Anda di halaman 1dari 51

LESI PRAKANKER SERVIKS

Andra K. Putra

Lesi Pra Kanker Serviks


(Mulut Rahim)

Istilah lain : Displasia


Biasanya tanpa keluhan
Diagnosis dengan menggunakan pap smear
Merupakan suatu perjalanan sel mulut rahim sebelum
menjadi ganas (kanker serviks)
Berbeda dengan kanker serviks
Kesembuhan baik

CERVICAL CANCER

NATURAL HISTORY
Infeksi HPV Kronis

PRA - CANCER
15 %

NORMAL

CIN I

30 %

CIN II

40 %

Low grade SIL

CANCER
45 %

CIN III

STAGE 0

20 %

High grade SIL

IDENTIFIED by METHODE VIA

INVASIVE

Perkembangan Terminologi Hasil Tes Pap

1943
1953

Papanicolaou

1967
1988

Neoplasia Intraepitel Serviks (Richart RM)

1990
1990

Modifikasi Neoplasia Intraepitel Serviks

1991
2001

The Bethesda System

Displasia - Karsinoma Insitu (Reagan)


The Bethesda System
British Society for Clinical Cytology
The Bethesda System

KLASIFIKASI PAPANICOLAOU

Kelas I
:
abnormal
Kelas II
:
keganasan
Kelas III
:
keganasan
Kelas IV
:
Kelas V
:

Tidak ditemukan sel atipik atau sel


Sitologi atipik tetapi tidak ditemukan
Sitologi sugestif tetapi tidak konklusif
Sitologi sangat sugestif keganasan
Sitologi konklusif keganasan

Klasifikasi Papanicolaou
Sistem ini telah banyak ditinggalkan,karena:
Tidak mencerminkan pengertian neoplasia serviks/
vagina
Tidak mempunyai padanan dengan terminologi
histopatologi
Tidak mencantumkan diagnosis non kanker
Tidak menggambarkan interpretasi yang seragam
Tidak menunjukan suatu pernyataan diagnosis

Sistem Cervical Intraepithelial


Neoplasia

NIS / CIN 1 sesuai displasia ringan


NIS / CIN 2 sesuai displasia sedang
NIS / CIN 3 sesuai displasia berat dan karsinoma insitu

Lesi Pra-Kanker Serviks


(Bacaan Sistem Bethesda)
Low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) :
- CIN I
- HPV Infection
High grade squamous intraepithelial lesion (HSIL)
- CIN II
- CIN III
- Ca In situ

Padanan dari klasifikasi


Class I

Class II

Normal

Mild

Inflam

Normal

WNL

Class III

Dysplasia
CIN I

Atypia

Benign
Cellular
Changes

NEGATIF

Mod
CIN II

Koilocytosis

Class IV
Sev
CIS

Class V
Cancer

CIN III

Cancer

AS
CUS

LGSIL

HGSIL

HGSIL

Carcinoma

AS
CUS

LGSIL

HGSIL

HGSIL

Carcinoma

Serviks Normal

Lesi Pra Kanker Serviks

Diagnosis Lesi Prakanker


Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
Pemeriksaan paling sederhana
Dilakukan di daerah tanpa fasilitas pap smear
Pap smear :
Dilakukan pada setiap wanita yang
sudah menikah (paling lambat 3 tahun)
Dilakukan 1x/tahun atau sesuai hasil
Tes HPV (Hybrid Capture II)
Bila hasil pap smear ASCUS
atau bila px menghendaki
Kolposkopi
Semua pap smear abnormal harus
dilakukan kolposkopi

IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat)
Sankaranarayanan dkk (Thailand)
Efektif, aman, praktis, murah
Tidak invasif
Oleh dokter bidan - paramedis

Tes IVA
Cara pemeriksaan untuk Tes IVA :

Pasien dalam posisi litotomi.

Spekulum dipasang.

Serviks ditampakkan dan dibersihkan dari lendir.

Serviks dibasahi permukaannya dengan asam asetat


5%, selanjutnya diamati dengan penerangan lampu 100
watt.

Setelah 1-2 menit dilihat perubahan yang terjadi pada


serviks:
Hasil :
Negatif gambaran putih
Positif gambaran putih +

Gambaran Visual dengan Aplikasi Asam


Asetat pada Lesi Prakanker

Sebelum pemberian asam asetat

Setelah pemberian asam asetat

Alur Penatalaksanan
Kasus dengan IVA Positif

IVA Positif
Kolposkopi
Lesi Negatif
Pemeriksaan
rutin

Lesi Positif
Biopsi terarahPA

Gambar Lesi Pra Kanker

Low grade SIL

Low grade SIL

Gambar Lesi Pra Kanker

High grade SIL

High Grade SIL

Low grade SIL

High Grade SIL

Low grade SIL

Kanker Invasif

Pemeriksaan Biopsi

Dilakukan bila dijumpai mass/benjolan di serviks

MANAGEMENT

Pengobatan Tahap Pra Kanker

Pengobatan pada tahap pra kanker memberikan hasil yang sangat


memuaskan (Oleh karena itu penting melakukan deteksi dini)

LSIL (CIN I) :
Masih bisa dilakukan hanya pengamatan ulang
Pengamatan pap smear ulang 6 bulan
Krioterapi/Kauter / LEEP

HSIL (CIN II III) :


Harus dilakukan tindakan
Cauter / LEEP
Konisasi(pengambilan sebagian cervix dg pisau)
Histerektomi (Bila usia cukup dan anak cukup)

LSIL MANAGEMENT

HSIL
Serviks intraepithelial neoplasia (CIN) 2 dan 3 dikelola
dengan cara yang sama karena perbedaan histologis
antara dua nilai CIN susah dibedakan
Pengecualian untuk ini adalah ibu hamil, yang harus
menjalani prosedur eksisi hanya jika dicurigai penyakit
invasif,

FaktaCIN 2,3
Untuk CIN 2 , tampak bahwa 40 sampai 58
persen dari lesi akan regresi spontan jika tidak
diterapi, sementara 22 persen menjadi CIN 3
dan 5 persen menjadi kanker invasif
Br J Cancer. 2003;89(6):1062.

Untuk CIN 3, tingkat regresi spontan


diperkirakan adalah 32 sampai 47 persen,
dengan 12 sampai 40 persen menjadi kanker
invasif jika tidak diterapi
Obstet Gynecol. 2009;113(1):18.Br J Cancer. 2003;89(6):1062.

HSIL MANAGEMENT

ABNORMAL SMEAR PADA


WANITA HAMIL
Wanita hamil dengan serviks
intraepithelial neoplasia 1 (CIN 1) tidak
semestinya dilakukan eksisi serviks atau
ablasi
Pasien harus dievaluasi ulang enam
minggu pascapersalinan dan dikelola
berdasarkan hasil tersebut

ABNORMAL SMEAR PADA


WANITA HAMIL
Prosedur eksisi diagnostik pada wanita
hamil hanya dilakukan jiga dicurigai invasif
Pada wanita hamil dengan CIN 2,3 tetapi
tidak ada kecurigaan invasif Follow up

Follow up HSIL pada wanita hamil


Ulangi evaluasi dengan sitologi dan
kolposkopi selama kehamilan, tetapi tidak
lebih sering daripada tiap 12 minggu
Atau, revaluasi dapat ditangguhkan
sampai enam minggu setelah melahirkan

Terapi Lesi
1.

2.

Terapi destruksi: a. Cryo therapy


b. Electro-diathermy
c. Laser ablation
Terapi eksisi : a. LEEP (Loop Electrosurgical Exision
Procedure):
bila lesi kecil
b. LLETZ (Large Loop Exision of
Transformation
Zone): bila lesi
luas atau sbg. pengganti konisasi
c. Konisasi konvensional (cold knife
conization)
d. Histerektomi

Krioterapi

LEEP

LEEP

KONISASI

Histerektomi
Histerektomi bukan pengobatan lini
pertama untuk CIN.
Histerektomi adalah pilihan yang wajar
hanya untuk wanita dengan CIN 2,3 yang
memiliki margin konisasi positif, atau yang
sudah tidak mengharapkan kehamilan

KANKER SERVIKS

Andra K. Putra

APAKAH KANKER SERVIKS ITU ?


LUKA, BOROK, TUKAK, DUNGKUL, BENJOLAN
BERASAL DARI SERVIKS / MULUT RAHIM
MEMPUNYAI KEMAMPUAN PENYEBARAN ATAU
METASTASE KE
ORGAN SEKITAR SERVIKS
ORGAN YANG JAUH
DIMULAI DARI KELAINAN PRA KANKER

DI INDONESIA URUTAN PERTAMA


TERDETEKSI PADA STADIUM LANJUT
PERLU PENANGANAN SUPER
SPESIALIS
FASILITAS RUMAH SAKIT CANGGIH
KOMPLEKS DAN MAHAL

DI NEGARA MAJU URUTAN KE 4 6


SUDAH DIATASI PADA STADIUM PRA
KANKER
JARANG DITEMUKAN PADA STADIUM
LANJUT
PROGRAM DETEKSI DINI BERJALAN DG BAIK
FAKTOR RESIKO >>>>

FAKTOR RESIKO
PERILAKU SEKSUAL
AKTIFITAS SEKSUAL < 20 TH
MULTI PARTNER
PMS
RIWAYAT KANKER
MEROKOK
DAYA TAHAN TUBUH RENDAH
PARITAS TINGGI
PENDIDIKAN DAN SOS. EK RENDAH

APA TANDA / GEJALA


KANKER SERVIK ?

TANPA GEJALA
KEPUTIHAN
PERDARAHAN
Pasca sanggama
Spontan
NYERI

STADIUM KLINIK / KARSINOMA


INVASIF
I-II A

RADIKAL HISTEREKTOMI

II B III

RADIASI , KEMOTERAPI

IV

PALIATIF

PERJALANAN PENYAKIT
EPITEL SERVIKS NORMAL INFEKSI / KERADANGAN
DISPLASIA RINGAN / NIS 1
15 %
DISPLASIA SEDANG / NIS 2
30 %
DISPLASIA BERAT / NIS 3
45%
KARSINOMA IN SITU ST. 0
100%
KARSINOMA INVASIVE ST I >

Anda mungkin juga menyukai