OLEH :
RENI JULIANITA / 1501410005
OLEH :
RENI JULIANITA
1501410005
JURUSAN KEPERAWATAN
201
RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI
RADIKAL HYSTERECTOMY PADA NY. S DENGAN DIAGNOSA CA CERVIX 1IB
POST NACT CARBO PAXUS 3 SERI PARTIAL RESPON DI OK 6
I. TINJAUAN TEORI
Pengertian kanker serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks
yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
(Diananda,Rama, 2009). Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang
wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001).
4. Jenis histerektomy
a. Histerektomy total: pengangkatan rahim dan serviks, tanpa ovarium dan tuba
falopi
b. Histerektomy subtotal: pengangkatan rahim saja, serviks, ovarium dan tuba
falopi tetap dibiarkan.
c. Histerektomy total dan salpingo-oporektomi bilateral atau dikenal dengan
nama Total Abdominal Histerektomy And Bilateral Salphingo Oophorectomy
(TAH-BSO): pengangkatan rahim, serviks, ovarium dan tuba falopi.
ETIOLOGI
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tidak terkendali,jika sel-sel serviks terus membelah,maka akan terbentruk suatu
masa jaringanyang disebut tumor yang bias bersifat jinak atau ganas,jika tumor
tersebut ganas maka keadaan tersebut kanker serviks.
MANIFESTASI KLINIK
Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75%-80% )
Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
Perdarahan spontan saat haid.
Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
Anemia akibat oerdarahan berulang.
Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabu
INDIKASI
Histerektomi memang sesuatu yang sangat tidak diharapkan, terutama bagi wanita yang
masih mendambakan memiliki anak. Namun demikian, seringkali dokter tidak memiliki
pilihan lain untuk menangani penyakit secara permanen selain dengan mengangkat rahim.
Beberapa jenis penyakit yang mungkin mengharuskan histerektomi antara lain:
Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim)
Kanker serviks, rahim atau ovarium
Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari rahim
Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam dinding
rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena ligamen yang kendur
atau kerusakan pada otot panggul bawah
Inflamasi Pelvis karena infeksi
Setelah menjalani histerektomi, seorang wanita tidak lagi mendapatkan ovulasi dan
menstruasi. Hal ini juga berarti berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron yang
dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, keringat berlebihan, dan gejala-gejala lain yang
umumnya terjadi pada menopause normal.
KONTRAINDIKASI
- Keadaan umum pasien jelek
- Pasien mengalami gangguan hemodinamik
2. LINGKUNGAN
Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin couter, monitor lampu
operasi,meja mayo dan meja instrument, serta suhu ruangan.
Memberi perlak dan alas meja operasi.
Menyiapkan linen dan instrument yang akan digunakan.
Menyiapkan tempat sampah medis warna kuning
Memasang perlak steril pada meja instrument dan meja mayo( pada waktu
menyiapkan untuk persiapan operasi)
3. ALAT
a. Instrument Set Dasar di Meja Mayo
N Nama Instrument Jumlah
o
1 Washing and Dressing Forsep( Desinfeksi 1
klem)
2 Duk Klem (Towel Clams) 4
3 Dissecting Forceps (pinset chirrurgies) 2
4 Tissue Forseps (pinset anatomi) manis 1
5 Pinset Anatomi (Tissue Forsep) 2
6 Klem pean kecil 2
7 Klem Pean Bengkok sedang 6
8 Klem Kocker Bengkok kecil 2
9 Scalp Blade & Handle (Hand Vat Mess) 1
no.4
10 Gunting Metzembaum 1
11 Gunting Jaringan kasar 1
12 Gunting Benang 1
13 Needle Holder 2
14 Langen Back 1
c. Instrument Penunjang
1) Instrument Penunjang Steril
No Nama Instrumen Jumlah
1 Kabel Couter / selang suction 1/1
2 Waskom/Bengkok( Kecil &Besar)/Kom (kecil & 1/2/2
Besar)
3 Pegangan Lampu / Kotak Benang 1/1
Set Linen
a. Gown / Baju :6
b. Duk Besar :3
c. Duk Sedang :4
d. Duk Kecil :4
f. Sarung Meja Mayo :1
g. Handuk :5
Sign In
6. Perawat sirkuler memasang catheter no.16 cabang 2 dan urobag. Pasang arde dibawah
betis pasien.
7. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian membantu
operator dan asisten untuk memakai handuk, baju steril dan sarung tangan steril.
8. Antisepsis area operasi dengan povidone iodine 10 % dalam cucing yang berisi deppers
dengan menggunakan desinfeksi klem oleh asisten operator.
9. Melakukan Drapping :
Pasang duk besar (2) untuk menutupi bagian bawah dan atas
Pasang duk sedang(2) untuk samping kanan dan kiri, fiksasi dengan doek klem (4)
10. Beri kassa basah dan kasa kering (1) untuk membersihkan lapangan operasi dari
povidone iodine.
11. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area operasi,pasang kabel couter dan
slang suction,ikat dengan kassa lalu fiksasi dengan duk klem.Pasang canule suction,cek
fungsi kelayakan couter dan suction.
Time Out
12. Memberikan pinset chirrurgies (1) kepada operator dan asisten untuk menandai daerah
insisi.
13. Beri Handvat Mess No.22 di dalam bengkok dan pinset chirrurgies pada operator untuk
insisi kulit.
14. Berikan pean manis dan pinset chirrurgies (1) & kassa kering pada asisten lalu mulai
dilakukan insisi,rawat perdarahan dengan couter dan suction.
15. Insisi diperdalam dari fat sampai tampak fasia dengan Couter ( Mode Cut), rawat
perdarahan.
16. Berikan mess no. 22 pada operator untuk membuka fasia (di insisi 1-2 cm).
17. Berikan gunting kasar dan pinset chirrurgies pada operator untuk memperlebar fasia dan
berikan pinset chirrurgies dan langen beck pada asisten untuk memperluas lapang
pandang operasi.
18. Fasia diperlebar hingga tampak musculus dectus abdominalis, otot displit / dibuka secara
tumpul dengan menggunakan bokong pinset sampai kelihatan peritoneum.
19. Berikan pinset anatomis(1) dan gunting metzemboum pada operator untuk membuka
peritoneum,k/p berikan peritoneum klem (2) untuk menjepit peritoneum pada kedua sisi
dan diperlebar mengikuti garis insisi kulit dengan menggunakan gunting metzenboum.
20. Berikan big kassa (basah) untuk menyisihkan dan melindungi usus, dan memberikan
woundhaak besar (1) untuk membebaskan lapang pandang.
21. Operator mengidentifikasi bentuk uterus, tuba falopii sampai ovarium,dan adanya
perlengketan,bila ada perlengketan bebaskan dengan pinset anatomis dan metzemboum.
22. Berikan klem histerektomi lurus (2) pada operator untuk menjepit uterus dan satukan
keduanya dengan kassa untuk pegangan.
23. Memberikan klem panjang (2) pada operator untuk menjepit ligamentum rotundum dan
potong diantara 2 klem dengan couter,lakukan pada sisi kontra lateralnya.
24. Memberikan gunting metzemboum dan pinset chirrurgies pada operator untuk membuka
blader flap 2cm di atas plica vesika urinaria,memberikan kocker panjang untuk menjepit
jaringan yang dibuka dan diberi haak dalam untuk melindungi vesica urinaria.
25. Operator membuka para vesika urinaria, berikan venster di lanjut membuka para polika
berikan couter, setelah terbuka berikan timan kea rah kranio medial untuk membuka
lapang pandang.
26. Operator mengidentifikasikan ureter dengan klem 90 dan pinset anatomis.Siapkan couter
&metzemboum kepada operator untuk membantu menurunkan ureter.Operator mencari
arteri uterine siapkan 2 klem sedang &metzemboum dan ligase dengan zyde 2,0 dilanjut
dengan mencari KGB siapkan klem 90 & pinset anatomis &couter&metzemboum.
Dilakukan juga pada sisi kontra lateral.
27. Memberikan klem panjang (2),gunting kasar untuk memotong tunel avascular.Untuk
jaringan yang ditinggal ikat dengan vicril/safil 0, jaringan yang di buang dengan zide
(diikat),setelah itu lepaskan kedua klem. Lakukan pada sisi kontra lateralnya juga.
28. Ligamentum sacrocevacalis dan purbocervikalis ditelusuri sampai setiggi portio sampai
dengan 1/3 vagina atas kemudian diklem dengan klem kuat bengkok dan dipotong
dengan gunting jaringan.Berikan vicril 0 untuk meligasi jaringan yang di tinggal
29. Setelah teraba portio siapkan klem histerctomy (2) bengkok dan berikan gunting jaringan
pada operator untuk memotong uterus sampai 1/3 vagina atas sampai terlepas, asisten
diberi kocker panjang(2) untuk menjepit vagina stump dan berikan kassa alcohol
menggunakan pinset anatomis untuk memasukkan ke dalam vagina.
30. Memberikan vycril 0 dan pinset chirrurgies pada operator untuk menjahit sudut kanan
kiri pada vaginal stump dan benang yang sama dilakukan penutupan vaginal stump door
loopen dan berikan klem pean untuk menjepit benang di bagian sudutnya.
31. Evaluasi dan rawat perdarahan, siapkan pinset anatomis cantik dan still deppers serta
couter.
34. Mengeluarkan big kassa dari rongga peritoneum dan pastikan tidak ada sesuatu yang
tertinggal (inventarisasi kassa dan alat).
35. Berikan peritoneum klem (4) untuk menjepit sisi peritoneum (atas,bawah,samping kanan
dan kiri).
36. Menyiapkan cairan Aquadest 1 liter (hangat) untuk mencuci rongga abdomen dan berikan
stil deppers dan suction.pastikan tidak ada perdarahan aktif.
Sign Out
38. Perawat instrument menghitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi
ditutup.Pastikan semua dalam keadaan lengkap.
39. Melakukan penutupan luka operasi lapis demi lapis.Berikan nald foeder dan benang pada
operator & berikan klem bengkok dan gunting benang pada asisten. Peritonium dengan
plain 1 (jarum round sedang) & pinset anatomis.Musculus dengan plain 1 & pinset
anatomis. Fasia dengan vycril 1 & pinset chirrurgies. Lemak dengan plain 2,0 (jarum
cutting) & pinset chirrurgies. Kulit dengan monosin 3,0 & pinset chirrurgies (jahitan
subkutikuler) .
40. Setelah selesai dijahit bersihkan luka dengan kassa basah dan kassa kering,kemudian beri
sufratule dan tutup dengan hypafik.
41. Operasi selesai,bereskan semua alat instrument,selang suction dan kabel couter dilepas.
42. Melakukan vaginal toucher untuk mengambil kassa alcohol melalui vagina.
43. Bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadine yang masih menempel dengan
menggunakan towel dan keringkan.
44. Pindahkan pasien ke brankart dan dorong keruang recovery oleh petugas anaesthesi.
47. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi,rapikan dan kembalikan alat-alat yang
di pakai pada tempatnya.
PENYELESAIAN
1) Alat yang sudah dipergunakan dan dibawa semua ke ruang pencucian alat
2) Alat alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam pada cairan
enzimatic detergent (alkazime) 15 menit
3) Cuci alat dengan cara menyikat alat hingga bersih
4) Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan
5) Lakukan pengepakan alat kemudian diberi indikator dan keterangan isi dari alat
Andy Santosa Augustinus, (1994). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta : Akademi
Perawatan Sint Carolus.
Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Donna. D. Ignatavicius, Marylinn V.B. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing Proses
Approach. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen, R.N. M.N (1997). Medical Surgical Nursing:
A Psychophysiological Approach. Philadelphia, N.B.: Saunders Company.
Marilynn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse (1994). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3:
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
www.kankerservik.com