Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

PENYAKIT
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI
OBSTRUKSI KRONIS

EKSASERBASI AKUT
AKUT

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Respirologi dan Pulmonologi Uniersitas S!iah
KualaB"UD/ RSUD dr# $ainoel %bidin Banda
Band a %&eh

'leh(

Vany Netza Putri


1407101030097

Pembimbing(
dr.Anna Juliana ,Sp.P

BAGIAN/S! "#$%"&#'AN I() "#S#*A&AN SA'A!


!A")(&AS "#$%"&#'AN )NIV#'SI&AS S+IA* ")A(A
B()$/'S)$ $'. AIN%#( ABI$IN
BAN$A A-#*
01

)
BAB I
P#N$A*)()AN

1.1.
1.1. (ata
(atarr Be
Bela
laa
an
n

PP'K atau pen!akit paru obstrukti* kronik adalah pen!akit !ang ditandai
dengan keterbatasan aliran udara !ang terus menerus !ang biasan!a progresi*#
!ang berhubungan dengan respon in*lamasi kronis pada saluran napas dan juga
paru !nag disebabakna
disebabak na oleh partikel berbaha!a
ber baha!a ataupun gas berbaha!a#
b erbaha!a#
Pen!
Pen!ak
akit
it paru
paru obst
obstru
rukt
kti*
i* kron
kronik
ik +PP'
+PP'K,
K, meru
merupa
paka
kan
n sala
salah
h satu
satu dari
dari
kelom
kelompok
pok pen!a
pen!akit
kit tidak
tidak menul
menular
ar !ang
!ang tela
telah
h menja
menjadi
di masal
masalah
ah keseh
kesehata
atan
n
mas!arakat di Indonesia# -al ini disebabkan oleh meningkatn!a usia harapan
hidup dan semakin tinggin!a pajanan *aktor risiko. seperti *aktor pejamu !ang
diduga berhubungan dengan kejadian PP'K. semakin ban!akn!a jumlah perokok
khususn!a pada kelompok usia muda. serta pen&emaran udara di dalam ruangan
maupun di luar ruangan dan di tempat kerja#
Menurut data -' +world health organization ,. pada tahun 0110 PP'K
merupakan
merupakan pen!ebab kematian
kematian kelima dan dimungkinkan
dimungkinkan peningkatan
peningkatan jumlah
kemati
kematian
an sebesa
sebesarr 213 pada
pada sepulu
sepuluh
h tahun
tahun berik
berikut
utn!
n!aa akiba
akibatt menin
meningka
gkatn!
tn!aa
kebiasaan merokok# Dengan berbagai *aktor resiko !ang ada dapat diestimasikan
bah4a pada tahun 0121
012 1 PP'K menjadi pen!ebab kematian ketiga
keti ga didunia#
Data dari -' memperkirakan 56 juta orang mengalami PP'K dengan
stadium moderate dan pada tahun 0116 diperkirakan
diperkirakan lebih dari 2 juta orang
meningga
meninggall akibat
akibat PP'K# Menurut
Menurut Depkes.
Depkes. di %merika
%merika Serikat
Serikat di butuhkan
butuhkan
setidakn!a
setidakn!a dana 20 US7 untuk penanggulangan
penanggulangan PP'K dengan jumlah pasien
kurang lebih men&apai )5 juta orang dan lebih dari )11 ribu meninggal#
Berdasarkan surei dari The United States Center for disease Control and
Prevention melaporkan bah4a )6.8 juta +5.93, orang %merika Serikat didiagnosa
dengan PP'K# -al !ang sama juga dilaporkan di Kanada hampir sama dengan
estimasi risiko hidup pada orng dengan PP'K sebesar 0:.83 pada laki;laki dan
06.53 pada perempuan# Data juga menunjukkan. bah4a 5.23 orang de4asa !ang
PP'K berada pada umur < )= tahun.dan :.03 dengan umur antara 66;59 tahun
Diperkirakan jumlah pasien PP'K sedang hingga berat di %sia pada tahun
0115 men&apai
men&apai 65.5 juta pasien
pasien dengan prealens
prealensii 5.2 3# %ngka
%ngka prealense
prealense

0
berkisar antra 2.6 > 5.8 3 seperti di ?ina dengan angka kasus men&apai 2=.)51
juta ji4a.
j i4a. @epang
@epan g seban!ak
seb an!ak 6.1)9 juta ji4a. dan Aietnam
Aietnam sebesar
s ebesar 0.15= juta ji4a#
j i4a#
Di Indonesia diperkirakan
diperkirakan terdapat
terdapat 9 juta pasein dengan prealensi 6.5 3# %ngka
%ngka
ini bisa meningkat dengan makin ban!akn!a jumlah perokok karena :1 3 pasien
PP'k adalah perokok dan mantan perokok
Sedangkan dari hasil sure! !ang dilakukan Direktorat PPM dan P" pada
tahun
tahun 0119
0119 untuk
untuk pen!akit
pen!akit !ang tidak
tidak menular
menular di 6 ruma
rumah
h sakit
sakit propinsi
propinsi
Indonesia !ang antara lain @a4a Barat. @a4a Tengah.
Tengah. @a4a Timur.
Timur. "ampung dan
Sumatera
Sumatera Selatan.
Selatan. PP'K juga menempati
menempati urutan
urutan pertama
pertama +263,.
+263,. diikuti
diikuti dengan
asma bronkial +223, dan kanker paru +213, serta !ang lainn!a +03, #
-asi
-asill data
data !ang
!ang dida
didapa
patk
tkan
an.a
.ang
ngka
ka kese
keseka
kait
itan
an dan
dan kema
kemati
tian
an !ang
!ang
diseb
disebab
abkan
kan oleh PP'K
PP'K itu sendi
sendiri
ri &ukup
&ukup tingg
tinggi#
i# ksas
ksaser
erbas
basii akut
akut PP'K
PP'K
merupakan
merupakan salah satu
satu keadaan !ang
!ang paling sering
sering dikeluhkan
dikeluhkan oleh pasien karena
gejala !ang dirasakan makin berat dan membuat pasien datang kembali ke balai
pengobatan# ksaserbasi ini bisa mun&ul akibat obat !ang didapatkan oleh pasien
!ang tidak
tidak e*ekti*.
e*ekti*. tidak
tidak teraturn!a
teraturn!a pasien
pasien minum obat atau bisa dari keadaan
keadaan
lingkungan dan
dan pekerjaan !ang dilakukan
dilakukan oleh pasien# -al ini menjadi
menjadi salah satu
*aktor !ang men!ebabkan penurunan kualitas hidup dari pasien PP'K itu sendiri.
!ang bila dibiarkan akan bisa memi&u keadaan stress atau bahkan depresi pada
pasien PP'K !ang nanti bisa berujung
beruj ung kepada kematian#
kematia n#

2
BAB II
(AP%'AN "AS)S

.1 Identita2 Pa2ien

Cama ( Tn# $arlis


Tanggal "ahir ( 21 @uli ):69
@enis Kelamin ( "aki;"aki
%gama ( Islam
Status Perka4inan ( Menikah
%lamat ( Meuraksa.Kota Banda %&eh
Suku ( %&eh
Pekerjaan ( Supir
Co RM ( 1;:9;)2;86
Tanggal Periksa ( 0: Coember 01)6

. Anane2i2

"eluan )taa5

Sesak napas

"eluan &a6aan 5

Demam. batuk berdahak

'iayat Penyait Searan5

Seorang laki;laki berusia 5) tahun. datang ke ID RSUD$% dengan


keluhan sesak napas# Sesak napas sudah dirasakan sejak satu minggu belakangan
dan makin dirasakan memberat dalam beberapa hari terakhir# Sesak diperberat bila
berkati*itas ban!ak dan sesak tidak dipengaruhi oleh &ua&a maupun posisi# Sesak
napas !ang dirasakan pasien juga disertai dengan keluhan batuk# Batuk bersi*at
berdahak. dengan 4arna dahak kuning kehijauan# batuk berdahak sejak ) bulan
SMRS !ang hilang timbul sejak 0 tahun belakangan# Biasan!a dahak ber4arna
putih dengan konsistensi &air. saat ini dahak berubah 4arna menjadi putih
kekuningan dan kental# Dahak tidak berdarah. berbau ataupun berbusa Batuk
darah tidak ada dan saat batuk pasien juga sering mengeluhkan sakit dada# Pasien
juga merasakan demam# Pasien juga mengeluhkan n!eri dada dalam ) minggu

9
terakhir# Demam dirasakan naik turun dan hilang dengan obat penurun panas#
Ca*su makan masih dalam batas normal dan dalam beberapa bulan kebelakang
ada penurunan berat badan !ang signi*ikan# B%K dan B%B masih dalam batas
normal# Pasien mengaku hal ini sudah sering dirasakan. dan keluhan ini !ang
ketiga kalin!a dalam satu tahun terakhir#
'iayat Penyait $aulu5

Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumn!a dan membuat keluhan
!ang membuat pasien bolak;balik Rumah Sakit# Pasien memiliki ri4a!at
hipertensi# Ri4a!at diabetes mellitus dan asma tidak ada# Pasien mengaku
menderita TB 0 tahun !ang lalu dan telah tuntas minum obat#

'iayat Penunaan %6at86atan5

Pasien mengkonsumsi obat inhaler berupa salbutamol inhaler# Pasien juga


mengaku pernah minum obat 5 bulan dan telah tuntas# Pasien mengkonsumsi
minum obat penurun panas dan batuk !ang didapat di puskesmas atau !ng dibeli
di apotek#

'iayat Penyait "eluara5

Tidak ada keluarga pasien !ang menderita hal seperti pasien# Ri4a!at
hipertensi. diabetes mellitus dan asma tidak ada#
'iayat Peer:aan dan "e6ia2aan S2ial5

Pasien bekerja sebagai seorang supir# Pasien memiliki ri4a!at merokok


sejak umur 01 tahun dan dalam satu hari dapat menghabiskan 2 bungkus rokok#
Pasien dengan Brinkman Index dalam kategori berat#

.3 Statu2 Internu2

Keadaan Umum ( Sakit sedang


Kesadaran ( 9 M5 A6
Tekanan Darah ( )21/:1 mmhg
Cadi ( =0 kali/ menit
Perna*asan ( 0= kali/menit
1
Suhu ( 25.8 ?

6
Keadaan iEi ( iEi Cormal

.4 Peeri2aan !i2i

a. "ulit

arna ( ?oklat
Turgor ( ?epat kembali
Sianosis ( Tidak ada
Ikterus ( Tidak ada
'edema ( Tidak ada
%nemia ( Tidak ada

6. "epala

Bentuk ( Cormo&ephali
ajah ( Simetris. edema dan de*ormitas tidak dijumpai
Mata ( Konjungtia pu&at +;/;,. ikterik +;/;,. pupil bulat isokor 2
mm/2 mm. re*leks &aha!a langsung +/,. dan re*leks
&aha!a tidak langsung +/,
Telinga ( Serumen +;/;,
-idung ( Sekret +;/;,. na*as &uping hidung +;/;,
Mulut ( Bibir pu&at dan kering tidak dijumpai. sianosis tidak
dijumpai. lidah tremor dan hiperemis tidak dijumpai.
mukosa pipi li&in dijumpai

;. (eer

Inspeksi ( Tidak ada pembesaran KB


Palpasi ( TA@ +C, R;0 &m -0'

d. &ra2

Inspeksi
Statis ( Simetris. kesan Barrel hest

5
Dinamis ( Simetris. perna*asan abdominothorakal. retraksi suprasternal tidak
ada dan retraksi interkostal dijumpai

Paru

Inspeksi ( Simetris saat statis dan dinamis. tidak ada jejas di dada

"anan "iri
Palpasi Stem *remitus menurun. Stem *remitus menurun.
n!eri tekan tidak ada. n!eri tekan tidak ada
Perkusi hipersonor hipersonor
%uskultasi Aesikuler melemah Aesikuler melemah
Ronki+, 4heeEing +, Ronki+, 4heeEing +,

Jantun

Inspeksi ( Iktus kordis tidak terlihat


Palpasi ( Iktus kordis teraba di I?S A linea midklaikula sinistra#
Perkusi ( %tas ( I?S III sinistra
Kiri ( I?S A satu jari di dalam linea midklaikula
sinistra#
Kanan ( I?S IA di linea parasternal dekstra
%uskultasi ( B@ I < B@ II normal. reguler. murmur tidak dijumpai

e. A6den

Inspeksi ( Bentuk tampak simetris dan tidak tampak pembesaran.


keadaan di dinding perut( sikatrik. striae alba. kaput
medusa. pelebaran ena. kulit kuning. gerakan peristaltik
usus. dinding perut tegang. darm stei*ung. darm kontur.
dan pulsasi pada dinding perut tidak dijumpai
%uskultasi ( Peristaltik usus normal. bising pembuluh darah tidak
dijumpai
Palpasi ( C!eri tekan dan de*ans muskular tidak dijumpai
• -epar ( Tidak teraba
• "ien ( Tidak teraba
• injal ( Ballotement tidak di jumpai

8
Perkusi ( Batas paru;hati relati* di I?S A. batas paru;hati absolut di
I?S AI. suara timpani di semua lapangan abdomen#
Pinggang( n!eri ketok kostoertebrae tidak ada#

<. &ulan Belaan ( Simetris. n!eri tekan +,

. "elen:ar (i<e ( Pembesaran KB tidak dijumpai

. #2treita2 ( %kral hangat

Superir In<erir
"anan "iri "anan "iri
Sianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
'edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Fraktur Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

.= $ian2i2 Bandin


D!spneu e& dd
)# PP'K eksaerbasi kaut
0# S'PT
2# %sma
 Penumonia  %ngina pektoris stabil
.7 $ian2a
PP%" e2a2er6a2i aut > Pneunia >Anina Petri2 Sta6il
.? &erapi

a# Terapi Medikamentosa

Pulmonologi

)# '0 ia nasal kanul 0;2 l/i

0# Cebule &ombient/ 5jam

2# Cebule *lumi&ort /)0 jam

9# IAFD asering s/s amino*luid 01 gtti/l

6# Inj# ?e*taEidim ) gr/)0 jam

5# Meth!lprednisolone = mg tab 2G)

=
8# CeurodeG tab 0G)

=# %lpraEolam 1.06 mg tab )G)

:# Su&ral*at s!rp 2G?)

)1# Fluimu&!l s!rp 2G?)

))# "aGad!n s!rp 2G?)

Kardiologi

)# FarsiG tab )G01 mg

0# Spironolakton tab )G 06 mg

2# ISDC tab 2G6mg

9# %torastatin tab )G01 mg

.9 Peeri2aan Penun:an


)# Pemeriksaan radiologi
Foto Thoraks %P

:
Kesan
?or ( Kesan memanjang. dan tidak ada pembesaran
Pulmo ( Tampak sela iga melebar dan gambaran hiperlusen
pada seluruh permukaan paru. &ostopreni&us tajam.
sudut &ardioprenikus tajam. tulang;tulang intake
*raktur +;,. lesilitik +;,. hilus melebar pada kedua
paru. dia*ragma flattening +hiperentilasi paru !ang
men!ebabkan penekanan ke dia*ragma,#
%dan!a kosilidasi homogen pada lapangan paru tas#
&ho&ardiograph!

)1
Kesimpulan ( -ipokinetik in*erior in*eroseptal dengan ejeksi *raksi &ukup +623,

kokardiograph!

Kesan ( %ngina pektoris stabil


0# Pemeriksaan sputum 12 Desember 01)6

Tanggal pemeriksaan Spesimen dahak -asil


12;)0;01)6 Se4aktu Cegati*
12;)0;01)6 Pagi Cegati*

))
12;)0;01)6 Pagi Cegati*

2# Pemeriksaan "aboratorium

*eatli *a2il 'u:uan


$ara 'utin
-emoglobin )6.1 g/dl )9.1;)8.1 gr/dl
-ematokrit 98 3 96;66 3
ritrosit 6.1#)15/mm2 9.8 > 5.)#)15/mm2
"eukosit 01.0#)12/mm2 9.6 > )1.6 )12/mm2
Trombosit 02:#)12U/" )61 > 961 )12U/"
*itun Jeni2
osino*il 1 1>53
Baso*il 1 1>03
Caeutro*il batang 1 0>53
Ceutro*il segmen == 61 > 81 3
"im*osit 8 01 > 91 3
Monosit 6 0>=3
$ula $ara
ula darah se4aktu )69 mg/dl H 011 mg/dl
!un2i Gin:al
Ureum 21 mg/d" )2 > 92 mg/dl
Kreatinin 1.56 mg/d" 1.58 > ).)8 mg/dl
#letrlit
Catrium )2= mmol/l )26 > )96 mmol/l
Kalium 9.: mmol/l 2.6 > 9.6 mmol/l
?lorida :5 mmol/l :1 > ))1 mmol/l

.10 Prn2i2
ou ad itam ( dubia ad malam
uo ad *un&tionam ( dubia ad malam
uo ad sana&tionam ( dubia ad bonam

Follo4 Up -arian
-ari/tanggal Keluhan dan Pem# Diagnosis Terapi
Fisik
21 Coember S/ batuk berdahak. PP'K '0 ia nasal kanul 0;2 l/i
01)6 sesak napas dan eksaserbasi Cebule &ombient/ 5jam
sakit dada akut  Cebule *lumi&ort /)0 jam
o/ pneumonia IAFD asering s/s
TD ))1/=1 mm-g amino*luid 01 gtti/l

)0
Cadi =5 G/i Inj# ?e*taEidim ) gr/)0 jam
RR 05G/i Meth!lprednisolone = mg
T 25.8 o? tab 2G)
CeurodeG tab 0G)
P* Paru/ %lpraEolam 1.06 mg tab
I( simetris. kesan )G)
barrel &hest Su&ral*at s!rp 2G?)
P ( s* ka J s* ki Fluimu&!l s!rp 2G?)
P ( sonor/sonor "aGad!n s!rp 2G?)
% ( es melemah /
. rh //. 4heE /

) Desember S/ batuk berdahak. PP'K Pulmonologi


01)6 sesak napas dan ekserbasi '0 ia nasal kanul 0;2 l/i
sakit dada akut  Cebule &ombient/ 5jam
o/ Pneumonia Cebule *lumi&ort /)0 jam
TD )11/81 mm-g IAFD asering s/s
Cadi == G/i amino*luid 01 gtti/l
RR 0=G/i Inj# ?e*taEidim ) gr/)0 jam
T 25.5o? Meth!lprednisolone = mg
tab 2G)
P* Paru/ CeurodeG tab 0G)
I( simetris. kesan %lpraEolam 1.06 mg tab
barrel &hest )G)
P ( s* ka J s* ki Su&ral*at s!rp 2G?)
P ( sonor/sonor Fluimu&!l s!rp 2G?)
% ( es melemah / "aGad!n s!rp 2G?)
. rh //. 4heE /

P/
konsul kardio
Pemeriksaan BT%

)2
0 Desember S/ batuk berdahak PP'K Pulmonologi
01)6 berkurang. sesak ekserbasi '0 ia nasal kanul 0;2 l/i
napas dan sakit dada akut  Cebule &ombient/ 5jam
o/ Pneumonia Cebule *lumi&ort /)0 jam
TD ))1/:1 mm-g  %ngina IAFD asering s/s
Cadi =1 G/i pektoris amino*luid 01 gtti/l
RR 05G/i stabil Inj# ?e*taEidim ) gr/)0 jam
T 25.9o? Meth!lprednisolone = mg
tab 2G)
P* Paru/ CeurodeG tab 0G)
I( simetris. kesan %lpraEolam 1.06 mg tab
barrel &hest )G)
P ( s* ka J s* ki Su&ral*at s!rp 2G?)
P ( sonor/sonor Fluimu&!l s!rp 2G?)
% ( es melemah / "aGad!n s!rp 2G?)
. rh //. 4heE /
Kardiologi
FarsiG tab )G01 mg
Spironolakton tab)G 06 mg
ISDC tab 2G6mg
%torastatin tab )G01 mg

)9
BAB III
&INJA)AN P)S&A"A

3.1 Penyait Paru %62trutri< "rni @PP%"


3.1.1 $e<ini2i
Pen!akit Paru 'bstrukti* Kronik +PP'K, adalah pen!akit paru !ang
ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran na*as !ang bersi*at progresi* non
reersibel atau reersibel parsial dan berhubungan dengan respon in*lamasi paru
terhadap partikel atau gas !ang bera&un/berbaha!a#
3.1. #pideili
Data badan kesehatan dunia +-',. menunjukkan tahun )::1 PP'K
menempati urutan ke;5 sebagai pen!ebab utama kematian di dunia dan akan
menempati urutan ke;2 setelah pen!akit kardioaskuler dan kanker# Diperkirakan
jumlah pasien PP'K sedang hingga berat di %sia tahun 0115 men&apai 65.5 juta
pasien dengan prealens 5.23# %ngka prealens berkisar 2.6;5.83 seperti di ?ina
dengan angka kasus men&apai 2=.)51 juta ji4a# Di Indonesia diperkirakan
terdapat 9.= juta pasien dengan prealens 6.53#
Di Indonesia belum ada data !ang akurat tentang prealens PP'K# Pada
Surai Kesehatan Rumah Tangga +SKRT, ):=5 asma. bronkitis kronik dan
em*isema menduduki peringkat ke ; 6 sebagai pen!ebab kesakitan terban!ak dari
)1 pen!ebab kesakitan utama# SKRT Depkes RI )::0 menunjukkan angka
kematian karena asma. bronkitis kronik dan em*isema menduduki peringkat ke ; 5
dari )1 pen!ebab tersering kematian di Indonesia#
Seiring dengan majun!a tingkat perekonomian dan industri otomoti*.
jumlah kendaraan bermotor meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia# Tujuh
puluh sampai delapan puluh persen pen&emaran udara berasal dari gas buang
kendaraan bermotor. sedangkan pen&emaran udara akibat industri 01;213#

)6
Dengan meningkatn!a jumlah perokok dan polusi udara sebagai *aktor risiko
terhadap PP'K. maka diduga jumlah pen!akit tersebut juga akan meningkat#
3.1.3 !atr 'e2i
Beberapa hal !ang berkaitan dengan risiko timbuln!a PP'K antara lain(
a# %sap rokok
%sap rokok mempun!ai prealens !ang tinggi sebagai pen!ebab gejala
respirasi dan gangguan *ungsi paru# Risiko PP'K pada perokok tergantung dari
dosis rokok !ang dihisap. usia mulai merokok. jumlah batang rokok perhari dan
laman!a merokok +Indeks Brinkman,#
Dalam pen&atatan ri4a!at merokok perlu diperhatikan (
a# Ri4a!at merokok
; Perokok akti*
; Perokok pasi*
; Bekas perokok
b# Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman +IB,. !aitu perkalian jumlah rata;
rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun
; Ringan ( 1;)::
; Sedang ( 011;6::
; Berat ( <511
b# Polusi udara
Berbagai ma&am partikel dan gas !ang terdapat di udara sekitar dapat
menjadi pen!ebab terjadin!a polusi udara# Ukuran dan ma&am partikel akan
memberikan e*ek !ang berbeda terhadap timbuln!a dan beratn!a PP'K# Polusi
udara terbagi menjadi(
a# Polusi di dalam ruangan
; %sap rokok
; %sap kompor
b# Polusi di luar ruangan
; as buang kendaraan bermotor
; Debu jalanan
&# Polusi di tempat kerja
; Bahan kimia
; $at iritasi
; as bera&un
&# Stres oksidati*
Paru setelah terpajan oleh oksidan endogen dan eksogen# 'ksidan endogen
timbul dari sel *agosit dan tipe sel lainn!a sedangkan oksidan eksogen dari
polutan dan asap rokok# 'ksidan intraseluler +endogen, seperti deriat elektron
mitokondria transpor termasuk dalam mekanisme selular signaling pathwa!# Sel
paru dilindungi oleh ox!dative halenge !ang berkembang se&ara sistem

)5
enEimatik atau non enEimatik# Ketika keseimbangan antara oksidan dan
antioksidan berubah bentuk misaln!a ekses oksidan dan atau deplesi antioksidan
akan menimbulkan stres oksidati*# Stres oksidati* tidak han!a menimbulkan e*ek
kerusakan pada paru tetapi juga menimbulkan akti*itas molekuler sebagai a4al
in*lamasi paru#
d# In*eksi saluran napas ba4ah berulang
In*eksi irus dan bakteri berperan dalam patogenesis dan progresi*itas
PP'K# Kolonisasai bakteri men!ebabkan in*lamasi jalan napas. berperan se&ara
bermakna menimbulkan eksaserbasi# In*eksi saluran napas berat pada anak akan
men!ebabkan penurunan *ungsi paru dan meningkatkan gejala respirasi pada saat
de4asa# Pengaruh berat badan lahir rendah akan meningkatkan in*eksi iral !ang
juga merupakan *aktor risiko PP'K# Kebiasaan merokok berhubungan dengan
kejadian em*isema# Ri4a!at in*eksi tuberkulosis berhubungan dengan obstruksi
jalan napas pada usia lebih dari 91 tahun#
e# @enis Kelamin
Kejadian PP'K lebih tinggi pada laki;laki daripada perempuan.ini
dodebakan akibat lak;laki lebih ban!ak !ang merokok dan terkena paparan polusi
daipada 4anita# Tapi.akhir;akhir ini kejadian PP'K pada negaran berpenghasilan
tinggi antra laki;laki dan perempuan hampir sama !ang disebabkan karena
meningkatn!a perilaku merokok pada perempuan
*# Sosial ekonomi
Pajanan polusi di dalam dan luar ruangan. pemukiman !ang padat. nutrisi
!ang jelek. dan *aktor lain !ang berhubungan dengan status sosial ekonomi
kemungkinan sebagai *aktor risiko PP'K# Malnutrisi dan penurunan berat badan
dapat menurunkan kekuatan dan ketahanan otot respirasi. karena penurunan masa
otot dan kekuatan serabut otot#
g# Tumbuh kembang paru
Pertumbuhan paru berhubungan dengan proses selama kehamilan. dan
pajanan 4aktu ke&il# Ke&epatan maksimal penurunan *ungsi paru seseorang
adalah risiko untuk terjadin!a PP'K# Studi men!atakan bah4a berat lahir
mempengaruhi nilai AP) pada masa anak#
h# en
Faktor risiko genetik !ang paling sering terjadi adalah kekurangan α;"
antitr!psin sebagai inhibitor dan protease serin# Si*at resesi* ini jarang. paling
sering dijumpai pada indiidu !ang berasal dari ropa Utara# Ditemukan pada

)8
usia muda dengan kelainan en*isema panlobular dengan penurunan *ungsi paru

!ang terjadi baik pada perokok atau bukan perokok dengan kekurangan α;"
antitr!psin !ang berat#
i# In*eksi
In*eksi !ang terjadi pada a4al kehidupan bisa berkembang menjadi
bronkiektasis ataupun perubahan pada saluran pernapasan#Paparan in*eksi ini
sangat berkaitan dengan perkembangan PP'K# ksasrbasi PP'K juga bisa
dipengaruhi oleh in*eksi bakteri atau irus#

3.1.4 "la2i<ia2i
Berdasarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia +PDPI, PP'K
diklasi*ikasikan ke dalam +old 01)1,()

Derajat Klinis Faal paru


ejala klinis +batuk. produksi normal
sputum,
Derajat I( PP'K ejala batuk kronik dan produksi AP)/KAP H 813
ringan aputum ada tetapi tidak sering# AP) ≥ =13 prediksi
Pada derajat ini pasien sering
tidak men!adari bah4a *aal paru
mulai menurun
Derajat II( ejala sesak mulai dirasakan saat AP)/KAP H 813

)=
PP'K sedang aktiitas dan kadang ditemukan 613 H AP) H =13
gejala batuk dan produksi sputum# prediksi
Pada derajat ini biasan!a pasien
mulai memeriksakan
kesehatann!a
Derajat III( ejala sesak lebih berat. AP)/KAP H 813
PP'K berat penurunan aktiitas. rasa lelah 213 H AP) H 613
dan serangan eksaserbasi semakin prediksi
sering dan berdampak pada
kualitas hidup pasien
Derajat IA( ejala diatas ditambah tanda; AP)/KAP H 813
PP'K sangat tanda gagal napas atau gagal AP) H 213 prediksi
berat jantung kanan dan ketergantungan atau AP) H 6 13
oksigen# Pada derajat ini kualitas prediksi disertai
hidup pasien memburuk dan jika gagal napas kronik
eksaserbasi dapat mengan&am
ji4a

3.1. Patene2i2
In*lamasi saluran napas pasien PP'K merupakan ampli*ikasi dari respons
in*lamasi normal akibat iritasi kronik seperti asap rokok# In*lamasi paru diperberat
oleh stres oksidati* dan kelebihan proteinase# Sel in*lamasi PP'K ditandai dengan
pola peradangan !ang melibatkan neutro*il. makro*ag. dan lim*osit# Sel;sel ini
melepaskan mediator in*lamasi dan berinteraksi dengan sel;sel struktural dalam
saluran udara dan parenkim paru;paru#

):
ambar 2#) Patogenesis PP'K
3.1.= Pat<i2ili
Mekanisme pato*isiologi !ang mendasari PP'K sampai terjadin!a gejala
!ang khas. misaln!a penurunan AP) !ang disebabkan peradangan dan
pen!empitan saluran napas peri*er. sementara trans*er gas !ang menurun terjadi
akibat kerusakan parenkim paru pada em*isema#

a# Keterbatasan aliran udara dan air trapping


Tingkat peradangan. *ibrosis. dan &iaran eksudat di lumen saluran napas
ke&il berkolerasi dengan penuruna AP) dan rasio AP)/KAP# Penurunan AP)
merupakan gejala !ang khas pada PP'K. obstruksi jalan napas peri*er
men!ebabkan udara terperangkap dan emngakibatkan hiperin*lasi# -iperin*lasi
mengurangi kapasitas inspirasi seperti peningkatan kapasitas residual *ungsional.
khususn!a selama latihan. !ang terlihat sebagai sesak napas dan keterbatasan
kapasitas latihan# -iperin*lasi !ang berkembang pada a4al pen!akit merupakan
mekanisme utama timbuln!a sesak napas pada aktiitas#
b# Mekanisme pertukaran gas
Ketidakseimbangan pertukaran gas men!ebabkan kelainan hipoksemia dan
hiperkapnia !ang terjadi karena beberapa mekanisme# Se&ara umumpertukaran

01
gas memburuk selama pen!akit berlangsung# Tingkat keparahan em*isema
berkolerasi dengan P'0 arteri dan tanda lain dari ketidakseimbangan entilasi;
per*usi#
&# -ipersekresi
Beberapa mediator dan protease merangsang hipersekresi mukus melalui
aktiasi reseptor *aktor FR#
d# ambaran sistemik
Peningkatan konsentrasi mediator in*lamasi. termasuk TCF;α I";5. dan
radikal bebas. dapat mengakibatkan peningkatan proses osteoporosis. depresi dan
anemia kronik# Peningkatan risiko pen!akit kardioaskuler. berkolerasi dengan
peningkatan protein ?;reakti* +?RP,#

ambar 2#0 Pato*isiologi PP'K


e# ksaserbasi
ksaserbasi merupakan peningkatan lebih lanjut respons in*lamasi dalam
saluran napas pasien PP'K# Keadaan ini dipi&u oleh in*eksi bakteri atau irus
atau polusi lingkungan# Pada eksaserbasi ringan dan sedang terdapat peningkatan
neutro*il. beberapa studi juga menemukan eosino*il dalam sputum dan dinding
saluran napas# Pada eksaserbasi berat. salah satu penelitian menunjukkan
peningkatan neutro*il pada dinding saluran napas dan peningkatan ekspresi
kemokin# Selama eksaserbasi terlihat peningkatan hiperin*lasi dan
terperangkapn!a udara. dengann pengurangan aliran ekspirasi. sehingga terjadi
peningkatan sesak napas#
3.1.7 $ian2i2
a# %namnesis

0)
; Ri4a!at merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
; Ri4a!at terpajan Eat iritan !ang bermakna di tempat kerja
; Ri4a!at pen!akit em*isema pada keluarga
; Terdapat *aktor predisposisi pada masa ba!i/anak. misal berat badan
lahir rendah +BB"R,. in*eksi saluran napas berulang. lingkungan asap
rokok dan polusi udara#
; Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
; Sesak dengan atau tanpa bun!i mengi

b# Pemeriksaan *isis
PP'K dini umumn!a tidak ada kelainan
• Inspeksi
; Pursed # lips $reathing +mulut setengah terkatup men&u&u,
; Barrel hest +diameter antero ; posterior dan transersal sebanding,
; Penggunaan otot bantu napas
; -ipertropi otot bantu napas
; Pelebaran sela iga
; Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat den!ut ena jugularis leher
dan edema tungkai#
; Penampilan pink puffer atau $lue $loater
• Palpasi
; Pada em*isema *remitus melemah. sela iga melebar
• Perkusi
; Pada em*isema hipersonor dan batas jantung menge&il. letak
dia*ragma rendah. hepar terdorong ke ba4ah
• %uskultasi
; suara napas esikuler normal. atau melemah

00
; terdapat ronki dan atau mengi pada 4aktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
; ekspirasi memanjang
; bun!i jantung terdengar jauh
• Pink puffer

ambaran !ang khas pada em*isema. penderita kurus. kulit kemerahan


dan pernapasan pursed lips $reathing%
• Blue $loater

ambaran khas pada bronkitis kronik. penderita gemuk sianosis.


terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru. sianosis sentral
dan peri*er#
• Pursed # lips $reathing

%dalah sikap seseorang !ang bernapas dengan mulut men&u&u dan


ekspirasi !ang memanjang# Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi ?'0 !ang terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi ?'0 !ang terjadi pada gagal napas kronik#
&# Pemeriksaan Rutin
)# Faal paru
a# Spirometri +AP). AP)prediksi. KAP. AP)/KAP,
; 'bstruksi ditentukan oleh nilai AP) prediksi +3, dan atau
AP)/KAP +3,#
; 'bstruksi ( 3 AP)+AP)/AP) pred#, H =13 AP)3
+AP)/KAP, H 86 3
; AP) merupakan parameter !ang paling umum dipakai untuk
menilai beratn!a PP'K dan memantau perjalanan pen!akit#
; %pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan. %P
meter 4alaupun kurang tepat. dapat dipakai sebagai alternati*
dengan memantau ariabiliti harian pagi dan sore. tidak lebih dari
013#

02
b# Uji bronkodilator
; Dilakukan dengan menggunakan spirometri. bila tidak ada gunakan
%P meter#
; Setelah pemberian bronkodilator inhalasi seban!ak = hisapan. )6 ;
01 menit kemudian dilihat perubahan nilai AP) atau %P.
perubahan AP) atau %P H 013 nilai a4al dan H 011 ml#
; Uji bronkodilator dilakukan pada PP'K stabil#
&# Darah rutin
; -emoglobin
; -ematokrit
; Trombosit
; "eukosit
; %nalisa gas darah
d# Radiologi
Foto toraks P% dan lateral berguna untuk men!ingkirkan pen!akit paru
lain#
Pada em*isema terlihat gambaran(
; -iperin*lasi
; -iperlusen
; Ruang retrosternal melebar
; Dia*ragma mendatar
; @antung menggantung +jantung pendulum/tear drop&e!e drop
appearane,
Pada bronkitis kronik(
; Cormal
; ?orakan bronkoaskuler bertambah pada 0) 3 kasus
d# Pemeriksaan penunjang lanjutan
)# Faal paru lengkap
0# Uji latih kardiopulmoner
2# Uji prookasi bronkus
9# %nalisa gas darah

09
6# Radiologi
5# K
8# kokardiogra*i
=# Bakteriologi
:# Kadar α;) antitripsin
3.1.? $ian2i2 6andin
a# %sma
; 'nset a4al sering pada anak
; ejala berariasi dari hari ke hari
; ejala pada malam/menjelang pagi
; Disertai atopi. rinitis atau eksim
; Ri4a!at keluarga dengan asma
; Sebagian besar keterbatasan aliran udara
; Reersibel
b# agal jantung kongesti*
; %uskultasi terdengar rhonki halus di bagian basal
; Foto thoraks tampak jantung membesar. edema paru
; Uji *aal paru menunjukkan restriksi
&# Bronkiektasis
; Sputum produkti* dan purulen
; Umumn!a terkait dengan in*eksi bakteri
; %uskultasi terdengar rhonki kasar
; Foto thoraks/?T;S&an menunjukkan pelebaran dan penebalan bronkus
d# Tuberkulosis
; 'nset segala usia
; Foto thoraks menunjukkan in*iltrat
; Kon*irmasi mikrobiologi +sputum BT%,
; Prealens tuberkulosis tinggi didaerah endemik
e# Bronkiolitis obliterans
; 'nset pada usia muda. bukan perokok
; Mungkin memiliki ri4a!at rheumatois arthritis atau pajanan asap
; ?T;s&an toraks pada ekspirasi menunjukkan daerah hipodens
*# Panbronkiolitis di*us
; "ebih ban!ak pada laki;laki bukan perokok
; -ampir semua menderita sinusistis kronik
; Foto thoraks dan -R?T torkas menunjukkan nodul opak men!ebar
ke&il di &entrilobular dan gambaran hiperin*lasi#
3.1.9 Penatala2anaan
)# Penatalaksanaan umum PP'K
Tujuan penatalaksanaan (
; Mengurangi gejala
; Men&egah eksaserbasi berulang
; Memperbaiki dan men&egah penurunan *aal paru
; Meningkatkan kualiti hidup penderita
Derajat dan Rekomendasi pengobatan PP'K +PDPI,

06
Derajat Karakteristik Rekomendasi Pengobatan
Semua Derajat • dukasi +hindari *aktor pen&etus,
• Bronkodilator kerja singkat
+S%B%. %ntikolinergik &epat.
antin,bila perlu
• Aaksin In*luenEa
Derajat I +PP'K AP)/KAP H 813. • Bronkodilator kerja singkat
ringan, AP) L =13 Prediksi +S%B%. %ntikolinergik &epat.
dengan atau tanpa antin,bila perlu
gejala
Derajat II +PP'K AP)/KAP H 813 )#5 Pengobatan reguler dengan
sedang, 613 H AP) H =13 bronkodilator#
Prediksi dengan atau
• %gonis B;0 kerja panjang

tanpa gejala +"%B%, sebagai terapi


pemeliharaan
• %ntikolinergik kerja lama
sebagai terapi pemeliharaan
• Simptomatik
)#8 Rehabilitasi +edukasi. nutris.
rehabilitasi respirasi,
Derajat III +PP'K AP)/KAP H 813 )# Pengobatan reguler dengan
berat, 213 H AP) H 613 bronkodilator#
• %gonis B;0 kerja panjang
Prediksi dengan atau
tanpa gejala +"%B%, sebagai terapi
pemeliharaan
• %ntikolinergik kerja lama
sebagai terapi pemeliharaan
• Simptomatik
• Kortikosteroid bila diberikan
respon klinis atau
eksaserbasi berulang
• PD;9 inhibitor
0# Rehabilitasi +edukasi. nutris.
rehabilitasi respirasi,
Derajat IA +PP'K AP)/KAP H 813 )# Pengobatan reguler dengan
sangat berat, AP) H 213 Prediksi bronkodilator#
• %gonis B;0 kerja panjang
atau gagal na*as atau

05
gagal jantung kanan +"%B%, sebagai terapi
pemeliharaan
• %ntikolinergik kerja lama
sebagai terapi pemeliharaan
• Simptomatik
• Kortikosteroid bila diberikan
respon klinis atau
eksaserbasi berulang
• PD;9 inhibitor
0# Rehabilitasi +edukasi. nutris.
rehabilitasi respirasi,
2# Terapi oksigen jangka panjang
jika gagal na*as
9# Aentilasi mekanis noninasi*
6# Pertimbangan terapi pembedahan

Penatalaksanaan PP'K se&ara umum. meliputi( edukasi. berhenti


merokok. obat;obatan. rehabilitasi. terapi oksigen. entilasi mekanis. nutrisi#
PP'K dikatakan stabil bila memenuhi kriteria berikut ini (
Kriteria PP'K stabil adalah (2
; Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
; Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil. !aitu hasil analisa gas
darah menunjukkan P?'0 H 96 mm-g dan P'0 < 51 mm-g
; Dahak jernih tidak ber4arna
; %ktiitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PP'K +hasil
spirometri,
; Penggunaan bronkodilator sesuai ren&ana pengobatan
; Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan
)# dukasi
dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada
PP'K stabil# dukasi pada PP'K berbeda dengan edukasi pada asma# Karena
PP'K adalah pen!akit kronik !ang ireersibel dan progresi*. inti dari edukasi
adalah men!esuaikan keterbatasan aktiiti dan men&egah ke&epatan perburukan
*ungsi paru# Berbeda dengan asma !ang masih bersi*at reersibel. menghindari
pen&etus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan
dari asma#
a# Tujuan edukasi pada pasien PP'K (

08
; Mengenal perjalanan pen!akit dan pengobatan
; Melaksanakan pengobatan !ang maksimal
; Men&apai aktiiti optimal
; Meningkatkan kualitas hidup
b# Se&ara umum bahan edukasi !ang harus diberikan adalah(
; Pengetahuan dasar tentang PP'K
; 'bat ; obatan. man*aat dan e*ek sampingn!a
; ?ara pen&egahan perburukan pen!akit
; Menghindari pen&etus +berhenti merokok,
; Pen!esuaian aktiitas
%gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan
ditentukan skala prioritas bahan edukasi sebagai berikut(
; Berhenti merokok
o Disampaikan pertama kali kepada penderita pada 4aktu diagnosis
PP'K ditegakkan
; Pengunaan obat ; obatan
a# Ma&am obat dan jenisn!a
b# ?ara penggunaann!a !ang benar + oral. MDI atau nebuliser ,
&# aktu penggunaan !ang tepat + rutin dengan selang4aku tertentu
atau kalau perlu saja ,
d# Dosis obat !ang tepat dan e*ek sampingn!a
; Penggunaan oksigen
a# Kapan oksigen harus digunakan
b# Berapa dosisn!a
&# Mengetahui e*ek samping kelebihan dosis oksigen
• Mengenal dan mengatasi e*ek samping obat atau terapi oksigen
• Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaann!a

Tanda eksaserbasi(
; Batuk atau sesak bertambah
; Sputum bertambah
; Sputum berubah 4arna
Tipe I +eksasebasi berat, memiliki 2 gejala
Tipe II +eksaserbasi sedang, memiliki 0 gejala
Tipe III +eksaserbasi ringan, memiliki ) gejala ditambah in*eksi saluran na*as.
peningkatan batuk. peningkatan mengi dan peningkatan perna*asan. nadi
meningkat#
Pen!ebab paling umum dari suatu eksaserbasi adalah in*eksi
thorakobrokial dan polusi udara. sepertiga pen!ebaba eksaserbasi berat tidak
dapat diketahui# Penanganan ksaserasi dapat dilakukan dirumah +untuk
eksaserbasi !ang ringan, atau dirumah sakit +untuk eksaserbasi sedang dan berat,#

0=
Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan oleh pasien !ang telah
diedukasi dengan &ara(
)# Menambah dosis bronkodilator atau mengubah dari bronkodilator !ang
digunakan dari bentuk inhaler ke bentuk nebuliser#

0# Menggunakan oksigen bila aktiitas dan tidur

2# Menggunakan mukolitik

9# Menambahkan ekspentoran

Bila dalam 0 hari tidak ada perbaikan makapasien harus segera ke dokter# Terapi
!ang diberikan pada rumah sakit antara lain(
)# Terapi oksigen adekuat

Pada eksaserbasi akut terapi oksigen adalah hal !ang pertama dan utama.
bertujuan untuk memperbaiki hipoksemia dan men&egah keadaan !ang
mengan&am ji4a# Pa'0<51 mm-g atau saturasi '0 <:13. ealuasi ketat
hiperkapnia#
0# Pemberian obat !ang optimal seperti bronkodilator. kortikosteroid. dan
antibiotik

; Mendeteksi dan menghindari pen&etus eksaserbasi


; Men!esuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiitas
0# 'bat > obatan
a# Bronkodilator
Diberikan se&ara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
disesuaikan dengan klasi*ikasi derajat berat pen!akit# Pemilihan bentuk obat
diutamakan inhalasi. nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang#
Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat +slow release, atau
obat bere*ek panjang +long ating,#
Ma&am ; ma&am bronkodilator (
a# olongan antikolinergik
Digunakan pada derajat ringan sampai berat. disamping sebagai bronkodilator
juga mengurangi sekresi lendir +maksimal 9 kali perhari,#
b# olongan agonis β;0

0:
Bentuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak. peningkatan jumlah
penggunaan dapat sebagai monitor timbuln!a eksaserbasi# Sebagai obat
pemeliharaan sebaikn!a digunakan bentuk tablet !ang bere*ek panjang#
Bentuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut. tidak
dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang# Bentuk injeksi subkutan atau
drip untuk mengatasi eksaserbasi berat#
&# Kombinasi antikolinergik dan agonis β;0
Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat e*ek bronkodilatasi.
karena keduan!a mempun!ai tempat kerja !ang berbeda# Disamping itu
penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita#
d# olongan Gantin
Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang.
terutama pada derajat sedang dan berat# Bentuk tablet biasa atau pu!er untuk
mengatasi sesak +pelega napas,. bentuk suntikan bolus atau drip untuk
mengatasi eksaserbasi akut# Penggunaan jangka panjang diperlukan
pemeriksaan kadar amino*ilin darah#
b# %nti in*lamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
intraena. ber*ungsi menekan in*lamasi !ang terjadi. dipilih golongan
metilprednisolon atau prednison# Bentuk inhalasi sebagai terapi jangka
panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positi* !aitu terdapat
perbaikan AP) pas&abronkodilator meningkat < 013 dan minimal 061 ml#
&# %ntibiotika
-an!a diberikan bila terdapat in*eksi# %ntibiotik !ang digunakan (
; "ini I ( amoksisilin. makrolid
; "ini II ( amoksisilin dan asam klaulanat. se*alosporin. kuinolon.
makrolid baru
Pera4atan di Rumah Sakit dapat dipilih(
; %moksilin dan klaulanat
; Se*alosporin generasi II N III injeksi
; Kuinolon per oral ditambah dengan !ang anti pseudomonas
; %minoglikose per injeksi
; Kuinolon per injeksi
; Se*alosporin generasi IA per injeksi
d# %ntioksidan

21
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup. digunakan C;
asetilsistein# Dapat diberikan pada PP'K dengan eksaserbasi !ang sering. tidak
dianjurkan sebagai pemberian !ang rutin#
e# Mukolitik
-an!a diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan memper&epat
perbaikan eksaserbasi. terutama pada bronkitis kronik dengan sputum !ang
is&ous# Mengurangi eksaserbasi pada PP'K bronkitis kronik. tetapi tidak
dianjurkan sebagai pemberian rutin#

*# %ntitusi*
Diberikan han!a bila terdapat batuk !ang sangat mengganggu# Penggunaan se&ara
rutin merupakan kontraindikasi#

2)
2# Terapi oksigen

Pada PP'K terjadi hipoksemia progresi* dan kronik !ang men!ebabkan


kerusakan sel dan jaringan# Man*aat oksigen( mengurangi sesak. memperbaiki
aktiitas. mengurangi hipertensi pulmoner. mengurangi asokontriksi.
mengurangi hematokrit. memperbaiki *ungsi neuropsikiatri. dan meningkatkan
kualitas hidup#

9# Rehabilitasi

Tujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan


memperbaiki kualiti hidup penderita PP'K Penderita !ang dimasukkan ke
dalam program rehabilitasi adalah mereka !ang telah mendapatkan pengobatan
optimal !ang disertai( simptom pernapasan berat. beberapa kali masuk ruang
ga4at darurat. dan kualitas hidup !ang menurun# Program rehabilitiasi terdiri dari
2 komponen !aitu ( latihan *isis. psikososial dan latihan pernapasan#

6# iEi

Malnutrisi sering terjadi pada PP'K. kemungkinan karena bertambahn!a


kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi !ang meningkat karena
hipoksemia kronik dan hiperkapni men!ebabkan terjadi hipermetabolisme#
Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PP'K karena berkolerasi dengan
derajat penurunan *ungsi paru dan perubahan analisis gas darah#

20
BAB IV
P#BA*ASAN

ditegakkan
anamnesis,
berdasarkan
dan
mulai
saat
kadangpemeriksaan
penunjang.
didapatkan
anamnesis
dengan
sesak
berdahak
dirasakan
tahun
yang
semakin
memberat.
merupakan
perokok
merokok
dalam
pasien
menghisap
rata12
rokok.
gejala
•yaitu
seorang
penyakit
bertambah
progresif,
rata-rata
sesuai
salah
terdapat
terjadinya
yaitu,
terpapar
rokok,
bahan
indek
$ika
sedang,
penelitian
telah
memiliki
terjadi
ringan.
terdengat
rhonki
'he((ing
paru
bernafas.
pada
ronki
kedua
bernafas
&hest,
blue
palpasi
ditemukan
melemah,
perkusi
thoraks
normal,
mendatar,
)edangkan
jantung
gamabran
thora
&orakan
meningkat.
ung
"OD
derajat
jantung
kronis
sputum
tidak
sering
sputum.
pasien
dan
oksigen.
hidup
memburuk
kondisi =
kesehatan.datang
pada
penggunaan
tampak
bantu
auskultasidan
pada
pemeriksaan
PPO PPO
/nitiati!e
hroni&atau
5ormal.
menyadari
faal
mengalami
6781968
6781
memeriksakan
@0<
PPO
klinis
lebih
akti!itas,
eksaserbasi
mengan&am
akut
terapi
oksigen,
pada
saja :
spirometri
dilakukan
keadaan
sesak. keluhan
nafas,
dirasakan
yanglama
sehari
aktif
yang
mengahabiskan
per hari.
faktor sejak
dapat
batang
klinis
berakti!itas.
batuk
timbul #al
dengan
sering
debu,
Diagnosis
dinilai pada
asap
brinkmen
termasuk
dilakukan
menyatakan
hingga berat
PPO
dibandingkan
%sik >0<.
//
akti!itas
ini
6781
berat
berat,

serangan
semakin
kualitas
pasien.
6781968
)pirometri
30<
Derajat
sangat
"ejala
diatas :
*ronkodilator
diberikan
tunggal
ketiga
dengan
bentuk
diutamakan
penggunaan
jangka
Pada
lepas
release
berefek
a&ting
long
berdasarkan
ditegakkan
anamnesis,
penunjang.
sesak
berdahak
dirasakan
tahun
semakin
perokok
merupakan
merokok
dalam
menghisap
rata12
gejala
rokok.
seorang
penyakit
yaitu
progresif,
bertambah di
auskultasi
didapatkan
dan dapat
&ostophreni&us
tajam.sinus
bertujuan
em%sema untuk
menyingkirkanpulmo
hiperinamasi,
gambaean
hiperlusen,ruang
melebar, PPO
dirasakan
dan Pada
"ejala
Pada
pasien
30<
tidak
dalam
bronkodilator,
kortikosteroid
sesuai
juga
yang dengan
menyatakan
terapi
farmakologis,
PPO pilihan pasien
Pada
sejak
suara
)esuai
teori saat
atau
lapangan
ekspirasi
Pink batuk
lalu
Pasien
rata-
penderita
PPO
berdahak
dikeluhkan suara
ataupun
dapat
*arrel
pendulum.
Disease
berdasarkan
berisiko
satu batuk diafragma
normal
bronko!askuler
penunjang berikut
4emiliki
ringan
sering.
danada
tidak
parunya ganbar
foto
utama
Obstru&ti!e
diklasi%kasikanfor
"ejala
lebih
)pirometri
Derajat
:produksi
biasanya
rasa
sering
hidup
berat
/8
klinis
tanda-tanda
nafas ataukanan
eksaserbasi
digunakan
merupakan
utama
lain adalah
antibiotik.
kasus
obat-obatan
bronkodilator.
adalah
seperti
antibiotik
kortikoteroid,
inamasi :
PPO
gagal
5amun
dan
tertentu.
berakti!itas.
timbul
dikeluhkan
dan
teori
terpapar
rokok,
kerja.
bahan
brinkmen atau
jenis
bronkodilator
disesuaikan
penyakit. obat
derajat
lambat
gejala
mengahabiskan
rata-rata
per
salah
terjadinya
hari.
terdapat se&ara
klasi%kasi
Pemilihan
inhalasi,nebuliser
panjang.
panjang
atau
pemeriksaan
didapatkan
anamnesis datang
nafas,
keluhan
yang
dirasakan
memberat. aktif
faktor sejak
sehari
dapat
batang
dengan
yaitu,
$ika
debu,#al
pada
asap
indek :
Pada
sejak
lama mulai
dari
ketika
pasien
dengan
menurut
yang
sedang
resiko
derajat
nafas
inter&ostalis. ini
resiko
dan
pada
inspeksiotot
rata-
penderita
batuk
yang PPO
dan pasien 30
"ejala
pada
pu+er,
hipersonor
batas pada
pasien fremitus
untuk
terlihatfoto
produksi
 &or

dan
tetapi
Pada
bah'atelah
;0<,dan
"ejala
sesak3
teori
teori
Pada
lelah
;0<?
gejala
gagal
kualitas
dan
karena
terapi utama
PPO
pilihan
diberikan
dan dan
dan
ji'a.
dan /
jika
teori
anti
berat
slo'
obat
pasien
batuk
lalu
Pasienmulai
dari
ketika
klinis
resiko
ini
sering
dinilai
pasien dan 303
termasuk
sedang,
penelitian
telah
menyatakan
hingga
memiliki
terjadi
palpasi
blue
fremitus
sesak.
juga dilakukan
dibandingkan
ringan.
%sik
tampak pada
penggunaan
bantu
auskultasi
rhonki
'he((ing
paru
dengan
ronki
kedua
bernafas
&hest,
ditemukan
hipersonor
thoraks
normal,
bertujuan
terlihat
diafragma
melebar,
mendatar,
gamabran
)edangkan
thora
penunjang
pada
"lobal
berisiko
satu
jantung
ada
sering.
sering
6781
klinis
sesak
PPO
"ejala
berat, atau
5ormal.
produksi=

dirasakan
akti!itas
batuk
kadang
sputum.
derajat
biasanya
kesehatan.
akti!itas,
lelah
eksaserbasi
semakin
dan
kualitas
6781968
)pirometri
pasien.
30<
Derajat
sangat
gejala:
tanda-tanda
nafas
oksigen.
jika
hidup
memburuk
mengan&am
:
spirometri
dilakukan
pasien
keadaan PPO
dan
pada
bernafas.
pemeriksaan
Pink
PPO
Obstru&ti!e
hroni&
Disease
berdasarkan dapat
perkusi
kortikosteroid
bronkodilator,
sesuai
teori
menyatakan
terapi
lain
antibiotik
tunggal
ketiga
penggunaan
jangka
Pada
lepas
long
a&ting
tahun
yang
dalam
bertambah
progresif,
yaitu dengan
yang
farmakologis,
akut pilihan
oksigen, adalah
antibiotik.
saja adalah
bronkodilator.
kortikoteroid,
inamasi
seperti
kondisi
diberikan
bronkodilator
jenis
disesuaikan
penyakit.
Pemilihan
obat
tidak
berakti!itas.
berdahak
timbul
dikeluhkan
per
rata-rata
mengahabiskan
salah
bahan
kerja.
tampak
bantu hari.
terpapar
rokok,
brinkmen
termasuk
sedang, $ika
penelitian
telah
hingga
memiliki
terjadipada
auskultasi
terdengat
rhonki
'he((ing
bernafas.
bernafas
&hest,
blue
palpasi
fremitus atau
derajat
diutamakan
release
berefek lambat
anamnesis,
ditegakkan
anamnesis
didapatkan
dengan dalam
menurut
berat
teori
auskultasi
pulmo
&ostophreni&us
PPO
tajam.sinus
untuk
menyingkirkan
em%sema
hiperlusen,ruang
hiperinamasi,
4emiliki
batuk
ringan
tetapi
menyadari
faal tidak
Pada
parunya
mengalami
6781968 dan
memeriksakan
@0< >0<.
//
"ejala
mulai
ini
6781
berat
klinis
sesak
/8 yang
sedang
resiko
derajat
nafas
inter&ostalis.
terdengat inspeksi
suara
di
didapatkan
dan saat
)esuai
atau
lapangan
gambaean
"ejala
lebih
)pirometri
kronis Derajat
sputum
tidak
rasa
sering
hidup
berat
atau
diatas
kanan
Pada
pasien
30<
tidak
dalam : bah'a
PPO
dan
Pada: 
saat
PPO
terapi
eksaserbasi
obat-obatan
kasus
digunakan
merupakan
utama atau
dirasakan
memberat.
perokok
merokok
menghisap
rata12
rokok.
gejala
seorang
penyakit yang
sehari
dapat
batang
klinis 5amun
se&ara
klasi%kasi
inhalasi,nebuliser
diutamakan bentuk
panjang.
panjang
pemeriksaan
penunjang.datang
keluhan
nafas, 
serangan
gagal
dan
karena
Pada
sejak
lama
aktif
sejak
penderita
batuk
gejala
yang
faktor
terjadinya
terdapatyaitu,
debu,
nafas
inter&ostalis.
pemeriksaan
PPO
pada
ronki
kedua
paru dan
pada
ditemukan
hipersonor
thoraks
normal,
dan
tajam. PPO
#al
pada
asap
indek
dilakukan
PPO
dibandingkan
ringan.
%sik berat
lapangan
ekspirasi
Pink
dapat
perkusi otot
suara
ataupun
ekspirasi *arrel
dapat
pu+er,
melemah,
batas
pasien
untuk
pendulum.
normal
bronko!askuler
&orakan
meningkat. ganbar
foto
/nitiati!e
"OD
diklasi%kasikan
berikut utama
ung
ketika
pasienPada
pada
foto
klinis
ini 
telah
;0<,
produksi
pasien :
lebih
;0<?
gagal
kualitas dan
pada
utama
PPO
dan
pilihan
diberikan
dan
tertentu.
*ronkodilator &or
dan
dan
ji'a.
anti
dan
berat
slo'
obat
pasien
batuk
lalu
Pasien
rata-mulai
dari
resiko
sering
dinilai
menurut
dalam
pasien
yang
resiko
sedang
derajat dan
inspeksi
suara
di
)esuai
teori
didapatkan
auskultasi
dan atau
saat
ataupun otot
suara
*arrel
pu+er,
dapat
melemah,
pasien
batas
pulmo
&ostophreni&us
sinus 30
Pada
pada
foto 3for
&or /
terlihat
thora
&orakan
Disease
faal untuk
bertujuan
menyingkirkan
em%sema
hiperinamasi,
melebar,
mendatar,
diafragma
)edangkan
gamabran
merupakan
meningkat.
penunjang
"lobal
hroni&
mengalami
sesak
PPO normal
bronko!askuler
PPO
Obstru&ti!e
diklasi%kasikan
derajat
berdasarkan
berisiko
klinis
satu atau
5ormal.
produksi
ada
sering.
sering
menyadari
parunya
6781968
6781
kadang
batuk
sputum.
berat,
pasien.=
dirasakan
akti!itas
biasanya
6781968 >0<.
//
mulai
"ejala
dan
memeriksakan
kesehatan.
@0< dan
Pada
ini
6781
berat
akti!itas,
lelah
semakin
)pirometri
30< :
Derajat
sangat
"ejala
gejala klinis
sesak
eksaserbasi
kualitas
tanda-tanda untuk
gambaean
hiperlusen,ruang
pendulum.
"OD
berikut
batuk : ganbar
foto
/nitiati!eutama
"ejala
4emiliki
lebih
inhalasi,nebuliser ung
)pirometri
ringan
tetapi
kronis
Pada
tidak Derajat
sputum
tidak
bah'a
dan
PPO
saat
rasa
serangan
sering
hidup
diatas
berat
/8 :
PPO dan
telah
;0<,
produksi
pasien :
gagal
lebih
;0<? for
/
Diagnosis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis.

nafas
oksigen.
hidup
jika
memburukatau
mengan&am
:
dilakukan
spirometri
pasien
sesak.
keadaan
digunakan
utama kanan
pasien
kortikosteroid
bronkodilator,
juga
sesuai
teori
menyatakan
terapi yang
bronkodilator.
lain
kondisi
diberikan
Pemilihan
penyakit.
obat
tidak
jangka
penggunaan
Pada
diutamakan
lepas
release
berefek
a&ting
long Pada
30<
tidak
dalam
dengan
farmakologis,
PPO
akut pilihan
oksigen,eksaserbasi
adalah
antibiotik.
pada
saja kasus
obat-obatan
adalah
seperti
antibiotik
kortikoteroid,
inamasi
*ronkodilator
tunggal
ketiga dan
tertentu.
atau
jenis
bronkodilator
disesuaikan
dengan gagal
kualitas
dan
karena
terapi
5amun
se&ara
klasi%kasi
diutamakan
derajat
lambat dan
ji'a.
dan
pada
utama
PPO
pilihan
diberikan
bentuk
panjang.
panjang
atau anti
dan
berat
slo'
obat
pemeriksaan *isik. dan pemeriksaan penunjang# Pada anamnesis didapatkan pasien
laki;laki berusia 5) tahun datang dengan keluhan sesak na*as. batuk berdahak
hilang timbul dirasakan sejak ) minggu !ang lalu !ang dirasakan semakin lama
semakin memberat# Pasien merupakan perokok akti* mulai merokok sejak
01tahun !ang lalu. dalam sehari pasien dapat menghisap rata;rata 2 bungkus
rokok# Sesuai teori bah4a gejala klinis dari seorang penderita pen!akit PP'K
!aitu sesak !ang progresi*. bertambah ketika beraktiitas# Dan kejadian PP'K
lebih sering pada pasien laki;laki !ang berkaitan dengan kebiasaan merokok#
Sesak na*as timbul progresi* se&ara gradual dalam beberapa tahun# Mula;
mula ringan lebih lanjut akan mengganggu aktiitas sehari;hari# Penurunan AP)
merupakan gejala !ang khas pada PP'K. obstruksi jalan napas peri*er

22
men!ebabkan udara terperangkap dan mengakibatkan hiperin*lasi# -iperin*lasi
mengurangi kapasitas inspirasi seperti peningkatan kapasitas residual *ungsional.
khususn!a selama latihan. !ang terlihat sebagai sesak napas dan keterbatasan
kapasitas latihan# -iperin*lasi !ang berkembang pada a4al pen!akit merupakan
mekanisme utama timbuln!a sesak napas pada aktiitas
ejala batuk berdahak dan kronis !ang hilang timbul !ang dikeluhkan
pasien sesuai dengan teori gejala klinis PP'K# Kebiasaan merokok sejak 21 tahun
!ang lalu dan menghabiskan rata;rata )6 batang rokok per hari# -al ini sesuai
dengan salah *aktor resiko terjadin!a PP'K !ang terdapat pada teori !aitu. sering
terpapar asap rokok. debu. dan bahan kimia tempat kerja# @ika dinilai dengan
indek brinkmen pasien termasuk dalam derajat merokok sedang;berat. menurut
penelitian !ang telah dilakukan men!atakan bah4a derajat merokok sedang
hingga berat memiliki resiko terjadi PP'K stadium berat dibandingkan perokok
derajat ringan#
ejala batuk kronis biasan!a berdahak kadang episodik dan memberat
4aktu pagi hari# Dahak biasan!a mukoid tetapi bertambah purulen bila
eksaserbasi# Batuk sendiri merupakan reaksi tubuh terhadap iritasi saluran
pernapasan oleh benda;benda asing. misaln!a in*eksi mikroorganisme dan &ara
tubuh untuk mengeluarkan benda; benda asing tersebut# Bila partikel in*eksi ini
terhisap oleh orang !ang sehat. ia akan menempel di dalam saluran napas dan
parenkim paru# %kumulasi sekret di jalan napas membuat bersihan jalan napas
tidak e*ekti* dan mengakibatkan respon batuk;batuk. terlebih pada PP'K telah
terjadi dis*ungsi siliar !ang idealn!a bertugas membuang benda asing !ang masuk
ke dalam paru# Sedangkan. dahak !ang berubah 4arna menjadi kuning
menunjukkan adan!a in*eksi berasal dari Eat erdoperoksidase !ang dihasilkan
dari sel polimor*onuklear. !aitu neutro*il.
Pasien juga mengeluhkan adan!a n!eri dada dan berat badan menurun#
-al ini terjadi karena n!eri dada bisa terjadi sebagai akibat reaksi in*lamasi pada
pleura parietal dan pergesekan pleura is&eral dan parietal akibat pertambahan
olume paru +hiperin*lasi,# Berat badan pasien akan menurun akibat penggunaan
otot bantu perna*asan !ang membutuhkan kalori !ang ban!ak karena hipoksemia

29
kronik dan hipekapnia !ang men!ebabkan hipermetabolisme. sehingga pasien
akan terlihat kurus.
Dari pemeriksaan *isik pada inspeksi tampak penggunaan otot bantu na*as
!aitu retraksi inter&ostalis# Pada auskultasi terdengat suara rhonki dan 4heEEing
dikedua lapangan paru pada saat berna*as# Sesuai dengan teori pada pemeriksaan
*isik penderita PP'K didapatkan pada auskultasi didapatkan suara ronki dan atau
4heEEing pada kedua lapangan paru pada saat berna*as ataupun pada ekspirasi
paksa# Bahkan pada PP'K dapat ditemukan Barrel &hest. Pink pu**er. blue
bloater# Dari pemeriksaan *oto thoraks pasien &or dalam batas normal. pulmo (
&orakan paru kasar dan sinus &ostophreni&us tajam# Foto thoraks pada PP'K
untuk bertujuan untuk men!ingkirkan pen!akit lain# Biasan!a pada em*isema
terlihat gambaran hiperin*lamasi. hiperlusen.ruang retrosternal melebar. dia*ragma
mendatar. ganbar jantung pendulum# Sedangkan pada bronkitis gambaran *oto
thoraG normal dan &orakan bronkoaskuler meningkat#
Pasien tidak dilakukan spirometri hal ini disebabkan karena kondisi pasien
!ang sesak berat akibat eksaserbasi tidak memungkinkan untuk dilakukan
pemeriksaan tersebut# Dari pemeriksaan *isik dan anamnesis didapatkan PP'K
eksaserbasi termasuk jenis eksaserbasi !ang berat# Diagnosis ditegakkan dari
gejala klinis dan pemeriksaan *isik serta *oto thoraks# Spirometri merupakan
pemeriksaan penunjang utama pada PP'K Berdasarkan lobal Initiatie *or
?hroni& 'bstru&tie "ung Disease +'"D, 01)). PP'K diklasi*ikasikan
berdasarkan derajat berikut Derajat 1 +berisiko, ejala klinis ( Memiliki satu atau
lebih gejala batuk kronis. produksi sputum# Spirometri ( Cormal# Derajat I +PP'K
ringan, ejala klinis ( gejala batuk kronis dan produksi sputum ada tetapi tidak
sering# Pada derajat ini pasien sering tidak men!adari bah4a *aal parun!a telah
mengalami penurunan# Spirometri ( FA)/FA? H 813. FA) L =13# Derajat II
+PP'K sedang, ejala klinis ( ejala sesak mulai dirasakan saat aktiitas dan
kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum# Pada derajat ini biasan!a
pasien mulai memeriksakan kesehatan# Spirometri (FA)/FA? H 813 613 H
FA) H=13 9# Derajat III +PP'K berat, ejala klinis ( ejala sesak lebih berat.
penurunan aktiitas. rasa lelah dan serangan eksaserbasi semakin sering dan
berdampak pada kualitas hidup pasien# Spirometri (FA)/FA? H 813 213 H

26
FA) H 613# Derajat IA +PP'K sangat berat,# Pasien ejala klinis (gejala diatas
ditambah dengan tanda;tanda gagal na*as atau gagal jantung kanan dan
ketergantungan oksigen# Pada derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika
eksaserbasi dapat mengan&am ji4a# Spirometri (FA)/FA? H 813 FA) H 213
atau H 613#
Pada pasien ini diberikan terapi bronkodilator. kortikosteroid dan juga
antibiotik# -al ini sesuai dengan teori !ang men!atakan pada terapi *armakologis.
Dimana kasus PP'K eksaserbasi akut pilihan utama terapi adalah oksigen.
streroid. bronkodilator dan antibiotik# Camun pada kasus PP'K saja obat;obatan
!ang paling sering digunakan dan merupakan pilihan utama adalah bronkodilator#
Budesonide adalah inhalasi kortikosteroid golongan mineralokortikoid !ang
mengurangi peradangan pada bronkus dan saluran na*as ke&il dengan e*ek
samping !ang lebih minimal dibanding kortikosteroid sistemik# Budesonide
diketahui bisa memperbaiki PF pada pagi hari dan mengurangi resiko
eksaserbasi berat pada kasus obstruksi saluran na*as# ?e*triaGone adalah golongan
antibiotik &ephalosporin !ang dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi
akibat in*eksi bakteri# Pemberian antibiotik pada PP'K eksaserbasi akut ialah
ditujukan pada pasien dengan peningkatan jumlah sputum. sputum berubah
menjadi purulen. serta peningkatan sesak# %ntibiotika diberikan se&ara empirik
dan rasional. dengan memperhatikan strati*ikasi *aktor risiko !ang dimiliki pasien#
Pada PP'K terjadi hipoksemia progresi* dan berkepanjangan !ang
men!ebabkan kerusakan sel dan jaringan## Pemberian oksigen untuk
mempertahankan oksigenasi seluler dan men&egah kerusakan sel di otot maupun
organ ; organ lainn!a# man*aat oksigen diantaran!a mengurangi sesak.
memperbaiki aktiitas. mengurangi hipertensi pulmonal. mengurangi
asokonstriksi.mengurangi hematokrit. memperbaiki *ungsi neuropsikiatri.
meningkatkan kualiti hidup#
Prognosis pen!akit ini berariasi# Bila pasien tidak berhenti
merokok.penurunan *ungsi paru akan lebih &epat dari pada bila pasien berhenti
merokok# Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada
umur dan gejala klinis pada 4aktu berobat# Penderita dengan pen!akit em*isema
paru akan lebih baik daripada penderita !ang pen!akitn!a bronkitis kronik#

25
Penderita dengan sesak na*as ringan +H61 tahun,. 6 tahun kemudian akan terlihat
ada perbaikan# Tetapi bila penderita datang dengan sesak sedang. maka 6 tahun
kemudian 903 penderita akan sesak lebih berat dan meninggal#

BAB III
$A!&A' P)S&A"A
)# Perhimpunan Dokter Paru Indinesia# Pen!akit Paru 'bstrukti* Kronik
+PP'K,#Diagnosis dan Penatalaksanaan# disi ke;)# @akarta#01))
0# "opeE %D. Murra! ??# The global burden o* disease. )::1;0101# Cat Med#
)::= 9+)),( )09);2#
2# ?han;Oeung M. %it;Khaled C. hite C. Tan ?#The burden and impa&t o*
?'PD in %sia and %*ri&a# Int @ Tuber& "ung Dis# 0119 =+),( 0;)9#
9# orld -ealth 'rganisation# ?hroni& 'bstru&tie Pulmonar! Disease# 01)1# p#
) &ited 01)6 De&ember. 12Q# %ailable *rom(
http(//444#4ho#int/toba&&o/resear&h/&opd/en/
6# lobal Initiatie *or ?hroni& 'bstru&tie "ung Disease +'"D,# lobal
Strateg! *or the Diagnosis. Management and Preention o* ?hroni&
'bstru&tie "ung Disease# 01)6# p# );=# &ited 01)6 De&ember. 12Q# %ailable
*rom( http(//444#gold&opd#org
5# Buist %S. Mar! %MB. illiam MA. SuEanne . Peter B. Daid MM. et al#
International ariation in the prealen&e o* ?'PD +The B'"D Stud!,( a
population;based prealen&e stud!# "an&et# 0118 281+:6=:,( 89);61#

28
8# Theresa RP. Pharm D. SuEanne  and Bollmeier PD# ?hroni& 'bstru&tie
Pulmonar! Disease %mong %dults;United States# MMR# 01)0 5)+95,(
:2=;92#
=# 'Donnell D. %aron ?S. Bourbeau @. -ernandeE P. Mar&iniuk DD. Balter
M. et al# ?anadian Thora&i& So&iet! re&ommendations *or management o*
&hroni& obstru&tie pulmonar! disease# ?an Respir @# 0118 )9+Suppl B,( 6B;
20B#
:# Fuku&hi O. Cishimura M. I&hinose M. %da&hi M. Cagai %. Kuri!ama T. et al#
?'PD in @apan( the Cippon ?'PD pidemiolog! stud!# Respirolog!# 0119
:+9,( 96=;56#
)1# Riset Kesehatan Dasar# @akarta( Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan# Departemen Kesehatan Republik Indonesia# 01)2# p# =5;=8#
))# Kementrian Kesehatan RI# ambaran Pen!akit Tidak Menular Di Rumah
Sakit Di Indonesia Tahun 011: dan 01)1# @akarta( Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan# Departemen Kesehatan Republik Indonesia 01)0#
p# )1;)#
)0# Cisa K# Prealensi Penderita Pen!akit Paru 'bstruksi Kronis dengan Ri4a!at
Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat -aji %dam Malik +RSUP -%M,
Medan Periode @anuari;Desember 011:# Sumatera Utara( Fakultas
Kedokteran Uniersitas Sumatera Utara# 01)1# p# 96;9=#
)2# -usna %# Frekuensi ksaserbasi %kut Pada Penderita Paru 'bstruksi Kronik
+PP'K, Oang Dira4at Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr# $ainoel
%bidin Banda %&eh Tahun 01))# Banda %&eh( Fakultas Kedokteran
Uniersitas S!iah Kuala# 01))# p# 0=;2:#
)9# ong %M. an B%. Burns @. Sin DD. edan SFA# %&ute eGa&erbation
o* &hroni& obstru&tie pulmonar! disease( In*luen&e o* so&ial *a&tors in
determining length o* hospital sta! and readmission rates# ?an Respir @# 011=
)6+8,( 25);9#
)6# De4an C%. Ra*iue S. Kan4ar B. Satpath! -. R!s&hon K. Tillotson S. et
al# %&ute Ga&erbation o* ?'PD Fa&tors %sso&iated ith Poor Treatment
'ut&ome# ?-ST 0111 ))8( 550>8)#
)5# ang O#S. Dahl K. -umer*elt F%. -augen ST# Fa&tors asso&iated 4ith a
prolonged length o* sta! a*ter a&ute eGa&erbation o* &hroni& obstru&tie
pulmonar! disease +%?'PD,# International journal o* &hroni& obstru&tie
pulmonar! disease# 01)9 :( ::;)16#
)8# Pri&e "?. "o4e D. -osker -S. %nste! K. Pearson M. Roberts ?M. et al#
UK Cational ?'PD %udit 0112( Impa&t o* hospital resour&es and
organisation o* &are on patient out&ome *ollo4ing admission *or a&ute ?'PD
eGa&erbation# ThoraG# British Thora&i& So&iet! and the Ro!al ?ollege o*
Ph!si&ians ?lini&al **e&tieness aluation Unit +?u,# 0115 5)+)1,( =28;
90#

2=

Anda mungkin juga menyukai