PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang yang telah menikah pasti selalu mendambakan hadirnya keturunan, namun
tidak semua pernikahan berjalan dengan sesuai keinginan mereka. Hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor seperti faktor keturunan, gaya hidup, dan faktor- faktor penyakit yang dapat
menghambat terjadinya proses kehamilan, seperti penyakit Ca Serviks dan Infertilitas.
Kanker serviks merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel jaringan tubuh, yang terjadi Pada bagian leher rahim (serviks) dalam perkembanganya
sel tersebut berubah menjadi sel kanker yangdapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga
dapat menyebabkankematian. D i I n d o n e s i a , s a m p a i s a a t i n i p e n ya k i t k a n k e r
s e r v i k s m e r u p a k a n s a l a h s a t u penyebab kematian wanita yang cukup tinggi
dibandingkan dengan negara-negaralain di Asia, karena sebagian besar penderita kanker
serviks di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut
maka akan sulit untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut
membuat penderita sangatkhawatir dan cemas dengan keadaannya.
Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan mengandung setelah 1 tahun berusaha hamil.
Infertil primer menunjuk pada pasien yang belum pernah hamil sama sekali. Infertil sekunder
digunakan untuk pasien yang pernah hamil sebelumnya (Benson, 2008).Infertilitas (pasangan
mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan
hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono,
2000).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kanker serviks dan Infertilias
2. Untuk mengetahui penyebab kanker serviks dan Infertilitas
3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker serviks
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala kanker serviksdan Infertilitas
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kanker serviks dan Infertilitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. CA SERVIKS
1. Pengertian Ca Serviks
Kanker leher Rahim yang biasa disebut dengan Cancer Serviks merupakan penyakit
yang disebabkan oleh HPV atau human papilloma virus onkogenik mempunyai persentase cukup
tinggi dalam menyebabkan kanker servik itu sekitar 99,7%.Kanker serviks adalah suatu penyakit
kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita
di dunia terinfeksi viris HPV yang di anggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di
dunia.kanker servik bisa menyerang dalam pendarahan dalam vagina.Kanker servik terjadi pada
bagian leher rahim yaitu bagian yang sempit sebelah bawah antara vagina dan Rahim.
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher Rahim tidak selalu merupakan tanda- tanda
kanker.Pap Smear( pemeriksaan Pap Smear) yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui
lebih dini adanya perubahan awal dari sel kanker. Apabila kanker serkis sudah menyebar ke
panggul, pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta
pembesaran ginjal. Dan, berikut ini adalah gambaran klinis kanker serviks:
Dalam hal ini, terdapat beberapa tingkatan atau stadium cancer serviks. Adapun beberapa
gejela pada kanker serviks adalah:
1. Stadium 0
Kanker serviks hanya di temukan pada lapisan atas dari sel- sel pada jaringan yang melapisi
dinding rahoim.Tingkat 0 disebut juga dengan Carcinoma In citu.
2. Stadium 1
Kanker telah menyerang leher Rahim di bawah lapisan atas dari sel –sel. Kanker serviks
hanya di temukan pada leher Rahim.
3. Stadium 2
Kanker serviks meluass melewati leher Rahim ke dalam jaringan- jaringan yang berdekatan
dan kebagian atas dari vagina.Kanker serviks tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih
rendah dari vagina atau didnding pelvis (lapisan bagian tubuh antara pinggul).
4. Stadium 3
Kanker meluas ke bagian bawah vagina.Kemungkina kanker telah menyebar ke dinding
pelvis an ssimpul- simpul getah bening yang berdekatan.
5. Stadium 4
Kaker servik telah menyabar ke kandung kemih, rectum, atau bagian- bagian lain tubuh.
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.Waktu
yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun,
sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun
(TIM FKUI, 1992).
C. INFERTILITAS
1. Pengertian Infertilitas
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa
menghamili.Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.(Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama
satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk
hamil dalam waktu satu tahun.Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan
infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.(Siswandi, 2006).
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan alat kontrasepsi
baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi mantap.
Gangguan ovarium dapat disebabkan oleh faktor usia, adanya tumor pada indung telur
dan gangguan lain yang menyebabkan sel telur tidak dapat masak. Sedangkan gangguan
hormonal disebabkan oleh bagian dari otak (hipotalamus dan hipofisis) tidak memproduksi
hormon-hormon reproduksi seperti FSH dan LH.
Kelainan rahim diakibatkan kelainan bawaan rahim, bentuknya yang tidak normal
maupun ada penyekat.Sekitar 30-40 % pasien dengan endometriosis adalah
infertil.Endometriosis yang berat dapat menyebabkan gangguan pada tuba, ovarium dan
peritoneum.Infertilitas yang disebabkan oleh pihak istri sekitar 40-50 %, sedangkan penyebab
yang tidak jelas kurang lebih 10-20 %.
3. Pemeriksaan Infertilitas
1. Syarat-Syarat Pemeriksaan
a. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak selama
12 bulan.
b. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
c. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum
mendapat anak dari perkawinan ini.
d. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.
Langkah Pemeriksaan
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun
langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Umum
Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan
khusus.
2. Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan
seks, penyakit yang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu,
apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
3. Anamnesa khusus
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/ haid,
apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal,
apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi,
abortus, infeksi genitalia).Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami
penyakit hubungan seksual, apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
4. Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan).
Kentalnya lendir serviks; Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah lendir
yang cair.pH lendir serviks; pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis Enzim proteolitik. Kuman-
kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan CO2 ke
dalam cavum uteri. Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri,
bentuk liang tuba bila terdapat sumbatan. Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat
keadaan tuba dan ovarium. Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan
sekitarnya.
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap
progesteron, produksi progesterone kurang.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi infeksi.
Do :
- Gerakan menghindari
nyeri
- Perilaku ekspresif
- perubahan TD
- Penurunan BB yg tiba-tiba
- Penurunan tekanan
inspirasi /ekspirasi
- Anemia
Do :
- menyangkal
permasalahan
- Membesar-besarkan
permasalahan
- Merasionalisasi
kegagalan diri
- Anoreksia
- Mual
Do :
- Penurunan frekuensi
- Distensi abdomen
- Muntah
5) Diagnosa
1) Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase
neoplasma.
2) Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia pasca tindakan kemoterapi.
3) Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan
serta ancaman kematian.
4) Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau busuk
nekrosis jaringan cerviks.
5) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi.
6) Intervensi
- Kontrol nyeri
maksimum.
- Peningkatan BB
progresif.
7) Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997).
8) Evaluasi