Anda di halaman 1dari 33

Keperawatan intra operatif pasien Fractur tertutup intertrochanter Femur

yang dilakukan tindakan ORIF PFNA.


Sunardi
Instalasi Kamar Bedah & Anestesi
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
 Pendahuluan
Outline  Fractur Intertrochanter Femur
 Pengenalan Implant Femur Proximal
 Teknis Pemasangan PFNA
 Contoh Kasus
 Asuhan Keperawatan intra Operatif
PENDAHULUAN
Fraktur Femur Proximal

Masalah kesehatan utama dunia, seiring meningkatnya usia


harapan hidup secara global

Fraktur femur proksimal


 Fraktur leher femur ( collum Femur)
 fraktur intertrochanter
 fraktur subtrochanter.

Fraktur femur Proximal


 Sering terjadi pada umur lebih 60 tahun
 terjatuh/terpeleset dengan trauma langsung bersifat memuntir
 proses degeneratif / osteoporosis
 komplikasi 20-30%, kematian 17% (Asif, et all, 2016).
Fraktur intertrochanter femur
Fraktur ini bersifat ekstra-artikuler/ ekstra capsuler

 Sering terjadi pada lansia, terutama wanita.


 Pada lansia disebabkan terpeleset atau jatuh memuntir
 Pada umur lebih muda disebabkan oleh Trauma high-energy

Fraktur Femur Proximal RSUP dr. Sardjito tahun 2019 sebanyak


59 kasus, dengan fractur intertrochanter 22 kasus.

Penatalaksaan fractur femur proximal


 konservatif
 operatif (reduksi dan fiksasi dengan implant).
Peran Perawat Kamar Bedah
Peran sangat penting
 Kelancaran operasi
 Penyiapan AMHP
 Pengaturan Posisi Pasien
 Keselamatan Pasien
 Dokumentasi Keperawatan

Terus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

Perawat Profesional
Anatomi Femur
 Merupakan tulang paling besar,
 paling Panjang dan paling berat.
 Penyangga tubuh utama
 Organ utama untuk mobilitas.

1. Femur Proximal .
 caput femuris
 collum femur
 trochanter major
 trochanter minor

2. Femur Medial / Shaft Femur

3. Femur Distal :
 Condyle lateralis
 Condyle medialis
 Incisura intercondylaris
Fractur Intertrochantor ?
Fraktur intertrochanter adalah fraktur
yang terjadi di antara trochanter major
dan minor sepanjang linea
intertrochanterica di luar kapsul sendi
(Hoppenfeld & Murthy, 2011).
Penyebab Fractur Intertrochanter

1. Proses Fisisologi / Trauma


 Cedera langsung
 Cedera tidak langsung
 Fraktur karena kontraksi keras yang mendadak

2. Patologis
 Tumor pada Tulang
 Osteoporosis
 Osteomyelitis
Manifestasi Klinis
 Ada riwayat jatuh atau benturan keras
 Sering terjadi pada lansia
 Setelah jatuh tidak bisa berdiri spontan mandiri
 Kaki terlihat lebih pendek / deformitas
dan berotasi keluar.
 Fungsiolaesa/ tidak dapat digerakkan
 Nyeri
 Bengkak pada paha

 Rontgen
Type Fractur Intertrochantor Femur
Tipe 1:
Fraktur melewati trochanter mayor dan minor tanpa ada
pergeseran pada garis fraktur.
Tipe 2:
Fraktur melewati trochanter mayor sampai trochanter minor
Ada pergeseran garis fraktur
Adanya Fractur cominutif minimal pada trochanter minor
Tipe 3:
Fraktur komunitif pada trochanter mayor dan minor
Tipe 4:
Fraktur spiral, Fraktur cominutif berat
Penatalaksanaan
fractur intertrochanter Femur tertutup
1. Konservatif
2. Operatif ORIF
O R I F ekstramedullary Plate
1. Angular Blade Plate
2. Dynamic Hip Screw
3. Intertrochantor Plate

O R I F intramedullary Plate
PFNA (Proximal Femoral Nail Antirotation)
Implant Femur Proximal

Ekstra medullary Plate Intra medullary Plate

ABP DHS
Angular Blade Plate Dynamic Hip Screw Intertrochantor Plate

PFNA
BAGIAN-BAGIAN PFNA
PFNA yang Sudah Terpasang

Type short Type Long


170-240 mm 260-340mm
Indikasi dan Kontra indikasi PFNA
PFNA-II short (Length 170 mm – 240
mm)
Indikasi : 1. Fraktur Intertrochanter
2. Fraktur Subtrochanteric letak atas
Kontra indikasi
1. Fraktur Subtrochanteric letak bawah
2. Fraktur pada Shat Femur
3. Fraktur di medial leher femur dan tersembunyi
PFNA-II long (Length 300 mm – 420 mm)
Indikasi : 1. Fraktur pd subtrochanter yang memanjang / bagian bawah sub
subtrochanter.
2. Fraktur Ipsilateral trochanter
3. Fraktur proximal femur kombinasi
4. Fraktur Pathologis
Kontra Indikasi :
1. Fraktur di medial leher femur & adanya fractur tersembunyi
Teknik bedah/pemasangan
Confrimasi Panjang dan diameter Nail
Approach
Menentukan entry point
Insert guide wire Open canal femur
Ream intramedullary canal
Insert nail
Insert blade
Insert blade

Open lateral cortex Reamer blade


Insert blade
Distal locking
Insert endcap
Contoh Kasus

Post Operasi
Pre operasi Post Operasi PFNA
Keperawatan Intra Operatif
Pengkajian sejak pasien masuk kamar operasi
 Anamnesa
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
 Rencana tindakan yang akan dilakukan

Menetapkan diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan

1.Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan


atau ancaman kematian.
Tujuan : a. Mampu mengontrol rasa cemas
b. Mampu menurunkan tingkat kecemasan
c. Mempunyai koping
Intervensi :
a. Senyum, sapa, sentuh
b. Gunakan cara komunikasi yang sederhana dan menyenangkan
c. Nyatakan diri untuk bersedia membantu
d. Ajarkan pasien Teknik relaksasi
e. Anjurkan pasien berdoa sesuai keyakinannya.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasive/ pembedahan

Tujuan : Infeksi terkontrol/tidak terjadi infeksi


Intervensi :
a. Pertahankan sterilitas kamar operasi, suhu & kelembaban sesuai standar.
b. Batasi personil dalam kamar operasi tidak lebih dari 10 orang
c. Pastikan personil yang terlibat operasi sehat, tidak sedang batuk/ influenza
d. Pastikan peralatan dan BMHP operasi steril
e. Pastikan Implant uang akan dipasang sudah siap
f. Berikan antibiotika pre operasi sesuai dosis
g. Lakukan tahapan preparasi kulit dan drapping dengan benar
h. Jaga sterilitas alat bedah selama operasi berlangsung
i. Lakukan penutupan luka dengan Teknik steril

Anda mungkin juga menyukai