Anda di halaman 1dari 26

Ca serviks

Bertujuan untuk membantu skizofrenia


memahami penyakit mereka dan
memahami gejala mereka.
Pendahuluan

• Kanker serviks : keganasan yang berasal dari serviks.

• Serviks : sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk


silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina
melalui ostium uteri eksternum

• Kanker serviks : Jenis kanker kedua terbanyak yang


menyerang wanita di seluruh dunia setelah kanker
payudara.

2
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita
penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk
dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.

Kanker serviks :

• Infertilitas

• morbiditas dan mortalitas pada wanita sehingga merupakan ancaman


yang cukup serius

The Power of PowerPoint | 3


Ca serviks

suatu proses keganasan yang terjadi pada leher rahim, sehingga jaringan
di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.

Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan


pengeluaran cairan vagina yang abnormal

Sel normal serviks karena pengaruh zat karsinogen dapat berkembang


secara bertahap menjadi sel pra kanker kemudian menjadi sel kanker

The Power of PowerPoint | 4


Epidemiologi

• Jumlah kejadian kanker serviks pada tahun 2013 di Asia


Tenggara sebanyak 50.566 kasus.

• Angka kejadian kanker serviks per tahun di Indonesia


diperkirakan mencapai 20.998 kasus, dan jumlah kematian
akibat kanker serviks sebanyak 9.498 jiwa.

• Kelompok usia terbanyak yang menderita kanker serviks adalah


usia 40-64 tahun.

5
Etiologi dan Faktor risiko
Human Papiloma Virus (HPV), terutama HPV tipe 16 dan 18.
HPV adalah DNA virus yang menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa.

Gangguan imunitas

Hubungan seksual
Mempunyai anak banyak

Merokok Sosial ekonomi rendah

6
Patogenesis

• Karsinoma serviks biasa timbul di daerah yang disebut Squamo-Columnar


Junction (SJC), yaitu batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio)
dan endoserviks kanalis serviks, dimana secara histologik terjadi perubahan
dari epitel ektoserviks yaitu epitel skuamosa berlapis dengan epitel kuboid
atau kolumnar pendek selapis bersilia.

• Letak SJC dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan paritas

7
Patogenesis

• Penelitian akhir – akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu faktor
penyebab yang penting, terutama virus DNA.

• Proses karsinogenesis asam nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen
dan DNA sel tuan rumah sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel.

• Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik
sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.

• Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma in-
situ dan kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan
karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker.

8
Patogenesis

• Displasia mencakup pengertian berbagai gangguan maturasi epitel


skuamosa yang secara sitologik dan histologik berbeda dari epitel normal,
tetapi tidak memenuhi persyaratan sel karsinoma.

• Perbedaan derajat displasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami


kelainan dan berat ringannya kelainan pada sel.

• Karsinoma in situ : gangguan maturasi epitel skuamosa yang menyerupai


karsinoma invasive tetapi membran basalis masih utuh

9
10
Gejala klinis

Kanker stadium awal dan lesi pra-kanker biasanya asimtomatik dan hanya
dapat terdeteksi dengan pemeriksaan sitologi

Jika sudah terjadi kanker akan timbul gejala yang sesuai dengan
penyakitnya, yaitu dapat lokal atau tersebar.

Gejala yang timbul :


• perdarahan pasca-senggama atau dapat juga terjadi perdarahan di luar
masa haid dan pasca menopause.
• tumornya besar  infeksi dan menimbulkan cairan (duh) berbau yang
mengalir keluar dari vagina.
• Penyakit sudah lanjut  nyeri panggul, gejala yang berkaitan dengan
kandung kemih 11
Klasifikasi berdasarkan histologi

• CIN 1 (Cervical Intraepithelial Neoplasia)


Perubahan sel-sel abnormal lebih kurang setengahnya. berdasarkan dari dysplasia yang dibatasi pada
dasar ketiga dari lapisan cervix, atau epithelium (dahulu disebut dysplasia ringan). Ini dipertimbangkan
sebagai low-grade lesion (luka derajat rendah).
• CIN 2
Perubahan sel-sel abnormal lebih kurang tiga perempatnya, dipertimbangkan sebagai luka derajat tinggi
(high-grade lesion). Ia merujuk pada perubahan-perubahan sel dysplastic yang dibatasi pada dasar
duapertiga dari jaringan pelapis (dahulu disebut dysplasia sedang atau moderat).

12
Klasifikasi berdasarkan histologi

• CIN 3

Perubahan sel-sel abnormal hampir seluruh sel. adalah luka derajat tinggi (high grade lesion).

Merujuk pada perubahan-perubahan prakanker pada sel-sel yang mencakup lebih besar dari duapertiga
dari ketebalan cervix.

13
0 Karsinoma in situ (karsinoma preinvasif)
I Karsinoma serviks terbatas di uterus
IA Karsinoma invasif didiagnosis hanya dengan mikroskop. Semua lesi yang terlihat secara makroskopik, meskipun invasi hanya superfisial, dimasukkan ke dalam
stadium IB
IA1 Invasi stroma tidak lebih dari 3,0 mm kedalamannya dan 7,0 mm atau kurang pada ukuran secara horizontal
IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0mm dengan penyebaran horizontal 7,0 mm atau kurang
IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara mikroskopik lesi lebih besar dari IA2
IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar
Klasifikasi kankerlebihserviks
dari 4,0 cmberdasarkan stadium menurut
Komite Ginekologi Onkologi FIGO (Federation
II
Internationale de Gynecologic et Obstetrigue)
Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dinding panggul atau mencapai 1/3 bawah vagina

IIA Tanpa invasi ke parametrium

IIB Tumor dengan invasi ke parametrium

III Tumor meluas ke dinding panggul/ atau mencapai 1/3 bawah vagina dan/atau menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal

IIIA Tumor mengenai 1/3 bawah vagina tetapi tidak mencapai

dinding panggul
IIIB Tumor meluas sampai ke dinding panggul dan / atau menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal
IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau meluas keluar panggul kecil (true pelvis)
IVB Metastasis jauh (termasuk penyebaran pada peritoneal, keterlibatan dari kelenjar getah bening supraklavikula,mediastinal, atau para aorta, paru, hati, atau tulang)
14
15
Diagnosis

• Belum memberikan gejala.


• Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum adalah
• perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim)
• keputihan.

stadium lanjut, gejala dapat berkembang mejadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan
tumor di daerah pelvik ke arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria.
Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena, misalnya: fistula
vesikovaginal,

16
Diagnosis

• kanker serviks stadium awal, temuan pemeriksaan fisik bisa relatif normal.

• Seiring perkembangan penyakit ini, serviks bisa menjadi abnormal pada inspeksi dengan erosi, ulkus,
atau massa.

• Kelainan ini bisa meluas ke vagina.

• Pemeriksaan rektal dapat mengungkapkan massa eksternal atau darah dari erosi tumor.

• Temuan pemeriksaan panggul bimanual sering mengungkapkan metastasis panggul atau


parametrium.

• Jika penyakit ini melibatkan hati, hepatomegali bisa terjadi. Metastasis paru biasanya sulit dideteksi
pada pemeriksaan fisik kecuali efusi pleura atau obstruksi bronkial menjadi jelas. Edema kaki
menunjukkan obstruksi limfatik atau vaskular yang disebabkan oleh tumor.
17
Pemeriksaan penunjang
Petanda tumor SCC (untuk skuamosa) atau CEA atau Ca-125
(untuk adenokarsinoma) merupakan pemeriksaan opsional
Pemeriksaan
sitologi Biopsi

Kolposkopi Lainnya
Sistoskopi, rektoskopi, USG, BNO-
IVP, foto toraks dan bone scan, CT
scan atau MRI, PET scan
Tatalaksana Lesi Prakanker

Diatermi
Krioterapi Elektrokoagulasi
untuk destruksi lapisan epitel serviks dengan dapat memusnahkan jaringan lebih luas dan
metode pembekuan atau freezing hingga sekurang- efektif jika dibandingkan dengan elektrokauter,
kurangnya -20oC selama 6 menit (teknik Freeze- tetapi harus dilakukan dengan anestesi umum
thaw-freeze) dengan menggunakan gas N2O atau
CO2.

Elektrokauter Laser Sinar


Metode ini menggunakan alat elektrokauter
atau radiofrekuensi dengan melakukan eksisi Perubahan patologis yang terdapat pada serviks dapat
Loopdiathermy terhadap jaringan lesi prakanker dibedakan dalam dua bagian, yaitu penguapan dan
pada zona transformasi nekrosis. Lapisan paling luar dari mukosa serviks
menguap karena cairan intraselular mendidih, sedangkan
jaringan yang mengalami nekrotik terletak di bawahnya.

19
Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
• Stadium 0 / KIS (Karsinoma in situ): Konisasi (Cold knife conization).

Bila margin bebas, konisasi sudah adekuat pada yang masih memerlukan fertilitas. Bila tidak bebas,
maka diperlukan re-konisasi. Bila fertilitas tidak diperlukan histerektomi total. Bila hasil konisasi ternyata
invasif, terapi sesuai tatalaksana kanker invasif.10,11

• Stadium IA1 (LVSI/ lymphovascular space invasion negatif): Konisasi (Cold Knife)

Bila free margin (terapi adekuat) apabila fertilitas dipertahankan. Bila tidak free margin dilakukan
rekonisasi atau simple histerektomi. Histerektomi total apabila fertilitas tidak dipertahankan.

• Stadium IA1 (LVSI positif)

Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvik apabila fertilitas dipertahankan. Bila operasi tidak
dapat dilakukan karena kontraindikasi medik dapat dilakukan Brakhiterapi. 20
Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
Stadium IB 2 dan IIA2

Pilihan :

1. Operatif:

2. Neoajuvan kemoterapi

Stadium IIB

Pilihan :

1. Kemoradiasi

2. Radiasi

3. Neoajuvan kemoterapi. Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi dan pelvik limfadenektomi.

4. Histerektomi ultraradikal, laterally extended parametrectomy (dalam penelitian) 21


Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
Stadium III A sampai III B Stadium IV A tanpa CKD

1. Kemoradiasi 1. Pada stadium IVA dengan fistula rekto-vaginal, direkomendasi


terlebih dahulu dilakukan kolostomi, dilanjutkan :
2. Radiasi
2. Kemoradiasi Paliatif, atau
Stadium IIIB dengan CKD
3. Radiasi Paliatif
1. Nefrostomi / hemodialisa bila Stadium IV A dengan CKD, IVB
diperlukan 1. Paliatif

2. Kemoradiasi dengan regimen 2. Bila tidak ada kontraindikasi, kemoterapi paliatif/radiasi paliatif dapat
non cisplatin atau dipertimbangkan.

3. Radiasi
22
Pencegahan

• Program pemeriksaan/skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO): skrining pada setiap
wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.

• Jika fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.

• Jika fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun

• . Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. 23
Pencegahan
Menunda Onset Aktivitas Seksual Pencegahan Sekunder - Pasien Dengan Risiko
tinggi
dianjurkan untuk melakukan tes Pap tiap
tahun.

Penggunaan Kontrasepsi
Barier

Penggunaan Vaksinasi HPV

The Power of PowerPoint | thepopp.com 24


Prognosis
• Penderita tanpa metastasis ke KGB, memiliki 5-year survival rate (5-YSR) antara 85 – 90%. Bila
didapatkan metastasis ke KGB maka 5-YSR antara 20 – 74%, bergantung pada jumlah, lokasi, dan
ukuran metastasis.13

• Ukuran tumor Penderita dengan ukuran tumor < 2 cm angka survivalnya 90% dan bila > 2 cm angka
survival-nya menjadi 60%. Bila tumor primer > 4 cm, angka survival turun menjadi 40.13

• Invasi ke jaringan parametrium. Penderita dengan invasi kanker ke parametrium memiliki 5-YSR 69%
dibandingkan 95% tanpa invasi. Bila invasi disertai KGB yang positif maka 5-YSR turun menjadi 39-
42%.13

• Kedalaman invasi. Invasi < 1 cm memilki 5-YSR sekitar 90% dan akan turun menjadi 63 – 78% bila > 1
cm.13

• Ada tidaknya invasi ke lymph–vascular space. Invasi ke lymph–vascular space sebagai faktor prognosis
masih menjadi kontroversi. Beberapa laporan menyebutkan 50 – 70% 5-YSR bila didapatkan invasi ke
lymph – vascular space dan 90% 5-YSR bila invasi tidak didapatkan. Akan tetapi, laporan lain
mengatakan tidak ada perbedaan bermakna dengan adanya invasi atau tidak.13

25
Terimakasih

The Power of PowerPoint | thepopp.com 26

Anda mungkin juga menyukai