CA SERVIKS
5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning – kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul
iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuk fistel
vesikovaginal atau rectovaginal, atau timbul gejala – gejala akibat metastasis jauh
Apa penyebab Kanker Serviks?
Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar
Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
STADIUM KANKER SERVIKS
Table 2.1 Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000 (Prawirodiharjo, 2011)
Stadium 0
Karsinoma in-citu, karsinoma intraepitel
Stadium 1
Karsinoma masih terbatas pada daerah serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan)
Stadium 1A
Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat
secara mikroskopik walau dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada stadium 1B
Stadium 1 A1
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3.0 mm dan lebar horizontal tidak lebih dari 7
mm
Stadium 1 A2
Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih
dari 7 mm
Stadium 1B
Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi lebih dari stadium I A2
Stadium 1 B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar
Stadium I B2
Lesi
. yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II
Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum mengenai dinding panggul atau
sepertiga distal / bawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan tidak menginvasi ke
parametrium tidak sampai dinding panggul
Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau keluar
rongga panggul minor
Aktivitas
pap smear
seksual
sebelumnya <18th
dikatakan abnormal
Ganti ganti
pasangan
Penurunan
kekebalan tubuh
(imunosupresi)
menderita
infeksi kelamin
AKDR (alat
kontrasepsi
dalam rahim) Merokok aktif
dan pasif
Depkes RI (2009),
Patofisiologi
1. Tes HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan
molekuler, DNA yang terkait
dengan HPV diuji dari sebuah
contoh sel yang diambil dari leher
Rahim atau liang senggama
2. Tes pap/pap smear
Pemeriksaan sitologis dari apusan sel – sel
yang diambil dari leher Rahim, slide diperiksa
oleh teknisi sitologis atau dokter ahli patologi
untuk melihat perubahan sel yang
mengidentifikasikan terjadinya inflamasi,
dysplasia atau kanker
3. Tes IVA
Pemeriksaaninspeksi visual dengan asam cuka
(asam asetat 3-5%) dan karutan iosium lugol pada
serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk
melihat adanya sel yang mengalami dysplasia.
Pemeriksaan dilakukan tidak dalam keadaan
hamil maupun sedang haid
4. Servikografi
Kamera khusus digunakan untuk memfoto
leher Rahim. Film dicetak da difoto
diinterpretasi oleh petugas terlatih.
Pemeriksaan ini terutama digunakan sebagai
tambahan dari deteksi dini dengan
menggunakan IVA, tetapi dapat juga sebagai
metode penapisan primer
5. Kolposkopi
Pemerikaan visual bertenaga tinggi
(pembesaran) untuk melihat leher Rahim,
bagian luar dank anal bagian dalam leher
Rahim. Biasanya disertai biosi jaringan ikat
yang tampak abnormal. Terutama digunakan
untuk mendiagnosa.
PENCEGAHAN CA SERVIKS