Anda di halaman 1dari 20

 

PETUNJUK 
 TEKNIS
Surveilans Pertusis

Untuk Petugas Surveilans

Edisi Pertama

 Januari, 2016

 
 

BAB I
Pendahuluan

A. Lata
Latarr Bel
Belak
akan
ang
g

Pertusis (whooping
(whooping cough/ batuk
batuk rejan/batuk seratus hari) adalah penyakit menular pada
saluran
saluran pernapa
pernapasan
san yang disebabka
disebabkan
n oleh
oleh bakteri
bakteri Bordetella pertussis. 
pertussis.  Di dunia terjadi
sekitar
sekitar 30 sampai
sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyeba
menyebabkan
bkan kematian
kematian pada 300.000
300.000
kasus (data dari W!). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di ba"ah # tahun.
$embilan puluh persen kasus ini terjadi di negara berkembang. $erangan pertusis yang
pertama tidak selalu memberikan kekebalan penuh. %ika terjadi serangan pertusis kedua,
biasanya bersi&at ringan dan tidak selalu dikenali sebagai pertusis.

'stimasi dari W! menyatakan bah"a pada tahun 00 terjadi sekitar #* juta kasus
pe
pert
rtus
usis
is di selu
seluru
ruh
h du
duni
nia
a +5
+5
 dian
dianta
tara
rany
nya
a te
terj
rjad
adii di -ega
-egara
ra be
berk
rkem
emba
bang
ng da
dan
n

mengakibatkan sekitar #+5 ribu kematian.

Di n
ndo
done
nesi
sia,
a, angk
angka
a kesa
kesaki
kita
tan
n yang
yang dise
diseba
babk
bkan
an pe
pert
rtus
usis
is da
dari
ri ta
tahu
hun
n 0
0#0
#0
0#
0#

berdasarkan laporan $P($ur1eilans erpadu Penyakit) ratarata insiden kumulati& ,25 per 
#00.000
#00.000 penduduk.
penduduk. ila dilihat
dilihat dari data tersebut
tersebut.. 4asus
4asus pertusis
pertusis terjadi pada
pada semua
semua
golongan umur, namun kasus tersebar hampir merata pada usia balita (#2 tahun) hingga
de"asa (2552 tahun). 4asus terbanyak dijumpai pada golongan umur #2 tahun.

B. Epidem
Epidemiol
iologi
ogi Pen
Penya
yakit
kit
 

1. Peny
Penyeb
ebab
ab peny
penyak
akit
it
Penyebab dari pertu
rtusis adala
lah
h Bord
ordet
etel
ella
la pe
pert
rtus
ussi
sis,
s, yang
yang meru
merupa
paka
kan
n suat
suatu
u
coccobacillus
coccobacillus gram negati1e yang bersi&at 
bersi&at  fastidious
fastidious (sulit dibiak). $elain itu terdapat
B. parapertusis
parapertusis yang
 yang juga bisa menyebabkan
menyebabkan penyakit yang mirip pertusis namun tidak

terlalu berbahaya seperti pertusis.

2. Di
Dist
stri
ribu
busi
si pe
peny
nyak
akit
it
Penyakit ini sering
sering menyerang a
anakanak
nakanak (khususnya
(khususnya usia dini)
dini) tersebar di seluruh
seluruh
dunia, tidak tergantung etnis, uaa ataupun lokasi geogra&is. erjadi penurunan yang
nyata dari angka kesakitan pertusis selama empat deade terakhir, terutama pada
masyarakat dimana program imunisasi berjalan dengan baik serta tersedia pelayanan
kesehatan yang ukup dan gi6i yang baik. Pada anak yang lebih besar, remaja dan
de"asa pertusis sering kali tidak dikenali karena gejalanya sering kali tidak khas.

3. Reservoir  
7eser1oir pertusis sampai sekarang manusia dianggap sebagai satusatunya hospes
(pejamu).

. !ara
!ara"#
"#ar
ara
a penul
penular
aran
an
Penularan terutama melalui kontak langsung dengan discharge selaput lendir saluran
perna
pernapa
pasan
san dari
dari orang
orang yang
yang terin
terin&ek
&eksi
si le"at
le"at ud
udara
ara kepad
kepada
a orang
orang ya
yang
ng rentan
rentan,,
kemungkinan juga penularan terjadi melalui perikan ludah.
Pada
Pada stadium
stadium catarrhal   pertusis s
sangat
angat menular
menular dengan
dengan angka
angka serangan
serangan sekunder 
sekunder 
menapai +0 pada orangorang yang tidak imun. Penderita yang tidak diobati bisa
menularkan selama 3 minggu atau lebih sejak mulai timbulnya gejala pertusis meskipun
setelah
setelah stadium
stadium atarrha
atarrhall potensi
potensi penular
penularan
an menurun.
menurun. $edang
$edangkan
kan penderi
penderita
ta yang
yang
mendapatkan
mendapatkan pengobatan
pengobatan antibiotika yang e&ekti& masih bisa menularkan
menularkan hingga 5 hari
sejak pengobatan dimulai.
Pertusis jarang menjadi pemba"a kronis (Chronic
(Chronic carrier ))..
7emaja dan de"asa merupakan sumber transmisi pertusis yang bermakna kepada
bayi

5. $asa inkubasi 
inkubasi 
 

8asa inkubasi pertusis umumnya +#0 hari (dengan kisaran *0 hari).
Pertu
Pertusis
sis ya
yang
ng berat
berat ter
terjad
jadii pada
pada bayi
bayi muda
muda yang
yang be
belum
lum pe
perna
rnah
h diberi
diberi imuni
imunisas
sasi.
i.
$etelah masa inkubasi 9#0 hari, anak timbul demam, biasanya disertai batuk dan
keluar airan hidung yang seara klinik sulit dibedakan dari batuk dan pilek biasa. Pada
minggu ke, timbul batuk paroksismal yang dapat dikenali sebagai pertusis. atuk

dapat berlanjut sampai 3 bulan atau lebih. :nak in&eksius selama  minggu sampai 3
bulan setelah terjadinya penyakit. ;ejala timbul pada umumnya dalam "aktu +#0 hari
setelah terin&eksi.

%. $asa
$asa pen
penul
ular
aran
an
Penular
Penularan
an pertusis
pertusis pada stadium
stadium kataral a"al sebelum
sebelum stadium  paroxysmal sangat
tinggi. $elanjutnya tingkat penularannya seara bertahap menurun dan dapat diabaikan
dalam "aktu 3 minggu untuk kontak bukan serumah, "alaupun batuk spasmodi yang
di
dise
sert
rtai
ai “w
“wh
hoop” masi
masih
h tetap
tetap ada.
ada. <ntuk
<ntuk kepentin
kepentingan
gan penang
penanggul
gulang
angan,
an, stadium
stadium

menular
menular diperl
diperlua
uas
s dari
dari a"al
a"al stadiu
stadium
m ka
katar
taral
al sampa
sampaii de
deng
nganan 3 mingg
mingguu setela
setelah
h
munulnya batuk paroxysmal
batuk paroxysmal yang khas pada penderita yang tidak mendapatkan terapi
antibiotika.

&. 'amb
'ambar
aran
an (li
(lini
nis
s
akteri
akteri mengin&e
mengin&eksi
ksi lapisan
lapisan tenggoro
tenggorokan,
kan, trakea
trakea dan saluran
saluran pernapa
pernapasan
san sehingg
sehingga
a
pembentu
pembentukan
kan lendir
lendir semakin
semakin banyak.
banyak. Pada
Pada a"alnya
a"alnya lendir
lendir ener
ener, tetapi
tetapi kemudia
kemudian
n
menjadi kental dan lengket.

n&eksi berlangsung selama * minggu, dan berkembang melalui 3 tahapan =


a. ahap kataral   (mulai
(mulai terja
terjadi
di seara
seara berta
bertaha
hap
p da
dalam
lam "aktu
"aktu +#0
+#0 ha
hari
ri se
setel
telah
ah
terin&eksi) gejalanya menyerupai
menyerupai &lu ringan> bersinbersin
bersinbersin,, mata berair,
berair, na&su makan
berkurang, lesu, batuk (pada a"alnya hanya timbul di malam hari kemudian terjadi
sepanjang hari).
b. ahap  paroksisma
 paroksismal 
l  (mulai
  (mulai timbul dalam "aktu #0#2 hari setelah timbulnya gejala
a"al). atuk 5#5 kali diikuti dengan menghirup na&as dalam dengan nada tinggi
(whooping )).. $etelah beberapa kali berna&as normal, batuk kembali terjadi diakhiri
dengan
dengan menghiru
menghirup
p na&a
na&as
s bernada
bernada tinggi
tinggi lagi
lagi.. atuk
atuk bisa disertai
disertai pengelu
pengeluaran
aran
sejumlah
sejumlah besar
besar lendir
lendir yang
yang biasanya
biasanya ditelan
ditelan oleh bayi/anaka
bayi/anakanak
nak atau tampak
sebaga
sebagaii gelembun
gelembung
g udara
udara di hidung
hidungnya.
nya. atuk
atuk atau
atau lendir
lendir yang
yang kental
kental sering
sering
 

merangs
merangsang
ang terjadin
terjadinya
ya muntah.
muntah. $eranga
$erangan
n batuk
batuk bisa diakhiri
diakhiri oleh penurun
penurunan
an
kesadaran
kesadaran yang bersi&at sementara. Pada bayi, apneu
apneu (henti
 (henti na&as) dan tersedak
lebih sering terjadi dibandingkan dengan tarikan na&as yang bernada tinggi.
. ahap konvalesen
konvalesen   (mulai
(mulai terjadi
terjadi dala
dalam
m "aktu
"aktu 2* minggu setelah
setelah gejala
gejala a"al).
a"al).
atuk semakin berkurang, muntah juga berkurang, anak tampak merasa lebih baik.

4adang
4ada ng batu
batuk
k terja
terjadi
di selama
selama berbu
berbula
lanb
nbula
ulan,
n, biasa
biasanya
nya ak
akiba
ibatt iritas
iritasii sal
salura
uran
n
perna&asan.

4omplikasi dari pertusis yang pernah dilaporkan adalah bronhopneumonia, kejang,


ensepalopati.
 :ngka kematian
kematian di -egara berkembang
berkembang diperkirakan
diperkirakan sebesar
sebesar 2 pada anak kurang
kurang
dari # tahun dan # pada anak umur #2 tahun.

). Diagnosis

anda diagnostik yang paling berguna=


 atuk paroksismal diikuti suara "hoop saat inspirasi, sering disertai muntah
 Perdarahan subkonjungti1a
  :nak tidak
tidak atau belum
belum lengkap
lengkap diimunisasi
diimunisasi terhadap
terhadap pertusis
pertusis
 ayi muda mungkin tidak disertai "hoop, akan tetapi batuk yang diikuti oleh
berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk
 Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang kejang.
Diagnosi
Diagnosis
s etiologi
etiologis
s ditegakk
ditegakkan
an berdasa
berdasarkan
rkan ditemuka
ditemukannya
nnya B.pertusis
B.pertusis   dari speimen
na
naso
so&a
&ari
ring
ng yang
yang diam
diambi
bill sela
selama
ma fase kat
katara
rall ata
atau
u pa
parok
roksim
simal
al a"al.
a"al. $ela
$elain
in itu
pemeriksaan penunjang bisa dilakukan dengan =
- Pemeriks
Pemeriksaan
aan dara
darah
h lengkap
lengkap (terjadi
(terjadi peningk
peningkatan
atan jumlah
jumlah sel dara
darah
h putih
putih yang
ditandai dengan sejumlah besar lim&osit)
 Pemeri
merik
ksaa
saan serologis
serologis untuk
 untuk Bordetella pertussis dengan '?$:
 P@7 (olymerase Chain !eaction)
!eaction)
$elanjutnya dapat dilihat pada ab Pemeriksaan ?aboratorium

*. Pengobatan
  Antibiotika
 

 Peng
Pengob
obata
atan
n deng
dengan
an antib
antibiot
iotika
ika jenis
jenis makrol
makrolid
id misaln
misalnya
ya eritro
eritromis
misin,
in, a6
a6ith
ithro
romis
misin,
in,
larithromisin, akan menegah atau meringankan gejala klinis pertusis bila diberikan
selama masa inkubasi atau stadium kataral  a"al.
 a"al.
#.'ri
ritr
tro
omi
misi
sin
n dengan dosi
sis
s 50 mg
mg/k
/kg
gbb/h
/ha
ari diba
ibagi dalam 2 dosis
sis.
!bat ini dapat menghilangkan ordetella pertusis dari naso&aring dalam 9 hari

(rata rata 32 hari)


(rata hari) den
dengan
gan demikian
demikian memperp
memperpend
endek
ek kemungki
kemungkinan
nan penyeba
penyebaran
ran
in&eksi.
in&eksi. 'ritromis
'ritromisisn
isn juga
juga meny
menyembu
embuhkan
hkan pertusis
pertusis bila diberika
diberikan
n dalam
dalam stadium
stadium
ka
katar
tarali
alis,
s, mene
menega
gah
h dan
dan menye
menyemb
mbuh
uhkan
kan pn
pneu
eumon
monia,
ia, ole
oleh
h ka
karen
rena
a itu san
sanga
gatt
penting untuk pengobatan pertusis untuk bayi muda.
.:mpi
mpisi
sillin dengan dosi
sis
s #00 mg/kgb
kgbb/h
/ha
ari,
ri, diba
ibagi dalam
lam 2 dosis.
is.
3.lain lain = ro1amisin, kotromoksa6ol, kloram&enikol dan tetrasiklin
 ila
ila di
dibe
beri
rika
kan
n pada
pada &ase
&ase paro
paroks
ksim
imal
al ob
obat
at an
anti
tibi
biot
otik
ika
a tida
tidak
k ak
akan
an meng
mengub
ubah
ah
perjalanan
perjalanan klinis penyakit tapi bisa menghilangk
menghilangkan
an bakteri dari naso&aring sehingga
mengurangi penularan

• Imunoglobulin
elum ada penyesuaian &aham mengenai pemberian immunoglobulin pada stadium
kataralis.
A 'kspektoransia dan mukolitik
A 4odein diberikan bila terdapat batuk batuk yang hebat sekali.
A ?uminal sebagai sedati1e.
A !ksigen bila terjadi distress pernapasan baik akut maupun kronik.
A erapi suporti& = atasi dehidrasi, berikan nutrisi
A etameatsol dan salbutamol untuk menegah obstruksi bronkus, mengurangi
batuk paroksimal, mengurangi lama "hoop.

1+. (omplikasi

 Pneumonia  
Pneumonia
8erupakan komplikasi tersering dari pertusis yang disebabkan oleh in&eksi
sekunder bakteri atau akibat aspirasi muntahan.
anda yang menunjukkan pneumonia bila didapatkan napas epat di antara
episode batuk, demam dan terjadinya distres pernapasan seara epat.
 (e,ang  
(e,ang
al ini bisa disebabkan oleh anoksia sehubungan dengan serangan apnu atau
sianotik, atau ense&alopati akibat pelepasan toksin.
 

%ika kejang tidak berhenti dalam  menit, beri antikon1ulsan


 'i-i kurang 
kurang 
 :nak dengan pertusis dapat mengalami
mengalami gi6i kurang yang disebabkan
disebabkan oleh
berkurangnya asupan makanan dan sering muntah.
@egah gi6i kurang dengan asupan makanan adekuat, seperti yang dijelaskan

pada pera"atan penunjang.


 Perdarahan dan hernia
Perdarahan subkonjungti1a dan epistaksis sering terjadi pada pertusis. idak
ada terapi khusus.
ernia umbilikalis atau inguinalis dapat terjadi akibat batuk yang kuat. idak
perlu dilakukan tindakan khusus keuali terjadi obstruksi saluran penernaan,
tetapi rujuk anak untuk e1aluasi bedah setelah &ase akut.

!. Aspek Imunisasi

munisasii untuk
munisas untuk peneg
penegaha
ahan
n penyaki
penyakitt pertusis
pertusis diberika
diberikan
n dalam
dalam kombinas
kombinasii dengan
dengan
antigen penyakit lain berupa DPib yang menakup 5 penyakit ( pentava
 pentavalen
len)) yaitu
Dipteri,
Dipteri, Pertusis
Pertusis,, etanus,
etanus, epatit
epatitis
is , dan aem
aemo&il
o&ilus
us n&
n&luen
luen6ae
6ae tipe . mun
munisas
isasii
yang diberikan merupakan imunisasi rutin yang dilaksanakan seara terus menerus
sesuai jad"al dan diberikan pada bayi usia B # tahun dan diberikan boos
booster
ter pada anak
usia # bulan.

 :nakanak
 :nakanak yang tidak
tidak diimunisasi
diimunisasi umumnya
umumnya rentan terhadap in&eksi. idak
idak ada imun
imunitas
itas
transp
transpla
lacen
centa
tall pada
pada bayi.
bayi. Penya
Penyakit
kit ini
ini umumn
umumnya
ya menye
menyeran
rang
g an
anak
akan
anak
ak.. :ngk
:ngka
a
insidensi penyakit yang dilaporkan tertinggi pada anak umur diba"ah 5 tahun. 4asus
yang ringan atau kasus atypic yang tidak terdeteksi terjadi pada semua kelompok umur.
$etelah in&eksi pertusis alami akan terbentuk antibodi pada 05 penderita. n&eksi
alamii tidak
alam tidak memberik
memberikan
an perlind
perlindung
ungan
an jangka
jangka panjang
panjang terhada
terhadap
p pertusis
pertusis,, dan dapat
dapat
terjadi serangan kedua (diantaranya disebabkan oleh B. parapertussis).
parapertussis).

Caksin pertusis (dalam


(dalam kombinasi denga
dengan
n dipteri dan tetanus)
tetanus) telah menjadi
menjadi bagian
dari perluasan program imunisasi W! (expa
(expande
nded
d program
program on immuni"a
immuni"ation
tion## sejak
diperk
diperken
enalk
alkan
an tahu
tahun
n #+92
#+92,, dan
dan pada
pada tahu
tahun
n 0
00
0 se
sekit
kitar
ar 

 ba
bayi
yi di du
duni
nia
a telah
telah
mendapat 3 dosis 1aksin pertusis, dan berhasil menegah *9.000 kematian.
 

$elama beberapa dekade program 1aksinasi pertusis telah berhasil menegah penyakit
pertusis yang parah diseluruh dunia. erdapat  maam 1aksin pertusis yaitu =
#. Caksin whole$cell  ("P)
 ("P) yang berasal dari organisme B. pertusis yang
pertusis yang dimatikan.
. Caksin acellular ((aP)
aP) yang berasal dari komponen tertentu bakteri yang dimurnikan.

7eaksi lokal
7eaksi lokal imunisas
imunisasii pertusis
pertusis enderun
enderung
g meningk
meningkat
at sesuai
sesuai dengan
dengan bertamba
bertambahny
hnyaa
umurr dan
umu dan jumla
jumlah
h suntik
suntikan
an.. 4aren
4arenan
anya
ya 1a
1aksi
ksin
n yang
yang menga
mengandndun
ung
g pe
pertu
rtusis
sis tid
tidak
ak
direkomendasikan untuk remaja atau de"asa. erdasarkan rekomendasi dari :;,
pemberia
pemberian
n 1aksin
1aksin  pertusis whole$cell   dibatasi
dibatasi sampai dengan usia 3 tahun.
tahun. Program
imunisasi di ndonesia memberikan imunisasi pertusis dalam kombinasi dengan di&teri,
tetanus
tetanus,, epatit
epatitis
is  dan aemo&i
aemo&ilus
lus in&luen
in&luen6ae
6ae tipe b (penta1a
(penta1alen
len)) yang diberikan
diberikan
sebanyak 3 kali pada umur ,3, 2 bulan dan booster pada usia # bulan.

D. Pengertian

De&inisi kasus klinis adalah kasus yang didiagnosa oleh dokter atau orang dengan batuk
lebih dari  minggu dan dengan salah satu gejala berikut =
 atuk Paroksismus (batuk terusmenerus)
terusmenerus )
 Whooping

 8untah setelah batuk tanpa sebab yang lain


 :pnea dengan
dengan atau
atau tanpa
tanpa sianosis
sianosis (hanya untuk
untuk usia kurang
kurang dari
dari # tahun)
tahun)
  $edangkan kriteria untuk kasus kon&irmasi laboratorium adalah sebagai berikut =
 solasi Bordetella pertussis atau
pertussis atau
 Deteksi sekuens genom atau

 Positi& paired serology

4arena itu, klasi&ikasi kasus terdiri atas =


#. 4on&irma
4on&irmasi
si 4lini
4linis=
s= k
kasus
asus dengan
dengan gejala
gejala k
klini
linis
s tanpa
tanpa kon&irma
kon&irmasi
si labora
laboratori
torium
um
. 4on&
4on&ir
irma
masi
si ?a
?abo
bora
rato
tori
rium
um== 4asu
4asus
s de
deng
ngan
an ge
geja
jala
la klin
klinis
is da
dan
n di
dise
sert
rtai
ai kon&
kon&ir
irma
masi
si
laboratorium

De&inisi kasus klinis diranang untuk meningkatkan sensiti&itas penemuan kasus pertusis
bila pemeriksaan lab tidak dilakukan atau negati1e. asil lab bisa negati& "alaupun
seseorang benar menderita pertusis. Pada situasi endemik dan sporadik kasus yang
memenuhi kriteria klinis sudah ukup memadai untuk menentukan kasus pertusis.
 

Pada situasi
situasi 4? batasan kasus
kasus klinis adalah ukup
ukup dengan batuk
batuk yang berlangsung
berlangsung
selama  minggu atau lebih tanpa gejala lain.

BAB II
u,uan /urveilans

Data sur1eilans yang dikumpulkan melalui penyelidikan kasus bisa digunakan untuk
menilai beban penyakit dan memonitor perubahan
perubahan epidemiologi sejalan dengan "aktu.
Data sur1eilans bisa juga digunakan untuk mengarahkan kebijakan dan menyusun
strategi penanggulangan
 

A. u,uan 0mum
8ela
8e laku
kuka
kan
n de
dete
teks
ksii dini
dini da
dan
n me
meng
nget
etah
ahui
ui ga
gamb
mbar
aran
an ep
epid
idem
emio
iolo
logi
gi un
untu
tuk
k
pengendalian penyakit pertusis.

B. u,uan (husus
 erlaksananya pengumpulan data berdasarkan "aktu, tempat dan orang

erdeteksinya kasus pertusis seara dini
 erlaksananya Penyelidikan 'pidemiologi setiap 4? pertusis dan kon&irmasi
laboratorium
 erlaksananya analisa data pertusis berdasarkan 1ariabel epidemiologi yang
meliputi "aktu, tempat kejadian dan orang di setiap tingkat administrasi
monitoring  dampak program imunisasi pertusis
kesehatan, sebagai bahan monitoring 
 erdisseminasinya hasil analisis kepada unit terkait
 er"ujudnya pengambilan keputusan untuk pengendalian penyakit pertusis.

Bab III

(ebi,akan dan /trategi


A. (ebi,a
i,akan

Pertu
Pertusis
sis merup
merupaka
akan
n jenis
jenis peny
penyaki
akitt menu
menular
lar te
terte
rtentu
ntu yang da
dapa
patt menimb
menimbul
ulkan
kan
4?/"abah seperti terantum dalam Permenkes #50# tahun 0#0.

$etiap
$etiap satu kasus
kasus klinis
klinis pertusis
pertusis ha
harus
rus dilaku
dilakukan
kan penye
penyelidi
lidikan
kan epi
epidem
demiolo
iologi
gi dan
penanggulangan sesegera mungkin untuk menghentikan penularan dan menurunkan
angka kematian.
 
 

B. /trategi
- 8enemukan kasus seara akti& di rumah sakit berintegrasi dengan sur1eilans
 :P dan
dan PD3 lainnya.
lainnya.

- 8enemukan kasus di masyarakat diba"ah koordinasi Puskesmas

- 8elakuka
8elakukan
n pemantau
pemantauan
an harian
harian $ur1eila
$ur1eilans
ns erbasis
erbasis 4ejadian
4ejadian (%ve
%vent
nt base
base
&urveilans))
&urveilans

- 8elakukan pemantauan kasus mingguan seara dini melalui $4D7

- $emua kasus pertusis harus dilakukan penyelidikan epidemiologi

- Penemuan dan penatalaksanaan kasus pertusis seara dini

- $emua kasus pertusis


pertusis dirujuk ke 7umah $akit
$akit untuk mendapatkan
mendapatkan tindakan
tindakan
seara epat dan tepat.

- 8enghentikan transmisi pertusis dengan ara pengobatan penderita dan dirujuk


ke rumah sakit bila perlu penanganan lebih lanjut.
- 8engambil dan memeriksa spesimen pada kasus dan kontak.

- 8eningkatkan akupan imunisasi dasar dan booster.

- 8enganalisa
8enganalisa data sebagai dasar rekomendasi dalam pengendalian
pengendalian penyakit
pertusis.
- Diseminasi dan in&ormasi tentang penyakit pertusis.

BAB I
(egiatan /urveilans Pertusis

A. Di tingk
tingkat
at pusk
puskes
esma
mas
s

#. Pene
Penemu
muan
an 4asus
asus
- $etiap
$etiap penderita
penderita dengan batuk lebih dari  minggu
minggu yang datang
datang ke
puske
puskesma
smas
s harus
harus diar
diarii geja
gejala
la tamba
tambaha
han
n da
dan
n diten
ditentuk
tukan
an ap
apak
akah
ah
memenuhi kriteria klinis pertusis.
memenuhi
- i
ila
la pend
pender
erit
ita
a da
data
tang
ng dedeng
ngan
an ba
batu
tuk
k yang
yang kura
kurang
ng da
dari
ri  mi
ming
nggu
gu
diupayakan untuk dimonitor perjalanan penyakitnya serta diari gejala
tambahan pertusis lainnya.
 

- ila kasus memenuhi kriteria klinis pertusis, atat dalam &ormat laporan
pert
pertus
usis
is sepe
sepert
rtii dala
dalam
m lamp
lampir
iran
an ( ) da
dan
n laku
lakuka
kan
n pe
peny
nyel
elid
idik
ikan
an
epidemiologi untuk menari kasus tambahan.
- ila memenuhi kriteria 4? maka dilakukan penyelidikan 4?
. Peng
Pengam
ambi
bila
lan
n $pes
$pesim
imen
en
4asu
4a sus
s pertu
pertusis
sis dapa
dapatt juga
juga didia
didiagn
gnos
osa
a se
sear
ara
a lalabo
borat
ratori
oris
s de
deng
ngan
an

mengambil sampel berupa hapus tenggorok (ara pengambilan lihat di


bab laboratorium).
3. Pen
Penata
atatan
tan dan
dan Pela
Pelapo
poran
ran
Puskesmas
Puskesma s menatat setiap kasus pertusis ke dalam &ormat list pertusis
dan dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota setiap bulan. @ontoh &ormat
bisa dilihat dalam lampiran.
2. Peng
Pengol
olaha
ahann dan
dan anali
analisis
sis data
data
Puskesmas melakukan analisis data pertusis yang meliputi antara lain =
- %umlah kasus berdasarkan kelompok umur (B # tahun, #2 tahun,
5+ tahun, E#0 tahun )
- $tatus imunisasi DP  F ib atau DP   penderita

-  :ngka @7
@7 total dan
dan menurut
menurut kelompok
kelompok umur 

-  :ngka insidensi
insidensi menurut kelompok umur dan jenis kelamin
berdasarkan bulan dan tahun
B. Di Rum
Rumah
ah /ak
/akit
it /urv
/urvei
eilan
lans
s Akti
Akti34
34
#. Pene
Penemu
muanan 4asus
asus
$ur1eilans akti& 7$ bertujuan untuk menemukan kasus pertusis yang
berobat
berobat ke rumah
rumah sakit
sakit baik langsung
langsung maupun
maupun rujukan
rujukan dari &asilita
&asilitas
s
kesehatan lain. $ur1eilans pertusis di 7$ dilakukan seara akti& oleh
petuga
petugas
s sur1eila
sur1eilans
ns Dinas
Dinas 4eseha
4esehatan
tan 4abupa
4abupaten
ten/4ot
/4ota
a dan petugas
petugas
sur1eilans rumah sakit/contact
sakit/contact person 7$,
person 7$, yang diintegrasikan dengan
sur1eilans :P dan PD3 lainnya.
. Peng
Pengam
ambibila
lan
n $pes
$pesim
imen
en
4asu
4a sus
s pertu
pertusis
sis dapa
dapatt juga
juga didia
didiagn
gnos
osa
a se
sear
ara
a la
labo
borat
ratori
oris
s de
deng
ngan
an
mengambil sampel berupa hapus tenggorok (ara pengambilan lihat di
bab laboratorium).
3. Pen
Penata
atatan
tan dan
dan Pela
Pelapo
poran
ran
4asu
4asuss ya
yang
ng terja
terjadi
di di 7u
7umah
mah $akit
$akit dilap
dilapork
orkan
an ke Dinas
Dinas 4eseh
4esehata
atan
n
4abupaten/4ota oleh petugas Dinas 4esehatan 4abupaten/4ota yang
melakukan kunjungan sur1eilans akti& 7$
 
!. Di Di
Dina
nas
s (ese
(eseha
hata
tan
n (abu
(abupa
pate
ten5
n5(o
(ota
ta
 

#. Pene
Penemu
muan
an 4asus
asus
$etiap minggu petugas dinas kesehatan kabupaten/kota mengunjungi
rumah sakit di "ilayah kerjanya
kerjanya untuk menari dan menemukan
menemukan seara
akti&& kasus
akti kasus pertusi
pertusis
s (diinteg
(diintegrasi
rasikan
kan dengan
dengan sur1eila
sur1eilans
ns :P,
:P, ampak,
ampak,
di&teri). ata ara pelaksanaan sur1eilans akti& 7$ lebih rini lihat buku

pedoman sur1eilans :P.


:P.
ko
konta
ntak
k perso
person
n rumah
rumah sa
sakit
kit juga
juga da
dapa
patt langs
langsun
ung
g melap
melapork
orkan
an kasus
kasus
pertusis ke dinas kesehatan kab/kota.

. Peng
Pengir
irim
iman
an $pe
$pesi
sime
men
n
%ika dilakukan
dilakukan pengam
pengambila
bilan
n spesimen
spesimen hapus
hapus tenggo
tenggorok
rok dari 7$, dan
dari puskes
kesmas
mas dapat dikiri
kirimk
mka
an ke ?abora
rato
tori
riu
um 7ujuk
jukan
segera/seepatnya.

3. Pen
Penata
atatan
tan dan
dan Pela
Pelapo
poran
ran

Data pertusis yang dilaporkan dari Puskesmas direkap dalam &ormulir list
pertusis dan dikirim ke Dinas 4esehatan Pro1insi setiap bulannya.

?aporan yang harus dikirim setiap bulan ke propinsi =


- ?aporan ntegrasi (:P, ampak, -, di&teri, pertusis)
- ?apo
?aporan
ran 4ele
4eleng
ngka
kapa
pan
n $u
$ur1e
r1eila
ilans
ns ak
akti&
ti& 7$ da
dan
n pu
puske
skesma
smas
s (orm
(orm
 :bsensi/4)
 :bsensi/4)

2. Peng
Pengol
olaha
ahan
n dan
dan anali
analisis
sis data
data
Dinas 4esehatan 4abupaten/4ota melakukan analisis data pertusis yang
meliputi antara lain =
- %umlah kasus berdasarkan kelompok umur (B # tahun, #2 tahun,
5+ tahun, E#0 tahun )
- $tatus imunisasi DP  F ib atau DP   penderita

-  :ngka @7
@7 total dan
dan menurut
menurut kelompok
kelompok umur 

- 4eenderungan kasus menurut kelompok umur serta


keendrungan kasus berdasarkan bulan dan tahun
 

- Distribusi kasus berdasarkan keamatan

5. <mpa
mpan ali
lik
k
Dinas
Dinas 4eseha
4esehatan
tan 4abupa
4abupaten/
ten/4ot
4ota
a membuat
membuat umpan
umpan balik
balik meng
mengena
enaii
situasi penyakit pertusis di "ilayahnya kepada Puskesmas di "ilayah
ke
kerja
rjanya
nya berup
berupa
a bulet
buletin
in atau
atau media
media lain
lain yang
yang da
dapa
patt diinte
diintegra
grasik
sikan
an
dengan penyakitpenyakit lainnya.

D. Di Dina
Dinas
s (ese
(eseha
hata
tan
n Prov
Provin
insi
si
#. Pen
Penata
atatan
tan dan
dan Pela
Pelapo
poran
ran
Data pertusis yang dilaporkan dari 4abupaten/4ota direkap dalam &ormat
list kasus pertusis Pro1insi dan dikirim ke Pusat setiap bulan

uat
uat absen
absensi
si lapo
laporan
ran bulan
bulanan
an pe
pertu
rtusis
sis da
dan
n ke
kelen
lengk
gkap
apan
an ke
kegia
giatan
tan
sur1eilans akti& 7$ diintegrasikan dengan sur1eilans :P menggunakan
&orm :bsensi/4.

?aporan yang harus dikirim setiap bulan ke pusat =


- ?aporan ntegrasi (:P, ampak, -, di&teri, pertusis)
- ?apo
?aporan
ran 4ele
4eleng
ngka
kapa
pan
n $u
$ur1e
r1eila
ilans
ns ak
akti&
ti& 7$ da
dan
n pu
puske
skesma
smas
s (orm
(orm
 :bsensi/4)
 :bsensi/4)

. Peng
Pengol
olaha
ahan
n dan
dan anali
analisis
sis data
data
Dinas
Dinas kesehat
kesehatan
an Pro1
Pro1insi
insi melakuka
melakukan
n pengola
pengolahan
han dan analisi
analisis
s data
pertusis yang meliputi antara lain =
- %umlah kasus berdasarkan kelompok umur (B # tahun, #2 tahun,
5+ tahun, E#0 tahun )
- $tatus imunisasi DP  F ib atau DP   penderita

-  :ngka @7
@7 total dan
dan menurut
menurut kelompok
kelompok umur 

- 4ee
4eend
nder
erun
unga
gan
n ka
kasu
sus
s menu
menuru
rutt ke
kelo
lomp
mpok
ok umur
umur se
sert
rta
a
keendrungan kasus berdasarkan bulan dan tahun

- Distribusi kasus berdasarkan kab/kota

3. Peng
Pengir
irim
iman
an spe
spei
ime
men
n
 

$pesime
$pesimen
n hapus
hapus tenggo
tenggorok
rok dari Dinas
Dinas 4eseha
4esehatan
tan 4abupa
4abupaten
ten/4ot
/4ota
a
dikirimka
dikirimkan
n ke pro1insi
pro1insi atau ke laborato
laboratorium
rium rujukan
rujukan yang
yang ditentu
ditentukan
kan
segera/seepatnya. $ebelum spesimen dikirim ke laboratorium rujukan,
spesimen disimpan di dalam lemari es, bukan dalam &ree6er.

2. <mpa
mpan ali
lik
k
Dinas
Dinas 4ese
4eseha
hatan
tan Pro1i
Pro1ins
nsii membu
membuat
at umpan
umpan ba
balik
lik men
menge
gena
naii situa
situasi
si
penyaki
kitt pertu
rtusis di "ila
"ilay
yahnya kep
kepada Din
ina
as 4esehata
tan
n
4abupaten/4ota di "ilayah kerjanya berupa bulletin atau media lain yang
dapat diintegrasikan dengan penyakitpenyakit lainnya.

E. ingkat Pusat
#. Pen
Penata
atatan
tan dan
dan Pela
Pelapo
poran
ran
Data pertusis yang dilaporkan dari Pro1insi direkap untuk mendapatkan
data nasional.

. Peng
Pengol
olaha
ahan
n dan
dan anali
analisis
sis data
data
Pusat melakukan pengolahan dan analisis data pertusis yang meliputi
antara lain =
- %umlah kasus berdasarkan kelompok umur (B # tahun, #2 tahun,
5+ tahun, E#0 tahun )
- $tatus imunisasi DP  F ib atau DP   penderita

-  :ngka @7
@7 total dan
dan menurut
menurut kelompok
kelompok umur 

- 4ee
4eend
nder
erun
unga
gan
n ka
kasu
sus
s menu
menuru
rutt ke
kelo
lomp
mpok
ok umur
umur se
sert
rta
a

keendrungan kasus berdasarkan bulan dan tahun

- Distribusi kasus berdasarkan kab/kota

3. <mpa
mpan ali
lik
k
Pusa
Pusatt memb
membuauatt ump
umpan
an balik
balik meng
mengen
enai
ai situa
situasi
si pe
peny
nyaki
akitt pe
pertu
rtusis
sis di
"ilayahn
"ilayahnya
ya kepada
kepada Pro1insi
Pro1insi di "ilayah
"ilayah kerjany
kerjanya
a berupa
berupa bulleti
bulletin
n atau
media lain yang dapat diintegrasikan dengan penyakitpenyakit lainnya.

2. Di
Dise
semi
mina
nasi
si in&o
in&orm
rmas
asii
 

ila disepak
disepakati
ati seara
seara regiona
regional/gl
l/global
obal 4emente
4ementerian
rian 4eseha
4esehatan
tan dapat
dapat
mendesiminasikan
mendesiminasikan in&ormasi pertusis ini ke tingkat W! regional sesuai
permintaan.

BAB 
(LB Pertusis dan Penanggulangannya

A. De3inisi 6perasional (LB Pertusis


4riteria 4? Pertusis sesuai dengan kriteria penetapan 4? pada Permenkes
#50#
#50# tahu
tahun
n 0#0
0#0 tent
tentan
ang
g %enis
%enis Penya
Penyakit
kit 8en
8enul
ular
ar ert
erten
entu
tu yang
yang Dapa
Dapatt
8enimbulkan Wabah dan <paya Penanggulangan.

B. Penyelidikan Epidemiologi Pertusis


Penyelid
Penyelidikan
ikan 'pidemio
'pidemiologi
logi dilakuka
dilakukan
n untuk
untuk mengeta
mengetahui
hui gambaran
gambaran kelompok
kelompok
re
ren
ntan dan penyebara
ran
n kasu
kasus
s agar mendapatka
tkan ara
rah
h upaya
penang
penanggula
gulanga
ngan.
n. Petuga
Petugas
s membuat
membuat kur1a epidemi
epidemi dibuat
dibuat dalam
dalam harian
harian dan
mingguan kasus dan atau kematian, sampai 4? dinyatakan selesai. abel dan
gra&ik dapat menjelaskan gambaran epidemiologi angka serangan (attak rate)
dan ase &atality rate menurut umur, jenis kelamin dan "ilayah tertentu. :rea
map dan spot map dapat menggambarkan penyebaran kasus dan kematian dari
"aktu ke "aktu.
 

Penyelidikan 'pidemiologi =
Penyelidikan lapangan dilakukan untuk mengidenti&ikasi kemungkinan adanya
kasus lain, terutama pada kelompok rentan dengan ara =
 4unjungan dari rumah ke rumah seluas perkiraan penularan
 4unjungan sekolah/tempat kerja kasus
 8engisi
8eng isi &ormat
&ormat in1estig
in1estigasi/
asi/pen
penyelid
yelidikan
ikan epidemio
epidemiologi
logi terhada
terhadap
p
kasus dan kontak (semua umur)

!. Penanggulangan (LB Pertusis


a. Pengobatan =
4asus
4asus klinis/ko
klinis/kon&ir
n&irmasi
masi laborato
laboratorium
rium diberika
diberikan
n antibiot
antibiotika
ika erit
eritromi
romisin
sin
selama 9#2 hari (maks 3 minggu) dengan
dengan dosis untuk anakanak 2050
mg/kgbb/hari,
mg/kgbb/hari, de"asa  gram/hari
gram/hari yang masingmasing
masingmasing dibagi dalam
dalam 2
dosis.
b. ?akukan pemisahan terhadap kontak yang tidak pernah diimunisasi atau
yang
yang tidak
tidak diimunis
diimunisasi
asi lengkap
lengkap.. Pemisah
Pemisahan
an tersebut
tersebut berlaku
berlaku sampai
sampai
dengan # hari sejak terpajan dengan penderita atau sampai dengan
saat penderita dan kontak sudah menerima antibiotika minimal 5 hari
dari #2 hari yang diharuskan.
c. 4ontak yang berusia diba"ah 9 tahun dan yang belum mendapatkan 2
dosis DP  atau yang tidak mendapat DP dalam 3 tahun terakhir 
harus segera diberikan suntikan satu dosis setelah terpapar.
terpapar. Dianjurka
Dianjurkan
n
pemb
pemberi
erian
an ery
erythr
thromy
omycin
cin sel
selama
ama #2 ha
hari
ri ba
bagi
gi an
angg
ggota
ota ke
kelua
luarga
rga da
dan
n
kontak dekat tanpa memandang status imunisasi dan umur. ?akukan
n1estig
n1estigasi
asi terhada
terhadap
p kontak
kontak dan sumber
sumber in&eksi=
in&eksi= ?akukan
?akukan penaria
penarian
n
kasus seara dini, ari juga kasus yang tidak dilaporkan dan kasus

kasu
kasus
s atip
atipik
ik.. !l
!leh
eh kare
karena
na ba
bayi
yib
bay
ayii da
dan
n an
anak
ak tida
tidak
k diim
diimun
unis
isas
asii
mempunyai risiko tertular.
d. Pengobatan spesi&ik= Pengobatan dengan erythromycin memperpendek
masa penularan, namun tidak mengurangi gejala keuali bila diberikan
sela
selama
ma masa
masa inku
inkuba
basi
si,, pa
pada
da stad
stadiu
ium
m kata
katara
rall at
atau
au a"al
a"al stad
stadiu
ium
m
 paroxysmal.
 paroxysmal.

Dalam suatu kondisi 4? selain peningkatan


peningkatan akupan imunisasi pertusis
perlu
perlu diberi
diberikan
kan antib
antibio
ioti
ti prop
propila
ilaksi
ksis
s pa
pasa
sa pa
papa
paran
ran ( postexposure
 postexposure
antimicrobial propilaksis
antimicrobial propilaksis /P'P) kepada =
- 4ontak serumah dari pertusis
 

- !rang yang beresiko tinggi dalam "aktu # hari sejak terpapar dengan
kasus pertusis, yaitu =
 ayi dan "anita hamil trimester ke3
 $emua orang yang kondisi kesehatannya bisa diperburuk oleh
in&eksi pertusis misalnya orang dengan imunocompromised  atau
  atau
penderita dengan pengobatan asma sedang atau berat
 4ontak erat dari orangorang di atas
 8asy
8a syar
arak
akat
at seki
sekita
tarr yang
yang lebi
lebih
h luas
luas bila
bila 4?
4? te
terj
rjad
adii pa
pada
da
lingkungan yang terbatas dan kasusnya sedikit namun bila 4?
meluas
meluas tidak
tidak dianjurk
dianjurkan
an pemberia
pemberian
n propilak
propilaksis
sis ke masyara
masyarakat
kat
luas
luas melain
melainkan
kan melak
melakuk
ukan
an moni
monitor
toring
ing ke
kepa
pada
da kontak
kontak un
untuk
tuk
melihat tanda dan gejala pertusis selama # hari.
 

BAB I
Pemberian 7omor EPID

A. Pemberi
Pemberian
an 7omor
7omor Epid (asus
(asus Individu
Individu di Puskes
Puskesmas
mas
$etiap
$etiap kasus pertusis
pertusis diberi
diberi nomer 'pid di tingkat puskesma
puskesmas,
s, aranya sama

dengan ara penomoran kasus :P, tetapi didahului dengan huru& P dan ditambah
dengan nomor urut puskesmas. Pemberian nomor 'pid berurutan selama # tahun,
dan pada
dan pada tahun
tahun berikutnya
berikutnya penomoran
penomoran dimulai
dimulai kembali dari
dari nomor satu.
satu.
@ara penulisan nomor 'pid sbb =
- Digit # dan  kode pro1insi
- Digit 3 dan 2 kode kabupaten/kota
- Digit 5,* dan 9 kode puskesmas di kabupaten/kota tersebut
- Digit  dan + kode tahun
- Digit #0,##, dan # kode kasus yang dimulai dengan 00#

@ontoh=
Pro1insi -angroe
-angroe :eh
:eh Darussalam, kota anda
anda :eh,
:eh, puskesmas
puskesmas G dilaporkan
dilaporkan
kasus
kasu pertama   pertusis
s pertama pertusis tahun
tahun 0#
0#
 maka penomo
penomoran
ran 'pidnya adalah   sb
'pidnya adalah sbb
b =
P0#000##00#
 
B. Pemberi
Pemberian
an 7omor
7omor Epid
Epid (asu
(asus
s Individ
Individu
u di Rumah
Rumah /akit
/akit
-omo
-omorr 'PD
'PD kasu
kasus
s pert
pertus
usis
is yang
yang dila
dilapo
pork
rkan
an ru
ruma
mah
h saki
sakitt dibe
diberi
rika
kan
n oleh
oleh
4abupaten =
 

- 4abupa
4abupaten
ten meng
mengin&o
in&ormasi
rmasikan
kan ke puske
puskesmas
smas setiap
setiap kasus
kasus pertusi
pertusis
s yang
dilaporkan oleh 7$ untuk dilakukan penarian kasus tambahan serta meminta
nomor 'PD penderita, atau
- 4abupa
4abupaten
ten dapat
dapat memberi
memberikan
kan nomor
nomor 'PD
'PD kasus
kasus setiap
setiap bulan
bulan sekali
sekali yait
yaitu
u
se
sete
tela
lah
h ka
kabu
bupa
pate
ten
n mene
meneri
rima
ma lapo
lapora
ran
n pe
pert
rtu
usis
sis da
dari
ri pu
pusk
skes
esma
mas
s da
dan
n
menambahkan kasus pertusis di &ormulir pertusis puskesmas mengurut nomor 
'PD
'PD yang
yang su
suda
dah
h ada
ada dan
dan sel
selan
anju
jutny
tnya
a mengi
mengin&o
n&orma
rmasik
sikan
an ke pu
puske
skesma
smas
s
bersangkutan.

BAB II
Laboratorium /urveilans Pertusis

4on&irmasi laboratorium penting karena kuman pathogen lain bisa juga menyebabkan
gejala
gejala yang sama dengan
dengan pert
pertusis
usis.. 4ultur
4ultur B. ertusis 
ertusis  adalah test diagnostik yang
paling spesi&ik. $emua penderita
penderita batuk dengan culture B. ertusis yang
ertusis yang positi& harus
dilapork
dilaporkan
an sebagai
sebagai kasus
kasus kon&irma
kon&irmasi
si laborato
laboratorium
rium (confirmed ) "alaup
"alaupun
un batukny
batuknya
a
masih kurang dari #2 hari. Pemeriksaan P@7 lebih sensiti& dibanding kultur.
kultur.  

A. Peran lab
Peran laboratorium pada sur1eilans pertusis =
- 8embantu menegakkan diagnosis pertussis dengan ditemukannya Bordettella pertussis
- 8enentukan tipe pertussis = B. pertussis and B. parapertussis.
parapertussis.

B. Penatal
Penatalaks
aksana
anaan
an /pesime
/pesimen
n Labor
Laborator
atorium
ium Pengam
Pengambila
bilan8
n8 Penyimp
Penyimpana
anan
n dan
dan
Pengiriman /pesimen4 Pertusis

Pr
Prin
insi
sip
p kebe
keberh
rhas
asil
ilan
an peme
pemeri
riks
ksaa
aan
n ba
bakt
kter
erio
iolo
logi
gi sang
sangat
at dite
ditent
ntuk
ukan
an da
dari
ri te
tekn
knik
ik
pengambilan, penggunaan media transport, penyimpanan dan pengiriman spesimen.
$eringkali ditemukan proses a"al penanganan spesimen yang salah yang berdampak
pada
pada proses
proses pemeriks
pemeriksaan
aan laborato
laboratorium.
rium. $ebaik
$ebaik apapun
apapun metode
metode yang
yang kita gunaka
gunakan
n
dalam mendeteksi pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium pertusis akan menjadi sia F sia apabila
penanganan
penanganan spesimen dilakukan dengan tidak benar.
benar. dealnya
dealnya pengambilan
pengambilan spesimen

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih karena pengambil


pengambilan
an spesimen yang
re
repr
pres
esen
enta
tati
ti&& dan
dan sesu
sesuai
ai stan
standa
darr sang
sangat
at di
dipe
perl
rluk
ukan
an un
untu
tuk
k kual
kualit
itas
as ha
hasi
sill yang
yang

Anda mungkin juga menyukai