Anda di halaman 1dari 58

WS EWS, CODE BLUE, RESUSITASI JANTUNG PARU

& RESUSCITATION
PADA IBU HAMIL DAN PEDIATRIK
RESUSITASI JANTUNG PARU PADA
IBU HAMIL
HENTI JANTUNG PADA IBU
HAMIL
Gangguan kardiovaskular merupakan
penyebab kematian yg plg sering dari
seluruh kematian maternal (Confidential
Enquires into Maternal and Child Health)

Insiden henti jantung selama


kehamilan 1:30.000 (US)
Di Indonesia sendiri 305 : 100.000
(2015)

Henti jantung pada kehamilan dapat


menyebabkan seksio sesarea
perimortem dalam upaya
penyelamatan
US Pregnancy-Related Mortality
35
30
Mortality (%) 25
20
US Pregnancy-Related
15
10
Mortality
5
0
age a ry ism tion ers y
hy sia l ar t lar s lar s
h l c d c t u n u
or
r on lism b o
n fe
is or an p a the asc de
i asc tion
ascu ion
e m m o
ul mb em I d egn yo n es rov acc iov ndi iov dit
H p id e
iv f p r o m A b d
r co d con
it c e f lu s
n o rd
i
er e
C a r
ca al
bo it c r te C a C n
o dic
m io e N e
h ro n y p
m
T Am H

Berg CJ et al. Obstet Gynecol 2010.


PATOFISIOLOGI HENTI JANTUNG
• Pada wanita hamil, henti jantung diperumit oleh perubahan
patofisiologi yang terjadi selama kehamilan, terutama kompresi
dari aortokaval (vena kava inferior dan aorta abdominalis).

• Ibu hamil ≥20 minggu posisi supinasi CO


ETIOLOGI HENTI JANTUNG PADA IBU HAMIL

Four – 4Hs : hypoxia; hypo-/hyperkalaemia and other electrolyte disorders; hypo-/hyperthermia; hypovolaemia;
Four - 4 Ts : tension pneumothorax; tamponade (cardiac); thrombosis (coronary and pulmonary); toxins (poisoning)
HENTI JANTUNG PADA KEHAMILAN

• Mulai RJP dengan kompresi dada, secara simultan mengevaluasi dan


tata laksana jalan napas (airway), sistem pernapasan (breathing)

• Tempatkan pasien pada pada posisi lateral kiri

• Ventilasi pasien dengan oksigen 100%

• Buat akses IV dan berikan cairan

• Segera pikirkan kemungkinan penyebab henti jantung untuk


memudahkan tujuan pengobatan.
Circulation

• Posisi kompresi dada pada ibu hamil lebih tinggi


dibandingkan pada pasien yang tidak hamil, sedikit di
atas bagian tengah sternum

• Posisikan pasien pada alas yang keras

• Tempatkan satu telapak tangan di tengah dada.


Tempatkan sisi lain di atas. Jari-jari dikunci, kemudian
lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-120
kali/menit, kedalaman 5 cm
Posisi miring lateral kiri

• Tempatkan pasien pada permukaan yang keras

• Pasien di miringkan ke kiri 15°-30° atau

• Dorong uterus ke samping kiri.

(Posisi miring kiri dapat dicapai secara manual atau dengan selimut
digulung di bawah pinggul dan daerah lumbar)
Hipotensi
supine akibat
Kompresi
Vena Kava
Teknik mendorong uterus ke kiri secara
manual dengan 1 atau 2 tangan
Teknik mendorong uterus ke kiri secara manual
dengan 1 tangan saat melakukan CPR
• Teknik CPR pada ibu hamil dengan
posisi left uterine displacement
Teknik miring lateral kiri/ Left Uterine Displacement

Cardiff Wedge
Teknik miring lateral kiri/ Left Uterine Displacement

Posisi LUD dengan menggunakan sandaran kursi yang dibalik


untuk membentuk “wedge” / sudut segitiga
Airway dan Breathing

• Lakukan penekanan pada krikoid saat ventilasi


dan intubasi karena resiko regurgitasi.

• Mulai dengan dua napas bantuan dalam 1


detik. Ventilasi dengan bag-valve mask 10 x/
menit
A simplified airway algorithm for airway control during maternal cardiac arrest

The Society for Obstetric Anesthesia and Perinatology Consensus Statement on the Management of Cardiac Arrest in
Pregnancy; Anesthesia&Analgesia118(5):1003-1016, May 2014.
Tersedak (chocking) pada ibu hamil

Chest thrust pada wanita hamil


Defibrilasi
Segera defibrilasi dalam waktu 3 sampai 5 menit bila timbul
ventrikel fibrilasi atau ventrikel takikardia tanpa nadi.

Defibrilasi diberikan pada dosis berikut:

• Monofasik - 360 joule (J)

• Bifasik - truncated exponential waveform 150-200 J

• Bifasik - rectilinear waveform: 120 J


Defibrilasi
PERSALINAN DARURAT

RJP < 5 menit

Seksio Sesarea
segera

• Jika henti jantung dengan bantuan hidup lanjut tidak tertangani (4-5 menit),
maka persalinan sesar harus segera dilakukan pada kehamilan >20 minggu.
• Pengosongan uterus dapat mengembalikan aliran balik vena
cava ke aorta
Important causes include the 5 H's and 5 T's: Hypoxia,
Hypovolemia, Hydrogen ions (acidosis), Hyper/Hypo-kalemia,
Hypothermia; Tension pneumothorax, Tamponade-cardiac,
Toxins, Thrombosis-coronary (MI), Thrombosis-pulmonary (PE).
Henti Jantung Pada Masa Kehamilan
2020 (Baru):

• Karena pasien hamil lebih rentan terhadap hipoksia, maka oksigenasi dan manajemen
saluran napas harus diprioritaskan.
• Karena potensi gangguan pada resusitasi ibu, pemantauan janin sebaiknya tidak
dilakukan selama henti jantung pada masa kehamilan.
• Suhu yang ditargetkan sebaiknya diatur untuk wanita hamil yang tetap koma setelah
resusitasi dari henti jantung, janin sebaiknya terus dipantau untuk mengamati ada
tidaknya komplikasi bradikardia yang mungkin terjadi, dan konsultasi kebidanan dan
neonatal harus dilakukan.
Prevention of in-hospital maternal cardiac arrest

• Pengenalan dini akan tanda perburukan pasien dan


pencegahan henti jantung adalah mata rantai pertama
dalam chain of survival.
• Setelah In Hospital Cardiac Arrest (IHCA) terjadi, hanya
sekitar 20% dari pasien yang dapat bertahan dan
selanjutnya bisa pulang.
Sandroni C, Nolan J, Cavallaro F, Antonelli M. In-hospital cardiac arrest: incidence, prognosis and possible measures to improve survival. Intensive Care Med 2007;33:237–45.
Nolan JP, Soar J, Smith GB, et al. Incidence and outcome of in-hospital cardiac arrest in the United Kingdom National Cardiac Arrest Audit. Resuscitation 2014;85:987–92.
Smith GB. In-hospital cardiac arrest: is it time for an in-hospital ‘chain of prevention’? Resuscitation 2010.
Chain of Prevention in-hospital maternal cardiac arrest

edukasi staf

respon yang
pemantauan pasien
cepat tanggap

sistem untuk pengenalan dini akan


meminta bantuan tanda penurunan
(call for help) keadaan umum pasien

Sandroni C, Nolan J, Cavallaro F, Antonelli M. In-hospital cardiac arrest: incidence, prognosis and possible measures to improve survival. Intensive Care Med 2007;33:237–45.
Nolan JP, Soar J, Smith GB, et al. Incidence and outcome of in-hospital cardiac arrest in the United Kingdom National Cardiac Arrest Audit. Resuscitation 2014;85:987–92.
Smith GB. In-hospital cardiac arrest: is it time for an in-hospital ‘chain of prevention’? Resuscitation 2010.
RRS/ RRT/ MET

• Sebagian besar literatur mengenai Rapid Response


Systems (RRS), Rapid Response Teams (RRT), dan Medical
Emergency Teams (MET) berfokus pada krisis di rumah
sakit untuk pasien dengan penurunan fisiologis mendadak.
Early Warnings
PARAMETER VITAL SIGN
1 YG ABNORMAL 2

Early Warnings

MENCEGAH
MORBIDITAS MAYOR/
SAKIT KRITIS? 3
Kegagalan dalam sistem dapat terjadi pada level mana pun:

• Dokter jaga / perawat tidak memonitor ketat adanya


parameter abnormal
• Lambat dalam menentukan penilaian diagnostik
• Lambat dalam tindak lanjut evaluasi diagnostik
• Lambat dalam tatalaksana diagnostik
Early Warnings
PARAMETER VITAL SIGN Dokter jaga /
1 YG ABNORMAL 2 perawat tidak
memonitor adanya
parameter abnormal

Early Warnings

MENCEGAH
MORBIDITAS MAYOR/
SAKIT KRITIS? 3
Early Warnings
PARAMETER VITAL SIGN
1 YG ABNORMAL 2

Early Warnings

Delayed in Diagnostic
and Treatment/
MENCEGAH
Management
MORBIDITAS MAYOR/
SAKIT KRITIS? 3
• Dalam banyak kasus, tanda-tanda peringatan dini
mengenai “maternal collapse” tidak teridentifikasi.

• Penyebab: kejadiannya jarang, mayoritas populasinya


sehat, dan bias oleh karena perubahan fisiologis
kehamilan.
MEOWS
Vital Sign Triggers
“Contact doctor if one red
or two yellow scores at any
one time.”

Swanton, IJOA 2009; 18: 253-7


Response initiated for one red or two yellow triggers:

Parameter Red Trigger Yellow Trigger


Temperature
MEOWS Triggers
Systolic BP; mmHg
< 35 or >38
<90 or >160
35-36
150-160
Diastolic BP; mmHg >100 90-100
Heart rate <40, >120 100-120, 40-50
Respiratory rate <10 or >30 21-30
Oxygen saturation <95 -
Pain score - 2-3
Neurological response Unresponsive, pain Voice

Singh et al. Anesthesia. 2012


Course of deteriorating patient to subsequent
MET criteria or cardiac arrest
RESUSITASI
JANTUNG PARU
PADA PEDIATRIK
Newly born refers to a neonate immediately after delivery.
Neonate is an infant within 4 weeks of being born.
Infant is a child under one year of age (but does not include newly borns)
Child refers to children between 1 year and onset of puberty.
Furthermore, it is necessary to differentiate between infants and older children, as there
are some important differences with respect to diagnostic and interventional techniques
between these two groups.
ETIOLOGI HENTI JANTUNG PADA PEDIATRIK
Key Actions in Pediatric Life Support
Verify Verify scene safety

Determine Determine unresponsiveness, get help, and activate emergency medical services (EMS)

Assess Assess pulse, determine if the victim is breathing or only gasping within 10 seconds

Initiate Initiate cardiopulmonary resuscitation (CPR)


American Heart Association cardiopulmonary resuscitation (CPR) guidelines do not address the challenges of providing
resuscitation in the setting of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) global pandemic, wherein rescuers must continuously
balance the immediate needs of the patients with their own safety.
To address this gap, the American Heart Association, in collaboration with the American Academy of Pediatrics, American
Association for Respiratory Care, American College of Emergency Physicians, The Society of Critical Care Anesthesiologists, and
American Society of Anesthesiologists, and with the support of the American Association of Critical Care Nurses and National
Association of EMS Physicians, has compiled interim guidance to help rescuers treat individuals with cardiac arrest with
suspected or confirmed COVID-19.
Algoritme Henti Jantung
Pada Pediatrik
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

Pada pediatrik yang dicurigai atau


terkonfirmasi Covid-19 :
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

2-Thumb–encircling hands compressions.

2-Finger compressions.
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

Kompresi dada pada anak dgn satu tangan Kompresi dada pada anak dgn dua tangan
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK
Perubahan Pada Laju Napas Bantuan :

Baru : (PBLS) Untuk bayi dan anak-anak dengan denyut nadi, namun upaya bernapas
tidak ditemukan atau tidak memadai, pemberian 1 napas setiap 2 sampai 3 detik (20-
30 napas/ menit) dapat dilakukan.

Lama : PBLS) Jika ada denyut nadi yang teraba 60/menit atau lebih, tetapi tanpa
pernapasan yang memadai, berikan napas penyelamatan dengan laju sekitar 12 hingga
20 napas/menit (1 napas setiap 3-5 detik) sampai pernapasan spontan muncul.

Baru : (PALS) Saat melakukan CPR pada bayi dan anak-anak dengan advanced airway/
intubasi, rentang laju pernapasan 1 napas setiap 2 hingga 3 detik (20-30 napas/menit)
dipilih, berdasarkan usia dan kondisi klinis. Laju yang melebihi rekomendasi ini dapat
membahayakan hemodinamik.

Lama: (PALS) Jika bayi atau anak diintubasi, berikan ventilasi dengan laju sekitar 1
napas setiap 6 detik (10 napas/menit) tanpa mengganggu kompresi dada.
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

ETT Berbalon

Baru : Pemilihan ETT berbalon alih-alih ETT tanpa balon perlu


dilakukan saat mengintubasi bayi dan anak-anak. Ketika ETT
berbalon digunakan, perhatikan ukuran ETT, posisi, dan tekanan
inflasi balon (umumnya <20-25 cm H2O).

Lama: ETT berbalon dan tidak berbalon sama-sama dapat


digunakan untuk intubasi bayi dan anak-anak. Dalam keadaan
tertentu (misalnya, kemampuan mengembang paru-paru yang
buruk, hambatan yang tinggi pada saluran napas, atau kebocoran
udara glotis yang besar), ETT
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

Tekanan Krikoid Selama Intubasi

Baru : Penggunaan rutin tekanan krikoid tidak dianjurkan selama


intubasi endotrakeal pada pasien anak.

Lama : Tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan aplikasi


rutin tekanan krikoid guna mencegah aspirasi selama intubasi
endotrakeal pada anak-anak.
RESUSITASI JANTUNG PADA PEDIATRIK

Penekanan pada Pemberian Epinefrin Dini

Baru : Untuk pasien anak-anak dalam keadaan apa pun, dosis awal epinefrin
perlu diberikan dalam 5 menit sejak dimulainya kompresi dada.

Lama: Epinefrin perlu diberikan pada kasus henti jantung pada anak.

Pemantauan Tekanan Darah Invasif untuk Menilai Kualitas CPR

Baru : Untuk pasien dengan pemantauan tekanan darah arteri invasif


berkelanjutan pada saat henti jantung, penyedia layanan kesehatan perlu
menggunakan tekanan darah diastolik untuk menilai kualitas CPR.

Lama : Untuk pasien dengan pemantauan hemodinamik invasif pada saat


henti jantung, penyelamat mungkin menggunakan tekanan darah untuk
memandu kualitas CPR.
KESIMPULAN
• Henti jantung pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai etiologi.

• Tatalaksananya meliputi manajemen sirkulasi, jalan napas, sistem pernapasan, dan defibrilasi.

• Bila RJP gagal dalam waktu <5 menit, segera lakukan persalinan seksio

• Tim multidisiplin harus lebih mengetahui pedoman Cardiac Life Support dan modifikasi khusus
untuk ibu hamil.

• Chain of prevention dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya IHCA termasuk pada pasien
maternal, yang meliputi : edukasi staf, pemantauan pasien, pengenalan dini akan tanda
penurunan keadaan umum pasien, adanya sistem untuk meminta bantuan (call for help) dan
respon tim yang cepat tanggap.
KESIMPULAN
• Tautan keenam, Pemulihan, ditambahkan ke Rantai Kelangsungan Hidup OHCA pediatrik
dan termasuk dalam Rantai Kelangsungan Hidup IHCA pediatrik baru.
• Untuk memaksimalkan kemungkinan hasil resusitasi yang baik, epinefrin harus diberikan
sedini mungkin, idealnya dalam waktu 5 menit sejak dimulainya henti jantung dari ritme
yang tidak dapat didefibrilasi (asistol dan aktivitas listrik tanpa denyut).
• Berdasarkan data baru yang tersedia dari resusitasi pediatrik, laju ventilasi berbantu yang
direkomendasikan telah ditingkatkan menjadi 1 napas setiap 2 hingga 3 detik (20-30
napas per menit) untuk semua skenario resusitasi pediatrik.

Anda mungkin juga menyukai