Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan uang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
karunia-Nya kami kelompok dapat menyelesaikan makalah keperawatan menjelang ajal dan
paliattif yang berjudul “Paliatif dan Menjelang Ajal Menurut Tinjawan Sosial Budaya”. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah terkait
dalan penyusunan tugas makalah ini karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
Menyusun makalah ini.
Akhir kata kami kelompok mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam Menyusun makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan pembaca
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTRA PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita sedang
sekatar atau fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki
respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini
mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Azizi, Witjaksono, & Rasjin, 2008)
Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan perawatan
paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan social, konsep diri, masalah dukungan
keluarga serta masalah pada aspek spirituasl (Campbell, 2013)
Social budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan pikiran dan
budinya dalan kehidupan bermasyarakat. Menurut Andreas Eppink, social budaya atau
kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah Masyarakat yang
terjadi ciri khas dari Masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, keduanya adalah
seseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan
kemampuan oleh pikiran dalam bentuk lain yang sebagai anggota Masyarakat dan
keseluruhan bersifat kompleks. Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa social
budaya memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek adat
istiadat dan kebiasaan Masyarakat itu sendiri.
Seiring dengan bertambahnya bidang ilmu ini, ruang lingkup dari paliatif care yang
dulunya hanya terfokus pada pemberian kenyamanan bagi penderita, sekarang telah meluas
menjadi perawatan holistic, perubahan perspektif ini dikarenakan semakin hari semakin
banyak pasien yang menderita penyakit kronis sehingga tuntutan untuk suatu perkembangan
adalah mutlak adanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan paliatif?
2. Bagaimana pengertian social dan budaya?
3. Bagaimana aspek budaya mempengaruhi Kesehatan?
4. Bagaimana aspek social yang berpengaruh terhadap Kesehatan?
5. Bagaimana tinjawan social budaya dalam perawatan paliatif dan menjelang ajal?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian perawatan paliatif
2. Menngetahui pengertian social dan budaya
3. Mengetahui aspek budaya mempengaruhi Kesehatan
4. Mengetahui aspek social yang berpengaruh terhadap Kesehatan
5. Mengetahui tinjawan social budaya dalam perawatan paliatif dan menjelang ajal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita sedang
sekatar atau fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki
respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini
mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Azizi, Witjaksono, & Rasjin, 2008)
2. Kepercayaan.
Kepercayaan Masyarakat sangat mempengaruhi tingkah laku Kesehatan, beberapa
pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-kadang memberi pengaruh negative
terhadap program Kesehatan. Seperti contoh, orang-orang Islam dipedesaan menggangap
bahwa penyakit adalah cobaan dari Tuhan, dan kematian adalah kehendak Allah. Jadi,
sulit menyadarkan Masyarakat untuk melakukan pengobatan saat sakit.
3. Nilai Kebudayaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku bangsa yang mempunyai
perbedaan dalam memberikan nilai pada suatu objek tertentu. Nilai kebudayaan ini
memberikan arti dan arah pada cara hidup, persepsi Masyarakat terhadap kehidupan dan
pilihan mereka untuk bertindak.
Sifat Etnosentris merupakan sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik
jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Pandangan yang berpangkal pada
Masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang
meremehkan Masyarakat dan kebudayaan lain. Selain itu nilai yang diajarkan sejak awal
seperti budaya hidup bersih sebaiknya mulai diajarkan sejak awal atau anak-anak karena
nanti nya akan menjadi nilai norma dalam Masyarakat.
4. Inovasi Kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial Masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu perubahan selalu
dinamis. Artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga dan selanjutnya.
Seorang petugas Kesehatan jika akan melakukan perubahan perilaku Kesehatan harus
mampu menjadi contoh dalam perlakunya contoh rujukan perilaku hidup bersih sehatt,
bahkan diyakini bahwa perilaku Kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas
Kesehatan yang benar.
1. Ritual Kematian
Banyak budaya memiliki ritual kematian yang kompleks dan beragam. Ini dapat
mencakup upacara pemakaman, doa-doa khusus, dan praktik lain yang merayakan atau
memperingati kematian. Penting bagi penyedia perawatan paliatif untuk menghormati
dan mendukung pelaksanaan ritual-ritual ini.
2. Stigma dan Diskriminasi
Beberapa budaya mungkin memiliki stigma terhadap penyakit tertentu atau keadaan
kesehatan yang dapat memengaruhi pengalaman pasien menjelang ajal. Misalnya,
stigma terhadap HIV/AIDS dapat memengaruhi perawatan pasien dan akses mereka
terhadap perawatan paliatif yang layak.
3. Keputusan Etis
Konflik etis dapat timbul ketika nilai-nilai budaya bertentangan dengan standar medis
dalam perawatan paliatif. Ini dapat melibatkan pertimbangan seperti penghentian
perawatan hidup yang terus-menerus atau keputusan tentang euthanasia. Penyedia
perawatan perlu bekerja sama dengan keluarga pasien untuk mencapai keputusan yang
sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan budaya mereka.
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan
melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain,fisik, psikososial dan spirittual.
Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan merupakan suatu tingkah laku
yang selektif, terencana, dan tanda dalam suatu sistem kesehatanyang merupakan bagian dari
budaya masyarakat yang bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam kehidupan nilai sosial
budaya yang ditujukan bagimasyarakat tersebut.
Perilaku merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan sekelompok
orang untuk kepentingan atau pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan,
kepercayaan, nilai, dan norma kelompok
yang bersangkutan. Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial dalam
memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupaya mencegah penyakit maupun
menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu dalam memahami suatu masalah perilaku
kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan kebudayaan, organisasi sosial, dan
kepribadian individu-individunya terutama dalam paliatif care.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan
perawatan pasien paliatif dalam tinjauan sosial budaya. Sebagai petugas kesehatan perlu
mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahui
mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam
memperbaiki status kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M. F., Witjaksono, J., & Rasjidi, H.I. (2018). Panduan Pelayanan medik:
Model Interdisiplin Penatalaksanaan Kangker Serviks dengan Gangguan Ginjal.
Jakarta: EGC