tingkat kesehatan yang baik maka kita harus mampu menciptakan
lingkungan yang waspada/sadar akan kesehatannya. Maka, perilaku masyarakat yang
sadar akan kesehatannya akan sangat berpengaruh dengan tingkat kesehatan terbaik
jangka panjang.
4. Bagaimana cara merubah perilaku masyarakat ?
Jawab :
(-) pendekatan perilaku , melalui nilai-nilai budaya
(-) informasi komunikasi yang efektif melalui tatap muka dan gambaran audio visual
(-) program PHBS
8. Siapa saja yang menjadi subjek promosi kesehatan selain masyrakat umum dan ibu hamil
?
Jawab :
● Pada anak-anak sekolah
● Pada penderita dm tipe 2 ( berhenti merokok dan minum alkohol )
● Promosi kesehatan ke lembaga pemerintah sehingga mereka mau peduli dan
mendukung upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan
9. Mengapa angka kunjungan ANC pada ibu hamil di puskesmas meningkat setiap tahunnya
?
Jawab :
● faktor teknologi ( untuk ibu-ibu yang memiliki akses informasi kehamilan di internet
maupun dari grup whatsap ibu-ibu desa tentang pentingnya ANC )
● faktor sosial ( dukungan dari sosial dan keluarga ) dimana keduanya memegang
peranan penting dalam mempengaruhi psikologi si ibu dalam melakuakan perilaku
kesehatan
● faktor nilai budaya
● faktor ekonomi ( keluarga yang dlm kondisi perekonomian buruk akan cenderung
membuat keputusan berkaitan dnegan kesehatan yang sekiranya tidak merugikan dirinya
sehingga dapat memicu perilaku kesehatan negatif )
10. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi care seeking behavior ?
Jawab :
● perilaku tenaga kesehatan yang kurang ramah
● faktor jarak pusat layanan kesehatan yang jauh
● faktor predisoposisi ( usia, jenis kelamin, sikap )
● faktor penguat ( dukungan keluarga dan dukungan dari petugas kesehatan )
11. Apakah tindakan dr. Mirna sudah sesuai dengan prinsip peningkatan kualitas hidup
masyrakat ?
Jawab : peningkatan kualitas hidup masyrakat indonesia merupakan salah satu tujuan
yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kealiats
hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai
kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam
kegiatan perekonomian adalah perbankan
JUMP 4 : SKEMA
Social- Faktor-faktor
Determinant of yang
Health mempengaruhi
gender & stigma
Perilaku
Kesehatan
Pencegahan
Strategi
Promosi penyakit Care-seeking
Perubahan
Kesehatan (program behavior
Perilaku
imunisasi)
1. Promkes secara umum dan khusus (ex : anak sekolah, difabel, lansia dan ibu hamil)
3. Determinant of Health
Untuk mengukur SDH dan inequalities in health, diperlukan data yang memadai untuk
dapat membantu kita memahami inequalities in health dan untuk membantu kita
mengidentifikasi target dan intervensi yang tepat untuk mengatasinya. Data yang dimaksud
adalah: 1) data mengenai kematian, kesakitan, kesehatan dan penggunaan layanan kesehatan, dan
2) informasi mengenai bagaimana indikator pelayanan tersebut dipolakan diseluruh kelompok
demografis dan sosioekonomi serta diseluruh area geografis yang berbeda.
Sumber :
(https://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1297#:~:text=M
enggali%20Informasi%20Ketimpangan%20Sosial%20dalam%20Aspek%20Kesehatan%3A
%20Social%20Determinants%20of%20Health%20Research&text=Social%20determinants
%20of%20health%2C%20menurut,kesempatan%20seseorang%20untuk%20memperoleh
%20kesehatan.)
1. Perilaku harus dituliskan dengan jelas dan spesifik (Subject + Perilaku (kata kerja) +
Keterangan Spesifik (kuantitas, frekuensi, durasi, dll). Misalnya: Ibu memberikan ASI
saja kepada bayinya selama 6 bulan pertama; Pemuda/I berolah raga minimal 30 menit
sehari dan tiga kali dalam seminggu.
4. Determinan: adalah perasaan, keyakinan, atau elemen lain yang dapat menghambat
atau mendukung kelompok prioritas dalam melakukan perilaku.
5. Jembatan Kegiatan/Bridges to Activities: Gambaran spesifik ke arah mana
determinan akan dibawa. Untuk setiap determinan, selalu minimal ada satu jemabatan
kegiatan (Mis. Meningkatkan akses terhadap….)
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam merancang proses perubahan perilaku
diantaranya:
Sumber :
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5a1e2cdb452d3a8f0af1c35e83708421.pd
f)
HBM mengasumsikan proses internal dan rasional, yakni seseorang menilai derajat
resiko mereka dan membuat perhitungan untung rugi jika mereka tidak ikut dalam perilaku
kesehatan preventif atau kegiatan berorientasi kesehatan. Namun perhitungan tersebut bervariasi
berdasarkan informasi dan interpretasi yang dibuat.
Sumber : (http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51079/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y)
Dalam konsep promosi kesehatan terdapat beberapa kegiatan yang bisa dilakukan baik itu
untuk promosi kesehatan di tempat kerja, promosi kesehatan di sekolah ataupun promosi
kesehatan di masyarakat. Dan berikut adalah kegiatan promosi kesehatan.
Kegiatan promosi kesehatan terkait meningkatkan konsumsi ikan ini juga dapat digulirkan di
tempat lain seperti fasilitas umum hingga kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja baik itu
instansi pemerintah ataupun swasta. Ada cukup banyak pesan yang dapat dikomunikasikan
melalui promosi kesehatan ajakan mengkonsumsi ikan, salah satunya adalah informasi mengenai
manfaat konsumsi ikan. Beberapa informasi penting dalam kaitan ajakan menambah jumlah
konsumsi ikan dapat berupa informasi mengenai fakta bahwa ikan merupakan sumber protein
dan vitamin yang baik.
Sumber : (https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan)