Anda di halaman 1dari 3

Mereka Besar Karena Membaca

1. IDENTITAS BUKU

Judul                            : Mereka Besar Karena Membaca

Penulis                         : Suherman, M.Si

Penerbit                       : Literate Publishing

Tahun terbit                 : Oktober 2012

Cetakan                         : Ke 1

Jumlah Halaman         : 277 Halaman

ISBN                     : 978-979-1370-22-7

2. INTISARI BUKU

”Books are the carriers of civilization.  Without books, history is silent, literature dumb, science crippled,
thought and speculation at a standstill.”  Barbara Tuchman

Dalam sejarah peradaban dunia kita mengenal sosok- sosok besar di setiap zaman. Karl Marx, Malcolm X,
Hasan al Banna, Steve Jobs, Che Guevara, Fidel Castro, hingga Soekarno- Hatta. Mereka adalah pemimpin
dengan latar belakang berbeda, pada masa yang berbeda, memperjuangkan hal yang berbeda, namun mereka
memiliki cara yang sama untuk menjadi pemimpin besar yang namanya diingat dalam sejarah. Kesamaan itu
ada pada kecintaan mereka terhadap buku. Karena buku mereka membuat perubahan besar yang mendunia.

Karl Marx semasa hidupnya adalah seorang bibliomania. Kesejahteraan diri dan keluarganya menjadi
nomor sekian dan lebih mengutamakan buku. Tinggal di lingkungan paling buruk dan kumuh di london.
1
Namun kecintaannya pada buku mengantarkan pada karya Das Kapital yang menjadi pegangan bagi kaum
komunis hingga saat ini. Joseph Stalin, seorang diktator yang kekejamannya melegenda dalam sejarah menjadi
penguasa karena pengetahuannya yang luas dari membaca. Hasan Al Banna, tidak diragukan lagi ilmu dan
keciantaannya terhadap buku hingga menjadi pemimpin pergerakan besar yang pemikirannya meluas hingga
sekarang. Al Banna memang tidak menghasilkan banyak karya dalam bentuk buku semasa hidupnya, namun
sepanjang terjang kepemimpinannya melahirkan karya- karya yang kini menjadi pegangan di berbagai negara.
Pemikirannya yang tajam dan pengetahuannya yang luas didapatkannya dari membaca. Masih ada banyak
tokoh besar yang diulas dalam buku ini. Mereka bukan orang yang membawa kekuasaan sejak kelahirannya,
bukan pula orang yang hidup berkecukupan sepanjang hayatnya. Buku ini menjelaskan bagaimana membaca
mengantarkan mereka menjadi changemaker di zamannya.

Tidak hanya biografi, buku ini memberikan ulasan mengenai kepemimpinan setiap tokoh. Menginspirasi.
Dan menjadi tamparan ketika di negara besar Indonesia kini demokrasi berkembang luas tanpa adanya budaya
baca. Demokrasi tak lebih dari sekedar alat untuk menggerakkan orang- orang bodoh. Seperti yang terjadi pada
kegagalan komunisme. Meski tokoh pencetusnya bisa menjadikan paham ini berkembang meluas di awal
kemunculannya, termasuk didalamnya bisa menghasilkan karya yang menjadi kitab suci para komunis, namun
ternyata dari sekian banyak pengikut komunis hanya sedikit sekali yang pernah membaca Das Kapital. Maka
tak jarang dalam suatu komunitas besar tanpa budaya baca, orang- orang di dalamnya tak beda jauh seperti
pesuruh bagi pemegang kepantingan.

Kutu buku menjadi syarat utama untuk menjadi orang besar. Bahkan John Naisbitt, seorang futuris
terkemuka di era modern, mempercayai bahwa kemunduran Amerika sebagai negara adidaya diakibatkan oleh
lemahnya minat baca masyarakatnya. Bagaimana dengan Indonesia yang peringkat bacanya menduduki no 57
dari 65 negara dunia? Padahal minat baca masyarakat memiliki hubungan linear denga kemajuan suatu negara.

Dibanding dengan buku biografi sejenis, buku Suherman ini memiliki keunggulan dimana penulisan
biografi tokoh meliputi kisah hidup tokoh, perubahan besar yang dilakukan, dan juga peran buku serta ilmu
dalam kehidupan sang tokoh. 17 tokoh yang diulas penulis dalam buku ini disusun berdasar urutan historisnya,
dari yang paling tua hingga kontemporer. Penyusunan menggunakan bahasa lugas, sederhana, dan diselingi
dengan quote dari tokoh yang diulas. Selain dari fakta tokoh, Suherman yang telah menerima penghargaan
tingkat Asia Tenggara ini memberikan opini pribadinya sebagai penilaian atas tokoh yang dibahas. Nilai- nilai
yang ingin disampaikan penulis melalui 17 tokoh yang berbeda adalah disampaikan dalam bentuk motivasi dan
inspirasi untuk banyak membaca.

3. PENILAIAN BUKU

 Kelebihan buku

Adapun sistematika dan gaya bahasa mudah difahami.Dilengkapi dengan foto dan ilustrasi serta  kutipan-
kutipan para tokoh sehingga pembaca bisa berimajinasi dan mempermudah pembaca untuk mengambil
kesimpulan dan memahami maksud penulis yang dituangkan dalam tiap paragrap.

Cover yang di kemas menarik dengan pemilihan warna dan jenis huruf yang mendukung keseluruhan isi buku
terbilang cukup menarik perhatian pembaca, kualitas kertas cukup baik sesuai dengan harga yang ekonomis
namun berbobot.

Buku ini sangat dianjurkan bagi pegiat literasi sebagai referensi dalam melakukan gebrakan dan memotivasi
banyak orang untuk membaca. Cocok untuk dibaca berbagai kalangan, baik pelajar, mahasiswa dan masyarakat
umum yang bermasalah dengan membaca, bahkan pustakawan sebagai mediator atau agen perubahan dalam
masyarakat. Karena dalam buku ini tersirat maksud penulis untuk memotivasi pembaca agar gemar membaca.
Ide penulis yang dikemas apik dengan penguasaan teori dan metodologi menambah ciamik buku ini, sehingga
pembaca tidak merasa digurui bahkan bikin nagih dan merasa perlu untuk membaca kembali karena banyak
sekali kutipan-kutipan kata bijak yang memotivasi.

2
 Kekurangan

ditemuka beberapa kesalahahan penulisan atau mungkin salah cetak, namun tidak mengurangi esensi dan isi
dari buku sendiri.

Anda mungkin juga menyukai