Anda di halaman 1dari 69

Radiologi dan

Imejing Diagnostik
Muskuloskeletal (MSK)

Muhammad Adi

SMF Radiologi RSUD dr. Fauziah Bireuen


Topik

• Anatomi Radiologi MSK


• Teknik Radiologi dan Imejing Diagnostik untuk
Muskuloskeletal dan Pemilihannya
 Foto sinar-x
 Ultrasonografi
 CT scan
 MRI
 Skintigrafi Nuklir
 DXA (DEXA)
• Metode Interpretasi kelainan tulang pada foto sinar-x
• Penyakit Muskuloskeletal Umum
(sesuai dengan SKDI 2011)
Buku Referensi
The WHO Manual of
Diagnostic Imaging
Radiographic Anatomy and
Interpretation of the
Musculoskeletal System.
ANATOMI RADIOLOGI
Physis = epiphyseal growth plate
• Bagian yang lemah
Korteks dan medulla (trabekulasi)
Foto polos sinar-x
Variasi normal

• Bipartide patella, os trigonum, accessory


navicular
a. Foto sinar-x:
Keunggulannya
• Foto sinar-x tetap menjadi andalan radiologi
muskuloskeletal modern !!!!!
• Masih memadai sebagai alat diagnosis,
• Relatif murah, relatif cepat, nyaman, tersedia.
• Bisa diperbandingan: foto lama, foto follow-up
• Radiologi digital, teknik menjadi lebih mudah,
kualitasnya lebih terjamin, hasilnya dapat
dikirimkan melalui jaringan internet, dan
biayanya relatif menjadi lebih murah karena
tidak lagi menggunakan film yang tercetak.
Foto sinar-x: pre-post operasi
a. Foto sinar-x: Kekurangannya
• Menggunakan radiasi.
• Wanita yang hamil atau potensial hamil, harus
melaporkan kepada petugas radiiologi akan
adanya kemungkinan ini untuk mendapatkan
proteksi radiasi yang memadai.
• Pada anak-anak: dilakukan proteksi organ
reproduksi
b. Ultrasonografi
• Keuntungan: tidak menggunakan sumber radiasi pengion

• Indikasinya:

Kelainan:
tendon, ligament, tumor jaringan lunak yang
berukuran kecil (< 5 cm) + superfisial,

lesi-lesi mirip tumor terutama yang lokasinya


di dekat persendian (seperti ganglion,
peningkatan cairan bursa, dan effusi sendi).
Ultrasound – Patellar tendon

Proximal patellar
tendonitis –
Jumper’s Knee
b. Ultrasonografi
• Akurasi ultrasonografi bahu di tangan seorang
ahli sama tingkatannya dengan pemeriksaan
MRI. Untuk pemeriksaan sendi lainnya,
memang tingkat akurasinya berada di bawah
MRI.
• Faktor kesulitan: akurasi yang tinggi ketika
dilakukan oleh seorang dokter spesialis
radiologi yang memang terlatih di bidang ini.
c. CT scan
• Computed tomography scanning
• unggul untuk tulang.
• Indikasi: fraktur comminutive dengan fragmen yang banyak,
fraktur tulang pendek seperti calcaneous atau pada fraktur
tibial plateau yang kompleks.
• Untuk tumor tulang CT scan membantu menambah informasi
dari gambaran foto polos, karena kemampuannya
menyajikan gambaran irisan axial (penampang tubuh) dan
kepekaannya menggambarkan kalsifikasi atau ossifikasi.
• 3D Reconstruction
• Kuantitas radiasi yang dipakai pada CT scan jauh di atas
radiasi pada foto sinar-x, sehingga perlu diperhatikan adanya
kontraindikasi relatif pada wanita hamil dan anak-anak.
Calcaneal
fracture in CT
Fx Calcaneal:
Irisan sagittal dan axial
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Berbasis kekuatan medan magnit.
• Unggul untuk deferensiasi jaringan lunak.
• Indikasi kelainan, keluhan dan masalah pada
otot, tendon, ligament, bursa, struktur sendi
(karena dapat mengevaluasi kapsul sendi),
saraf, pembuluh darah.
• MRI sangat baik untuk mendeteksi dan
mengevaluasi kelainan sumsum tulang karena
sensitif dalam mendeteksi kelainan jaringan
lemaknya, seperti pada metastasis dan multipe
myeloma.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Ongkos pemeriksaannya tergolong mahal dan
tidak tersedia di semua fasilitas pelayanan
kesehatan,
• Teknik pemeriksaannya kurang bersahabat.
Bagi pasien yang mengalami klaustrofobia
(ketakutan yang berlebihan pada tempat yang
sempit) tentu pemeriksaan ini akan terasa
menyiksa.
• MRI tidak menggunakan radiasi pengion, dan
sampai saat ini tidak terbukti berpengaruh
buruk untuk wanita hamil dan janinnya.
MRI

• Baik untuk melihat


jaringan lunak dan tulang
• Contoh penggunaan:
Lumbal
e. Skintigrafi Nuklir (“Bone Scan”)
• Menggunakan bahan radiofarmaka yang disuntikan atau
diminum.
• Radiofarmaka ini dikombinasikan dengan tracer. Tracer akan
mencari dan menemukan patologi, dan radiioframaka yang
• Keunggulan pemeriksaan ini adalah mendeteksi kelainan-
kelainan multipel di seluruh bagian tubuh (adalah metastasi,
tidak peka untuk multiple myeloma).
• Kekurangan: jumlahnya yang masih sedikit karena
terkendala bahan radioaktif yang dibuat di reaktor nuklir. Dan
kekuatan radioaktif dari bahan radiofarmakanya meluruh.
• Pemeriksaan ini sensitif, tetapi tidak spesifik, perlu
disesuaikan dengan informasi klinis dan imejing lainnya.
• Skintigrafi menggunakan sumber radiasi pengion, sehingga
penggunaanya harus diperhatikan
Normal plain film

Bone scan – multiple


bony metastases
Tidak
Normal

Normal
kan?
DEXA / Dual Energy X-Ray Absorptiometry
f. DXA (DEXA)
• Dual (Energy) X-Ray Absorbtiometry = DXA atau DEXA.
• Alat khusus yang diciptakan untuk mendeteksi kekeroposan
tulang atau osteoporosis.
• Hasil pengukurannya secara otomatis dibandingkan dengan data
standar atau database untuk ras dan umur tertentu.
• Pengukuran scoliosis, sebagai pemeriksaan alternatif terhadap
pemeriksaan foto polos.
• Body composition: pengukuran rasio massa tulang- otot dan
lemak dalam tubuh seseorang. Hasilnya dalam satuan persen
yang totalnya adalah 100%.
 Untuk: atlit, pengemar olahraga atau orang yang sedang menjalani
program menguruskan berat badan. Atau sebaliknya untuk evaluasi
sarkopenia.
• DEXA menggunakan radiasi pengion yang sangat kecil,
• << foto thorax. Oleh karena itu, alat ini boleh dipakai untuk anak-
anak. Untuk wanita hamil, memang tidak ada indikasinya
sehingga tidak dilakukan.
Metode Interpretasi kelainan tulang pada foto sinar-x

a.Alignment
b.Bone
c.Cartilage (joint space)
d.Soft tissue
Alignment: Dislocation/ Subluxation
i. Fraktur tulang panjang

• Diagnosis fraktur biasanya dimulai dengan kecurigaan


klinis: nyeri dan hilangnya fungsi.
• Radiologi membuktikan kebenaran kecurigaan klinis
tsb.
• Informasi yang didapat pada foto sinar-x termasuk:
 Jenis fraktur pada tulang panjang (tergantung
dari jumlah fragmen, dan arah garis fraktur
terhadap sumbu panjang tulang tsb.)
 Adanya kelainan alignment/displacement.
• Jenis faktur secara klinis adalah fraktur terbuka (open
fracture) dimana salah satu fragmen frakturnya
menembus kulit, atau ada robekan kulit yang
significant di dekat faktur. Lawannya, adalah fraktur
tertutup (closed fracture)
Bone:
Different types of fractures

Transverse Oblique Spiral Avulsion Comminuted


Fracture displacement in long bones
ii. Fraktur tulang belakang

• Pada level Cervical:


• 3 garis lengkung yang tidak boleh terputus pada
ruas cervical yang normal.
a). Garis anterior of the vertebral bodies,
b). Garis posterior margins of the vertebral bodies,
c). Spinolaminar line.
• Examples of mal-alignment in spine imaging 
mengarahkan ke dx fraktur dan dislokasi
MDCT vs. Plain
FIlms Con
ntio ve
nal
view

“Cross-table lateral view can detect 83% of all


cervical spine injuries with a specificity of 97%”
“Cross-table lateral view can detect 83% of all
cervical spine injuries with a specificity of 97%”
CT vs. Plain Films1 Con
poratem
viewry

• A meta-analysis showed that pooled sensitivities


for plain radiography was 52% and for CT was
98% for identifying patients with cervical spine
injury.

Holmes JF, Akkinepalli R: Computed tomography versus plain radiography to


screen for cervical spine injury: a meta-analysis. J Trauma 58:902-905, 2005
MDCT vs. Plain
FIlms

CT is more sensitive than plain films


MDCT vs. Plain
FIlms
iii. Fraktur patologis
• Fraktur karena trauma yang ringan, pada tulang
yang sebelumnya sudah mengalami kelainan.
• Tulang yang paling sering mengalami fraktur
jenis ini adalah tulang yang menanggung berat
badan,
• Terjadi karena lebih dari 50% diameter tulang
tersebut sudah mengalami destruksi atau
kerusakan tulang.
• Patologi yang bisa menyebabkan fraktur
patologis adalah: infeksi, tumor (baik yang jinak
maupun ganas), metastasis (biasanya pada
>40th).
iii. Fraktur patologis
iv. fraktur stress dan insufficiency
• Fraktur stress: adalah fraktur yang terjadi akibat stres
mekanikal (dengan kekuatan gaya yang normal) yang
berulang-ulang pada tempat yang sama (bukan karena
satu trauma yang berat).
• Seringkali faktur ini ditemukan sudah membentuk
callus yang “besar” karena pasien tidak imobilisasi
bagian yang fraktur tersebut karena tidak tahu. (Sering
terjadi pada tentara, di proximal tibia dan metatarsal)
• Fraktur insufficiency adalah subgrup dari fraktur
stress disebabkan oleh trauma yang biasa yang terjadi
pada tulang yang melemah. Pada kondisi tulang yang
normal, trauma yang biasa ini tidak akan menimbulkan
fraktur. Fraktur ini biasanya terjadi pada osteoporosis.
v. fraktur pada anak
• Ada jenis fraktur yang terjadi khusus pada
anak-anak yaitu incomplete fracture dan
epiphysiolisis.
Fracture in children
INCOMPLET FX 2 3
1
1. Buckling of the
cortex/ Torus
2. Green stick
3. Bowing

EPIPHYSIOLYSIS
• Salter – Harris
Classification
perform Contralateral
Epiphysiolysis :
view for comparison
Klasifikasi Epifisiolisis
b. Dislokasi
• Pada sendi
Dislokasi Tl. Belakang: Vertebral
Stability

Anterior Wedge/
Burst (Unstable) Fx Compression Fx
(Stable)
c. Arthritis
Tanda utama dari dua tipe arthritis adalah sbb.:

• Osteoarthritis : penyempitan sendi yang


EKSENTRIS, osteophytes (lipping),
subchondral sclerosis, subchondral bone cyst.
klinis, ostoarthtirits sering ditemui pada tulang penyangga
beban tubuh seperti sendi panggung dan sendi lutut. Bisa
juga pada tulang kecil seperti jari tangan dan MTP joint I
di kaki

• Arthritis inflamatori (diwakili oleh RA):


penyempitan sendi yang DIFUS, erosi
tulang marginal, ostoporosis peri-articular
klinis RA memiliki ciri sbb.: melibatkan multipel sendi dan
simetris (ditemukan juga pada sisi kontralateralnya).
Banyak ditemukan pada tulang-sendi tulang-tangan mulai
dari sendi PIP dan sendi intercarpalia
Catrilage:
Joint narrowing + osteophyte / “lipping”

Osteophyte =“lipping”
Rheumatoid Arthritis

• Joint space narrowing + Marginal erosion


• Joint space narrowing
• Marginal Erosion
(discontinuity of bony
cortex)

• Inflamatory arthritis
(Rheumatoid)
d. Osteomielitis
• Foto tampak normal untuk 1-2 minggu pertama.
• Gambar kelainan yang pertama kali muncul adalah
pembengkakan jaringan lunak sekitarnya.
• Memasuki minggu kedua munculah tanda destruksi tulang
atau osteolysis
• Plus gambaran reaksi periosteal yang sebenarnya adalah
penulangan baru untuk merespons proses perusakan tulang
akibat infeksi.

• Ultrasonografi & MRI digunakan untuk mendeteksi


osteomielitis akut
• Skintigrafi tulang merupakan pemeriksaan yang sensitif tetapi
tidak spesifik untuk osteomielitis. Sebelum tersedianya MRI
dan USG, pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan andalan.
Acute Osteomyelitis:
Periosteal new bone formation
(periosteal reaction)
ii. Osteomelitis kronis
• Bila infeksi tulang berlanjut sampai berbulan-bulan, pada foto
akan tampak hasil upaya tulang tersebut bereaksi terhadap
perusakan tulang akibat infeksi, sehingga menimbulkan
gambaran yang khas pada foto. 
• Tanda osteomielitis kronis pada foto adalah:
Tulang mengalami sklerosis (radioopak), selain
bagian tulang yang sudah lebih dulu mengalami
destruksi (radiolusen).
Reaksi periosteal yang tebal (involukrum) di tepi
tulang yang menyebabkan permukaan tulang
bergelombang.
Ditemukannya skuestrum (skuestra = jamak), yaitu
kumpulan tulang mati yang dikumpulkan di dalam
bagian tulang yang mengalami destruksi atau
osteolitik.
Gambarnya tampak sebagai area yang opak (karena bahan tulang
yang mati itu didominasi oleh kalsium) di tengah area yang lusen.
• Plain
x-ray
• CT

Chronic Osteomyelitis
(Involucrum+ Squestrum + Cloaca +
Sinus tract)
• CT of cloaca and
sequestrum = dead
bone

Chronic Osteomyelitis
(Involucrum+ Squestrum + Cloaca +
Sinus tract)
g. Osteoporosis
• Istilah osteoporosis, yang berarti tulang yang
“porous”, adalah suatu penyakit dimana
densitas dan kuantitas dari tulang tersebut telah
berkurang. Ketika kepadatan (BMD = bone
mineral density) tulang berkurang, resiko fraktur
meningkat.
• Penurunan BMD tulang ini berjalan secara
progresif bahkan nyaris tanpa gejala, sampai
terjadinya fraktur yang pertama (sumber:
IOF/International Osteoporosis Foundation)
Bone Mass dan Fx. Osteoporotik
Penuaan dan osteoporosis
Osteoporosis: kolaps vertebra
• Osteoporosis sering tidak menimbulkan gejala
sebelum terjadinya fraktur
Fraktur distal tibia - fibula
• Mekanisme
trauma
ringan
• Osteoporosis
(+)
• Alat radiologi yang paling diandalkan untuk
mendeteksi osteoporosis adalah Dual (Energy)
X-Ray Absorbtiomety (DXA/DEXA).
• DXA adalah alat pemidai dengan radiasi x-ray
berkekuatan rendah yang sensifit untuk
mendeteksi penurunan BMD.
• Bagian yang diperiksa adalah vertebra lumbal,
regio sendi panggul atau lengan bawah.
h. Scoliosis

Scoliosis adalah kondisi tulang belakang yang


melengkung ke samping.

Scoliosis dibagi menjadi beberapa tipe:


• idiopatik (penyebabnya tidak diketahui)
• kongenital (kelainan bawaan)
• neuromuskular (karena kelemahan otot dan
saraf)
• lain-lain (trauma, infeksi dan tumor)
Radiologi Scoliosis
• Idiopathic Scoliosis
Congenital Scoliosis
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai