Anda di halaman 1dari 25

Kanker Serviks

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
2022/2023
Nama Kelompok:

1. Dea Meiyanti 152010014


2. Intan Suryadini 152010027
3. Lulu Safiya Zen 152010033
4. Putri Septiani 152010054
5. Raihan Ammar 201813038
6. Siti Anasya C 201813044
7. Siti Julfah 201813045
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker
serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90%
dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju kedalam rahim.
Anatomi Organ Genetalia Wanita

1. Genetalia eksternal

a. Monsveneris
b. Vulva
c. Labia mayora
d. Labia minora
e. Vestibulum
f. Himen (selaput darah)
g. Perenium
Anatomi Organ Genetalia Wanita

2. Genetalia Internal

a. Vagina
b. Uterus
§ fundus uteri (dasar rahim)
§ korpus uteri
§ servik uteri
c. Ovarium
d. Tuba Falopi
KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMAN PAPILLOMAVIRUSa,1,2
120 Tipe HPV telah diketahui
30-40 Tipe HPV menyerang anogenital

Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidak menyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan

Anogenital : area kelamin (termasuk kulit penis, mulut vagina & anus)

Infeksi dengan HPV seringkali TIDAK menimbulkan gejala


àBanyak orang TIDAK tidak tahu mereka terinfeksi HPV
àBanyak orang dapat menularkan HPV TANPA menyadarinya
Faktor Resiko
Kanker Serviks
§ Menikah/mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda (<20
tahun)
§ Riwayat infeksi didaerah kelamin atau radang panggul (IMS)
§ Multipartner seksual
§ adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
§ penurunan kekebalan tubuh
§ merokok aktif dan pasif
§ Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk
mencegah keguguran
§ Seksual partner menderita kanker penis.
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal
dalam serviks mulai membelah diri tanpa terkendali

Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor

Jinak
• tidak berbahaya
TUMOR
• tetap pada daerah sumbernya,
tidak menyebar

Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
Patofisiologi Kanker Serviks
Manifestasi Klinik
§ Sulit BAK dan mungkin gagal ginjal.
§ Perdarahan per vaginam abnormal § Nyeri BAK dan kadang2 kencing darah .
(spotting setelah hubungan seksual, § Bengkak di kaki .
perdarahan diantara periode menstruasi, § Diarrhea, atau nyeri di daerah anus
jumlah darah menstruasi banyak). atau BAB berdarah
§ Abnormal (kuning putih, berbau) cairan § Mual, lemas, BB turun, nafsu makan
vaginal, turun, dan terasa nyeri.
§ Low back pain § Konstipasi
§ Nyeri Cervical, noted ketika tampon , § Lubang Abnormal di leher rahim
jari atau penis dimasukkan ke dalam (fistula)
vagina . § pembesaran kelenjar limphe di leher
§ Nyeri saat berhubungan seksual. atau ketiak.
§ Nyeri saat BAK pada keadaan yang § Penyebaran lanjut ke tulang , paru, usus
lanjut. atau otak memberikan tanda – tanda
abnormal.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium
lanjut hanya dengan pengobatan dan penyinaran. Pada penderita kanker leher rahim
ini juga mendapatkan sitistatika dalam ginekologi. Penggolongan obat sitostatika
antara lain :

§ Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel
pada siklus termasuk obat - obatan non spesifik.
§ Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu
darimana proliferasi termasuk obat fase spesifik.
§ Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi
sel lebih besar, termasuk obat - obatan siklus spesifik.
Lanjutan..
2. Penatalaksanaan Keperawatan

Sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal antara lain kuatkan penjelasan tentang
perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan
menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant. Pertahankan keadekuatan kulit dalam
perawatan post pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake
cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan
kulit dan mulut.
Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum adalah
teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain
menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari, memasang kateter
sesuai indikasi, latihan nafas panjang dan latihan rom.
Selama terapi radiasi perawatannya yaitu monior tanda - tanda vital tiap 4 jam.
Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai 300 ml dan
memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari komplikasi post
pengobatan (tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia) , monitor intake dan output cairan.
Stadium Karsinoma Kanker Serviks
No Tahapan Proses
(Stadium)
1. Tahap O Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak terdapat
bukti invasi.
2. Tapah I Karsinoma yang benar – benar berada dalam serviks. Proses
terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.
3. Tahap Ia Karsinoma mikroinvasif, bila membrane basalis sudah rusak dan sel
tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak
terdapat pada pembuluh limfa atau pembuluh darah.
4. Tahap Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
menunjukkan invasi serviks uteri.
5. Tahap II Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai
vagina (bukan sepertiga bagian bawah) atau area para servikal pada
salah satu sisi atau kedua sisi
6. Tahap IIa Penyebaran hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrate tumor.
7. Tahap IIb Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai
pada dinding panggul.
8. Tahap III Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas
kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit modus limfa yang
teraba tidak merata pada dinding panggul. Urogram IV menunjukkan
salah satu kedua ureter tersumbat oleh tumor
9. Tahap IIIa Penyebaran sampai pada sepertiga bagian disertai distal vagina, sedang
ke parametrium tidak dipersoalkan.
10. Tahap IIIb Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan
daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen
pelvic) atau proses pada tingkatan klinik I dan II , tetapi sudah ada
gangguan faal ginjal.
11. Tahap IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum atau kantong kemih (dibuktikan secara histologik) atau
telah terjadi metastasis keluar panggul atau ketempat – tempat yang jauh.

12. Tahap IVa Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi
mukosa rektum dan kantong kemih.
13. Tahap IVb Telah terjadi penyebaran jauh (parah).
Histopatologi kanker serviks dibagi menjadi empat klasifikasi :
1. Displasia
Displasia adalah pertumbuhan aktif disertai gangguan proses pematangan epitel skuamosa yang
dimulai pada bagian basal sampai ke lapisan superfisal. Displasia terbagi dalam tiga derajat
pertumbuhan yaitu :

§ Displasia ringan : perubahan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis


§ Displasia sedang : bila perubahan terjadi pada separuh epidermis
§ Displasia berat : hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma in situ

Tingkat Waktu Dalam


Waktu yang diperlukan Displasia Bulan
dari Displasia menjadi
sangat ringan 85 Bulan
Karsinoma in situ
ringan 58 Bulan
sedang 38 Bulan
berat 12 Bulan
2. Karsinoma In Situ (KIS)
Perubahan sel epitel yang terdapat di karsinoma in situ terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma skuamosa namun membrane basalis dalam keadaan utuh.

3. Karsinoma Mikroinvasif
Pada karsinoma mikroinvasif terjadinya perubahan derajat sel meningkatkan sel
tumor menembus membrane batalis. Biasanya tumor asimtomatik dan hanya ditemukan pada
penyaringan kanker atau ditemukan bertepatan dengan pemeriksaan penyakit lain di seviks.
Pada pemeriksaan fisik tidak terlihat perubahan pada porsio, tetapi dengan pemeriksaan
kalposkopi dapat diprediksi adanya prakarsinoma.

4. Karsinoma Invasif
Derajat pertumbuhan sel menonjol, besar dan bentuk sel dari sel bervariasi, inti
gelap, khromatin berkelompok tidak merata, dan susunan sel semakin tidak teratur.
Sekelompok atau lebih sel tumor menginvasi membrane basalis dan tumbuhan infiltratif
kedalam stroma. Pada tahap ini kanker telah menyebar luas sehingga penyembuhan menjadi
sulit. Karsinoma invasif dibagi dalam 3 subtipe yaitu: karsinoma sel skuamosa dengan kreatin,
karsinoma sel skuamosa tanpa kreatin, dan karsinoma sel kecil
Bagaimana mendiagnosisnya ?

Pap smear: Pengambilan sel – sel serviks dengan spatula


atau sitobrush, kemudian dioleskan di objek glas.
Setelah itu diperiksa dengan mikroskop.

Pelvic examination: Vagina dan organ sekitar diperiksa


secara visual dan bimanual (menggunakan dua tangan).
Kemudian organ – organ di raba dengan jari / tangan ,
dengan memakai sarung tangan dimasukkan ke dalam
vagina dan tangan lain meraba perut.
Lanjutan...

Colposcopy: Jika papsmear abnormal, pasien akan disarankan


untuk dikolposkopi. Yaitu pemeriksaan pembesaran leher
rahim dengan alat dan lampu, dengan pewarnaan asam cuka
dan pada penemuan abnormal disarankan untuk biopsi.

Large loop excision of the transformation zone (LLETZ):


Sering digunakan untuk mengambil atau memotong daerah
serviks yang mengandung sel – sel abnormal .
Digunakan seperti kawat tipis dan dialiri listrik untuk
memotong daerah yang dimaksud.

Cone biopsy: Pengambilan sampel serviks yang lebih besar


untuk pemeriksaan lebih lanjut sel – sel kanker .
Pencegahan

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer kanker serviks merupakan kegiatan


yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk menghindari
diri dari faktor – faktor yang dapat menyebabkan kanker.
Salah satu bagian dari pencegahan primer adalah
memberikan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Pencegahan

2. Pencegahan Sekunder

Deteksi dini dan skrining merupakan pencegahan sekunder


kanker serviks yang bertujuan untuk menemukan lesi pra
kanker dan kanker stadium awal. Menurut WHO, skrining
pap smear minimal dilakukan satu kali selama hidup pada
umur 35 – 40 tahun. Apabila fasilitas terbatas, skirining
setiap 10 tahun pada umur 35 – 50 tahun, fasilitas tersedia
mencukupi setiap 5 tahun pada umur 35 – 55 tahun, dan
fasilitas ideal setiap 3 tahun pada umur 25 – 60 tahun.
Alternatif skrining Awalnya dengan menggunakan
speculum yang sudah diolesi
oleh asam asetat 3 – 5%. Pada
alat pemeriksaan Slide pemeriksaan lesi pra kanker akan terlihat
pap smear untuk bercak berwarna putih yang
awal dan lebih sering
disebut aceto white epithelium,
digunakan untuk mengidentifikasi sel maka dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan lanjutan yang abnormal dari bercak putih hasil test
dari hasil test pap dibantu dengan adalah IVA positif sehingga
smear yang abnormal menggunakan dapat ditindak lanjuti dengan
komputerisasi. melakukan biopsi.

Tes
Inspeksi
molecular
Servikografi visual
Kalposkopi HPV – DNA
Pap net dengan asam
asetat ( IV A)

Membuktikan
Untuk melihat kelainan bahwa 90%
porsio dan membuat kandiloma serviks,
foto pembesaran porsio NIS dan kanker
dipulas dengan serviks
menggunakan asam mengandung HPV
asetat 3 – 5%. – DNA.
Pencegahan sekunder
a. Pencegahan pada Pra-kanker

Kauterisasi Kriosurgeri

Membakar serviks Serviks dibuat beku sampai


secara elektris minus 80 – 180 derajat
celcius dengan menggunakan
Sinar laser gas CO2 atau N2O

Radiasi dengan
Konisasi pemanasan jarum Operasi
radium yang (histerektomi)
Memotong sebagian digunakan bila
dari serviks yang penderita yang sudah Bila penderita
cukup representative tua takut dioperasi tidak ingin punya
dengan pisau biasa anak lagi
atau pisau elektris
b. Pengobatan pada Kanker Invasif

Tindakan pengobatan pada


kanker invasive berupa
radiasi, operasi atau
gabungan antara operasi
dan radiasi.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
PROGRAM
createdSTUDI SARJANA
by Slidesgo, includingKEPERAWATAN
icons by
STIKES WIJAYA
Flaticon, and HUSADA
infographics BOGOR
& images by
Freepik. 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai