UPDATE REVIEW:
KANKER VULVA DAN KANKER VAGINA
Manuel Hutapea
Lebih kurang 90% dari kanker vulva berasal dari epithel jenis skuamosa, dan
penentuan jenis histologi pada kanker vulva menjadi penting karena merupakan
variabel yang mempengaruhi kecenderungan metastasis ke kelenjar getah bening.
Metastasis ke kelenjar getah bening jelas berkorelasi kuat dengan angka ketahanan
hidup 5 tahun penderita kanker vulva, yaitu 80% pada yang tanpa metastasis KGB
inguinal dan turun menjadi hanya 50% pada yang metastasis ke KGB inguinal.
Angka ketahanan hidup ini bahkan dapat sangat menurun menjadi hanya 10-15%
jika metastasis sudah mengenai kelenjar getah bening iliaka atau KGB pelvis
lainnya. GOG melaporkan angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker vulva
sebesar 98 %, 85%, 74%, dan 31% pada stadium I, II, III dan IV. Secara
keseluruhan terdapat 30% penderita kanker vulva yang sudah metastasis ke
kelenjar getah bening.
Belum ada test untuk skrining kanker vulva, meskipun dikenal ada beberapa lesi
prekursornya seperti vulvar intraepithelial neoplasia (VIN) dan Paget’s disease vulva,
sehingga pada wanita yang mengalami hal ini sebaiknya dilakukan pemantauan
secara jangka lama. Sementara pada penderita lichen sclerosus yang sembuh
dengan pengobatan topikal, tidak diperlukan pengawasan lebih lanjut, kecuali ada
gejala lain yang muncul. Sangat penting untuk diingat bahwa wanita yang terkena
kanker vulva merupakan wanita yang beresiko menderita kanker genital lainnya
khususnya kanker serviks.
Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita kanker vulva, dan sampai
saat ini tindakan operasi meliputi vulvektomi radikal dikombinasi dengan diseksi
kelenjar getah bening inguinal bilateral, yang pertama kali dipopulerkan oleh Stanley
Way tahun 1950. Belakangan ini dengan semakin majunya pemahaman mengenai
penyakit ini, natural history-nya dan faktor-faktor prognostik, mempelopori
perubahan praktek penanganan kanker vulva khususnya dalam hal tidakan operasi.
DIAGNOSIS
1. Kanker vulva kebanyakan mengenai wanita lanjut usia, terbanyak pada usia
antara 65-75 tahun.
2. Gejala seperti nyeri pada vulva, rasa seperti terbakar, gatal dan sakit, dapat
berkorelasi dengan kanker vulva. Namun harus diingat pula bahwa ada
sebagian yang tanpa gejala.
3. Setiap gejala yang muncul pada vulva sebaiknya mendapat perhatian dan
pemeriksaan traktus genitalia bawah.
4. Kutil jarang ditemukan pada wanita tua sehingga seharusnya menjadi sesuatu
yang patut dicurigai. Pada wanita pre-menopause kutil pada awalnya
ditangani sama seperti penanganan kondiloma akiminata, tetapi jika menetap
maka sebaiknnya dilakukan eksisi biopsi.
FAKTOR PROGNOSIS
Faktor yang secara signifikan berhubungan dengan prognosis kanker vulva adalah
keterlibatan atau metastasis kelenjar getah bening dan ukuran lesi tumor primer.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Meskipun sudah ada perubahan yang berarti dalam penanganan kanker vulva
selama dekade akhir ini, namun secara prinsip masih mempunyai kesamaan dengan
penanganan sebelumnya. Semua pasien memerlukan pemeriksaan untuk : 1)
penanganan yang tepat terhadap penyakit primernya; 2) penanganan yang tepat
terhadap kelenjar getah bening yang berpotensi terkena proses metastasis.
Karena penampilan kanker vulva bisa sangat bervariasi , maka setiap kasus harus
dinilai berdasar kepatutannya sendiri. Seperti sudah disebutkan, penanganan bisa
mencakup pembedahan, radiasi atau kemoterapi dan pada kasus-kasus tertentu
memakai kombinasi ketiga modalitas penanganan tersebut. Penggunaan tehnik
bedah plastik juga meningkat sebagai upaya menurunkan morbiditas pasca operasi
akibat regangan penutupan luka yang luas.
Stadium Awal : Penyakit yang terbatas pada vulva tanpa bukti metastasis ke kelenjar
( dengan pemeriksaan klinis).
Managemen pada tumor primer mencakup eksisi radikal lokal luas (radical wide local
excision). Tujuan utamanya adalah mengangkat tumor primer dengan batas bebas
tumor yang kelihatan secara klinis minimal 1 cm pada semua arah. Pembedahan
pengangkatan kelenjar getah bening diperlukan pada semua kasus kecuali pada: 1).
Stadium 1a; 2) basal cell karsinoma dan verrucous carcinoma, karena jarang
berhubungan dengan metastasis; 3) malignant melanoma, karena tidak ada bukti
keterlibatan kelenjar.
Pada kebanyakan kasus, diseksi kelenjar getah bening bilateral diperlukan karena
ekstensifnya perlintasan jalur limfatik pada vulva. Begitupun pada tumor-tumor yang
terletak sangat lateral yaitu yang pinggir medialnya paling sedikit 2 cm dari midline,
Eksisi lokal luas (wide local excision) untuk lesi tumor dengan kedalaman
invasi < 1 mm
Eksisi radikal lokal (radical local excision) dan pengambilan KGB inguinal
dekat tumor
Eksisi radikal lokal dan biopsi kelenjar sentinel. Jika sel kanker dijumpai pada
kelenjar sentinel, maka kelenjar yang berdekatan turut diambil.
Radioterapi pada pasien yang tidak dapat dioperasi.
Eksisi radikal lokal ( radical local excision) dan pengambilan KGB inguinal
dekat tumor
Radikal vulvektomi modifikasi atau radikal vulvektomi untuk tumor berukuran
besar. Limfadenektomi inguinal. Radiasi bisa diberikan setelah pembedahan.
Eksisi radikal lokal dan biopsi kelenjar sentinel. Jika sel kanker dijumpai pada
kelenjar sentinel, maka kelenjar yang berdekatan turut diambil.
Radioterapi pada pasien yang tidak dapat dioperasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lopes ADB, Das N. Vulvar cancer. In: Ayhan A, Reed N, Gultekin M, Dursum
P, eds. Textbook of Gynecologic Oncology. Gunes Publishing. Turkey. 2012:
485-487.
2. Moore HR, Koh WJ, McGuire WP, Wilkinson EJ. Vulva. In: Barakat RR,
Perelman RO, Markman M, Randall M. Principles and Practice of Gynecologic
Oncology. 5th edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2009:
556-586.
3. National Cancer Institute
Kanker vagina merupakan penyakit keganasan yang jarang dijumpai, yaitu hanya
kurang lebih 1-3 % dari seluruh kanker pada organ genital wanita. Kanker ini
sebanyak 50% mengenai wanita usia tua yaitu usia 70 tahun atau lebih. Meskipun
kanker vagina primer sangat jarang dijumpai, tetapi kanker metastasis ke vagina
tidaklah jarang, sering berasal dari endometrium, serviks, vulva, berupa ekstensi
langsung, dan ovarium, payudara, rektum dan ginjal yang merupakan penyebaran
secara limfatik atau hematogen. Kebanyakan kanker vagina dimediasi oleh infeksi
virus HPV sama seperti kanker serviks.
Ada dua tipe histologi yang paling sering dari kanker vagina yaitu skuamous dan
adenokarsinoma. Angka ketahanan hidup 5 tahun relatif adalah 54% dan 60% pada
tipe skuamous dan adenokarsinoma.
Kanker vagina tipe skuamous merupakan 70% dari seluruh kanker primer vagina,
bermula mengenai sel-sel epitel yang melapisi dinding vagina. Tipe ini lebih sering
mengenai vagina atas yang dekat ke serviks, dan cenderung bertumbuh secara
lambat, didahului dengan lesi pra kanker terlebih dahulu, menjadi sel kanker setelah
bertahun-tahun.
Kanker vagina tipe adenokarsinoma bermula dari sel-sel kelenjar, dan dijumpai pada
sekitar 15% dari seluruh kanker vagina primer. Mengenai wanita usia 50 tahun atau
lebih. Jenis clear cell adenokarsinoma mengenai wanita usia yang lebih muda, yang
terpapar dengan di-ethyl stilbestrol (DES) in utero.
Tipe lain dari kanker vagina adalah melanoma dan sarcoma , yaitu dijumpai sekitar
9-10% dan 4-5%. Tipe sarkoma vagina yang paling sering adalah
rhabdomyosarkoma dan terbanyak dijumpai pada anak-anak, sedangkan tipe
leiomiosarkoma kebanyakan dijumpai pada usia dewasa, usia 50 tahun lebih.
Kanker vagina primer harus dijumpai berdiri sendiri, dimana jika dijumpai bersamaan
dengan kanker serviks atau vulva maka hal ini didiagnosis sebagai kanker serviks
atau kanker vulva.
Penanganan VAIN dapat berupa : biopsi eksisional ( pada lesi yang kecil),
vaginektomi parsial, vaporisasi laser, dan krim intravaginal memakai 5FU.
GEJALA KLINIS
Discharge vagina yang berdarah atau berbau diluar atau tidak berhubungan dengan
siklus haid, nyeri saat bersenggama, perdarahan pasca senggama, nyeri pada
daerah pelvis, dan adanya benjolan di vagina. Dari gejala-gejala tersebut, yang
paling sering adalah perdarahan dari vagina yaitu sebesar 50-75% kasus. Kadang
bisa juga dijumpai gejala dysuria dan hematuria.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penentuan stadium kanker vagina berdasar FIGO dan AJCC adalah sebagai berikut:
PENANGANAN
Ada 3 jenis penanganan utama pada kanker vagina invasif yaitu : pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dari ketiga modalitas penanganan ini radioterapi dan
pembedahan merupakan yang terutama, sedangkan kemoterapi dalam kombinasi
dengan radiasi digunakan untuk penyakit stadium lanjut.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kanker vagina stadium awal. Jenis tindakan
operasi yang dilakukan dipengaruhi oleh letak dan posisi tumor. Pada kanker vagina
stadium I yang melibatkan vagina tengah atau sepertiga atas, dianjurkan melakukan
radikal histerovaginektomi dan limfadenektomi pelvis (PLND). Sedangkan pada
kanker vagina stadium I yang mengenai vagina sepertiga bawah yang meluas
sampai ke vulva, dilakukan radikal vulvovaginektomi dan bilateral groin node
dissection. Tindakan pembedahan berupa eksenterasi mungkin dilakukan pada
kasus dengan invasi yang lebih luas.
Rhabdomyosarcoma
Malignant lymphoma
Kanker vagina dengan lesi superfisial stadium I dapat ditangani dengan radioterapi
atau radikal histerovaginektomi. Stadium II- IVA ditangani dengan WPRT dan
intracavitary radioterapi.
Peranan kemoterapi pada kanker vagina tipe skuamosa stadium lanjut masih belum
diketahui.
Meskipun telah menjalani penanganan yang sesuai, kurang lebih 50% penderita
kanker vagina stadium lanjut masih dijumpai kegagalan pelvis dan metastasis jauh.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Cardenes HR, Schilder JM, Roth LM. Vagina. In: Barakat RR, Perelman RO,
Markman M, Randall M. Principles and Practice of Gynecologic Oncology. 5 th
edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. 2009: 592-618.
2. Hacker NF. Vaginal cancer. In: Ayhan A, Reed N, Gultekin M, Dursum P, eds.
Textbook of Gynecologic Oncology. Gunes Publishing. Turkey. 2012: 488-
491.