Anda di halaman 1dari 52

1

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Rundown Acara Simposium


Focus Update on Cervical Cancer Management
Empowering Primary Care for Cervical Cancer Management
Waktu
07.00

Durasi

Acara

60

Registrasi Simposium

08.00

Pembukaan

08.30

Sambutan Ketua Panitia

Sambutan Ketua TBM Vertex FK Universitas Jember

Sambutan Presiden BEM FK Universitas Jember

Sambutan Dekan FK Universitas Jember

Sambutan Rektor Universitas Jember

Pembacaan Doa

15

Tari Tanoker Jember

08.00

08.30
08.45

Session 1
08.45

08.50
08.50

Pembukaan Sesi 1
Moderator: dr. Aditha Satria Maulana

20

09.10

Materi 1: The Challenges of Cervical Cancer in Indonesia


Oleh: dr. Brahmana Askandar, Sp.OG(K).Onk
(SMF Onkologi RS dr. Soetomo, Surabaya)

09.10

20

09.30

Materi 2: Early Detection of Cervical Precancerous Lesions


Oleh: dr. Brahmana Askandar, Sp.OG(K).Onk
(SMF Onkologi RS dr. Soetomo, Surabaya)

09.30

30

Diskusi Ilmiah

Penyerahan Vandel

10

Presentasi Sponsor

30

Coffee Break

10.00
10.00
10.05
10.05
10.15
10.15

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

10.45
Session II
10.45

10.50
10.50

Pembukaan Sesi 2
Moderator: dr. Elly Nurus Sakinah, M. Si.

20

11.10

Materi 3: The Code of Ethics in Cervical Cancer Management


Oleh: dr. Hendro Soelistijono, MM, M.ARS
(Ketua IDI Cabang Jember)

11.10

20

11.30
11.30

Materi 4: Importance of Vaccination in HPV Prevention


Oleh: dr. Kadek Dharma Widhiarta, M.Gizi, Sp.GK, Sp.OG

30

Diskusi Ilmiah

Penyerahan Vandel

90

ISHOMA

12.00
12.00
12.05
12.05
13.35
Session III
13.35

13.40
13.40

Pembukaan Sesi 3
Moderator: dr. M. Ihwan Narwanto, M. Sc.

40

14.20

Materi 5: Palliative Management of Cervical Cancer Improving


Life Quality
Oleh: dr. Agus Ali Fauzi, PGD.Pall.Med(ECU)
(Kepala Instalansi Paliatif dan Bebas Nyeri RS dr. Soetomo,
Surabaya)

14.20

30

Diskusi Ilmiah

Penyerahan Vandel

10

Pembagian doorprize

Penutupan

14.50
14.50
14.55
14.55
15.05
15.05
15.10

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Curriculum Vitae
Pemateri Simposium Update Terbaru tentang Kanker Serviks
Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Nama Lengkap

: dr. HENDRO SOELISTIJONO, MM, MARS

Jabatan / Unit Kerja: KETUA IDI CABANG JEMBER


Tempat/Tgl Lahir

: SURABAYA, 18 APRIL 1966

Alamat

: PERUM DEMANG MULIA K 11

Riwayat Pendidikan :

S1 Fakultas Kedokteran Univ. Udayana

S2 MM Univ. Wijayaputra

S2 MARS Univ. Airlangga

Kepala Puskesmas

Kasi Kesga Dinkes Jember

Kasi P3 Sdm Dinkes Jember

Kasi Yanmed Rsd Dr. Soebandi Jember

Ketua Idi Cabang Jember 2013-2016

Pengurus Pb Idi 2012-2015

Dewan Penasehat Pdui 2012-2015

Wakil Ketua Ii Pmi Cabang Jember 2014-2019

Ketua Ppm Tb Kab. Jember.

Ketua Satgas Jkn

Ketua Tim Kendali Mutu Biaya Bpjs.

Sosialisasi Bpjs Dan Ina Cbgs

Implementasi Soft Ware Ina 4.0

Clinical Pathway

Riwayat Pekerjaan :

Riwayat Organisasi :

Pengalaman

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Resiko Medis Versus Malpraktek

Manajemen Mutu Kamar Operasi

Manajemen Risiko Kamar Operasi

Sosialisasi Akreditasi 2012

Workshop Assessor Akreditasi 2012

Penyusunan Draft Pergub Sistem Rujukan Jatim

Penyusunan Modul Piagam Hak Dan Kewajiban Pasien Tb.

Dll.

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

BIOETIK DALAM PENATALAKSANAAN KANKER SERVIK


dr. HENDRO SOELISTIJONO, MM, M. ARS

A. ETIKA, ETIKA KEDOKTERAN, BIOETIK


-

Etika :
i. Nilai-nilai atau norma-norma moral yg menjadi pedoman seseorang
untuk bersikap dan bertindak
ii. Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dg akhlak dan moral (kode
etik)
iii. Ilmu tentang yang baik atau yang buruk

Etika kedokteran mempelajari sikap dan prilaku yg benar dan menjauhi


tingkah laku yang salah sebagai dokter berdasarkan sumpah dokter dan
kode etik kedokteran

Bioetik adalah disiplin yg berkaitan dengan moralitas pelayanan


kesehatan dalam segala aspek

B. PRINSIP MORAL PROFESI KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN


4 prinsip moral utama :
1. Prinsip beneficience, prinsip moral yg mengutamakan tindakan yg
ditujukan untuk kebaikan pasien
2. Prinsip non maleficence, prinsip moral yg melarang tindakan yg
memperburuk keadaan pasien. dikenal juga dg prinsip primum non nocere
atau above all do no harm
3. Prinsip justice, prinsip moral yg mementingkan fairness dan keadilan
4. Prinsip otonomi, prinsip moral yg menghormati hak-hak pasien, terutama
the rights to get information dan the rights to self determination
C. KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA TAHUN 2012
1. Kewajiban Umum
a. 13 Pasal (Pasal 1 13)
- Pasal 1 Sumpah Dokter
- Pasal 2 Standar Pelayanan Kedokteran Yang Baik
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

- Pasal 3 Kemandirian Profesi


- Pasal 4 Memuji Diri
- Pasal 5 Perbuatan Melemahkan Psikis Maupun Fisik
- Pasal 6 Bijak Dalam Penemuan Baru
- Pasal 7 Keterangan Dan Pendapat Yang Valid
- Pasal 8 Menghargai martabat Pasien
- Pasal 9 Kejujuran Dan Kebajikan Sejawat
- Pasal 10 Penghormatan Hak-hak Pasien Dan Sejawat
- Pasal 11 Pelindung Kehidupan
- Pasal 12 Pelayanan Kesehatan Holistik
- Pasal 13 Kerjasama linsek kesehatan dll
2. Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
a. 4 Pasal ( Pasal 14 - 17)
- Pasal 14 Konsul Dan Rujukan
- Pasal 15 Kebebasan Beribadat Dan Lain-lain.
- Pasal 16 Rahasia Jabatan
- Pasal 17 Pertolongan Darurat
3. Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
a. 2 Pasal (Pasal 18 - 19)
- Pasal 18 Menjunjung Tinggi Kesejawatan
- Pasal 19 Ambil alih pasien sejawat kec dgn persetujuan
4. Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
a. 2 Pasal (Pasal 20 21)
- Pasal 20 Menjaga Kesehatan
- Pasal 21 Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Kedokteran
D. BENTUK DUGAAN PELANGGARAN ETIK YANG SERING BERULANG
1. Miskomunikasi, kurang mendengarkan keluhan pasien/HP, (terburuburu).
2. Bertengkar dengan pasien yang merasa haknya tidak terpenuhi.
3. Surat keterangan sehat/ sakit tanpa pemeriksaan dokter.
4. Ucapan tak baik, menggunjingkan terapi sejawat lain di depan pasien.
5. Iklan diri, memuji diri.
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

6. Menjual obat/alat/dispensing, jadi agen MLM.


7. Kompetensi kurang memadai.
8. Memakai gelar bukan haknya, gelar tak berhubungan dengan praktik
dokter.
9. Menarik hororariun di luar kewajaran.
10. Tidak melakukan informed consent yang cukup.
11. Rujukan atau konsul yang belum berbalas.
12. Tidak membuat rekam medis.
13. Aborsi tanpa indikasi medis.
14. Praktik dokter bergaya dukun.
15. Pelecehan seksual (terhadap pasien/lainnya)
16. Dan semua perilaku dokter yang tidak patut lainnya, yang berakibat
menurunnya martabat profesi.
E. DASAR SUMBER KONFLIK DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN
1. Komunikasi
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini
dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus
mengetahui

kemampuan

dan

perilaku

komunikasi.

Semua

konflik

mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi

yang buruk. Prinsip komunikasi adalah terciptanya pengertian yang sama


antara yang menyampaikan pesan dan yang menerima pesan.
2. Pelayanan
Dasar: kesepakatan dokter-pasien. Bila berhalangan: pemberitahuan
atau tunjuk pengganti, yg juga punya SIP. Wajib pasang papan praktik,
atau bila di rs: daftar dokter. Sarkes dilarang mempekerjakan dokter
tanpa SIP. Selanjutnya peraturan menteri
Standar pelayanan
Wajib mengikuti standar yan. Standar yandok: dibedakan menurut
jenis & strata sarkes. Standar yandok: ditetapkan peraturan menteri
kesehatan.
Persetujuan Tindakan Medik
- Tindik harus disetujui pasien, setelah diberi penjelasan:
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

o Diagnosis dan tata cara tindik


o Tujuan tindik
o Alternatif dan risiko
o Risiko dan komplikasi yg mungkin
o Prognosis tindik
- Persetujuan : lisan/ tertulis
- Tindik risiko tinggi: tertulis
- Selanjutnya: peraturan menteri
Rekam Medis
- Wajib membuat rekam medis
- Harus segera dibuat, dibubuhi nama, waktu, ttd petugas
- Rekam medis milik sarkes, isinya milik pasien
- Harus disimpan sbg rahasia
- Selanjutnya peraturan menteri
Rekam Medis
- Wajib simpan rahasia kedokteran
- Dapat dibuka:
o Kepentingan kesehatan pasien
o Permintaan penegak hukum
o Permintaan pasien
o Perundang-undangan
- Lebih lanjut: peraturan menteri
3. Hasil Pengobatan
- Tindakan Dokter
Tindakan Dokter pd hakikatnya adalah Perbuatan Melawan Hukum,
karena melukai orang lain (terutama : pembiusan & pembedahan)
Syarat agar tindakan dokter tidak melawan hukum :
1. Ada Izin dr yg berwenang (STR, SIP).
2. Dilakukan sesuai std.profesi /std.prosedur operasional:
a. tepat indikasi & tepat terapi
b. sesuai kebutuhan medis pasien
3. Antisipasi / penghati-hati/penduga-duga thd risiko :
a. lakukan pencegahan terjadinya risiko
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

b. siapkan penanggulangan bila terjadi risiko


4. Patuhi UU Pradok (papan nama, rekam medis, Persetujuan
Tindakan Kedokteran sesuai pasal 45 UU Praktik Kedokteran, dsb)
- Resiko Medis
Kalau terhadap pasien telah dilakukan prosedur sesuai STANDAR
PROFESI dan SPO , tetapi pasien akhirnya luka berat atau mati, ini
merupakan RESIKO MEDIS. sedangkan bagi pasien yang mengalami luka
berat maupun kematian sebagai akibat dokter melakukan pelayanan
dibawah STANDAR PROFESI dan SPO, maka hal ini berarti terjadi
MALPRAKTEK MEDIK

- UUPK. Ketentuan Pidana untuk beberapa Pelanggaran Administratif


- Pidana denda 100 juta
o Wni, praktik tanpa str
o Wna, praktik tanpa str sementara/ bersyarat
o Praktik tanpa sip
- Pidana 5 th / denda 150 juta
o Bertindak seolah-olah dokter
- Pidana denda 50 juta:
o Tidak pasang papan praktek
o Tidak buat rekam medis
o Tidak penuhi kewajiban dokter
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

10

- Pidana 10 th / denda 300 jut a


o Mempekerjakan dokter tanpa SIP
o Bila korporasi: tambah 1/3 + cabut ijin
4. Komplikasi
5. Efek Samping
6. Keuangan
- Biaya Kesehatan
1. BPJS
o Kapitasi
o Pembagian peserta
o Fraud
o Kendali mutu dan biaya
- Konflik Medik
Konflik medik adalah ketidak -sepahaman

antar pihak dalam hal

pelayanan medic. Sengketa medik adalah ketidak-sepahaman dalam


pelayanan medik yang sudah menimbulkan pengaduan
- Penyelesaian Sengketa Medik
o Mediasi
o Mkek
o Mkdki
o Pengadilan
- Perlindungan Hukum
o Mata kuliah etik dan hukum di FK
o Menjalankan praktek dokter sesuai standar etik, standar pelayanan
dan sop
o Pembelaan hukum oleh idi (bhp2a)
o Asuransi proteksi profesi / tabungan proteksi profesi
- Sanksi Disiplin
o Pemberian peringatan tertulis
o Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin
praktik;
o Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi.
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

11

7. Rujukan yang tidak sesuai

12

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Curriculum Vitae
Pemateri Simposium Update Terbaru tentang Kanker Serviks
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Nama

: dr. Kadek Dharma Widhiarta, M. Gizi, Sp. OG, Sp. GK.

Tempat & Tgl Lahir

: Tuban, 30 November 1975

Alamat

: Jl Singosari 29 Jember 68122

Riwayat Pendidikan :
SD I Saraswati,

Denpasar,

1982

1988
SMP Negeri 3,

Jember, 1988 1991

SMA Negeri 1,

Jember, 1991 1994

FK Universitas Airlangga

Surabaya, 1994 2001

Magister Ilmu Gizi Klinik Program Pasca Sarjana Dan Spesialis Gizi Klinik (SpGK)
FK Universitas Indonesia Jakarta

Jakarta, 2003 2007

Program Pendidikan Spesialis Obstetri dan Ginekologi,


FK Universitas Airlangga Surabaya

Surabaya, 2008 2013

Riwayat Pekerjaan :
2001

PTT Sebagai Staf Pengajar di Fakultas Kedokteran


Universitas Jember

2002 - sekarang

PNS Unit Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Karya Ilmiah/Penelitian :
1. Status Imunitas Sebagai Faktor Resiko Demam Pada Bayi (Surabaya, 2000)
2. Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil terhadap
Respon Imun Penderita HIV

(Jakarta, 2006)

3. Perbandingan Anti Mullerian Hormone, Follicle Stimulating


Hormone, Jumlah Folikel Antral dan Estradiol Basal Sebagai
Prediktor Respon Stimulasi Ovarium pada Program Fertilisasi
In Vitro

(Surabaya, 2013)

Riwayat Organisasi :
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

13

1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

: Anggota

2. Working Group on Metabolism and Clinical Nutrition

: Anggota

3. Indonesian Society for Parenteral and Enteral Nutrition

: Anggota

4. POGI

: Anggota

14

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

VAKSIN HPV SEBAGAI PENCEGAHAN KANKER SERVIKS


dr.Kadek Dharma W, Sp.GK,Sp.OG
Insidens Kanker Serviks

Di dunia, setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks


Natural History Kanker Serviks

15

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Penyebab Kanker Seviks

Beberapa faktor mempermudah infeksi HPV


Usia muda (puncak infeksi usia 2029 )
Berganti pasangan
Memulai hubungan di usia muda
Merokok
dll
Cara Penularan HPV

16

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Jenis Intervensi Vaksin Hpv


1. Sebelum terjadi infeksi HPV
Vaksin profilaksis
( mencegah masuknya HPV pada mukosa)
2. Selama replikasi virus di sel basal
Vaksin terapeutik
( Eliminasi infeksi)
3. Setelah terjadinya integrasi virus pada host, Vaksin terapeutik
( Mengontrol sel tumor yang terinfeksi HPV)

Vaksin Profilaksis Yang Tersedia :


Imunisasi kanker mulut rahim
1. Belum pernah berhubungan
langsung suntik
2. Sudah pernah
Tes HPV high risk
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

17

Bila negatif suntik


Bila positif : LEEP/LETZ dulu , 1 minggu kemudian SUNTIK
Rekomendasi (ACOG)

Diberikan pada usia muda (9-26 th)

Skrining sitologi serviks tetap harus dilaksanakan (Vaksin bukan pengganti


skrining)

Tidak perlu melakukan tes HPV sebelum vaksinasi

Dapat diberikan pada penderita dengan riwayat CIN, namun manajemen


terhadap CIN dan follow up tetap harus dilakukan

Pemberian bukan bertujuan untuk pengobatan, penderita dengan genital


warts atau sitologi abnormal tetap harus mendapat pengobatan yang sesuai

Pemberian vaksinasi pada usia >26 th sedang dalam penelitian

Cara Pemberian

Injeksi 0,5 ml IM

Dosis Pertama : Saat pertama suntik

Dosis Kedua : 2 bulan setelah dosis I

Dosis Ketiga : 6 bulan setelah dosis II

PENTING UNTUK DIINGAT

Kanker serviks adalah kanker yang banyak menyebabkan kematian pada


perempuan

Kanker serviks dapat dicegah :

Deteksi sedini mungkin dengan PAP SMEAR

Edukasi mengenai kanker serviks

Vaksinasi HPV VAKSIN

18

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Curriculum Vitae
Pemateri Simposium Update Terbaru tentang Kanker Serviks
Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Nama

Brahmana Askandar (14 Mei 1973)

Pendidikan :
S1 Kedokteran

:FK Unair (1997)

Spesialis Obsgyn

FK Unair (2003)

Konsultan Onkologi :

FK UI (2006)

S3

FK Unair (2015)

Pekerjaan / Jabatan :
Sekretaris program studi Obstetri Ginekologi FK Unair / RSU Dr. Sutomo Surabaya
Ketua Divisi Onkologi, Dept Obgyn FK Unair / RSUD Dr. Sutomo Surabaya
Pendidikan Tambahan
- Fellowship Gynecologic Surgery St Stephen Hospital Budapest Hungaria 2007
- Fellowship Gynecologic Endoscopy New Delhi - India 2008
- Fellowship Gyn Oncology Univesitar Medisch Centrum Utrecht - Belanda - 2011

19

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

THE CHALLENGES OF CERVICAL CANCER IN INDONESIA


dr. Brahmana Askandar, Sp.OG K(Onk)

INSIDEN KANKER SERVIKS

Annual number of new cases of cervical cancer by age group in Indonesia and South- Eastern Asia (estimations for 2012)

Data Kanker Serviks di RSUD Dr. Sutomo Tahun 2014

Skrining Kanker Serviks di Indonesia


Kesadaran melakukan skrining rendah
Angka cakupan skrining : sekitar 5%
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

20

Cakupan skrining di negara maju


Australia : 88%, Belanda : 88%, Korea : 60%
Sumber masalah :
- Kesadaran masyarakat?
- Komitmen tenaga kesehatan ?
- Fasilitas dan infrastruktur ?
Skrining Kanker Serviks di Indonesia
Jumlah dokter spesialis patologi : 400-500 / Indonesia (2013)
Jumlah SpOG : 3000 / Indonesia (2013)
Jumlah SpOG Onkologi : 72 / Indonesia (2014)
Jumlah Dokter Umum : 41.841 / Indonesia (2013)
Jumlah Bidan : 137.110 / Indonesia (2013)
Jumlah Puskesmas : 9671 / Indonesia (2013)
Jumlah penduduk Indonesia :
260 juta, usia 20-60tahun : 48 juta
Angka cakupan pap smear 5% !!!

Pap smear sulit / mahal Inspeksi Visual dengan asam asetat (IVA)
Hanya dilalukan di negara berkembang
Bukan standar skrining dunia terbaik yang bisa dilakukan di Indonesia
Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan utama
- Operasi (Stadium Dini)
- Radiasi (Stadium Lanjut)
Pengobatan tambahan
- Kemoterapi

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

21

OPERASI KANKER SERVIKS


Operasi paling rumit di bidang ginekologi yang dilakukan di RS yang lengkap
- Lengkap SDM : SpOG-Onkologi, Urologi, Vaskular, Anestesi dll
Persiapan penanganan komplikasi :
Cedera ureter, cedera buli, cedera usus, cedera pembuluh darah dll
Pasca operasi perlu ajuvan kemoterapi atau radiasi

Pusat Radioterapi di Indonesia


Terdapat 28 pusat radioterapi di Indonesia
Sebagian besar punya pemerintah
Berbagai jenis alat tapi tidak mencukupi untuk seluruh pasien kanker
American Society for Radiation Oncology : 60% pasien kanker perlu radiasi

Permasalahan Radiasi

Alat yang ada sering rusak


Daftar antrian
- Surabaya : 8 Bulan
- Semarang : 1 tahun
- Jogyakarta : 1 tahun
- Jakarta : 2 bulan

Radiasi Pada Kanker Serviks

Stadium Kanker Serviks : IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB
Stadium dini : IA- IIA
Stadium lanjut : IIB - IVB
Pengobatan kanker serviks
Stadium dini : Operasi + radiasi
Stadium lanjut : Radiasi + kemoterapi

Peran Radiasi Pada Kanker Serviks


[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

22

1. Terapi utama pada kanker stadium lanjut


2. Terapi tambahan pada stadium dini

Terapi paliatif
- mengatasi nyeri
- mengatasi perdarahan

KANKER SERVIKS merupakan kanker yang paling bisa dicegah


Bila sudah menderita kanker
- Biaya mahal
- Kualitas hidup
Deteksi dini sangat penting

23

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

EARLY DETECTION OF CERVICAL CANCER


dr. Brahmana Askandar, Sp.OG K(Onk)

Fakta Kanker Serviks

Kanker yang paling bisa dicegah


Alasan :
- Natural History jelas
- Natural history berlangsung lama

Serviks Normal

Pemeriksaan Dasar Ginekologi

24

Sistem Cervical Intraepithelial Neoplasia


[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

NIS / CIN 1 sesuai displasia ringan


NIS / CIN 2 sesuai displasia sedang
NIS / CIN 3 sesuai displasia berat dan karsinoma insitu
Low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) :
- CIN I
- HPV Infection
High grade squamous intraepithelial lesion (HSIL)
- CIN II
- CIN III
- Ca In situ
Padanan Klasifikasi

25

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Perjalanan Klinis Kanker

Diagnosis Lesi Prakanker


Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
Pemeriksaan paling sederhana
Dilakukan di daerah tanpa fasilitas pap smear
Pap smear :
Dilakukan pada setiap wanita yang
sudah menikah (paling lambat 3 tahun)
Dilakukan 1x/tahun atau sesuai hasil
Tes HPV (Hybrid Capture II)
Bila hasil pap smear ASCUS
Kombinasi dengan pap smear

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

26

Kolposkopi
Semua pap smear abnormal harus dilakukan kolposkopi
Pap Smear

The mainstay of cervical cancer screening for the last 60 years has been the
Papanicolaou test.

Developed in the 1940 by Georgios Papanikolaou.

It involves exfoliating cells from the transformation zone of the cervix to


enable examination of these cells microscopically for detection of cancerous
or precancerous lesions.

Peralatan Pap Smear

Tehnik
Denganspatula

27

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Accuracy of Pap Smear


Sensitivity = 51% for CIN I or higher
Range of 37% to 84%
Specificity = 98% for CIN I or higher
Range of 86% to 100%
These results are from a meta-analyses of crosssectional studies (AHCPR 1999).
Several ACCP studies have also found Pap test
sensitivity in the range of 50% at best.
Keterbatasan Pap Smear Konvensional
False Negative Rate of up to 55%1
Sampling and interpretive errors
Ambiguous reports of 6.4%2
70% are truly negative
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

28

30% represent more severe abnormality


Inadequate specimens of 9.7%

Sources Of False Negatives

Sampling issues (70%)

cells not collected on the sampling device

cells collected, but not transferred to the slide

Interpretive issues (30%)

abnormal cells present on slide but either not seen or misinterpreted

Liquid Based Cytology (LBC)


What is liquid based cytology?
Collection of cellular material into a vial of preservative fluid
Keuntungan LBC

Sensitivitas lebih tinggi

Mengurangi negatif palsu

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

29

Spesimen yang diambil bisa sekalian dijadikan bahan pemeriksaan tes virus HPV

IVA

30

(Inspeksi Visual Asam Asetat)


Sankaranarayanan dkk (Thailand)
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Efektif, aman, praktis, murah


Tidak invasif
Oleh dokter bidan - paramedis

Cara pemeriksaan untuk Tes IVA :

Pasien dalam posisi litotomi.

Spekulum dipasang.

Serviks ditampakkan dan dibersihkan dari lendir.

Serviks dibasahi permukaannya dengan asam asetat 5%, selanjutnya diamati


dengan penerangan lampu 100 watt.

Setelah 1-2 menit dilihat perubahan yang terjadi pada serviks:

Hasil :
-

Negatif gambaran putih

Positif gambaran putih +

31

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Alur Penatalaksanan

Gambar Lesi Pra Kanker

Gambar Lesi Pra Kanker

32

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Kanker Serviks

See and Treat


Pemeriksaan IVA
Bila positif langsung dilakukan Cryotherapy
Kalo ragu-ragu hasil IVA nya konsul, jangan langsung dilakukan cryotherapy

Cryotherapy

Tes HPV
Hybrid Capture

33

menentukan ada virus HPV risiko tinggi ? Tidak bisa mengetahui jenis
virus
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

HPV Genotyping
Menentukan tipe virus yang positif.
misal : HPV 16 dan 18 positif
99.7% kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV
Hybrid Capture
Hybrid Capture 2 (hc2) System HPV DNA Test
Approved by FDA
Membedakan yang positif HPV risiko rendah atau risiko tinggi
HPV risiko rendah : 6, 11, 42, 43, 44
HPV risiko tinggi : 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68
TIDAK MENENTUKAN JENIS VIRUS
Accuracy of HC2
Sensitivity in detecting high grade lesion : 92,8%
Specifity in detecting high grade lesion : 66,7%
HPV GENOTYPING
Menentukan jenis virus yang positif
Misal hasil menyatakan HPV16 dan 18 positif
Dikerjakan bila HPV risiko tinggi positif
Kolposkopi
Kolposkopi
Biopsi

34

Pemeriksaan Biopsi
Terapi Lesi Prakanker Serviks
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Pengobatan Tahap Pra Kanker


Pengobatan pada tahap pra kanker memberikan hasil yang sangat memuaskan
(Oleh karena itu penting melakukan deteksi dini)
LSIL (CIN I) :
Masih bisa dilakukan hanya pengamatan ulang
Pengamatan pap smear ulang 6 bulan
Krioterapi/Kauter / LEEP
HSIL (CIN II III) :
Harus dilakukan tindakan
Cauter / LEEP
Konisasi(pengambilan sebagian cervix dg pisau)
Histerektomi (Bila usia cukup dan anak cukup)
Krioterapi

35

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Low grade

High Grade

36

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Bila ditemukan benjolan di serviks


LEEP

KONISASI

37

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

KESIMPULAN
Kanker serviks sangat bisa dicegah
Deteksi dini kanker serviks dilakukan secara rutin pada perempuan yang sudah
berhubungan seks / menikah
Deteksi dini kanker serviks dapat mencegah kanker serviks
Deteksi dini dilakukan oleh bidan / dokter umum / SpOG
Pengobatan pada tahap pra kanker sembuh sempurna

38

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Curriculum Vitae
Pemateri Simposium Update Terbaru tentang Kanker Serviks
Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Nama Lengkap

:dr. H. AGUS ALI FAUZI, PGD.Pall.Med (ECU)

Jabatan / Unit Kerja:Kepala Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr. Soetomo
Riwayat Pendidikan :

Lulus Fakultas Kedokteran UNAIR tahun 1988

Lulus Ahli Paliatif Kanker dari Edith Cowah University, Perth Australia tahun
1999

Riwayat Pekerjaan :

Kepala Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr. Soetomo, 2009 sekarang

Wakil Ketua Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri (PPPBN) RSUD Dr.
Soetomo FK Unair, 2006 sekarang

Riwayat Organisasi :

Ketua Tim meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dan Bina Rohani Islam
RSUD Dr. Soetomo

Ketua Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Cabang Jatim sampai sekarang

Ketua III Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Cabang Surabaya

Pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Jatim

Instruktur Layanan Sepenuh Hati (LSH) RSUD Dr. Soetomo

Pengurus PASTI (Perkumpulan Awet Sehat Indonesia) Cabang Surabaya


39

Pengasuh Ngaji Sehat JTV

Acara TVRI SENSASI (Sehat Semangat Inovasi)


[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

PERAWATAN PALIATIF PADA KANKER SERVIK


dr. H. AGUS ALI FAUZI, PGD.Pall.Med (ECU)

Menikmati Hidup:

Cita Cita Hidup:

Selalu bersyukur ( ingat terus

Selalu sehat

pada Allah )

Panjang umur

Ingin membahagiakan orang lain

Sukses

Tidak ada musuh dalam hidup

Bahagia

Banyak sedekah

Menikmati hidup

Tidak merasa susah atau tertekan

Masuk surga !

bila disakiti orang lain

Tidak Silau dg gemerlap dunia


krn hanya Titipan

Suka humor & punya JOKE

Bergaul dengan siapa saja

Penuh Inspirasi & Inovasi

Aktivitas tinggi tapi dilakukan dg


senang dan gembira

Selalu semangat tapi ikhlas

DEFINISI PROFESIONAL
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi data suatu
pekerjaan tertentu (Kusnanto). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesional
bersangkutan

dengan

profesi

yang

memerlukan

kepandaian

khusus

untuk

menjalankannya.
Profesional adalah orang berdisiplin dan menjadi kerasan dalam
pekerjaannya (Aholiab Watloly). Profesional merupakan sikap yang mengacu pada
peningkatan kualitas profesi (Oerip S Poerwopoespito).
[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

40

Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara


mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya
serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi
Profesional meliputi : kompetensi, integritas tinggi, jujur, disiplin, tanggung
jawab, sikap positif, beretika, kreatif, inovatif, komunikasi efektif dll
GLOBAL STRESS

krisis global & multidimensi

tidak bersyukur & bertengkar

malas

Keluhan yang muncul :

Pemicu Stress:

Cemas gelisah sulit tidur

Masalah keluarga

tidak tenang, tidak tentram

Masalah ekonomi

tersinggung

Masalah pergaulan

suka marah-marah

Masalah pekerjaan

takut , galau

Masalah kesehatan ( penyakit )

Dll.

Tanpa disadari, hidup kita :

Terlalu serius

Terlalu tegang

Terlalu capek

Terlalu stress
Kerugian Stress Kronik

1. Hormon Adrenalin meningkat

Jantung berdebar

Keringat dingin, dll

6. Lemak jahat (LDL) meningkat

Bahaya PJK
41

7. Zat kimia radikal bebas


2. Hormon Cortisol Meningkat

Memicu kanker

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

Tekanan darah meningkat


8. Memicu cemas

3. T-Lymphosit sel mati

Insomnia, dll

Sistem kekebalan menurun


9. IL-6 meningkat

4. Asam Lambung meningkat

Pemicu stroke, DM., dll

Stress Ulcer
10. Impotensi

5. Menguras vitamin & mineral

Keadaan umum lemah

Global Success:

Syukuri & Nikmati hidup ini

Suka menolong ( Helpful )

Semangat bekerja & berkarya

Selalu berdoa & Introspeksi diri

Jeli melihat peluang & Inovasi

Penyakit Kanker :

Tidak mengenal usia

Tidak mengenal gender

Tidak mengenal jabatan

Tidak mengenal status sosial dll

42

[Tim Bantuan Medis Vertex] | [Focus Update on Cervical Cancer Management]

TUMOR :
Semua benjolan abnormal dalam tubuhMisal : benjolan krn
kebentur, abses ( udun ), andeng2 dll.
NEOPLASMA:
Pertumbuhan abnormal dari suatu bagian dalam tubuh yang tidak
dapat dikendalikan oleh tubuh sendiri. Contoh : Uci-Uci
Neoplasma ada 2 :
1. Jinak
2. Ganas -> disebut Kanker
KANKER:
Kelainan sel ( Tingkat DNA ) yang disebabkan oleh suatu hal atau
rangsangan

yang

menyebabkan

pertumbuhan

sel

tersebut

sulit

dikendalikan oleh tubuh & mempunyai ciri-ciri cepat berkembang serta


mempunyai anak sebar.
STADIUM KANKER, CIRI-CIRINYA :
DINI : - Tanpa gejala / keluhan
- Benjolan belum nampak
- Sulit terdeteksi
- Belum ada anak sebar ( berakar )
LANJUT : - Timbul keluhan / gejala
- Benjolan sudah ada
- Sudah berakar
- Ada anak sebar
PENYEBAB KANKER :

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

43

Belum diketahui dengan pasti ( Multifaktorial )


Ada 2 hal yang mempengaruhi :
1. Genetik ( keturunan / herediter )
2. Paparan ( endogen & eksogen )
KANKER TERBANYAK :
1. Kanker leher rahim ( Cervix )
2. Kanker payudara ( Mamma )
3. Kanker paru
4. Kanker hati
5. Kanker kelenjar getah bening
6. Dll
Kanker Serviks adalah suatu kondisi dimana serviks atau mulut
rahim mengalami suatu gangguan. Gangguan ini bisa berupa luka, borok,
tukak, dungkul atau benjolan yang berasal dari serviks/ mulut rahim dan
memiliki kemampuan

untuk menyebar atau bermetastase ke organ

sekitar serviks maupun organ yang jauh.


GEJALA :
Stadium awal biasanya tidak ada keluhan
keputihan
perdarahan pasca senggama/ spontan
nyeri
gangguan berkemih dan berdefekasi
keluhan lain tergantung metastasenya
PENYEBAB :
Terbanyak oleh HPV tipe 16 & 18

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

44

MENCEGAH TERKENA KANKER :


3 JAGA 1 WASPADA
1. Jaga stamina :
- Olahraga teratur, makan cukup dan gizi seimbang
- Tidur 6-8 jam per hari
2. Jaga dari bahan karsinogenik
- Radiasi, sinar terik matahari
- Polusi industri, asap kendaraan bermotor dan asap rokok
3. Jaga dari bahan-bahan pemicu kanker
- Bahan insektisida, bahan pengawet
- Bahan makanan berlemak, terlalu asin dan makanan yang dibakar
4. Waspada terhadap stress
DETEKSI DINI KANKER :

Pap Smear

See And Treat

Sadari / Sarari

Dll

TIPS SEMBUH DARI KANKER :


1. Pengobatan sedini mungkin & benar
2. Atasi keluhan fisik dan non fisik
3. Semangat hidup tinggi, berfikiran positif dan menghindari stress
4. Jaga sistem kekebalan tubuh dan nutrisi
5. Dukungan keluarga harus baik
6. Isi kegiatan menyenangkan dan bermanfaat
7. Mendekatkan diri pada Tuhan
PENGOBATAN KANKER
Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

45

1. Kemoterapi
2. Radio terapi
3. Operasi
4. Hormonal
5. Imuno terapi
6. Komplementer terapi
TUJUAN PENGOBATAN :
1. Kuratif ( penyembuhan )
2. Paliatif ( mengurangi penderitaan dengan meningkatkan kualitas
hidup )
DULU

: Kanker sulit disembuhkan

SEKARANG : Kanker bisa disembuhkan


PENTING

: Kualitas hidup yang optimal lebih utama bagi penderita


kanker dan keluarganya.

Perawatan Paliatif & Bebas Nyeri merupakan perawatan yang realistis,


manusiawi dan bermanfaat.
Perawatan Paliatif di Indonesia:
Surat

Keputusan

804/Menkes/SK/IX/1989

Menteri
Buku

Pokok2

Kesehatan
kegiatan

RI

No.

Penanggulangan

Penyakit Kanker di Indonesia


Komite Nasional Penanggulangan Kanker ada empat sub Komite :
1. Pencegahan
2. Deteksi dini
3. Terapi
4. Perawatan paliatif & bebas nyeri
Falsafah Perawatan Paliatif

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

46

Menjadi hak semua pasien untuk mendapatkan perawatan yang


terbaik sampai akhir hayatnya. Penderita kanker yang dalam stadium
lanjut

atau

pelayanan

tidak

berangsur-angsur

kesehatan

sehingga

sembuh

perlu

penderitaannya

mendapatkan

dapat

dikurangi.

Pelayanan yang diberikan harus dapat meningkatkan kualitas hidup yang


optimal sehingga dapat meninggal dengan tenang dan dalam iman.
Definisi Perawatan Paliatif menurut Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organization - WHO, 2005), Perawatan Paliatif adalah
sistem perawatan terpadu yang meningkatkan kualitas hidup, dengan
meringan-kan nyeri serta penderitaan yang lain, memberikan dukungan
spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir
hidup dan dukungan terhadap keluarga dalam masa duka cita.
Pola Dasar Pemikiran Perawatan Paliatif
a. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap bahwa kematian
adalah proses yang normal
b. Tidak mempercepat atau menunda kematian
c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
d. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
e. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
f. Berusaha membantu duka cita pada keluarga
Tujuan Perawatan Paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup yang
seoptimal mungkin bagi penderita dan keluarganya.
Manusia merupakan mahluk hidup yang terbentuk atas unsur-unsur
: bio-psiko-sosio-kulturo & spiritual. Kualitas hidup dikatakan baik
apabila unsur-unsur tersebut diatas dapat berfungsi dengan optimal.
Pengobatan Treat the Patient bukan Treat the Disease
Holistik (bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual)

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

47

Sikap empathy
Peduli care
Komunikasi efektif mendengarkan
Tulus ikhlas (sepenuh hati)
Prinsip penanganan :

Holistik ( Biopsikosociokulturospiritual ) dan Simultan

Konsep Total Pain & Total Suffering

Interdisipiner & Multiprofesional

Stepp Ladder WHO

Multimodalitas

Service Champion = Layanan Juara

Obat-obatan yg sesuai kebutuhan

Tim work yg solid & komunikatif

Monitoring & Evaluasi terus-menerus

48

Service Champion = Pelayanan Juara

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

= Cepat

= Handal

= Akurat

= Mampu dipercaya

= Perhatian

Dasar Kebijakan :
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
812/Menkes/SK/ VII/2007

tentang

Kebijakan Perawatan Paliatif di

Indonesia tanggal 19 Juli 2007.


Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah :
1. Rumah Sakit : untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan
yang memerlukan

pengawasan ketat, tindakan khusus atau

peralatan khusus.
2. Puskesmas : untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat
jalan.
3. Rumah Singgah / panti ( hospis ) : untuk pasien yang tidak
memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan
khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
4. Rumah pasien : untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat,

tindakan

khusus

atau

peralatan

atau

ketrampilan

perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh keluarga.


Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat pelayanan / sarana
kesehatannya adalah :
1. Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat puskesmas
2. Unit Perawatan Paliatif dibentuk dirumah sakit kelas D, kelas C
dan kelas B non pendidikan
3. Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk dirumah sakit B Pendidikan
dan kelas A
Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

49

4. Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat koordinatif dan


melibatkan semua unsur terkait
Untuk membentuk suatu Organisasi perawatan paliatif maka perlu
persiapan :
1. Wadah ( Kelompok, Unit dll. )
2. Sumber daya manusia (SDM )
3. Ilmunya
4. Hati
5. Team work (interdisiplin & multiprofesional)
Aplikasi Perawatan Paliatif di RSU Dr. Soetomo:
1. Perawatan Paliatif Rawat Jalan (Poliklinik)
2. Perawatan Paliatif Rawat Inap
3. Perawatan Paliatif Rawat Rumah (Home Care)
4. Day Care
5. Respite Care

50

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

CATATAN

51

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

52

Tim Bantuan Medis Vertex | Focus Update On Cervical Cancer Management

Anda mungkin juga menyukai