Kontak non seksual ( dari ibu ke bayi saat dilahirkan, alat-alat medis yang tidak
Menikah atau melakukan kontak seksual di usia yang sangat muda (usia < 20
tahun )
Infeksi HPV
AIDS)
5. Tanda dan Gejala :
Bengkak di kaki .
Penyebaran lanjut ke tulang , paru m usus atau otak memberikan tanda tanda
abnormal.
7. Pencegahan :
pasangan)
Melakukan deteksi dini dengan pap smear dan IVA setahun sekali bagi yang
f.
Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
Ruangan tertutup
Tempat tidur pemeriksaan / tempat tidur ginekologi
Lampu sorot
Spekulum vagina
Asam asetat 3-5 %
Swab lidi kapas
Sarung tangan
Dengan spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat servik
dengan jelas, dengan sumber cahaya yang terang dari belakang berupa lampu
sorot. Kemudian servik dipulas dengan asam asetat 3-5%, tunggu selama 1-2
menit, selanjutnya dengan ,mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada
servik. Pada lesi pra kanker akan menampilkan warna putih yang disebut
acetowhite pada daerah transformasi (IVA positif), sebagai tindak lanjut dapat
dilakukan biopsi. Jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi
disebut IVA negatif. Secara makrospkopis pemeriksaan ini.
8. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan :
1) Pemeriksaan tidak bersifat invasif
2) Mudah dan murah
3) Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi
4) Dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan pada semua tingkat
pelayanan kesehatan
5) Alat yang digunakan sederhana
Kekurangan :
1) Nilai positif palsu yang tinggi
2) Tidak bisa mengamati kelainan pada endoservik
9. Kategori IVA
Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat
dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
a. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA
karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia
ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d.
IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker
serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
10. Penatalaksanaan IVA
a. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim
yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan
warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan
negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan
timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
b. Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati
dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau
N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar
40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua
menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa
segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
c. Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area
tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat
(Samadi Priyanto. H, 2010).
d. Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih,
artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu
bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan
demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu
tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Febri. 2010. Kesehatan Reproduksi. (http://bidanshop.blogspot.com. Diakses 04 Desember
2015)
Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).
Jakarta : Javamedia Network
Samadi Priyanto .H. 2010. Yes, I Know Everything Abaut KANKER SERVIK. Yogyakarta :
Tiga Kelana
Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim).
Yogyakarta: Genius Printika
Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta : Sinar
Kejora
PAPSMEAR
1. Pengertian
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel sel yang diambil
dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear
merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun tahun lamanya
untuk mendeteksi kelainan kelainan yang terjadi pada sel sel leher rahim
(Diananda, 2009).
Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel sel yang terlepas dari
selaput lendir leher rahim. Pap Smear mudah dilakukan dan tidak menimbulkan
rasa sakit. Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
(displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau pra-kanker.
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa
dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid. Pap Smear pertama kali
diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel,
namun mulai populer sejak tahun 1943 (Nuranna, 2002).
2. Manfaat
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring
(skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini
sehingga kelainan pra-kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih
murah dan mudah. Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium
awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif.
Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut
(Manuaba, 2005):
a. Diagnosis dini keganasan
Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus
endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
b. Perawatan ikutan dari keganasan
Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah
mendapat kemoterapi dan radiasai.
c. Interpretasi hormonal wanita
Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau
tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan
kemungkunan keguguran pada hamil muda.
d. Menentukan proses peradangan
Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai
infeksi bakteri dan jamur.
3. Jadwal Pemeriksaan Pap Smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan test Pap Smear biasanya mereka
yang tinggi aktivitas seksualnya, namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita
yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Wanita-wanita
sasaran test Pap Smear (Sukaca, 2009) sebagai berikut:
a. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum
namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
b. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau
pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.
c. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
d. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
e. Pap Smear test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga
bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksualnya aktif.
f. Sesudah 2 kali pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test.
g. Sesering mungkin jika hasil Pap Smear menunjukan abnormal, sesering
mungkin setelah penilaian dan pengobatan pra kanker maupun kanker serviks.
4. Syarat
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan saat melakukan pap smear
menurut (Sukaca, 2009) yaitu:
a. Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan sebelum menstruasi
sebelumnya.
b. Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktivitas
seksualnya.
c. Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1 hari sebelum pengambialn
bahan pemeriksaan.
d. Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam
sebelumnya.
e. Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang pemeriksaan pap
smear.
f. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan.
g. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan.
h. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
5. Tempat Pemeriksaan Pap Smear
Tempat pemeriksaan pap smear menurut Sukaca 2009 dapat dilakukan di :
a.
b.
c.
d.
dengan pemeriksaan biobsy terarah dan patologi. Pap smear sudah dapat
menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih ada tingkat pra kanker (stadium
dini). Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan kesembuhan 100%.
Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan untuk sembuhpun
terlampau sulit.
6. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Langkah-langkah Pengambilan pap smear (Romauli dan Vindari, 2011)
yaitu :
a. Persiapan pasien
1) Melakukan informent concent.
2) Menyiapkan lingkungan sekitar klien, tempat tidur ginekologi dan lampu
sorot.
3) Menganjurkan klien membuka pakaian bagian bawah.
Dilakukan biopsi.
Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3
sediaan
e.
Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan
seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr.
Soetomo/FK UNAIR, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Evennett, Karen. 2003. Paps Smear Apa yang Anda Ketahui?. Jakarta: Arcan.
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Bunga Rampah Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair. 2000. Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap
Smear. Surabaya: FK UNAIR
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair. 2000. Pengertian Tentang Penyakit Kanker dan
Cara Penanggulangannya. Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear. Surabaya:
FK UNAIR
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.