Anda di halaman 1dari 6

PENJAHITAN PERINEUM DERAJAT I

DAN II
No.Dokumen :440/093/SOP/UKP/2017
No. Revisi : 0/0
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

PUSKESMAS HUDI KUSWOYO


PRAGAAN NIP. 19670609 198803 1 011

1. Pengertian Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada
persalinan pervaginam.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan penjalinan perineum sesuai standar profesi
untuk menjegah terjadinya perdarahan.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.440/029/435.102.115/2016 tentang


Layanan Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.514 tahun 2015 tentang panduan
praktik klinis bagi dokter di fasilitas Kesehatan tingkat pertama
Halaman:733-741

5. Alat dan Bahan 1. Bak instrument


2. Sarung tangan
3. Heating set : pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit kromik atau
catgut no.2/0 atau 3/0
4. Providon-iodon
5. Kassa steril, tampon
6. Spuit sekali pakai 10 ml
7. Lidokain 1% ( lidokain tanpa epinefrin ) – perkirakan jumlah lidokain
yang akan digunakan (sesuai dengan luas/dalamnya robekan perineum)
8. Lampu sorot/senter
9. Kain bersih

6. Langkah-langkah 1. Petugas Memposisikan ibu pada posisi litonomi.


2. Petugas Meletakkan kain di bawah bokong ibu dan memasang lampu
sorot.
Petugas melakukan cuci tangan, menggunakan sarung tangan steril.
3. Petugas Membersihkan luka dari darah/cairan lain dengan menggunakan
kassa.
4. Petugas Memeriksa vagina, serviks, dan perineum secara lengkap.
Memastikan bahwa robekan hanya derajat I dan II. Jika sfingter terluka,
ibu mengalami laserasi derajat III dan IV harus segera dirujuk. Ibu juga
dirujuk jika mengalami laserasi serviks.

5. Petugas melakukan anasitesi local dan memastikan obat sudah bereaksi.


6. Petugas Melakukan penjahitan pada perineum:
a. Mendekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara
menjahitnya menjadi satu dan mudah
b. Membuka jahitan pertama  1 cm di atas ujung laserasi di virgina
bagian dalam.
c. Menutup muka vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke
arah cincim hymen, tepat sebelum cincin hymen, memasukkan ke
dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin hymen sampai jarum
berada di bawah laserasi.
d. Meneruskan ke arah bawah tapi tepat pada luka, menggunakan
jahitan jelujur, hingga mencapai bagain bawah laserasi. Pastikan
bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit.
Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu/dua lapisan jahitan terputus-putus untuk menghentikan
perdarahan dan/atau mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
e. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum ke atas dan
teruskan penjahitan, menggunakan jahitan jelujur untuk menutup
lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapisan kedua.
Periksa lubang bekas jarum. Jahit lapisan kedua ini meninggalkan
luka yang terpat terbuka berukuran 0.5 cm atau kurang. Luka ini
akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
f. Menusuk jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum
harus keluar dari belakang cincin hymen.
g. Mengikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong
ujung benang dan sisakan sekitar 1.5 cm. jika ujung benang
dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan
membuka.
h. Mengulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan
bahwa tidak ada kasa/peralatan lain tertinggal di dalam.
i. Dengan lembut memasukkan jari paling kecil ke dalam anus. raba
apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi
pemeriksaan rectum enam minggu pasca persalinan. Jika
penyembuhan belum sempurna (misalnya ada fistula
rektovagina/jika ibu melaporkan inkontinesia alvis/fases), ibu
segera rujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
j. Mencuci daerah genetal dengan lembut dengan sabut dan air DTT,
kemudian dikeringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih
nyaman.
7. Petugas Menasehati ibu untuk :
a. Menjaga peruneumnya selalu bersih dan kering.
b. Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineumnya.
c. Mencuci perineumnya dengan sabut dan air bersih yang mengalir 3-
4 kali perhari.
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya.
Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami
demam/mengeluarkan cairan yang berbau busuk dan daerah tersebut
menjadi lebih nyeri.

7. Bagan Alir
Pasien post partum

Persiapan alat

Pelaksanaan

Atur posisi ibu (litotomi)

Letakkan kain di bawah bokong

Cuci tangan dan pakai handscond

Bersihkan luka

Tidak

Perawatan
Robekan ?
biasa
Ya

Derajat ?

Derajat 3-4 Derajat 1-2

Anastesi
Rujuk ?

Ya

Pra Rujukan Penjahitan

Konseling ibu
Rujuk

Pasien pulang

8. Unit Terkait 1. Poli Umum


2. VK
3. Poli Gigi
4. UGD
5. Poli ibu
6. Rawat inap
7. MTBS
8. Pelayanan farmasi

9. Dokumen Terkait Rekam Medik


10. Rekaman Historis
Perubahan Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan Mulai
Diberlakukan
DAFTAR TILIK
PENJAHITAN PERINEUM DERAJAT I DAN II

No. PENJAHITAN PERINEUM DERAJAT I DAN II Ya Tidak


1 Petugas Memposisikan ibu pada posisi litonomi.
Petugas Meletakkan kain di bawah bokong ibu dan memasang lampu
2
sorot.

3 Petugas melakukan cuci tangan, menggunakan sarung tangan steril.


Petugas Membersihkan luka dari darah/cairan lain dengan menggunakan
4
kassa.
Petugas Memeriksa vagina, serviks, dan perineum secara lengkap.
Memastikan bahwa robekan hanya derajat I dan II. Jika sfingter terluka,
5
ibu mengalami laserasi derajat III dan IV harus segera dirujuk. Ibu juga
dirujuk jika mengalami laserasi serviks.

6 Petugas melakukan anasitesi local dan memastikan obat sudah bereaksi.


Petugas Melakukan penjahitan pada perineum:
a. Mendekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara
menjahitnya menjadi satu dan mudah
b. Membuka jahitan pertama  1 cm di atas ujung laserasi di virgina
bagian dalam.
c. Menutup muka vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke
arah cincim hymen, tepat sebelum cincin hymen, memasukkan ke
dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin hymen sampai jarum
berada di bawah laserasi.
d. Meneruskan ke arah bawah tapi tepat pada luka, menggunakan
jahitan jelujur, hingga mencapai bagain bawah laserasi. Pastikan
7 bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit.
Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk
melakukan satu/dua lapisan jahitan terputus-putus untuk
menghentikan perdarahan dan/atau mendekatkan jaringan tubuh
secara efektif.
e. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum ke atas dan
teruskan penjahitan, menggunakan jahitan jelujur untuk menutup
lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapisan
kedua. Periksa lubang bekas jarum. Jahit lapisan kedua ini
meninggalkan luka yang terpat terbuka berukuran 0.5 cm atau
kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat
penyembuhan luka.
f. Menusuk jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum
harus keluar dari belakang cincin hymen.
g. Mengikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina.
Potong ujung benang dan sisakan sekitar 1.5 cm. jika ujung benang
dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan
membuka.
h. Mengulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan
bahwa tidak ada kasa/peralatan lain tertinggal di dalam.
i. Dengan lembut memasukkan jari paling kecil ke dalam anus. raba
apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang teraba,
ulangi pemeriksaan rectum enam minggu pasca persalinan. Jika
penyembuhan belum sempurna (misalnya ada fistula
rektovagina/jika ibu melaporkan inkontinesia alvis/fases), ibu
segera rujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
j. Mencuci daerah genetal dengan lembut dengan sabut dan air DTT,
kemudian dikeringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih
nyaman.

Petugas Menasehati ibu untuk :


a. Menjaga peruneumnya selalu bersih dan kering.
b. Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineumnya.
c. Mencuci perineumnya dengan sabut dan air bersih yang mengalir
8 3-4 kali perhari.
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya.
Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami
demam/mengeluarkan cairan yang berbau busuk dan daerah
tersebut menjadi lebih nyeri.

Anda mungkin juga menyukai