Anda di halaman 1dari 9

Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN

di RS. Gotong Royong

Danoe Soesanto
Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra, danususanto.ds@gmail.com

Triesnawati Ersyad
Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra

Abstrak
Kebutuhan tenaga perawat dihitung berdasarkan beban kerja nyata ditiap unit kerja Rumah
Sakit disebut Workload Indicator Staffing Need (WISN) merupakan metode. Kebutuhan
sumber daya manusia diunit kerja dan kategori dapat dihitung menggunakan metode WISN,
waktu kerja tersedia tiap kategori sumber daya manusia, standar beban kerja, standar
kelonggaran, banyaknya pekerjaan diunit kerja sehingga kebutuhan sumber daya manusia
pada unit kerja dapat diketahui. Ketepatan, keakuratan dan kelengkapan data beban kerja
sangat mempengaruhi metode WISN. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah kebutuhan
tenaga perawat di ruang rawat inap dewasa dan ruang rawat inap anak RS Gotong Royong.
Metode penelitian menggunakan metode WISN, selanjutnya dilakukan perbandingan jumlah
perawat yang ada di unit rawat inap. Hasil penelitian menyatakan kebutuhan tenaga perawat di
ruang rawat inap dewasa (10 perawat) lebih banyak dibanding tenaga perawat di ruang rawat
inap anak (8 perawat). Hal ini terjadi karena terdapat ketepatan dan kelengkapan data terkait
dengan beban kerja yang teridentifikasi oleh metode Work Load Indicator Staff Needs.
Kesimpulan dalam penelitian menyatakan metode WISN dapat digunakan dalam menghitung
kebutuhan jumlah tenaga perawat sehingga kualitas pelayanan, kepuasan pasien dan tenaga
kesehatan dapat ditingkatkan, tetapi terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu ketepatan
mengidentifikasi kelengkapan data beban kerja. Peneliti menyarankan situasi, kondisi dan
karakteristik rumah sakit menyesuaikan metode penghitungan kebutuhan tenaga yang lebih
sesuai.
Kata kunci: WISN, Perawat, Rawat Inap, Rumah Sakit

Abstract
Workload Indicator Staffing Need (WISN) is a method of calculating the need for nurses based
on real work load in each work unit of health facility. WISN method can know the work unit and
its human resources category, working time available each category of human resources,
workload standard, concession standard, quantity of main activity and finally can know the
requirement of human resource at work unit. WISN method is highly dependent on the
accuracy and completeness of workload data. The purpose of this study is to determine the
number of nurse personnel needs in the inpatient wards and in-patient wards of the Gotong
Royong Hospital. Mutual cooperation. The research method used is to calculate the number of
nurses in hospital wards. Gotong Royong using WISN method, then make a comparison with
the number of existing nurses. The study shows the number of nurses with WISN method
more than in the adult admissions room (10 nurses) and 8 nurses in the in-patient wards. this
may occur because of the accuracy and completeness of the data relating to the workload
identified in the WISN method. Conclusion: WISN method can be used in calculating the
need of the number of nurses in order to improve the quality of service, community
satisfaction and nurses, but there are things that must be considered in the implementation of
the calculation is really appropriate in identifying the completeness of workload data. It can
be concluded that WISN method is not always an option to determine the number of nurses
needs. The suggestion is the method used by the hospital should be adjusted to the situation
and condition and characteristics of the hospital.
Keywords: WISN, Number of Nurses, Inpatient Unit, Hospital

71
72 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 71-81

PENDAHULUAN penghitungan kebutuhan tenaga kepera-


Sumber daya manusia di rumah sakit watan yang ada antara lain metode Depkes
disesuaikan berdasarkan tipe rumah sakit RI, Depkes RI, Gillies, Formulasi Nina,
dan pelayanan yang diberikan kepada Douglas, PPNI dan Full Time Equivalent
masyarakat. Salah satu indikator keber- (FTE), Nursalam. Metode perhitungan
hasilan rumah sakit yang efektif serta kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja
efisien dengan tersedianya sumber daya nyata di setiap unit kerja fasilitas
manusia yang memadai dengan ber- kesehatan disebut Workload Indicator
kualitas tinggi, profesional sesuai dengan Staffing Need (WISN), WHO.
fungsi dan tugas setiap personel. Kemudahan pengoperasian, pengguna-
Pimpinan rumah sakit harus memper- an, mudah penerapan, komprehensif dan
hatikan ketersediaan sumber daya manusia realistis semua itu adalah kelebihan
di rumah sakit. Upaya-upaya yang penting metode WISN. Metode WISN dapat
dan harus dilakukan pimpinan rumah sakit mengetahui unit kerja dan kategori sumber
adalah perencanaan kebutuhan sumber daya manusianya, waktu kerja tersedia
daya manusia secara tepat sesuai dengan tiap kategori sumber daya manusia,
fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan standar beban kerja, standar kelonggaran,
instalasi rumah sakit, Ilyas. Perencanaan kuantitas kegiatan pokok dan pada
tenaga keperawatan hingga kini masih akhirnya akan dapat mengetahui kebu-
menjadi permasalahan di berbagai rumah tuhan sumber daya manusia pada unit
sakit. Masalah tersebut antara lain: kerja tersebut. Metode WISN memiliki
kurangnya jumlah, jenis tenaga, kom- kelemahan yaitu sangat tergantung dari
petensi (pengetahuan, keterampilan, sikap keakuratan dan kelengkapan data yang
dan nilai) dan kemampuan pendanaan berkaitan dengan beban kerja, Mugisha
rumah sakit yang lemah sehingga tidak dan Namaganda.
dapat memenuhi dan mempertahankan Kepmenkes Nomor 81/MENKES/I/
sumber daya yang ada, Ilyas. 2004, menganjurkan penggunaan metode
Perencanaan tenaga keperawatan WISN sebagai salah satu metode yang
merupakan fungsi manajemen rumah sakit dianjurkan. Metode WISN merupakan
sebagai dasar dari pelaksanaan operasional salah satu indikator yang menunjukkan
sebagai usaha mencapai tujuan organisasi, besarnya kebutuhan tenaga kerja disuatu
Arwani. Pemenuhan kebutuhan dasar unit kerja berdasarkan beban kerja,
manusia adalah salah satu upaya pela- sehingga alokasi atupun relokasi akan
yanan keperawatan, Kuntoro. A. Formula lebih mudah dan rasional.
Danoe Soesanto, Triesnawati Ersyad 73
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN di RS. Gotong Royong

Kelebihan metode ini mudah dioperasi- tingkat ketergantungan pasien kepada


kan, mudah digunakan, secara teknis perawat masih rendah. Jika jumlah pasien
mudah diterapkan, komprehensif dan rea- yang rawat inap masuk rawat inap secara
listis. Hal inilah yang mendorong bagian bersamaan dan mempunyai tingkat
sumber daya manusia RS. Gotong Royong ketergantungan yang tinggi kepada
ingin menerapkan metode penghitungan perawat maka instalasi rawat inap akan
kebutuhan tenaga keperawatan yang lebih merasakan beban kerja yang tinggi.
sesuai dengan karakteristik RS. Gotong Berdasarkan fenomena tersebut RS.
Royong (RSGR) Surabaya. Hingga seka- Gotong Royong ingin menentukan jenis
rang RS. Gotong Royong masih penghitungan tenaga keperawatan pada
menggunakan metode penghitungan instalasi rawat inap yang lebih sesuai pada
berdasarkan PPNI yang telah disesuaikan saat jumlah pasien yang sedang dirawat
dengan kondisi rumah sakit dalam dalam jumlah banyak, pada akhirnya mutu
pemenuhan kebutuhan tenaga perawat pelayanan yang diberikan kepada pasien
diruang rawat inap. akan meningkat. Pada permasalahan
RS. Gotong Royong yang beralamat di tersebut dilakukan analisis kebutuhan riil
Jl. Medokan Semampir Indah No. 97 tenaga perawat di unit irna dewasa dan
Surabaya - 60119, Telp: (+6231) 599- ruang irna anak dengan melakukan
1592; 599-1593; 593-9693. Merupakan pengkajian kebutuhan tenaga berdasar
rumah sakit umum kelas D mempunyai beban kerja nyata.

luas tanah 12.342m2, luas bangunan 5 langkah cara perhitungan berdasarkan


WISN, antara lain: yaitu 1) waktu kerja
9.000m2 yang terdiri dari 4 lantai, dengan
tersedia ditetapan berdasarkan banyaknya
kapasitas tempat tidur sebanyak 63 tempat
hari kerja, cuti, pendidikan dan pelatihan,
tidur terdiri dari: ruang rawat inap dewasa,
hari libur nasional, ketidakhadiran kerja
rawat inap kebidanan, ICU dan ruang
dan waktu kerja tenaga kesehatan selama
rawat inap anak–anak. Sedangkan ijin
satu tahun, 2) menetapkan unit kerja dan
opera-sional rumah sakit No.503.445/
kategori sumber daya manusia yang di-
21/IO.RS/436. 7.2/III/2018 de-ngan masa
hitung, 3) disusunnya standar beban kerja,
ber-laku: 27 Maret 2018 – 27 Maret 2023.
4) penyusunan standar kelonggaran, 5)
Hingga saat ini rasio kecukupan perawat
Penghitungan kebutuhan tenaga perunit
masih mampu menangani pasien di unit
kerja, Ernawati. Penelitian ini bertujuan
rawat inap karena jumlah pasien rawat
untuk mendapatkan jumlah kebutuhan
inap yang masih tidak terlalu banyak dan
tenaga keperawatan yang lebih sesuai bagi
74 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 71-81

unit rawat inap dewasa dan unit rawat ini dilaksanakan di ruang rawat inap
inap anak di rumah sakit Gotong Royong dewasa dan ruang rawat inap anak.
dengan menggunakan metode WISN. Adapun pemilihan kedua ruangan tersebut
didasarkan pada pertimbangan bahwa
BAHAN DAN METODE kedua ruangan tersebut masih sering
Penelitian ini merupakan penelitian terdapat masalah kekurangan tenaga
analitik observasional dengan menggu- perawat. Tenaga perawat yang diamati
nakan metode pendekatan Time and sebanyak 17 orang perawat pelaksana
Motion Study. Sampel dalam penelitian yaitu 9 perawat di ruang rawat inap
ini ditentukan dengan metode purposive dewasa dan 8 perawat di ruang rawat inap
sampling, yaitu semua perawat pelaksana anak. Dalam satu hari peneliti mengamati
di ruang rawat inap dewasa dan ruang satu orang perawat, sesuai shift jaga (shift
rawat inap anak yang bertujuan untuk pagi, shift sore dan shift malam). Setiap
melihat aktivitas atau kegiatan secara perawat diobservasi sebanyak satu kali
menyeluruh dari perawat pelaksana dalam yaitu pada shift pagi, sore dan malam.
rangka menganalisis beban kerja perawat Pengamatan diruang rawat inap lantai 3
pelaksana untuk merencanakan jumlah dilaksanakan dari tanggal 02 April
kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat sampai 23 April 2018 dan di ruang rawat
inap dewasa dan ruang rawat inap anak inap anak dilaksanakan dari tanggal 23
RS. Gotong Royong. April sampai 21 Mei 2018. Selanjutnya
Populasi adalah semua perawat di dimasukkan ke dalam rumus perhitungan
ruang rawat inap anak dan ruang rawat jumlah tenaga dari Workload Indicators of
inap dewasa Rumah Sakit Gotong Staff Need (WISN).
Royong. Langkah yang dilakukan pada Metode WISN
penelitian ini adalah pengamatan pen- WKT= (A-(B+C+D+E)) x F
dahuluan, penentuan jumlah pengamatan, Keterangan:
penentuan waktu pengamatan, penentuan WKT= Waktu Kerja Tersedia
aktivitas work dan idle, pengamatan work A= Hari kerja yang mungkin dalam
sampling, penentuan allowance dan setahun
penentuan kebutuhan sumber daya B= Cuti tahunan
manusia dengan metode Workload C= Pendidikan&Pelatihan
Indicator Staff Need (WISN). D= Hari Libur Nasional
Rentang waktu penelitian dari tanggal E= Ketidakhadiran Kerja
02 April sampai 21 Mei 2018. Penelitian F= Waktu kerja dalam satu hari
Danoe Soesanto, Triesnawati Ersyad 75
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN di RS. Gotong Royong

HASIL digunakan untuk kegiatan keperawatan


Dari penelitian ini didapatkan jenis secara langsung, tidak langsung maupun
kelamin responden, dari 17 tenaga perawat pribadi, pola beban kerja perawat
di ruang rawat inap dewasa dan ruang pelaksana dengan waktu jadwal jam kerja,
rawat inap anak semuanya: 100% adalah dan mengetahui jumlah kebutuhan tenaga
berjenis kelamin perempuan. Tingkat perawat di rumah sakit.
pendidikan perawat di ruang rawat inap Berdasarkan penghitungan kebutuhaan
dewasa 100 % adalah DIII Keperawatan. tenaga perawat berdasarkan Workload
Sedangkan tenaga perawat di ruang rawat Indikator Staff Need (WISN) menunjukkan
inap anak 75 % adalah DIII Keperawatan berdasarkan waktu kerja tersedia adalah
dan 25% adalah S1 Keperawatan. Status 1.954 jam/tahun (117240 menit/tahun),
kepegawaian perawat di ruang rawat inap atau 279,1 hari kerja, dari segi
dewasa 88,88% adalah karyawan tetap menetapkan unit kerja unit kerja yang
dan 11,12% karyawan tidak tetap. menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
Di ruang rawat inap anak 100% tenaga perawat pelaksana di ruang rawat
berstatus karyawan tetap. Masa kerja inap dewasa dan ruang rawat inap anak
tenaga perawat di ruang rawat inap RS. Gotong Royong, standar beban kerja
dewasa 33,33% antara 1- 5 tahun, 66,67% tenaga keperawatan di ruang rawat inap
lebih dari 5 tahun. Masa kerja perawat di dewasa adalah sebesar 2008224/tahun dan
ruang rawat inap anak 12,5% kurang dari di ruang rawat inap anak adalah sebesar
1 tahun, 75% antara 1-5 tahun dan 12,5% 1693714/tahun, sedangkan dari segi
lebih dari 5 tahun. Beban kerja obyektif menyusun standar kelonggaran di ruang
perawat dinyatakan dalam bentuk proporsi rawat inap dewasa rumah sakit Gotong
waktu kerja yang dikelompokkan menjadi Royong adalah 0,24 dan di ruang rawat
tindakan keperawatan langsung (tugas inap anak adalah 0,24 dari segi
pokok) dan tindakan keperawatan tidak Berdasarkan penghitungan metode WISN
langsung (tugas penunjang) merupakan kebutuhan tenaga perawat di unit kerja
kegiatan produktif tenaga keperawatan. dapat diketahui, jumlah kebutuhan tenaga
Kegiatan non keperawatan merupakan perawat di ruang rawat inap dewasa
kegiatan non produktif tenaga adalah sebanyak 10 perawat dan 8 perawat
keperawatan. di ruang rawat inap anak RS. Gotong
Dari Hasil analisa beban kerja perawat Royong.
tersebut dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui proporsi waktu yang
76 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 71-81

Tabel 1 Tingkat pendidikan perawat di irna Tindakan


dewasa dan irna Anak RS. Gotong 2 keperawanan
1.60282
Royong Tidak
3269
Langsung
JenisKelamin Total
No Ruang 7.59532
D3 % S-1 % Total 1563
Ranap Jumlah Kebutuhan
1 Dewasa 9 100 0 0 100
Tenaga 8
2 Ranap Anak 6 75 2 25 100

Tabel 2 Masa kerja perawat di ruang rawat


inap dewasa dan ruang ranap anak PEMBAHASAN
Bed occupancy rate (BOR) adalah
Masa Ranap Dewasa Ranap Anak
No Kerja presentase pemanfaatan jumlah tempat
n % n %
1 < 1 tahun 0 0 1 12,5 tidur di rumah sakit. Pencapaian angka
2 1-5 tahun 3 33,33 6 75
3 > 5 tahun 6 66,67 1 12.5 BOR yang cukup tinggi mengindikasikan
Total 9 100 8 100
tingkat kebutuhan terhadap jumlah tenaga
Tabel 3 Standar Kelonggaran Waktu, Standar perawat juga semakin tinggi. Pencapaian
Beban Kerja, dan Jumlah Kebutuhan
Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat angka BOR berpengaruh secara signifikan
Inap dewasa RS. Gotong Royong terhadap kebutuhan tenaga perawat, hal ini
tanggal 02 April – 23 April 2018
mengindikasikan bahwa kebutuhan jumlah
No Rawat Inap Dewasa
Kegiatan tenaga perawat yang sesuai akan mening-
Produktif WKT SBK SK
(JAM/THN)
katkan pencapaian angka BOR yang
Tindakan
1 Keperawatan 6.2344 cukup, Susanto.
Langsung 1954 80553 0.24
Tindakan Jumlah tempat tidur tidak banyak
2 keperawanan 3.1946
Tidak 86114 mempengaruhi jumlah tenaga perawat,
Langsung sebab walaupun pihak rumah sakit
9.4291
Total 66667 menyediakan jumlah tempat tidur
Jumlah Kebutuhan 10
Tenaga berjumlah banyak tetapi jika tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh pasien
Tabel 4 Standar Beban Kerja, Standar
Kelonggaran Waktu dan Jumlah atau jumlah kunjungan pasien yang datang
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Ruang Rawat Inap Anak RS. Gotong berobat pada instalasi rawat inap kurang.
Royong tanggal 23 April – 21 Mei Jumlah jam perawatan pasien selama 24
2018
jam adalah jumlah keseluruhan jam
Rawat Inap Dewasa
No Kegiatan WKT SBK SK perawatan pasien yang dirawat selama 24
Produktif (JAM/THN
Tindakan ) jam berdasarkan kategori pasien yang ada
1 Keperawatan 5.99249
Langsung 8294
diinstalasi rawat inap, Ilyas.
1954 0.24
Danoe Soesanto, Triesnawati Ersyad 77
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN di RS. Gotong Royong

Semakin meningkat jumlah jam Kekurangan tenaga perawat di ruang


perawatan pasien selama 24 jam maka rawat inap dewasa dapat dikarenakan
kebutuhan akan jumlah tenaga perawat adanya beberapa kegiatan keperawatan
juga akan lebih meningkat pula. Hal ini yang masih belum teridentifikasi dengan
berarti semakin banyak jumlah jam baik sehingga akan menambah beban
perawatan pasien selama 24 jam semakin waktu kerja perawat di ruang rawat inap
banyak pula kebutuhan jumlah tenaga dewasa. Pada penelitian ini menunjukkan
perawat yang dibutuhkan oleh pasien standar beban kerja untuk menyelesaikan
rawat inap pada rumah sakit. Beban kerja kegiatan produktif di ruang rawat inap
perawat merupakan keseluruhan kegiatan dewasa adalah 9.429166667 yang meliputi
aktivitas yang dilakukan oleh seorang tindakan keperawatan langsung sebesar
perawat saat bertugas di unit pelayanan 6.234480553 dan tindakan keperawatan
keperawatan. Perawat yang mengalami tidak langsung sebesar 3.194686114.
kelelahan dalam bekerja dapat menye- Total standar beban kerja perawat di
babkan terjadinya penyimpangan kerja ruang rawat inap anak adalah
yang akan menyebabkan kemunduran 7.595321563 yang meliputi tindakan
penampilan kerja, Tappen. keperawatan langsung sebesar
Pengukuran beban kerja obyektif 5.992498294 dan tindakan keperawatan
dilakukan untuk mengetahui penggunaan tidak langsung sebesar 1.602823269.
waktu tenaga keperawatan dalam Perawat yang telah mencapai waktu kerja
melaksanakan kegiatan produktif dan non produktif tinggi, menunjukkan beban kerja
produktif pada setiap shift kerja yaitu shift tinggi pula sehingga perlu diperhatikan
pagi, sore dan malam, Marquish Grace dan pertimbangan unit tersebut membu-
Detroit menyatakan bahwa rerata waktu tuhkan tenaga perawat tambahan.
yang dibutuhkan untuk perawatan tidak Penentuan standar beban kerja
langsung adalah 36 menit/klien/hari, memerlukan usaha yang lebih, karena
Gillies. Interpretasi hasil penghitungan akan mempengaruhi jumlah kebutuhan
kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tenaga perawat yang dibutuhkan.
indeks WISN didapatkan ruang rawat inap Jadi identifikasi semua jenis kegiatan
dewasa mengindikasikan terdapat keku- keperawatan di ruang rawat inap harus
rangan 1 tenaga perawat, sedangkan di dilakukan secara detail termasuk lama
ruang rawat inap anak telah sesuai dengan waktu yang diperlukan oleh seorang
keadaan riil yang ada sekarang. perawat dalam melakukan kegiatan
kepera-watan tersebut. Penentuan standar
78 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences), Vol. 12, No. 2, Agustus 2019, Hal. 71-81

kelonggaran waktu juga terjadi perde- tempat tidur menurut Depkes untuk
batan yang panjang, hal ini terjadi karena kategori rumah sakit tipe C, Depkes.
adanya perbedaan pendapat dari masing-
masing perawat baik di ruang rawat inap KESIMPULAN
dewasa maupun di ruang rawat inap anak, Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
sehingga perlu pembahasan secara Workload Indicator Staff Need (WISN) di
bersama sama untuk mendapatkan ruang rawat inap dewasa masih terdapat
kesepakatan antara perawat dan bagian kekurngan 1 orang tenaga perawat (tenaga
sumber daya manusia untuk menentukan perawat yang ada 9 perawat) sedangkan di
standar kelonggaran. ruang rawat inap anak menunjukan hasil
Karena standar kelonggaran yang lama jumlah tenaga perawat yang sama dengan
akan mempengaruhi penambahan jumlah yang ada saat ini yaitu sebanyak 8 orang
tenaga perawat yang ada. Tidak jarang perawat.
perawat di ruang rawat inap dewasa dan
ruang rawat inap anak berusaha mengin- SARAN
dikasikan beban kerja yang lama dan pada Hasil penelitian ini dapat dijadikan
akhirnya hal ini juga akan memperpanjang bahan pertimbangan manajemen utamanya
waktu pelaksanaan pekerjaan. Hal ini akan bagian sumber daya manusia rumah sakit
berdampak seorang perawat akan men- untuk mengambil kebijakan untuk
dapat penghitungan kebutuhan tenaga melakukan penambahan tenaga perawat di
yang besar, hal ini dimaksudkan supaya ruang rawat inap dewasa. Selanjutnya
tenaga di unitnya tidak dikurangi. perlu dilakukan penelitian penghitungan
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
mempertimbangkan untuk mengiden- WISN di unit kerja yang lain.
tifikasi kegiatan-kegiatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
yang belum ada sebelumnya sehingga
Arwani dan Supriyatno, H. Manaje-
diharapkan akan dapat menunjukan men Bangsal Keperawatan. Jakarta:
kekurangan tenaga perawat yang akan Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
menyebabkan performa seorang perawat Ernawati, Ni luh Ade Kusuma. Kebutuhan
Rill Tenaga Perawat dengan Metode
dalam memberikan pelayanan di rumah Workload Indicator Staff Need (WISN).
sakit menghasilkan kinerja yang buruk. Jakarta: Universitas Airlangga. 2011.
Hasil perhitungan tenaga berdasarkan Ilyas, Y. Perencanaan Sumber Daya
Manusia Rumah Sakit. Teori Metoda
WISN sesuai bila dibandingkan dengan dan Formula. Jakarta: Pusat Kajian
perhitungan ratio perawat dengan jumlah Ekonomi Kesehatan FKM UI; 2004.
Danoe Soesanto, Triesnawati Ersyad 79
Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN di RS. Gotong Royong

Kuntoro Agus. Buku Ajar Manajemen whqlibdoc.who.int/publications/2010/\


Keperawatan. Yogyakarta: Nuha 9789241500197_users_eng.pdf&ved=0
Medika, 2010. Departemen Kesehatan CCAQFjAB&ug=AFQjCNGttCKD_g8
Republik Indonesia. x8w4x5LeoERlvYh86z A&sig2=Aw1
NfurJfFNJLsR5suc9Qw
Mugisha, J.F, dan G. Namaganda. Using
the Workload Indicators of Staffing Standar Tenaga Keperawatan di Rumah
Need (WISN) Methodology to Sakit. Jakarta: Direktorat Keperawatan
Assess Work Pressure Among the dan Keteknisan Medik, Direktorat
Nursing Staff of Lacor Hospital. Health Jenderal Pelayanan Medik. 2005.
Policy and Development Journal, Vol Susanto. A. B. Reputation-Driven Corpo
6; Edisi 1: 1-15. 2008. rate Social Responsibility. Jakarta
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawa- Esensi; 2009
tan Aplikasi dalam Praktik Keperawa- Tappen. R. M., Weis. S. A., and
tan Profesional. Jakarta: Salemba Whitehead. D.K., Essential of
Medika. Nursing leadership., Philadelphia: F.A.
User’s Manual. [internet]. 2010 [cited Davis Company. 1998
2010 Apr2018]. Available from: http://

Anda mungkin juga menyukai