Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. N.

EDENGAN

DIAGNOSA MEDIS CA SERVIKS STADIUM IIB

DI RUANGAN IRINA C4 RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

CT :

CI :

DisusunOleh :

Gracia Feren Lontaan

711440119016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI DIII KEPERAWATAN

2021
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kankeradalahistilahumumuntuksatukelompokbesarpenyakit yang
dapatmempengaruhisetiapbagiantubuh. Istilah lain yang digunakanadalah tumor ganas dan
neoplasma. Kankeradalahpertumbuhansel-selbarusecara abnormal yang tumbuhmelampauibatas
normal, dan yang kemudiandapatmenyebarbagianseluruhtubuh dan menyebarke organ lain. Proses
inidisebutmetastase. Metastasemerupakanpenyebabutamakematianakibatkanker.
Kankerserviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitusuatudaerah pada organ
reproduksiwanita yang merupakanpintumasukkearahrahim yang terletakantararahim (uterus)
denganliangsenggama (vagina)
Kankerserviksadalahkeganasan yang bermula pada sel-selserviks (leherrahim) dan dimuali
pada lapisanserviks.Terjadikankerservikssangatperlahan, pertamabeberapasel normal
berubahmenjadiselprakanker, kemudianberubahmenjadiselkanker. Perubahanini di sebut dysplasia
dan biasanyaterdeteksidengantes pap smear.
B. ETIOLOGI
Penyebablangsungkankerserviksbelumdiketahui. Faktorekstrinsik yang
didugaberhubungandenganinsidenkarsinomaserviksantara lain infeksi Human Papiloma Virus (HPV)
dan spermatozoa. Karsinomaservikstimbul di sambuganskuamokolumerservis. Faktorresiko yang
berhubungandengankarsinomaserviksialahperilakuseksualberupamitraseksmultipel, multiparitas,
nutrisi, rokok, dan lain-lain.Karsinomaserviksdapattumbuheksofitikmaupunendofitik. Ada
beberapafaktor yang dapatmeningkatkanresikoterjadinyakankerserviksantara lain:
1) Merokok Pada wanitaperokokkonsentrasinikotin pada getahservik 56 kali
lebihtinggidibandingkandidalam serum, efeklangsungbahantersebut pada
serviksadalahmenurunkan status imunlokalsehinggadapatmenjadikokarsinogeninfeksi virus.
2) Hubunganseksualpertamadilakukan pada usiadini( kurangdari 18 tahun).
3) Berganti - gantipasanganseksual.
4) Suamiataupasanganseksualnyamelakukanhubunganseksualpertama pada usia 18 tahun, berganti -
bergantipasangan dan pernahmenikahdenganwanita yang menderitakankerserviks.
5) Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanitahamiluntukmencegahkeguguran.
6) PemakaianPil KB
Kontrasepsi oral yang dipakaidalamjangkapanjangyaitulebihdari lima
tahundapatmeningkatkanresikorelatif 1,53 kali. WHO melaporkanresiko relative pada
pemakaiankontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkatsesuaidenganlamanyapemakaian.
7) Infeksi herpes genitalisatauinfeksiklamediamenahun.
8) Golonganekonomilemah.
9) Dikaitkandenganketidakmampuandalammelakukantes pap smear secararutin dan pendidikan
yang rendah.
C. KLASIFIKASI

Stadium KankerServiks

FIGO Deskripsi
Tidak ada bukti tumor primer
0 Karsinoma in situ ( pre invasive carcinoma )
I Karsinoma terbatas pada serviks
Ia Karsinoma hanya dapat di diagnosis secara mikroskopik
I a1 Invasi stroma dalamnya < 3 mm dan lebarnya < 7mm
Ia2 Invasi stroma dalamnya 3-5 mm dan lebarnya < 7 mm
Ib Secara klinis, tumor dapat di identifikasi pasa serviks
atau
massa tumor lebih besar dari 1 a2
I b1 Secara klinis lesi ukuran < 4 cm
Ib2 Secara klinis lesi ukuran > 4 cm
II Tumor telah menginvasi uterus tapi tidak mencapai 1/3
distal
vagina atau dinding panggul
II a Tanpa invasi parametrium
IIb Dengan invasi parametrium
III Tumor menginvasisampaidinding pelvis dan
ataumenginfiltrasisampai 1/3 distal vagina, dan
ataumenyebabkanhidronefrosisataugagalginjal
III a Tumor hanya menginfiltrasi 1/3 distal vagina
III b Tumor sudah menginvasi dinding panggul
IV Proses keganasan telah keluar dari panggung kecil dan
melibatkan mukosa rectum dan atau vesika urinaria atau
telah bermetastasi keluar panggul ke tempat yang jauh
IV a Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rectum
dan
atau menginvasi keluar dari true pelvis
IV b Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma
dengan kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane
basalis epitel tanpa invasi ke rongga pembuluh
limfe/darah atau melekat
dengan lesi kanker serviks
D. MANIFESTASI KLINIK
Pada faseprakanker (tahapdisplasia), seringtidakadagejalaatautanda-tanda yang khas. Namun,
kadangbisaditemukangejala-gejalasebagaiberikut :

1) Keputihanataukeluarcairanencerdari vagina. Getah yang keluardari vagina inimakin lama


akanberbaubusukakibatinfeksi dan nekrosisjaringan
2) Perdarahansetelahsenggama (post coital bleeding) yang kemudianberlanjutmenjadiperdarahan
yang abnormal.
3) Pada faseinvasifdapatkeluarcairanberwarnakekuning-kuningan dan berbaubusuk.
4) Bisaterjadi hematuria karenainfiltrasikanker pada traktusurinarius
5) Timbulgejala-gejala anemia bilaterjadiperdarahankronis.
6) Kelemahan pada ekstremitasbawah
7) Timbulnyeripanggul (pelvis) atau di perutbagianbawahbilaadaradangpanggul. Bilanyeriterjadi di
daerahpinggangkebawah, kemungkinanterjadiinfiltrasikanker pada serabutsaraflumbosakral.
8) Pada stadium lanjut, badan menjadikuruskeringkarenakuranggizi, edema kaki,
timbuliritasikandungkencing dan porosususbesarbagianbawah (rektum),
terbentuknyafistelvesikovaginalataurektovaginal, atautimbulgejala-gejalaakibat metastasis jauh.
E. PATOFISIOLOGI
InfeksiHuman Papiloma Virus dapat berkembang menjadi neoplasma intraepitel serviks
(NIS). Seorang wanitadenganaktivitasseksualaktifdapatterinfeksi oleh HPV resiko-tinggi dan 80%
akan menjadi transien serta tidak akan betkembang menjadi NIS dan HPV akan hilang dalam waktu
6-8 bulan. Hal ini di pengaruhi oleh responsantiboditerhadap HPV resikotinggi.20%
sisanyaberkembangmenjadi NIS dan sebagian besar yaitu 80% virus menghilangkemudianlesi juga
menghilang.Maka yang berperanadalahcytotoxic T-cell.Sebanyak 20% dari yang terinfeksi virus
tidak menghilang dan terjadi infeksi yang persisten. NIS akan bertahan atau NIS 1 akan berkembang
menjadi NIS 3 atau kanker invasive, tetapi menjadi NIS 2. Pertumbuhan kanker dapat bersifat :

1) Eksofitik, tubuhmulaidarisquamo-columnar junction kearah lumen vagina, proliferative


sertacenderungmengalamiinfeksisekunder dannekrosis.
2) Endofitik, tubuhmulaidarisquamo-columnar junction kedalamserviks dan
cenderungmengadakaninfiltrasimenjadiulkus.
3) Ulseratif, tubuhmualidarisquamo-columnar junction keforniks vagina
dancenderungmerusakstrukturjaringanservikssertamembentukulkuslunas.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) PemeriksaanSitologi Pap Smear
Salah satupemeriksaansitologi yang bisadilakukanadalah pap smear. Pap smear
merupakan salah satucaradeteksidinikankerleherrahim. Test inimendeteksiadanyaperubahan-
perubahanselleherrahim yang abnormal, yaitusuatupemeriksaandenganmengambilcairan pada
laherrahimdengan spatula kemudiandilakukanpemeriksaandenganmikroskopi.
Saatinitelahadateknik thin prep (liquid base cytology) adalahmetoda pap smear yang
dimodifikasiyaituselusapanserviksdikumpulkandalamcairandengantujuanuntukmenghilangkanko
toran, darah, lendirsertamemperbanyakselserviks yang
dikumpulkansehinggaakanmeningkatkansensitivitas.
Pengambilansampeldilakukandenganmengunakansemacamsikat (brush)
kemudiansikatdimasukkankedalamcairan dan disentrifuge, sel yang
terkumpuldiperiksadenganmikroskop.
Pap smear hanyalahsebatasskrining, bukan diagnosis adanyakankerserviks.
Jikaditemukanhasil pap smear yang abnormal,
makadilakukanpemeriksaanstandarberupakolposkopi. Penanganankankerserviksdilakukansesuai
stadium penyakit dan gambaranhistopatologimnya. Sensitifitas pap smear yang
dilakukansetiaptahunmencapai 90%.
b) Kolposkopi
Pemeriksaandenganpembesaran (sepertimikroskop) yang
digunakanuntukmengamatisecaralangsungpermukaanserviks dan bagianserviks yang abnormal.
Dengankolposkopiakantampakjelaslesi-lesi pada permukaaanserviks,
kemudiandilakukanbiopsi pada lesi-lesitersebut.
c) IVA (Inspeksi Visual AsamAsetat)
IVA merupakantesalternatifskrininguntukkankerserviks. Tessangatmudah dan
praktisdilaksanakan, sehinggatenagakesehatan non dokterginekologi, bidanpraktek dan lain-lain.
Prosedurpemeriksaannyasangatsederhana,
permukaanserviks/leherrahimdiolesidenganasamasetat, akantampak  bercak-bercak  putih pada
permukaanserviks yang tidak normal.
d) Serviksografi
Servikografiterdiridarikamera 35 mm denganlensa 100 mm dan lensaekstensi 50 mm.
Fotografidiambil oleh tenagakesehatandanslide (servikogram) dibaca oleh yang
mahirdengankolposkop. Disebutnegatifataucurigajikatampakkelainan abnormal,
tidakmemuaskanjika SSK tidaktampakseluruhnya dan
disebutdefeksecarateknikjikaservikogramtidakdapatdibaca (faktorkameraatauflash).
Kerusakan (defect) secarateknik pada servikogramkurangdari 3%.
Servikografidapatdikembangkansebagaiskriningkolposkopi. Kombinasiservikografi dan
kolposkopidengansitologimempunyaisensitivitasmasing-masing 83% dan 98%
sedangspesifisitasmasing-masing 73% dan 99%. Perbedaaninitidakbermakna.
Dengandemikianservikografidapat di-gunakansebagaimetoda yang baikuntukskriningmassal,
lebih-lebih di daerah di mana tidakadaseorangspesialissitologi, makakombinasiservikogram dan
kolposkopisangatmembantudalamdeteksikankerserviks.
e) Gineskopi
Gineskopimenggunakanteleskopmonokuler, ringandenganpembesaran 2,5 x
dapatdigunakanuntukmeningkatkanskriningdengansitologi.
Biopsiataupemeriksaankolposkopidapatsegeradisarankanbilatampakdaerahberwarnaputihdengan
pulasanasamasetat. Sensitivitas dan spesifisitasmasing-masing 84% dan 87% dan
negatifpalsusebanyak 12,6% dan positifpalsu 16%. Samsuddindkk pada tahun 1994
membandingkanpemeriksaangineskopidenganpemeriksaansitologi pada sejumlah 920
pasiendenganhasilsebagaiberikut: Sensitivitas 95,8%; spesifisitas 99,7%; predictive positive
value 88,5%; negative value 99,9%; positifpalsu 11,5%; negatifpalsu 4,7% dan akurasi 96,5%.
Hasil tersebutmemberipeluangdigunakannyagineskopi oleh tenagaparamedis /
bidanuntukmendeteksilesiprakankerbilafasilitaspemeriksaansitologitidakada.
f) PemeriksaanPenanda Tumor (PT)
Penanda tumor adalahsuatusuatusubstansi yang
dapatdiukursecarakuantitatifdalamkondisiprakankermaupunkanker.Salahsatu PT yang
dapatdigunakanuntukmendeteksiadanyaperkembangankankerserviksadalah CEA (Carcino
Embryonic Antigen) dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Kadar CEA abnormal adalah>
5 µL/ml, sedangkankadar HCG abnormal adalah> 5ηg/ml. HCG dalamkeadaan normal
disekresikan oleh jaringanplasenta dan mencapaikadartertinggi pada usiakehamilan 60 hari.
Kedua PT inidapatdideteksimelaluipemeriksaandarah dan urine.
g) Pemeriksaandarahlengkap
Pemeriksaaninidilakukanuntukmendeteksitingkatkomplikasipendarahan yang terjadi pada
penderitakankerserviksdenganmengukurkadar hemoglobin, hematokrit, trombosit dan
kecepatanpembekuandarah yang berlangsungdalamsel-seltubuh.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapikarsinomaserviksdilakukanbilamana diagnosis telahdipastikan
secarahistologik dan sesudahdikerjakanperencanaan yang matang oleh tim
yang sanggupmelakukanrehabilitasi dan pengamatanlanjutan (timkanker / tim
onkologi) (Wiknjosastro, 1997). Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien
kankerserviks, tergantung pada stadiumnya.penatalaksanaanmedisterbagi
menjaditigacarayaitu: histerektomi, radiasi dan kemoterapi.
Di bawahiniadalahklasifikasipenatalaksanaanmedissecaraumumberdasarkan stadium
kankerserviks :
STADIUM PENATALAKSANAAN

Biopsi kerucut

0 Histerektomi transvaginal

Biopsi kerucut
Ia
Histerektomi transvaginal

Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi


Ib,Iia kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi
pasca pembedahan

IIb, III, IV Histerektomi transvaginal

Radioterapi

IVa, Ivb Radiasi paliatif

Kemoterapi

a) Manajemen Tumor Insitu


Manajemen yang tepatdiperlukan pada karsinomainsitu.Biopsidengankolposkopi oleh
onkologisberpengalamandibutuhkanuntukmengeksklusikemungkinaninvasisebelumterapidilakuk
an. Pilihanterapi pada pasiendengan tumor insituberagambergantung pada usia,
kebutuhanfertilitas, dan kondisimedislainnya. Hal penting yang harusdiketahui juga
adalahpenyebaranpenyakitnyaharusdiidentifikasidenganbaik.
Karsinomainsitudigolongkansebagai high grade skuamousintraepitelial lesion (HGSIL).
Beberapaterapi yang dapatdigunakanadalah loop electrosurgical excision procedure (LEEP),
konisasi, krioterapidenganbimbingankolposkopi, dan vaporisasi laser. Pada seleksi kasus yang
ketat maka LEEP dapat dilakukan selain konisasi. LEEP memiliki keunggulan karena dapat
bertindak sebagai biopsi luas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Keberhasilan eksisi LEEP
mencapai 90% sedangkan konisasi mencapai 70-92%. Teknik lain yang dapat dilakukan untuk
terapi karsinoma insitu adalah krioterapi yang keberhasilannya mencapai 80-90% bila lesi tidak
luas (<2,5 cm), tetapi akan turun sampai 50% apabila lesi luas (> 2,5 cm). Evaporasi laser pada
HGSIL memberikan kerbehasilan sampai 94% untuk lesi tidak luas dan 92% untuk lesi luas.
HGSIL yang disertai NIS III memberikan indikasi yang kuat untuk dilakukan histerektomi. Pada
795 kasus HGSIL yang dilakukan konisasi didapatkan adanya risiko kegagalan 0,9-1,2% untuk
terjadinya karsinoma invasif.
a) Manajemen Mikroinvasif
Diagnosis untuk stadium IA1 dan IA2 hanya dapat ditegakkan setelah
biopsi cone  dengan batas sel-sel normal, trakelektomi, atau histerektomi. Bila biopsi cone  positif
menunjukkan CIN III atau kanker invasif sebaiknya dilakukan biopsi cone ulangan karena
kemungkinan stadium penyakitnya lebih tinggi yaitu IB. Kolposkopi dianjurkan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya vaginal intraepithelial neoplasia (VAIN) sebelum
dilakukan terapi definitif.
Stadium serviks IA1 diterapi dengan histerektomi total baik abdominal maupun vaginal.
Apabila ada VAIN maka vagina yang berasosiasi harus ikut diangkat. Pertimbangan fertilitas
pada pasien-pasien dengan stadium ini mengarahkan terapi pada hanya biopsi conediikuti dengan
Pap’s smear dengan interval 4 bulan, 10 bulan, dan 12 bulan bila hasilnya negatif. Stadium
serviks IA2 berasosiasi dengan penyebaran pada kelenjar limfe sampai dengan 10% sehingga
terapinya adalah modified radical hysterectomy diikuti dengan limfadenektomi. Pada stadium ini
bila kepentingan fertilitas masih dipertimbangkan atau tidak ditemukan bukti invasi ke kelenjar
limfe maka dapat dilakukan biopsi coneyang luas disertai limfadenektomi laparoskopi atau
radikal trakelektomi dengan limfadenektomi laparoskopi. Observasi selanjutnya dilakukan
dengan Pap’s smear dengan interval 4 bulan, 10 bulan dan 12 bulan.
b) Manajemen Karsinoma Invasif Stadium Awal
Pasien-pasien dengan tumor yang tampak harus dilakukan biopsi untuk konfirmasi
diagnosis. Apabila ditemukan gejala-gejala yang berhubungan dengan metastasis maka
sebaiknya dilakukan pemeriksaan seperti sistoskopi dan sigmoidoskopi. Pemeriksaan foto toraks
dan evaluasi fungsi ginjal sangat dianjurkan. Stadium awal karsinoma serviks invasif adalah
stadium IB sampai IIA (< 4cm). Stadium ini memiliki prognosis yang baik apabila diterapi
dengan operasi atau radioterapi. Angka kesembuhan dapat mencapai 85% sampai 90% pada
pasien dengan massa yang kecil. Ukuran tumor merupakan faktor prognostik yang penting untuk
kesembuhan atau angka harapan hidup 5 tahunnya.
Penelitian kontrol acak selama 5 tahun mendapatkan bahwa radioterapi atau operasi
menunjukkan angka harapan hidup 5 tahunan yang sama dan tingkat kekambuhan yang sama-
sama kecil untuk terapi karsinoma serviks stadium dini. Morbiditas terutama meningkat apabila
operasi dan radiasi dilakukan bersama-sama. Namun, pemilihan pasien dengan penegakkan
stadium yang baik dibutuhkan untuk menentukan terapi operatif. Jenis operasi yang dianjurkan
untuk stadium IB dan IIA (dengan massa < 4cm) adalah modified radical
hysterectomy atau radical abdominal hysterectomy disertai limfadenektomi selektif. Setelah
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi pada jaringan hasil operasi dan bila didapatkan
penyebaran pada kelenjar limfe paraaorta atau sekitar pelvis maka dilakukan radiasi pelvis dan
paraaorta. Radiasi langsung dilakukan apabila besar massa mencapai lebih dari 4 cm tanpa harus
menunggu hasil patologi anatomi kelenjar limfe.
Penelitian kontrol acak menunjukkan bahwa pemberian terapi sisplatin yang bersamaan
dengan radioterapi setelah operasi yang memiliki invasi pada kelenjar limfe, parametrium, atau
batas-batas operatif menunjukkan keuntungan secara klinis. Penelitian dengan berbagai dosis dan
jadwal pemberian sisplatin yang diberikan bersamaan dengan radioterapi menunjukkan
penurunan risiko kematian karena kanker serviks sebanyak 30-50%. Risiko juga meningkat
apabila didapat ukuran massa yang lebih dari 4 cm walaupun tanpa invasi pada kelenjar-kelenjar
limfe,infiltrasi pada kapiler pembuluh darah, invasi di lebih dari 1/3 stroma serviks. Radioterapi
pelvis adjuvan akan meningkatkan kekambuhan lokal dan menurunkan angka progresifitas
dibandingkan tanpa radioterapi.
c) Manajemen Karsinoma Invasif Stadium Lanjut
Ukuran tumor primer penting sebagai faktor prognostik dan harus dievaluasi dengan
cermat untuk memilih terapi optimal. Angka harapan hidup dan kontrol terhadap rekurensi lokal
lebih baik apabila didapatkan infiltrasi satu parametrium dibandingkan kedua parametrium.
Pengobatan terpilih adalah radioterapi lengkap, dilanjutkan penyinaran intrakaviter. Terapi
variasi yang diberikan biasanya beruapa pemberian kemoterapi seperti sisplatin, paclitaxel, 5-
fluorourasil, docetaxel, dan gemcitabine.Pengobatanbersifatpaliatifbila stadium mencapaistaidum
IVB dalambentukradiasipaliatif.
d) Manajemen Nyeri Kanker
Berdasarkankekuatanobat anti nyerikanker, dikenal 3 tingkatanobat, yaitu :
1.  Nyeri ringan (VAS 1-4) :obat yang dianjurkanantara lain Asetaminofen, OAINS (Obat Anti-
Inflamasi Non-Steroid)
2.  Nyeri sedang (VAS 5-6) :obatkelompokpertamaditambahkelompok opioid
ringansepertikodein dan tramadol
3.  Nyeri berat (VAS 7-10) :obat yang dianjurkanadalahkelompok opioid kuatsepertimorfin dan
fentanyl.
e) Operasi
Operasi bertujuanuntukmengambilataumerusakkanker.Bisamenggunakanbedahmikrografi
katau laser. Tujuanutamanyauntukmengangkatkeseluruhan tumor / kanker.
Pembedahan mikrografikdilaksanakandenganbedahkimiadimanaprosedurpembedahannyamengh
aruskanpengangkatan tumor lapis demi lapis.
Kankerserviksdapatdiobatidenganpembedahan.
 Konisasi (cone biopsy): pembuatansayatanberbentukkerucut pada serviks dan
kanalserviksuntukditeliti oleh ahlipatologi. Digunakanuntukdiagnosaataupunpengobatanpra-
kankerserviks.
 Cryosurgery: yaitupengobatandengancaramembekukan dan menghancurkanjaringan
abnormal (biasanyauntuk stadium pra-kankerserviks).
 Bedah laser: untukmemotongjaringanataupermukaanlesi pada kankerserviks.
 Loop electrosurgical excision procedure (LEEP): menggunakanaruslistrik yang dilewati pada
kawat tipis untukmemotongjaringan abnormal kankerserviks.
 Histerektomiadalahsuatutindakanpembedahan yang bertujuanuntuk
mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya (subtotal).
Biasanyadilakukan pada stadium klinik IA sampai IIA (klasifikasi FIGO).
Umurpasiensebaiknyasebelum menopause, ataubilakeadaanumumbaik,
dapat juga pada pasien yang berumurkurangdari 65 tahun. Pasien juga
harusbebasdaripenyakitumum (resikotinggi) seperti: penyakitjantung,
ginjal dan hepar. Ada 2 histerektomi :
      Total Histerektomi: pengangkatanseluruhrahim dan servik
RadikalHisterektomi: pengangkatanseluruhrahim dan serviks, indungtelur, tuba
falopimaupunkelenjargetahbening di dekatnya.
Stadium prakankerataupunkankerserviks yang kuranginvasif (stadium IA)
biasanyadiobatidenganhisterektomi.Bilapasienmasihinginmemilikianak, metode LEEP atau
cone biopsy dapatmenjadipilihan.
Untuk stadium kankerserviksawal IB dan IIA:
 Ukuran tumor lebihkecildari 4cm:
radikalhisterektomiataupunradioterapidengan/tanpakemoterapi.
 Ukuran tumor lebihbesardari 4cm: radioterapi dan kemoterapiberbasis cisplatin, histerektomi,
ataupunkemoberbasis cisplatin yang dilanjutkandenganhisterektomi
Biasanya, histerektomidilakukandengansuatuinsisi (memotongmelaluidinding abdomen)
abdominal histerektomiataulewat vagina (vaginalis histerektomi).Perawatan di
RumahSakitbiasanyalebih lama abdominal histerektomidaripada vaginal histerektomi (4-6 hari
rata-rata) dan biaya juga lebihbanyak. Prosedurinilebihmemakanwaktu (sekitar 2 jam, kecuali
uterus tersebutberukuranlebihbesar pada vaginal histerektomi )justrulebih lama.
Perludiingataturanutamasebelumdilakukantipehisterektomi, wanitaharusmelaluibeberapa test
untukmemilihprosedur optimal yang akandigunakan :Pemeriksaanpanggullengkap
(Antropometri) termasukmengevaluasi uterus di ovarium, Pap smear terbaru, USG panggul,
tergantung pada temuandiatas.
Beberapaharisetelahmenjalanihisterektomi, penderitabisamengalaminyeri di
perutbagianbawah.Untukmengatasinyabisadiberikanobatperedanyeri.
Penderita juga mungkinakanmengalamikesulitandalamberkemih dan buang air besar.
Untukmembantupembuangan air kemihbisadipasangkateter.
Beberapasaatsetealhpembedahan, aktivitaspenderitaharusdibatasi agar
penyembuhanberjalanlancar.Aktivitas normal (termasukhubunganseksual)
biasanyabisakembalidilakukandalamwaktu 4-8 minggu.
Setelah menjalanihisterektomi, penderitatidakakanmengalamimenstruasilagi.
Histerektomibiasanyatidakmempengaruhigairahseksual dan
kemampuanuntukmelakukanhubunganseksual.
Tetapibanyakpenderita yang
mengalamigangguanemosionalsetelahhisterektomi.Pandanganpenderitaterhadapseksualitasnyabis
aberubah dan penderitamerasakankehilangankarenadiatidakdapathamillagi.
f) Kemoterapi
Memberikanobatantikankeruntukmembunuhsel-selkanker.Bisaberupaobat yang diminum,
dimasukkanbersamacairanintravena, atauinjeksi.Contohobat yang diberikandalamkemoterapi,
misalnyasitostatika.
Kemoterapiadalahpenatalaksanaankankerdenganpemberianobat
melaluiinfus, tablet, atauintramuskuler.(Prayetni, 1997).Obatkemoterapi
digunakanutamanyauntukmembunuhselkanker dan menghambat
perkembangannya.Tujuanpengobatankemoterapitegantung pada jenis
kanker dan fasenyasaatdidiagnosis.Beberapakankermempunyai
penyembuhan yang dapatdiperkirakanataudapatsembuhdengan
pengobatankemoterapi. Dalamhal lain, pengobatanmungkinhanya
diberikanuntukmencegahkanker yang kambuh, inidisebutpengobatan
adjuvant.
Dalambeberapakasus, kemoterapidiberikanuntukmengontrol
penyakitdalamperiodewaktu yang lama walaupuntidakmungkinsembuh.
Jikakankermenyebarluas dan dalamfaseakhir, kemoterapidigunakan
sebagaipaliatifuntukmemberikankualitashidup yang lebihbaik.Kemoterapi
kombinasitelahdigunakanuntukpenyakitmetastasekarenaterapidengan
agen-agendosistunggalbelummemberikankeuntungan yang memuaskan.
(Gale & Charette, 2000). Contohobat yang digunakan pada kasuskanker
serviksantara lain CAP (CyclophopamideAdremycinPlatamin), PVB
(PlataminVeble Bleomycin) dan lain - lain (Prayetni, 1997).
Cara pemberiankemoterapi:
1.      Ditelan
2.      Disuntikkan
3.      Diinfus
Obatkemoterapi yang paling seringdigunakansebagaiterapiawal / bersamaterapiradiasi
pada stage IIA, IIB, IIIA, IIIB, and IVA adalah :Cisplatin., Fluorouracil (5-FU).
SedangkanObatkemoterapi yang paling seringdigunakanuntukkankerserviks stage IVB /
recurrent adalah :Mitomycin. Paclitaxel, Ifosfamide.
Topotecan telahdisetujuiuntukdigunakanbersamadengancisplastinuntukkankerserviks
stage lanjut, dapatdigunakanketikaoperasi /
radiasitidakdapatdilakukanatautidakmenampakkanhasil; kankerserviks yang timbulkembali /
menyebarke organ lain.
Kemoterapidapatdigunakansebagai :
1. Terapiutama pada kanker stadium lanjut
2. Terapi adjuvant/tambahan –
setelahpembedahanuntukmeningkatkanhasilpembedahandenganmenghancurkanselkanker
yang mungkintertinggal dan mengurangiresikokekambuhankanker.
3. Terapineoadjuvan – sebelumpembedahanuntukmengurangiukuran tumor.
4. Untukmengurangigejalaterkaitkanker yang menyebabkanketidaknyamanan dan
memperbaikikehidupanpasien (stadium lanjut / kanker yang kambuh)
5. Memperpanjang masa hiduppasien (stadium lanjut / kanker yang kambuh)
Efeksampingdarikemoterapiadalah :
Lemas
Timbulnyamendadakatauperlahan dan tidaklangsungmenghilangsaatberistirahat,
kadangberlangsungterussampaiakhirpengobatan.
       Mual dan muntah
Mual dan muntahberlangsungsingkatataulama.Dapatdiberikanobat anti mualsebelum, selama,
dan sesudahpengobatan.
       Gangguanpencernaan
Beberapaobatkemoterapidapatmenyebabkandiare, bahkanada yang diaresampaidehidrasiberat
dan harusdirawat.Kadangsampaiterjadisembelit.
Bilaterjadidiare :kurangimakan-makanan yang mengandungserat, buah dan sayur.Harusminum
air yang hilanguntukmengatasikehilangancairan.
BilasusahBAB :makan-makanan yang berserat, dan jikamemungkinkanolahraga.
Sariawan
Rambutrontok
Kerontokanrambutbersifatsementara,
biasanyaterjadiduaatautigaminggusetelahkemoterapidimulai.Dapat juga
menyebabkanrambutpatahdidekatkulitkepala.Dapatterjadiseminggusetelahkemoterapi.
   Otot dan saraf
Beberapaobatkemoterapimenyebabkankesemutan dan mati rasa pada jaritangan dan
kaki.Sertakelemahan pada otot kaki.
       Efek pada darah
Beberapajenisobatkemoterapiada yang berpengaruh pada kerjasumsumtulang yang
merupakanpabrikpembuatseldarahmerah, sehinggajumlahseldarahmerahmenurun.Yang paling
seringadalahpenurunanseldarahputih (leukosit).Penurunanseldarahterjadisetiapkemoterapi, dan
test
darahbiasanyadilakukansebelumkemoterapiberikutnyauntukmemastikanjumlahseldarahtelahkem
bali normal. Penurunanjumlahseldarahdapatmenyebabkan :
      Mudahterkenainfeksi
Hal inidisebabkan oleh penurunanleukosit, karenaleukositadalahseldarah
yangmemberikanperlindunganinfeksi.Ada juga beberapaobatkemoterapi yang
menyebabkanpeningkatkanleukosit.
Perdarahan
Kepingdarah (trombosit) berperan pada proses
pembekuandarah,  apabilajumlahtrombositrendahdapatmenyebabkanpendarahan, ruam, dan
bercakmerah pada kulit.
      Anemia
Anemia adalahpenurunanseldarahmerah yang ditandaidenganpenurunan Hb
(Hemoglobin).Karena Hb
letaknyadidalamseldarahmerah.Penurunanseldarahmerahdapatmenyebabkanlemah, mudahlelah,
tampakpucat.
Kulitmenjadikering dan berubahwarna
Lebih sensitive terhadapsinarmatahari.
Kuku tumbuhlebihlambat dan terdapatgarisputihmelintang.
g) Elektrokoagulasi
Membakarsel-selkankerdenganaliranlistrik yang telahdiaturvoltasenya
h) Radiasi
Terapiinimenggunakansinarionisasi (sinar X) untukmerusaksel-selkanker.
Terapiradiasibertujuanuntukmerusaksel tumor pada serviksserta
mematikan parametrial dan noduslimpa pada pelvik.Kankerserviks stadium
II B, III, IV diobatidenganradiasi.Metodaradioterapidisesuaikandengan
tujuannyayaitutujuanpengobatankuratifataupaliatif.Pengobatankuratif
ialahmematikanselkankersertasel yang telahmenjalarkesekitarnya dan
ataubermetastasiskekelenjargetahbeningpanggul, dengantetap
mempertahankansebanyakmungkinkebutuhanjaringansehat di sekitar
sepertirektum, vesikaurinaria, usushalus, ureter. Radioterapidengandosis
kuratifhanyaakandiberikan pada stadium I sampai III B. Bilaselkanker
sudahkeluarronggapanggul, makaradioterapihanyabersifatpaliatif yang
diberikansecaraselektif pada stadium IV A.
Selamamenjalaniradioterap, penderitamudahmengalamikelelahan yang luarbiasa,
terutamaseminggusesudahnya.
Istirahat yang cukupmerupakanhal yang penting, tetapidokterbiasanyamenganjurkan agar
penderitasebisamungkintetapaktif.Padaradiasieksternal, seringterjadikerontokanrambut di daerah
yang disinari dan kulitmenjadimerah, keringsertagatal-gatal.
Mungkinkulitakanmenjadilebihgelap. Daerah yang disinarisebaiknyamendapatkanudara yang
cukup, tetapiharusterlindungdarisinarmatahari dan penderitasebaiknyatidakmenggunakanpakaian
yang bisamengiritasidaerah yang disinari.
Biasanya,
selamamenjalaniradioterapipenderitatidakbolehmelakukanhubunganseksual.Kadangsetelahradias
i internal, vagina menjadilebhsempit dan kuranglentur,
sehinggabisamenyebabkannyeriketikamelakukanhubunganseksual.Untukmengatasihalini,
penderitadiajariuntukmenggunakan dilator dan pelumasdenganbahandasar air.
Pada radioterapi juga bisatimbuldiare dan seringberkemih.

H. KOMPLIKASI
1) Pendarahan
2) Kematian janin
3) Infertil
4) Obstruksi ureter
5) Hidronefrosis
6) Gagal ginjal
7) Pembentukan fistula
8) Anemia
9) Infeksi sistemik
10) Trombositopenia
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggalpengkajian : 16 Mei 2021


Ruangan/RS/ PKM : Irina D atas

A. PENGKAJIAN
1. IdentitasPasien
a) Nama klien : Ny. N.E
b) Usia :39 Tahun
c) Statusperkawinan :Menikah
d) Agama :Kristen Protestan
e) Pekerjaan :IRT
f) Alamat :Lewet, Lingkungan VI
g) Suku : Minahasa
h) Pendidikanterakhir : SLTP/Sederajat
i) No.RM : 702607
j) Dx Medis : Ca Serviks stadium II B + Anemia

IdentitasPenanggung Jawab
a) Nama : Tn. T.D
b) Agama : Kristen Protestan
c) Pekerjaan : TukangBangunan
d) Pendidikanterakhir : SLTP/sederajat
e) Alamat : Lewet, Lingkungan VI
f) Hubungandenganklien : Suami

2. RiwayatKeperawatanSekarang :
a) Keluhan Utama : Perdarahanjalanlahir
b) RiwayatPenyakitsaatini :Klien MRS dengankeluhankeluardarahdarijalanlahir
sejak ± 2 tahunterakhir, nyeriperdarahan pada bagian
reproduksisampaiperutbagianbawah± 2 minggu
terakhir.

3. RiwayatKesehatan yang lalu :


Penyakit yang pernahdiderita: Hipertensi

4. RiwayatObstetri
RiwayatMenstruasi :
Menarche : 13 Tahun
Siklus :Teratur( )Tidak ()
Banyaknya :-
Lamannya :-
HPHT :-
Keluhan :-

5. RiwayatKehamilan,Persalinan,nifas yang lalu :


Anak Ke Kehamilan Persalinan KomplikasiNifas Anak
No Tahun UmurKeha Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan J. B PB
milan K B
1. 2001 9 bulan - Normal Bidan - - - - P - -
2. 2004 9 bulan - Normal Bidan - - - - P - -
3. 2007 9 bulan - Operasi Bidan - - - - P - -
6. RiwayatKeluargaberencana
MelaksanakanKB : () ya ( ) tidak
a) Bilayajeniskontrasepsiapa yang digunakan :Implan
b) SejakkapanMenggunakan Kontrasepsi : -
c) Masalah yang terjadi :tidakada
RiwayatKesehatanKeluarga :
a) Penyakit yang pernahdiderita oleh anggotakeluarga :tidakada
AdaJenis :tidakada
b) lingkunganrumah dan komunitas : -
c) Perilaku yang mempengaruhikesehatan:
MerokokJenis :- jumlah/har:-
MinumanKerasjenis :-
Lain-lain :-
Status Cairan&Nutrisi
a) Nafsumakan :Tidak
b) Pola Makan :3 x /haritidakdihabiskan
c) MinumJenis : Air mineral
d) Keluhan Lain :-

7. Genogram

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= laki-laki yang sudahmeninggal

= perempuan yang sudahmeninggal

= pasien
8. PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum :sedang
TandaVital :
a) Tekanan darah:116/70mmHg
b) Suhu :36,5˚C
c) Nadi :66x/menit
d) Respirasi :18X/menit

Kepala : normal
Mata : normal
Hidung : normal
Mulut : normal, Nampak kotor
Leher : normal
Dada : simetris
Abdomen : nyeridibagianbawah
Genetalia : terdapatlesi, terasanyeri
Ekstremitas: normal
System musculoskeletal: kekuatanototlemah

9. POLA GORDON
a) Pola persepsi dan menejemenkesehatan
Pasienmengatakanrajinperiksakesehatansecararutin, pasienmengatakanmelakukanapa
yang dianjurkan oleh dokterbaikpengobatan dan polahidup.
b) Pola nutrisi
SMRS: pasienmakan 3x sehari nasi, ikan, sayur 1 porsidihabiskan
MRS :pasienmengatakannafsumakanmenurun. Makan 3x seharitidakdihabiskan.
c) Pola eliminasi
BAB :tidaklancar
BAK : 3-4 x/hari, tapiadanyanyeri
d) Pola aktifitas dan latihan
ADL pasienmasihdibantusepertimengubahposisiuntuk duduk.
e) Pola istirahat dan tidur
Pasienmengatakanistirahat dan tidurterganggu, ±3-4 jam tidur
f) Pola persepsikognitif
Pasiendapatberkomunikasidenganbaik, pendengarannormal,penglihatan normal,
persepsisensoribaik
g) Pola persepsi dan konsepdiri
Pasienmengatakaninginsegerasembuhdaripenyakitnya.
h) Pola peran dan hubugan
Pasienmemilikihubungan yang baikdengananggotakeluarga, dirumahsakitdijaga oleh
suami dan anak-anaksecarabergantian. SMRS tinggalserumahdengankeluarga.
i) Pola reproduksi dan seksualitas
Nyeri dan perdarahan pada genetalia.
Selamasakitpasientidakmelakukanhubungansuamiistri
j) Pola koping dan toleransi stress
Jika pasien ada masalah,selalu cerita kepada suani
k) Pola nilai dan kepercayaan
Pasienmengatakanpercayabahwaakndisembuhkan oleh Tuhan.
Pasienseringmendengarkanlagurohani.
10. TEST DIAGNOSTIK
Parameter Hasil Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 12.1 4 – 10 Ribu/µL
Eritrosit 3.81 4.7 – 6.10 Juta/µL
Hemoglobin 9.8 12.0 – 16.0 gr/dL
Hematokrit 31.2 37.0 – 47.0 %
Trombosit 284 150 - 450 ribu/dL
MCH 25.7 27.0 - 35.0 pg
MCHC 31.4 30.0 - 40.0 gr/dL
MCV 81.9 80.0 – 100.0 fL

11. TERAPI SAAT INI


Nama Obat/Terapi Cara Pemberian Dosis
AsamTraneksamat Oral 500 mg/8jam
SF Oral 200 mg/24 jam
Paracetamol Oral 500 mg/8 jam
Vitamin.K Oral 2,5 mg/8 jam

B. ANALISA DATA
N SDKI SLKI SIKI
O

1 (D.0077) (L.08066) (I.082338)


Nyeri Akut Tingkat Nyeri Menejemen Nyeri
b/d Agen pencedera Setelah dilakukan asuhan Observasi:
fisik d/d gelisah
keperawatan 3x24 jam -Identifikasi
pada klien diharapkan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,ku
alitas,integritas nyeri
perfusi perifermenurun
-identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil :
-identisikasi faktor yang memperberat
-keluhan nyeri menurun dan memperinga nyeri
-gelisah menurun -identifikasi pengaruh nyeri dalam
-kesulitan tidur menurun kualitas hidup
Terapeutik:
-berika teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
-fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi:
-jelaskan penyebab ,periode,dan
pemicu nyeri
-jelaskan strategi meredahkan nyeri
-anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
-ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
-kolaborasi pemberian analgetik

2 (D.0074) (L.08064) (I.01019)


Gangguan rasa Status Kenyamanan Pengaturan Posisi
nyaman
Setelah dilakukan asuhan Observasi:
b/d efek samping
keperawatan 3x24 jam -monitor alat traksi agar selalu tepat
terapi d/d
mengeleluh tidak pada klien diharapkan
Terapeutik:
nyaman
perfusi perifermenurun
-tempatkan pada matras /tempat tidur
dengan kriteria hasil : terapeutik yang tepat
-keluhan tidak nyaman -atur posisi yang di sukai
menurun
-tingkatkan bagian tubuh yang sakit
-gelisah menurun yang tepat
-keluhan sulit tidur -minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
-ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi:
-informasi saat akan di lakukan
perubahan posisi
-ajarkan cara menggunakan postur
yang baik dan mekanika tubuh yang
baik selama melakukan perubahan
posisi
N Diagnosa Keperawatan Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
O

1 1.(D.0077) 17 mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan nyeri di


TD : 150/80 mmHg bagian reproduksi sampai bawah
Nyeri Akut
N : 110 x / menit perut
b/d Agen pencedera fisik d/d
gelisah SB : 36,5o C O : Klien meringis kesakitan
R : 24 x/ menit A : Masalah belum

2. mengidentifikasi Teratasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,integritas P : Lanjutkan
nyeri
Intervensi
3.mengidentifikasi skala nyeri
4.mengidentisikasi faktor yang memperberat dan
memperinga nyeri
5.mengidentifikasi pengaruh nyeri dalam kualitas hidup
6.memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7.mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
8.mengfasilitas istirahat dan tidur.
9.menjelaskan penyebab ,periode,dan pemicu nyeri
10.menjelaskan strategi meredahkan nyeri
11.menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12.mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
13.mengkolaborasi pemberian analgetik
2 (D.0074) 17 Mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan sulit untuk
TD : 155/80 mmHg tidur
Gangguan rasa nyaman
N : 107 x / menit O : Klien tampak kurang tidur
b/d efek samping terapi d/d
mengeleluh tidak nyaman SB : 36,4o C A : Masalah belum
R : 23 x/ menit Teratasi

2.memonitor alat traksi agar selalu tepat. P : Lanjutkan


Intervensi
3.menetapatkan pada matras /tempat tidur terapeutik yang
tepat
4.mengatur posisi yang di sukai
5.meningkatkan bagian tubuh yang sakit yang tepat
6.meminimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
7.mengubah posisi setiap 2 jam
8.meginformasi saat akan di lakukan perubahan posisi
9.mengajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan
posisi.

1 1.(D.0077) 18 Mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan nyeri di


TD : 140/90 mmHg bagian reproduksi sampai bawah
Nyeri Akut
N : 109 x / menit perut berkurang
b/d Agen pencedera fisik d/d SB : 36,6o C O : Klien meringis kesakitan
gelisah R : 22 x/ menit A : Masalah belum
2. mengidentifikasi Teratasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,integritas P : Lanjutkan
nyeri Intervensi

3.mengidentifikasi skala nyeri


4.mengidentisikasi faktor yang memperberat dan
memperinga nyeri
5.mengidentifikasi pengaruh nyeri dalam kualitas hidup
6.memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7.mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
8.mengfasilitas istirahat dan tidur.
9.menjelaskan penyebab ,periode,dan pemicu nyeri
10.menjelaskan strategi meredahkan nyeri
11.menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12.mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
13.mengkolaborasi pemberian analgetik

2 (D.0074) 19 mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan sulit untuk


TD : 150/90 mmHg tidur
Gangguan rasa nyaman
N : 107 x / menit O : Klien tampak kurang tidur
b/d efek samping terapi d/d SB : 36,4o C A : Masalah belum
mengeleluh tidak nyaman R : 24 x/ menit Teratasi

2.memonitor alat traksi agar selalu tepat. P : Lanjutkan


Intervensi
3.menetapatkan pada matras /tempat tidur terapeutik yang
tepat
4.mengatur posisi yang di sukai
5.meningkatkan bagian tubuh yang sakit yang tepat
6.meminimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
7.mengubah posisi setiap 2 jam
8.meginformasi saat akan di lakukan perubahan posisi
9.mengajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan
posisi.

1 1.(D.0077) 20Mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan sudah tidak


TD : 150/90 mmHg merasakan nyeri
Nyeri Akut
N : 100 x / menit O : Klien merasa membaik
b/d Agen pencedera fisik d/d
gelisah SB : 36,5o C A : Masalah Teratasi
R : 24 x/ menit P : Intervensi Di hentikan

2. mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,integritas
nyeri
3.mengidentifikasi skala nyeri
4.mengidentisikasi faktor yang memperberat dan
memperinga nyeri
5.mengidentifikasi pengaruh nyeri dalam kualitas hidup
6.memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7.mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
8.mengfasilitas istirahat dan tidur.
9.menjelaskan penyebab ,periode,dan pemicu nyeri
10.menjelaskan strategi meredahkan nyeri
11.menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12.mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
13.mengkolaborasi pemberian analgetik
2 (D.0074) 20 Mei 2021 1. Observasi TTV S : Klien mengatakan tidak lagi
TD : 145/90 mmHg sulit untuk tidur
Gangguan rasa nyaman
N : 110 x / menit O : Klien tampak membaik
b/d efek samping terapi d/d
mengeleluh tidak nyaman SB : 36,4o C A : Masalah Teratasi
R : 24 x/ menit P :Intervensi Dihentikan

2.memonitor alat traksi agar selalu tepat.


3.menetapatkan pada matras /tempat tidur terapeutik yang
tepat
4.mengatur posisi yang di sukai
5.meningkatkan bagian tubuh yang sakit yang tepat
6.meminimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
7.mengubah posisi setiap 2 jam
8.meginformasi saat akan di lakukan perubahan posisi
9.mengajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan
posisi.

Anda mungkin juga menyukai