C. Pendapat kelompok
Terkait strategi ini, ada yang berhasil dan ada juga yang tidak berhasil.
Dengan adanya program epmberdayaan masyarakat seperti desa siaga dan
juga kampung kb merupakan suatu keberhasilan promosi kesehatan dari
pemerintahan, tenaga kesehan, dan juga tokoh masyarakat.
Ketidak berhasilannya strategi ini mungkin terkait dengan masyarakat
yang kurang menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan, media promosi
kesehatannya yang kurang menarik perhatian masyarakat, ataupun
pemberian serta kegiatan promosi kesehatan yang minim dilakukan oleh
tenaga kesehatan sehingga timbullah isu.
Isu yang terjadi :
1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai alat kontrasepsi
2. Media promosi kesehatannya kurang menarik perhatian masyarakat.
A. UPAYA KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
1. Upaya Promotif
Upaya promotif ditujukan untuk meningkatkan status/derajat
kesehatan yang oprimal. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan
langkah awal yang sangat penting dalam pelayanan antenatal yang ada,
dengan menitikberatkan padakegiatan promotif. Sasarannya adalah
kelompok ibu-ibu sehat.
Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatannya, meningkatkan kelompok orang sehat dan
menurunkan kelompok orang sakit. Bentuk kegiatan promosi kesehatan
adalah pendidikan kesehatan mengenai cara memelihara kesehatan,
pendidikan kesehatan (health education), penyuluhan kesehatan
masyarakat (PKM) seperti penyuluhan masalah gizi,, pengamatan tumbuh
kembang anak (growth and development monitoring), pengadaan rumah
sehat, konsultasi perkawinan (marriage counseling),pendidikan seks (sex
educaton), asuhan keperawatan prenatal, serta pelayanan keluarga
berencana (KB).
Dalam upaya promotif, masalah kesehatan yang dicegah bukan
hanya penyakit infeksi yang menular tetapi juga masalah kesehatan yang
lainnya seperti kecelakaan, kesehatan jiwa, kesehatan kerja, dan lain
sebagainya. Besarnya masalah kesehatan masyarakat dapat diukur dengan
menghitung tingkat morbiditas (angka kejadian sakit), mortalitas (angka
kematian), fertilitas (tingkat kelahiran), dan disability (tingkat kecacatan)
pada kelompok-kelompok masyarakat.
2. Upaya Preventif
Upaya preventuf merupakan upaya promosi kesehatan untuk
mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok orang
dengan risiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok risiko tinggi
gar tidak jatuh menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya
adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, perinatal, dan neonatal.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif merupakan upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakt menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Tujuannya
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehbailitatif merupakan upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi atau mencegah kecacatan. Setelah
sembuh darii suatu penyakit tertentu, kdang-kadang orang menjadi cacat.
Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu.
Namun, latihan ini jarang dilakukan karena kurangnya pengertian dan
kesadaran orang tersebut melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Di
samping itu, orang cacat yang telah sembuh dari penyakit, kadang-kadang
malu untuk kembali ke masyarakat karena sering terjadi masyarakat tidak
mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Promosi
kesehatan terkait upaya rehabilitatif tidak hanya diperlukan untuk orang
yang cacat, tetapi juga untuk masyarakat. Sasarannya adalah kelompok
orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan
pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Beberapa cara dalam upaya promotif dan preventif digalakan oleh tenaga
kesehatan terdepan yang berada di lingkungan masyarakat seperti ahli
promkes dan bidan yang memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan
kepada masyarakat.
Bila hal ini terus dibiarkan, akan menjadi masalah yang besar dan
harus segera ditanggulangi sebelum memakan lebih banyak korban.
Kehidupan dan generasi masa depan sangat bergantung dengan kondisi
saat ini. Perlu adanya langkah yang nyata untuk menangani masalah
kesehatan di masyarakat demi terwujudnya status derajat kesehatan
yang tinggi di masyarakat.
URAIAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT YANG
MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN ANAK
e. URAIAN/PENJELASAN
1. Ibu Hamil KEK Yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan
(PMT)
Salah satu indikator tercukupinya kebutuhan zat gizi ibu hamil dapat
diketahui dari bertambahnya berat badan ibu setiap bulan. Status gizi yang
memadai dan asupan makanan yang baik selama prakonsepsi dan
kehamilan telah diakui sebagai kontributor utama untuk hasil kelahiran
yang sehat. Status nutrisi pada wanita hamil, sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin saat dalam kandungan. Status
nutrisi yang rendah berkaitan dengan masalah kekurangan gizi. Sebagai
negara berkembang masalah kekurangan gizi masih menjadi masalah
utama di masyarakat Indonesia. Salah satu masalah kekurangan gizi pada
ibu hamil di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik. Pengertian
Kekurangan Energi Kronik merupakan kurangnya asupan energi yang
berlangsung lama atau kronik. Ketika ibu hamil mengalami kekurangan
gizi pada trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi dengan
BBLR.
Program PMT-P pada Ibu Hamil KEK bertujuan untuk meningkatkan
status gizi ibu hamil gizi kurang terutama dari keluarga miskin. Hal ini
sejalan dengan salah satu ketetapan Kemenkes RI mengenai acuan strategi
penanggulangan masalah gizi makro khususnya pada ibu hamil dengan
melakukan subsidi langsung berupa PMT-P.
1. Advokator
Peran ini dilakukan bidan dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
kebidanan yang diberikan kepada pasien. Bidan dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan yang sebik-baiknya, hak atas nformasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dan ak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Tugas bidan adalah :
a. Bertanggung jawab membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform consent) atas tindakan kebidanan yang diberikan
kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien hal ini harus
dilakukan karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah skit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
2. Pendidik (Educator)
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat
pengeahuan tentang kondisi kesehatanya, gejala penyakit, bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubaha perilaku dari pasien setelah
dilakukan pemberian penkes.
a. Memberikan pendidikandan penyulua kesehatan masyarakat,
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu,
anak, keluarga berencana.
b. Melatih dan membimbing kader, termasuk siswa bidan serta membina
dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
3. Koordinator
a. Koordinasi merupakan salah satu peran utama bidan yang bekerja
dalam memberikan pelayanan dengan individu, keluarga, dan
masyarakat.
b. Pasien yang pulang dari RS memerlukan perawatan lanjutan di rumah,
sehingga perlu koodinasi lanjutan asuhan kebidanan di rumah.
c. Progran kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin pada individu,
keluarga, dan masyarakat perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi
tumang tindih dalam penanggulangan.
d. Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai.
4. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
a. Kontak pertama bidan kepada keluarga dapat melalui anggota
keluarganya yang sakit.
b. Bidan yang bekerja dengan pasien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di RS. Bertanggung jawab dalam memberikan asuhan
perawatan langsung atau mengawasi keluarga dalam memberika
perawatan pada anggota yang sakit di RS.
c. Bidan melakukan perawatan langsung atau demonstrasi asuhan yang
disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga melakukan di
rumah.
d. Bidan dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan
peran langsung selama di RS atau di rumah oleh bidan kesehatan
masyarakat.
5. Pelaksana
Sebagai pelaksana bidan melakukan tugas mandiri, kolaborasi atau kerja
sama dan ketergantungan.
a. Tugas mandiri bidan yaitu :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan.
2) Memberiksn pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan
melibatkan pasien.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien selama kehamilan
normal.
4) Memberiksn asuhan kebidanan kepada pasien dalam masa
persalinan dengan melibatkan pasien atau keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada pasien dalam masa nifas
dengan melibatkan pasien dan keluarga.
7) Memberikan asuhan ada wanita subur yang membutuhkan
layanan KB.
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan
menopause.
9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga.
b. Tugas kolaborasi
1) Menerapkan manajemen kebidanan ada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan meningkatkan pasien dan
keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama ada kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi yang melibatkan
pasien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
pasien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan ada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan yang mengalami komplikasi atau kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
c. Tugas ketergantungan/merujuk adalah sebagai berikut :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan pasien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
ada masa persalinan dengan penyulit tertentu yang melibatkan
pasien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu masa nifas dengan penyulit tertentu yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi
atau rujukan yang melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan keada anak balita dengan kelainan
dan kegawatan tertentu yang memerlukan konsultasi dan rujukan
melibatkan pasien dan keluarga.
6. Pengelola
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau pasien.
2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan promkes dan sektor lain
di wilayah kerjanya melalui peingkatan kemampuan dukun bayi, kader
kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan
dalam wilayah kerjanya.
7. Peneliti
1) Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan,
baik secara mandiri maupun secara kelompok.
2) Tanggung jawab bidan terkait penelitian antara lain konaseling pada
remaja putri, pasangan pranikah pelayanan kebidanan ormal dn
abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
saat ini masih tingginya angka kematian ibu dan bayi . Berdasarkan
hasil penelitian pada bulan Februari 2018 bahwa AKI (Angka Kematian
Ibu) masih tinggi, yaitu setiap harinya sebanyak 830 ibu di dunia
meninggal, dan di Indonesia terdapat 38 ibu setiap harinya meninggal
akibat penyakit atau komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. Sekitar
15% dari kehamilan atau persalinan mengalami komplikasi,
1. pengertian
2. Peran puskesmas
Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil
dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri
Cara-cara yang ditempuh
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Kerjasama lintas sektor
Masalah kesehatan masyarakat sangat luas dan kompleks sehingga dalam
pemecahannya harus melibatkan lintas sektor dan lintas didiplin ilmu. Disisi lain
masalah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari hubungan sebab akibat. Berawal
dari pendapat ini maka upaya kesehatan masyarakat dimulai dari upaya ditingkat
hulu yaitu peningkatan kesehatan (promotif), Upaya pencegahan (preventif) dan
upaya di tingkat hilir penyembuhan/pengobatan (curatif) dan upaya perbaikan
( Rehabilitatif).