Oleh :
Dosen Pembimbing :
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang……………………………………………….……1
b. Tujuan Penulisan…………………………………………………..2
c. Metode Penulisan………………………………………………….2
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
c. Hipertensi
d. Merokok
e. Diabetes mellitus
f. Kegemukan
h. Stress
B. Manifestasi Klinis Bedah Jantung
a) Sesak nafas mulai dengan nafas yang terasa pendek sewaktu melakukan
aktifitas yang cukup berat yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin
lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktifitas ringan
d) Nyeri dada kiri seperti di tusuk-tusuk atau di iris-iris menjalar ke lengan kiri
e) Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan lama serta tidak
sepenuhnya hilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin
h) Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin
dan lemas
1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD,
Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot.
b) Klas II : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat misalnya berjalan
cepat.
c) Klas III : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat dari pekerjaan sehari-
hari.
d) Klas IV : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas primer seperti untuk
makan dan lain-lain sehingga penderita harus tetap berbaring ditempat tidur.
Hal ini yaitu berdasarkan klasifikasi fungsional di mana operasi katub aorta
karena suatu insufisiensi pada klas IV adalah lebih tinggi dibandingkan pada klas
III.Hal ini adalah saat operasi dilakukan.Operasi pintas koroner misalnya bila
dilakukan secara darurat resikonya 2x lebih tinggi bila dilakukan elektif.
b. Pemeriksaan Diagnosa
h) Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa dan
alat bantu dengar
c) Circulation (sirkulasi):
e. Perawatan Pasca-bedah
1. Perawatan di ICU.
a) Monitoring Hemodinamik.
Setelah penderita pindah di ICU maka serah terima antara perawat yang
mengantar ke ICU dan petugas/perawat ICU yang bertanggung jawab terhadap
penderita tersebut : Dianjurkan setiap penderita satu perawat yang bertanggung jawab
menanganinya selama 24 jam. Pemantauan yang dikerjakan harus secara sistematis
dan mudah :
v. Curah jantung
vii. Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti IABP, pacuh jantung dll.
b) EKG
Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama dasar jantung dan
adanya kelainan irama jantung seperti AF, VES, blok atrioventrikel dll.
Rekording/pencatatan EKG lengkap minimal 1 kali dalam sehari dan tergantung dari
problem yang dihadapi terutama bila ada perubahan irama dasar jantung yang
membahayakan.
c) Sistem pernapasan
Biasanya penderita dari kamar operasi masih belum sadar dan bahkan diberikan
sedasi sebelum ditransfer ke ICU. Sampai di ICU segera respirator dipasang dan
dilihat :
Kesadaran dilihat dari/waktu penderita mulai bangun atau masih diberikan obat-
obatan sedatif pelumpuh otot. Bila penderita mulai bangun maka disuruh
menggerakkan ke 4 ektremitasnya.
e) Fungsi ginjal
Dilihat produksi urine tiap jam dan perubahan warna yang terjadi akibat
hemolisis dan lain-lain. Pemerikasaan ureum / kreatinin bila fasilitas memungkinkan
harus dikerjakan.
f) Gula darah
Bila penderita adalah diabet maka kadar gula darah harus dikerjakan tiap 6 jam
dan bila tinggi mungkin memerlukan infus insulin.
g) Laboratorium
1) HB,HT,trombosit.
2) ACT.
4) LFT / Albumin.
h) Drain
Drain yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari mana mungkin
bisa diketahui. Jumlah drain tiap satuan waktu biasanya tiap jam tetapi bila ada
perdarahan maka observasi di kerjakan tiap ½ jam. Atau tiap ¼ jam. Perdarahan yang
terjadi lebih dari 200 cc untuk penderita dewasa tiap jam dianggap sebagai
perdarahan pasca bedah dan mungkin memerlukan retorakotomi untuk menghentikan
perdarahan.
i) Foto thoraks
Pemerikasaan foto thoraks di ICU segera setelah sampai di ICU untuk melihat ke
CVP, Kateter Swan Ganz.Perawatan pasca bedah di ICU harus disesuaikan dengan
problem yang dihadapi seperti komplikasi yang dijumpai.Umumnya bila fungsi
jantung normal, penyapihan terhadap respirator segera dimulai dan begitu juga
ekstratubasi beberapa jam setelah pasca bedah.
j) Fisioterapi.
Setelah klien keluar dari ICU maka pemantauan terhadap fungsi semua
organ terus dilanjutkan. Biasanya pindah dari ICU adalah pada hari ke dua pasca
bedah.Umumnya pemeriksaan hematologi rutin dan thoraks foto telah dikerjakan
termasuk laboratorium LFT, Enzim CK dan CKMB.
1) Elektrolit thrombosis.
2) Ureum
3) Gula darah.
4) Thoraks foto
5) EKG 12 lead.
c. Hari ke 5 : Hematologi, LFT, Ureum dan bila perlu elektrolit, foto
thoraks tegak.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata pasien yang meliputi :
a) Identitas pasien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis Kelamin\
4) Agama
5) Status perkawinan
6) Pendidikan
7) Pekerjaan
8) Tanggal Masuk
9) No RM
10) Diagnosa medis
b) Penanggung jawab
1) Nama
2) Umur
3) Jenis Kelamin
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Hubungan dengan pasien
b. Riwayat Kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
iii. Hidung : Pernapasan cuping hidung atau tidak ,ada polip atau tidak
5) Thorax
7) Paru
iii. Perkusi :
iv. Auskultasi :
Perkusi :-
Auskultasi : Bising usus (+)
9) Ekstremitas
10) Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
11) Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
1. Pre Operasi
b) Tanda-tanda vital.
h) Edema perifer.
2. Post Operasi
b) Pola eliminasi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Opratif
b. Post Operatif
c) Nyeri akut b.d taruma infeksi dan iritasi akibat selang dada
4. Intervensi Keperawatan
9.
8. Mual menurun
9. Muntah menurun
12. TD membaik
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Nugroho Taufan , dkk , 2016 , “ Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ” , Nuh
a Medika : Jakarta