Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PERSALINAN DENGAN

DISTOSIA BAHU
( Manuver Schwartz Dixon )

Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral
promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa
lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih
mudahnya distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.

Salah satu kriteria diagnosis distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervagina
untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus.

Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan adanya
distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal
interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24 detik ,
pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila interval
waktu tersebut lebih dari 60 detik.

ETIOLOGI
1. Janin besar
2. Diabetes maternal
3. Kehamilan lewat waktu
4. Riwayat obstetri bayi besar
5. Obesitas maternal
6. Disproporsi sefalopelvi
7. Kala II memanjang

1
AKIBAT

A. BAGI IBU

1. Serviks ruptura

2. Vaginal ruptura

3. Simfisiolisis

4. Robekan vesika urinaria

5. Atonia uteri

6. Pendarahan karena atonia uteri dan robekan

B. BAGI JANIN

1. Fraktur tulang klavikula

2. Diskolasi persendian bahu

3. Dislokasi tulang leher

4. Asfiksia sampai dengan kematian janin.

(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginikologi dan KB ; 454)

DIAGNOSIS
Diagnosis hanya dapat dibuat jika kepala telah lahir. Kemudian akan timbul gejal-gejala :

1. Jelas tampak kepala mundur kembali kearah perinium

2. Jarang terjadi resusitasi spontan. Oleh karena tambahan vulua, kepala agaknya tidak
mampu bergerak.

3. Kesulitan biasanya disadari ketika tarikan dari bawah dan dorongan dari atas tidak
berhasil melahirkan bayi.

2
4. Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab
kesulitan yang lain.

(Patologi dan Fisiologi Persalinan ; 254)

SYARAT UNTUK DILAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM

1. Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan
persalinan

2. Masih memiliki kemampuan untuk mengeden

3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi bayi.

4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup

5. Bukan monsterum / kelainan kongenital yang menghalangi keluarnya bayi.

METODE PERSALINAN DISTOSIA BAHU

1. Manuver Mc. Roberts :


- Posisi Walcher
Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan mengubah sudut
inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat.
- Kepala janin tarik curam kebawak sehingga memudahkan persalinan bahu depan

3
Maneuver Mc Robert

Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen sebaaimana terlihat
pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic secara bersamaan (panah
vertikal)

2. Manuver Hibbard dan Resnick


- Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir
- Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk PAP
- Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP

3. Manuver Woods Cork Screw


- Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah janin, untuk
masuk PAP
- Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir

4
Maneuver Wood. Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu
kemudian diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis
pubis

4. Manuver Schwartz Dixon


- Dilakukan persalinan tangan belakang sehingga volume bahu mengecil
- Selanjutnya persalinan bahu dapat dilakukan

5
A. Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus posterior janin dan
kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas didepan dada dengan mempertahankan
posisi fleksi siku

B. Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin

C. Lengan posterior dilahirkan

5. Maneuver Rubin
Terdiri dari 2 langkah :
(1). Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain dengan melakukan
tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil maka dilakukan langkah
berikutnya yaitu :
(2). Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk dijangkau dan
kemudian ditekan kedepan kearah dada anak. Tindakan ini untuk melakukan
abduksi kedua bahu anak sehingga diameter bahu mengecil dan melepaskan
bahu depan dari simpisis pubis.

Maneuver Rubin II
A. Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah
B. Bahu anak yang paling mudah dijangkau didorong kearah dada anak sehingga
diameter bahu mengecil dan membebaskan bahu anterior yang terjepit

6. Manuver Zevanelli
- Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam vagina
- Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
- Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan menimbulkan trauma
jalan lahir lebih besar.

7. Teknik Kleidotomi
- Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume bahu mengecil dan
selanjutnya persalinan dapat berlangsung
- Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan

6
8. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
Komplikasi simfiotomi :
- Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri
- Ruptura vesika urinaria
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri ; Ginekologi dan KB ; 455)

TATALAKSANA DAN KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU

DISTOSIA BAHU :
Definisi : Kepala lahir diikuti kesulitan persalinanbahu

7
PRIMER SC
- Janin makrosomia
- Komplikasi DM hamil
- Swalopeluik Disproporsi,
panggulsempit
- Tercapai WHM - WBB

SEKUNDER SC :

- Zavanelli

PERSALINAN PERVAGINAM

- Habbard Resnick

- Wood Cork

- Schwartz Dixon

- Kleidotomi

- Simphiotomi

KOMPLIKASI :

- Trias komplikasi

RUPTURA UTERI
- Buktikan ruptura uteri dengan minilaparotomi
- Terjadinya ruptura uteri
~ Siapkan histerektomi histerorapi
~ Janin dilahirkan dengan dekapitasi
- Tanpa ruptura uteri
~ Persalinan persalinan
~ Dapat didahului kleidotomi
- Perawatan pasca partus pasca operasi

8
9

Anda mungkin juga menyukai