Anda di halaman 1dari 5

VIRUS FLU BURUNG

Sejarah Flu Burung


Pada tahun 1918, jenis virus influenza A menyebabkan pandemi pada manusia yang
mengakibatkan kematian 50 juta orang. Satu abad kemudian, dengan kemajuan teknologi
pengurutan dan metode filogenetik yang sesuai, kita mengetahui lebih banyak tentang asal usul,
evolusi, dan epidemiologi epidemi influenza. Di sini kami meninjau sejarah virus flu burung melalui
kacamata susunan genetiknya: dari hubungannya dengan virus pandemik pada manusia, dimulai
dengan strain H1N1 tahun 1918, hingga epidemi yang sangat patogen pada burung dan zoonosis
hingga tahun 2018. Kami menjelaskan asal usulnya. strain virus influenza A baru melalui
reassortment dan evolusi pada populasi burung liar dan domestik, serta peran migrasi burung liar
dalam penyebaran jangka panjangnya. Munculnya virus avian influenza yang sangat patogen, dan
serangan zoonosis virus H5 dan H7 dari unggas ke manusia selama beberapa dekade terakhir
juga dijelaskan. Ancaman virus flu burung baru yang menyebabkan pandemi pada manusia masih
ada hingga saat ini, meskipun pengendalian populasi unggas di dalam negeri dapat meminimalkan
risiko terhadap kesehatan manusia.

Gejala Flu Burung

Penyebab Flu Burung


Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung.
Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada unggas, baik
unggas liar atau unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.
Namun, ada beberapa jenis virus flu burung yang bisa menginfeksi manusia, yaitu H5N1, H5N6,
H5N8, H7N9, dan H10N3.
Unggas yang terinfeksi flu burung akan mengeluarkan virus melalui air liur, lendir, dan
kotorannya. Seseorang dapat tertular virus ini ketika tidak sengaja menelan atau menghirup
percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi.
Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dengan
tangan yang sudah terkontaminasi virus dari cairan tubuh atau kotoran unggas. Meskipun jarang
terjadi, flu burung juga bisa menular antarmanusia.
Risiko terinfeksi virus flu burung akan lebih tinggi pada orang yang memiliki kondisi berikut ini:
 Bekerja sebagai peternak atau penjagal unggas
 Tinggal di dekat peternakan unggas atau pasar unggas hidup
 Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang merawat penderita flu burung
 Pergi ke daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung

Penyebab Dan Gejala Flu Burung


Gejala flu burung umumnya baru muncul 2–5 hari setelah terpapar virus ini. Gejala yang timbul
pada tiap penderita juga dapat berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga parah. Secara umum,
penderita flu burung akan mengalami gejala berupa:

 Demam
 Batuk
 Sakit tenggorokan
 Hidung berair atau tersumbat
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Kelelahan
 Sesak napas
Pada beberapa kasus, gejala lain yang juga dapat timbul antara lain:
 Muntah
 Sakit perut
 Diare
 Gusi berdarah
 Mimisan
 Nyeri dada
 Mata merah (konjungtivitis)

Pada kasus infeksi berat, flu burung bahkan bisa menyebabkan infeksi paru-paru, gagal napas
atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), kejang, dan gangguan saraf.
Pengobatan Dan Pencegahan Flu Burung

Pengobatan untuk menangani flu burung bisa berbeda-beda, tergantung pada gejala yang
dialami. Pasien yang telah terdiagnosis flu burung akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit
untuk mencegah penularan pada pasien lain.
Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu burung.
Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan adalah:
 Oseltamivir
 Peramivir
 Zanamivir
 Amantadine
 Rimantadine

Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan peluang
pasien untuk sembuh. Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya dalam waktu 2 hari setelah gejala
muncul.

Selain untuk pengobatan, obat antivirus tersebut juga bisa digunakan sebagai obat untuk
mencegah flu burung. Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada orang yang melakukan
kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis yang menangani pasien, atau
anggota keluarga dan kerabat pasien.
Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, seperti hipoksemia, dokter akan
memasangkan alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengatasinya.

Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi flu burung adalah dengan
mencegah paparan virus. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

 Mencuci tangan secara rutin atau menggunakan hand sanitizer ketika tidak ada air dan
sabun
 Mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak hingga matang
 Tidak mengunjungi daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung
 Mengenakan alat pelindung diri sesuai standar jika bekerja di peternakan unggas
Sampai saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah flu burung. Untuk menurunkan
risiko terinfeksi penyakit ini, vaksinasi flu tahunan dapat diberikan kepada orang yang kontak erat
dengan unggas, misalnya peternak unggas dan dokter hewan.

Total Kematian Flu burung


Total Kematian yang Terjadi Di tahun 2007 – 2023 di Indonesia Berikut Grafiknya :

dATA jumlah kasus dan KEMATIAN FLU BURUNG


1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0
ar al i
ti ia a ia an ak os es
h an rk
d k ja am ia ir h
u d ad ep
r t Ir La j a n
gk
o o s es la
J ib nm In an N i ge is ad ai Tu il n
b tn ne M m
ya K N ak gl rb a o am ie o Ju
M P
an ze Th Ti K V
In
d
B A

- Garis Orange : Jumlah Kematian Di Berbagai Negara


- Garis Biru : Jumlah Kasus Di Berbagai Negara

Cara Penularan Flu Burung


Hewan
Flu burung ditularkan melalui kontak langsung antara burung terinfeksi dengan burung
sehat. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui kontak dengan benda-benda
yang terkontaminasi, seperti pakaian, sepatu, kendaraan, maupun peralatan kandang. Partikel virus
flu burung ditemukan pada sekresi dari hidung, mulut, dan mata; kotoran; serta permukaan luar
telur yang dihasilkan oleh burung terinfeksi.
Flu burung tidak termasuk penyakit yang menular melalui udara. Penularan dari satu
peternakan ke peternakan lain terjadi melalui perpindahan unggas, produk unggas, orang, dan
kendaraan yang digunakan untuk transportasi. Ketahanan virus dalam kotoran burung bergantung
pada jumlah virus, suhu, dan kelembaban. Secara umum, virus lebih cepat mati jika suhu semakin
tinggi dan tinja semakin kering.

Manusia
Meskipun tidak biasa bagi manusia untuk terinfeksi virus influenza A langsung dari hewan,
infeksi secara sporadik yang disebabkan oleh virus flu burung dan virus flu babi telah dilaporkan.
Sebagian besar kasus influenza A pada manusia (H5N1 dan H7N9) diasosiasikan dengan kontak
dengan unggas terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Bukti epidemiologis dan virologis
menunjukkan bahwa virus tidak mampu menular dari manusia ke manusia. Beberapa ilmuwan
berpendapat flu burung tidak menular ke manusia karena perbedaan reseptor virus pada sel
manusia dan sel burung

Anda mungkin juga menyukai