Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

CA SERVIKS

• LATIFA PUTRI AGUSTI


• NABILA MALIHA RAKHA RAHADI
• NUR AINI
• WIDYA PUTRI OKVIRIANA
• SONIA VAINDRI
Apa itu Kanker Serviks ?
Serviks (daerah yang menghubungkan
rahim (uterus) dan vagina).

penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut


Rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak normal disekitarnya (Padila,
2015)
Abnormal Female Genitalia
Gejala
Menurut (Diananda, 2008) tanda dan gejala klinis
terjadinya kanker serviks adalah sebagai berikut :

1. Keputihan, yang makin lama makin berbau busuk


2. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, yang lam kelamaan dapat terjadi
perdarahan spontan (walaupun tidak melakukan hubungan seksual)

3. Berat badan yang terus menerus turun

4. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause

5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning – kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah

6. Anemia karena perdarahan yang sering timbul

7. Rasa nyeri disekitar genitalia

8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul
iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuk fistel
vesikovaginal atau rectovaginal, atau timbul gejala – gejala akibat metastasis jauh
Apa penyebab Kanker Serviks?

hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human


papilloma virus (HPV) Infeksi HPV dapat menetap menjadi
dysplasia atau sembuh secara sempurna. Terdapat sekitar 200
tipe HPV yang dapat menginfeksi manusia HPV digolongkan
menjadi 2

HPV resiko tinggi menyebabkan


kanker (onkogenik) yaitu tipe 16, HPV resiko rendah yaitu tipe
18, 31, 33, 45, 52 dan 58. Sebanyak 6, 11, 32, 42, 43, dan 44
70% dari kanker serviks hanya menyebabkan kutil
disebabkan oleh HPV 16 dan 18. kelamin yang jinak.
Bagaimana Terjadinya
Kanker Serviks?
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam
serviks mulai membelah diri tanpa terkendali

Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor

Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar

Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
STADIUM KANKER SERVIKS
Table 2.1 Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000 (Prawirodiharjo, 2011)

Stadium 0
Karsinoma in-citu, karsinoma intraepitel

Stadium 1
Karsinoma masih terbatas pada daerah serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan)

Stadium 1A
Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat
secara mikroskopik walau dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada stadium 1B

Stadium 1 A1
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3.0 mm dan lebar horizontal tidak lebih dari 7
mm
Stadium 1 A2
Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih
dari 7 mm

Stadium 1B
Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi lebih dari stadium I A2
Stadium 1 B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar
Stadium I B2
Lesi
. yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II
Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum mengenai dinding panggul atau
sepertiga distal / bawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium

Stadium II B Sudah menginvasi ke parametrium

Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan tidak menginvasi ke
parametrium tidak sampai dinding panggul
Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV Tumor meluas ke luar organ reproduksi

Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau keluar
rongga panggul minor

Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif : invasi stroma dengan kedalaman 3


mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa invasi ke rongga pembuluh
darah/limfe atau melekat dengan lesi kanker serviks
BEBERAPA FACTOR RESIKO KANKER SERVIKS YAITU :

Aktivitas
pap smear
seksual
sebelumnya <18th
dikatakan abnormal
Ganti ganti
pasangan
Penurunan
kekebalan tubuh
(imunosupresi)

menderita
infeksi kelamin
AKDR (alat
kontrasepsi
dalam rahim) Merokok aktif
dan pasif
Depkes RI (2009),
Patofisiologi

Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel


skuamosa dan epitel kubus mukosa endoserviks
(persambungan skuamokolumnar atau zona transformasi).
Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak
normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir sebagai
karsinoma servikal invasif. Dysplasia servikal dan
karsinoma insitu (HSIL) mendahului karsinoma invasif.
Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal
menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para
servikal.Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan
lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada
jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat
menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum
kardinale rongga endometrium, invasi kelenjer getah
bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase
kebagian tubuh yang jauh (Price, Wilson, 2012).
Pertumbuhan kanker dapat bersifat :

Eksofitik, tumbuh mulai dari skuamokolumnar


junction kearah lumen vagina, proliperatif serta
cenderung mengaami infeksi sekunder dan
nekrosis.

Endofitik, tumbuh mulai dari skuamokulumnar


junction kedalam stroma serviks dan cenderung
mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.

Ulseratif, tumbuh mulai dari skuamokulumnar


junction ke fornik vagina dan cenderung merusak
strukstur jaringan serviks serta membentuk ulkus
luas (Rasjidi dkk, 2010).
Pemeriksaan penunjang
Depkes RI (2009), menyatakan beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan Ca serviks

1. Tes HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan
molekuler, DNA yang terkait
dengan HPV diuji dari sebuah
contoh sel yang diambil dari leher
Rahim atau liang senggama
2. Tes pap/pap smear
Pemeriksaan sitologis dari apusan sel – sel
yang diambil dari leher Rahim, slide diperiksa
oleh teknisi sitologis atau dokter ahli patologi
untuk melihat perubahan sel yang
mengidentifikasikan terjadinya inflamasi,
dysplasia atau kanker
3. Tes IVA
Pemeriksaaninspeksi visual dengan asam cuka
(asam asetat 3-5%) dan karutan iosium lugol pada
serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk
melihat adanya sel yang mengalami dysplasia.
Pemeriksaan dilakukan tidak dalam keadaan
hamil maupun sedang haid
4. Servikografi
Kamera khusus digunakan untuk memfoto
leher Rahim. Film dicetak da difoto
diinterpretasi oleh petugas terlatih.
Pemeriksaan ini terutama digunakan sebagai
tambahan dari deteksi dini dengan
menggunakan IVA, tetapi dapat juga sebagai
metode penapisan primer
5. Kolposkopi
Pemerikaan visual bertenaga tinggi
(pembesaran) untuk melihat leher Rahim,
bagian luar dank anal bagian dalam leher
Rahim. Biasanya disertai biosi jaringan ikat
yang tampak abnormal. Terutama digunakan
untuk mendiagnosa.
 
PENCEGAHAN CA SERVIKS

– Deteksi sedini mungkin dengan PAP


SMEAR
– Edukasi mengenai kanker serviks
– Vaksinasi HPV VAKSIN
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai