Anda di halaman 1dari 19

HAND OUT

MATA KULIAH
TOPIK
SUBTOPIK
Waktu
Dosen

: ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN)


: Memberikan asuhan persalinan kala I
: Manajemen kala I
: 60 menit
: Hj. Miswarti. SKM
Elda Yusefni. S.SiT. M.Keb
OBYEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu :


1. Mengidentifikasi masalah pada persalinan kala I
2. Pemeriksaan janin
3. Menilai dan membuat diagnosa pada persalinan kala I
4. Menilai kemajuan persalinan
5. Membuat rencana asuhan pada persalinan kala I
REFERENSI
1. Depkes R. I. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Hal 2-17 2-13.
2. Varney, H. 1997. Varneys Midwifery, Third Edition. Newyork 2-1 3-7
3. Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. hal 173
4. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan
(Buku 5 Intra Partum). Jakarta.

PENDAHULUAN
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa sosisal yang sudah dinantikan oleh ibu, suami dan
keluarganya. Petugas kesehatan harus dapat memantau persalinan untuk dapat
mendetekasi dini adanya komplikasi sehinggga dapat memberikan penanganan denga n
segera, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin.
Sebagaian besar kematian ibu sering disebabkan karena wanita kurang mendapat
akses kesehatan terhadap perawatan penyelamatan hidup (Life Savin Care), terutama di
negara berkembang, wanita cnderung lebih mendapatkan perawatan antenatal
dibandingkan perawatan saat persalinan atau setelah persalinan.
Seorang bidan harus dapat membantu ibu bersalin untuk dapat melalui masa-masa
sulit dalam persalinannya terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan fisiologis
yang dialaminya. Pemahaman bidan mengenai perubahan-perubahan ini sangatlah
penting kiranya untuk dapat dimilki oleh setiap bidan untuk dapat memberikan suhan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan ibu bersalin.
URAIAN MATERI

MANAJEMEN KALA I PERSALINAN


Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah
kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan didalam memberikan
asuhan kebidanan kepada individu, kleuarga dan masyarakat. Kala I dimulai dari
pembukaan servik 1 cm sampai dengan 10 cm /lengkap.
Sebagai seorang bidan, harus bersedia menerima ibu yang ingin bersalin dengan
ramah dan bersahabat, karena sangatlah penting bagi ibu dan keluarga untuk merasa
diterima. Hal ini akan menolong ibu untuk merasa lebih nyaman dan mengurangi
stress. Dengan terjadinya rasa percaya dan saling menghormati pada saat pertama kali
bertemu akan memudahkan bidan dalam memberikan asuhan yang diperlukan.
Apabila seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya, apakah kondisi ibu dan bayi
normal.
Langkah-langkah untuk melakukan penilaian awal pada ibu bersalin adalah
sebagai berikut :
I.

Mengidentifikasi Masalah

Apabila seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
menenukan apakah persalinan sudah pada waktunya, apakah kondisis ibu dan
kondisinya normal. Pengkajian awal tersebut adalah :
LIHAT

Tanda-tanda
perdarahan,
mekoneum/bagian organ yang lahir
Tanda bekas operasi dai caesar
terdahulu
Ibu yang warna kultinya kunig
atau kepucatan
RABA
Kapan waktunya tiba
Menentukan
ibu
sudah
waktunya melahirkan
PERIKSA Tanda-tanda denyut penting
untuk hipertensi
Detak Jantung janin untuk
bradikardi
*** Jika menemukan satu dari tanda-tanda tersebut diatas, ibu perlu dikirim ke
fasilitas yang sanggup memberikan asuhan kegawatdaruratan obstetrik
a)

Mengkaji riwayat kesehatan


Nama, umur, alamat
Sebagai data awal pada ibu bersalin untuk mengetahui identitas ibu. Umur
juga dapat digunakan untuk menentukan faktor-faktor predisposisi wanita
terhadap sejumlah komplikasi. Misalnya ibu dibawah usia 16 tahun dan diatas
usia 35 tahun dapt meningkatkan insiden preeklampsia. Usia diatas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes tipe II; hipertensi kronis (yang menyebabkan
peningkatan insiden preeeklamsia dan abrupsio plasenta); p[ersalinan yang
lama pada nilipara; seksio sesaria; pelahiran preterm; IUGR; anomali
kromosom dan kematian janin.
Gravida dan para
Diperlukan penjelasan tentang jumlah gravida dan para pada ibu untuk
mengidentifikasi masalah potensial pada pelahiran kali ini dan pasca partum.
Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan inciden komplikasi. Kalau pada
persalinan sebelumnya mengalami pembukaan lengkap, maka kali ini tidaka
akan sulit sehingga memperpendek lama persalinan. Selain itu, pada multipara
dominansi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar
panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan
dengan demikian, dapat mengurangi lama persalinan. Namur pada grande
multipara, semakin banyak jumlah janin, persalinan secara progresif menjadi
semakin lama. Hal ini diduga sebagai akibat dari perubahan otot-otot uterus
(statu kondisi yang sering disebut keletihan otot-otot uterus) merupakan hal
yang lazim bahwa seorang wanita bersalin lebih lama estelah sebelumnya
melahirkan delatan bayi cukup bulan dibandingkan ia melahirkan pertama

kali. Semakin tinggi paritas, inciden abrupsio placenta, placenta previa,


perdarahan uterus, mortalitas ibu, dan mortalitas perinatal juga meningkat
Hari Pertama Haid Terakhir
Hari pertama haid terakhir merupakan data dasar diperlukan untuk
menentukan usia kehamilan, apakah cukup bulan atau prematur. Namun
terkadang hari pertama haid terakhir tidak dapat diingat oleh ibu, oleh karena
itu dibutuhkan pemeriksaan abdomen dan dan pemeriksaan penunjan seperti
pemeriksaan USG
Kapan bayi lahir (menururt taksiran ibu)
Juga merupakan data dasar untuk menentukan usia kehamilan menurut
tafsiran atau perasaan ibu sendiri. Untuk menentukan dan menyamakan
persepsi tentang usia kehamilan apakah cukup bulan atau prematur
Alergi obat-obatan
Diperlukan sebagai antisipasi agar obat-obatan yang menyebabkan alergi
tidak di berikan atau dapat diganti degan obat-obatan lainnya pada proses
persalinan.
Apakah ibu pernah ANC Jika iya, periksa kartu ANC-nya (jika mungkin)
Untuk mengetahui Usia kehamilan, Masalah/komplikasi dengan
kehamilan sekarang, Riwayat kehamilan terdahulu. Jika ibu tidak pernah ANC
atau tidak mempunyai kartu ANC dapat ditanyakan secara langsung apa
komplikasi atau masalah pada kehamilan sekarang dan riwayat kehamilan
terdahulu. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi masalh potensial yang
dapat terjadi pada persalinan kali ini.
Menanyakan riwayat persalinan ini :
- Kapan ibu mulai merasakan nyeri/ kontraksi, berapa lama, dan
seberapa kuat, serta lokasi nyeri/ kontraksi yang ibu rasakan ?
Infomasi ini sangat penting untuk menetapkan awal persalinan,
biasanya dimulai sejak kontraksi menjadi teratur dan untuk membedakan
antara kontraksi persalinan palsu dan persalinan sejati. Pada persalinan
palsu frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi tidak meningkat, tidak
teratur dan durasinya pendek.kontraksi pada persalinan sejati pada
awalnya tidak teratur dan duasinya singkat , tetapi kemudian menjadi
teratur disertai peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi.
Kontraksi pada persalinan palsu biasanya di abdomn bagian bawah dan
lipat paha, akan menghilang jika ibu berjalan atau bergerak. Sedangkan
lokasi kontraksi pada persalinan sejati biasanya dirasa sebagai nyeri yang
menyebar dari fundus ke punggung.
- Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah ?
Lendir darah mengidentifikasi akan terjadinya persalinan. Apabila
lendir darah meningkat maka dapat ditafsirkan bahwa ibu akan memasuki
kala II
- Apakah sudah terjadi pengeluaran air ketuban dari jalan lahir?

Pecahnya ketuban merupaka tanda menjelang persalinan. Karena


pecahnya ketuban merupakan predisposisi, baik bagi ibu maupun bayi,
peningkatan risiko infeksi intrauteri, jira ada riwayak ketuban pecah maka
bidan harus memeriksa keadaan ketuban apakah sudah pecah atau belum.
Ibu tidak selalu menyadari ketuban pecah atau belum karena ia mengira
air ketuban yang bocor sebagai inkontinensia urine. Laboran penyemburan
air yang tiba-tiba mengair di tungkai ibu dan membasahi alas kakinya,
sehingga ia perlu mengenakan pembalut bersih, atau bahkan membuat
pakaiannya menjadi basah merupaan alasan yang kyat bahwa ketuban
sudah pecah.
-

Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina ?


Perdarahan pervaginam merupakan statu keadaan yang abnormal dan
dapat menjadi faktor penentu prioritas masalah pada persalinan. Penting
diketahui bahwa perdarahan pervaginam merupakan suatu hal yang
mengkontraindikasikan dilakukan pemeriksaan dalam. Jika terdapat aliran
darah, semburan dapat ditanyakan kembali berapa lama semburan darah
itu terjadi, dan seberapa banyak darah yang keluar sehingga dapat
diputuskan untuk melakukan tindakan selanjutnya atau merujuk.
- Apakah bayi bergerak ?
Gerakan janin yang dirasakan ibu diperlukan untuk mengkaji
kesejahteraan janin
- Metode pada persalina sebelumnya, berat badan bayi ?
Untuk mengidentifikasi pelahiran dengan seksio sesaria atau
pervaginam pada persalinan yang lalu. Dan ukuran bayi terbesar yang
dilahirkan pervaginam oleh ibu dapat memastikan keadekuatan panggul
wanita untuk bayi pada saat ini. Informasi ini juga menjadi dasar untuk
mengantisipasi kemungkinan komplikasi yang disebabkan oleh berat atau
ukuran janin.
- Kapan terakhir ibu makan ? Tidur ?
Hai ini ditanyakan untu mengkaji informasi yang diperlukan anastesi
jika dilakukan pembedahan selain itu juga digunakan untuk mengkaji
cadangan energi dan status cairan.
Riwayat medis saat ini :
Perlu ditanyakan apakah ibu mengalami sakit kepala hebat, pendangan
berkunang-kunang, nyeri epigasttrium. Hal ini digunakan untuk mendeteksi
adanya komplikasi pada persalinan dan kehamilan. Sehingga bidan dapat
mempersiapkan bila terjadi kegawatan pada masa persalinan.
Riwayat medis lainnya:
Riwayat medis lainnya yang perlu ditanyakan adalah apakah ibu
mempunyai penyakit yang berbahaya seperti jantung, paru-paru, pernapasan,
perkemihan karena hal itu dapat juga dapat mendeteksi adanya komplikasi
pada persalinan dan kehamilan serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin.

b)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu upaya untuk memantau keadaan ibu dan
janin selama persalinan. Pemeriksaan fisik saat ibu datang untuk melahirkan
sangatlah penting untuk menemukan adanya kelainan, terutama pada ibu yang
belum pernah memeriksakan kehamilannya. Bila ibu datang dalam keadaan sudah
hampir melahirkan, maka pemeriksaan fisik harus dilakukan secara cepat dan
perlu segera dipersiapakan pertolongan persalinan. Perlu dipastikan fase
persalinan, letak janin dan hal-hal yang mungkin membahayakan, perhatikan
ada/tidaknya komplikasi.
Pemeriksaan ini bertujuan memantau keadaan ibu dan janin selama persalinan.
Sebelum melaksanakan pemeriksaan, jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang
apa yang akan dilakukan. Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dan pernapasan


Penaikan atau penurunan tekanan darah merpakan indikasi gangguan
hipertensi dalam kehamilan atau syok. Peningkatan tekanan darah sistolik
dengan tekanan diastolik dalam batas normal, dapat mengindikasikan ansietas
atau nyeri. Peningkatan suhu menunjukan proses infeksi atau dehidrasi.
Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok ansietas, atau
dehidrasi. Paeningkatan frekuensi pernapasan dapat menunjukan ansietan atau
syok.
Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pre tibia
tungkai bawah.
Edema merupakan tanda klasik preeklampsia. Bidan harus mengevaluasi,
mengecek edema pada pergelangan kaki, area pratibia, jari atau wajah. Edema
pada kaki dan pergelangan kaki saja biasanya merupakan edema dependen
yang disebabkan oleh penurunan aliran darah vena akibat penekanan uterus
yang membesar.
Warna pucat pada mulut dan conjuctiva
Hal ini menindikasikan terjadinya anemia pada ibu tersebut yang mungkin
dapat menjadi komplikasi pada persalinannya sehingga bidan harus waspada
dan sigap dalam bertindak jika terjadi komplikasi.
Refleks dan klonus
Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda preeklampsia
berat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklampsia atau eklampsia aktual.
Abdomen :
- Bekas luka operasi
Bekas luka operasi untuk melihat apakih ibu pernah mengalami operasi
(seksio sesaria) sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya.
- Tinggi fundus uteri
Berkaitan dengan jumlah minggu kehamilan. Berat janin dan tinggi fundus
yang lebih kecil daripada perkiraan kemungkinan menunjukkan kesalahan
dalam menentukan tangal HPHT, bayi kecil masa kehamilan (KMK), atau
oligohidramnion. Sedangkan berat janin dan tinggi fundus yang lebih
besar menunjukkn bahwa ibu salah dalam menentukan HPHT, bayi besar

(mengindikasikan diabetes), kehamilan kembar, atau polihidramnion. Bayi


yang besar memberi anda peringatan kemngkinan atonia uterus
pascapartum yang menyebabkan perdarah atau kemungkinan distosia
bahu. Perkiraan berat janin 1 pon atau lebih daripada bayi sebelumnya,
walaupun tidak menunjukkan berat yang berlebihan, juga merupakan
peringatan terhadap kemungkinan sulitnya pelahiran bahu.
Gerakan janin
Untuk mengkaji kesejahteraan janin
Pola kontraksi
Frekuensi, durasi, intensitas kontraksi harus dikaji secara akurat untuk
menentukan status persalinan.
Pemeriksaan leopold
Untuk mengetahui letak, presentasi, posisi, dan variasi janin. Pemeriksaan
leopold digunakna untuk memastikan letak (mis. Lintang), presentasi
(mis.bokong), atau posisi(mis. Dagu, dahi, sinsiput) yang abnormal cjuga
untuk menentukan variasi karena variasi posterior dapat memperpanjang
atau menambah ketidaknyamanan pada kala satu persalinan.
Penurunan kepala janin.
Kepala yang belum engagment dalam persalinan pada primigravida
menunjukkan kemungkinan disproporsi sefalopelvik. Temuan seperti ini
harus memerlukan pemerikasaan pelvimetri klinis berulang selama
pemeriksaan dalam dan evaluasi yang berhubungan dengan pemeriksaan
berat janin.

Genital luar :
Pemeriksaan genitalia luar meliputi penilaian adanya luka, cairan, lendir
darah, perdarahan, cairan ketuban
Genital dalam :
- Penipisan dan pembukaan serviks
Untuk menentukan apakah perubahan serviks yang progresif telah terjadi
dan mendiagnosis persalinan. Juga untuk menentukan tahap dan fase
persalinan wanita jika ia dalam masa persalinan.
- Posisi serviks
Serviks biasanya berada jauh dibelakang dan menghadap ke arah posterior
sebelum persalinan. Gerakkan serviks hingga mengarah kedepan dalam
posisi garis tengah menunjukkan kesiapan serviks untuk atau sudah
memasuki tahap persalinan.
- Station
Untuk menentukan penurunan kepala janin. Penurunan kepala janin
merupakan salah satu mekanisme persalinan dan menunjukkan kemajuan
dan keadekuatan pelvis.
- Membaran/selaput ketuban.

Untuk memastikan atau menyingkirkan riwayat pecah ketuban atau


mendeteksi pecah ketuban yang tidak dilaporkan untuk alasan-alasan yang
dijelaskan pada riwayat.
- Molding dan caput suksedenium
Untuk memastikan adaptasi janin terhadap pelvis ibu.
- Letak, presentasi, posisi, dan variasi
Untuk memastikan temuan pada abdomen. Kadang-kadang data-data ini
lebih mudah diperoleh dengan melakukan pemeriksaah dalam karena
bagian presentasi-garis sutura, fontanel, tulang tengkorak (jika preentasi
sefalik), tangan, atau kaki dapat diraba langsung.
- Sinklitisme dan asinklitisme
Untuk memastikan adaptasi terhadap panggul ibu.
- Orivisium vagina dan badan perineum
Untuk mengevaluasi ketebalan, panjang dan kemampuan meregang untuk
memastikan kemungkinan kebutuhan episiotomi.
Bidan mungkin tidak mempunyai waktu untuk mengambil riwayat dan
pemeriksaan fisik jira ibu pada saat menjelang persalinan atau sudah hampir
melahirkan. Sangatlah penting keseluruhan bagi bidan bertindak fleksibel
pada bagian proses ini dan menyesuiakan bagaimana mengumpulkan
informasi mengenai keadaan fisik dan emosi ibu.
c)

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)


Pemeriksaan laboratorium pada saat ibu masuk ke rumah sakit bervariasi
sesuai kebijakan masing-masing lingkungan, tetapi mencakup hal-hal berikut :
Hematokrit
Pemeriksaan system pembekuan darah, untuk menilai apakah ada kelainan
faktor pembekuan darah yang terjadi pada ibu.
VDRL
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit menular seksual
Haemoglobin
Golongan darah (ABO)
Sebagai jaga-jaga jika terjadi kegawatan atau jika dibutuhkan darah tibatiba.
Urinalisis : minimal pemeriksaan reagen (dipstick) untuk memeriksa
protein, glukosa, dan aseton

II. Pemeriksaan Janin


a) Denyut Jantung Janin(DJJ)
DJJ dinilai dan dicatat setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di anatar garis tebal
angka 180 dan 100. tetapi penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawaah
120 atau diatas 160. lakukan tindakan segera jika DJJ melampaui kisaran
normal.

b) Warna dan adanya air ketuban


Nilai ketuban setiap kali dlakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah.
Mekoneum dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat
janin. Jika terdapat mekoneum, pantau DJJ secara seksam dan untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tandatanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau 180 kali per menit) ibu
segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Tetapi jika terdapat mekoneum kental segera rujuk ibu ke tempat yang
memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
JIka selaput ketuban pecah :
- Warna cairan
- Kepekatan cairan
- Jumlah dan banyaknya cairan
- Apakah tali pusat keluar/terjept di jalan lahir
- Nilai kondisi janin
c) Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala
yang saling meyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul.(CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benarbenar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan..
apabila ada dugaan CPD, penting sekali untuk dapay tetap memantau kondisi
janin dan kemajuan persalian. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai
dan rujuk ibu dengan tanda-tanda CPD ke fasilitas kesehatan yang memadai.
d) Gerakan janin
Pemeriksaan gerakan janin dapat ditanyakan langsung pada ibu untuk
mengetahui kesejahteraan janin.
III. Menilai data dan membuat diagnosa
Diagnosa kebidanan ialah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa
kebidanan.

Berdasarkan temuan-temuan dalam riwayat kesehatan, bidan akan dapat


mengambil keputusan apakah ibu dalam persalinan sesunguhnya.
KATEGORI
KETERANGAN
Saat Persalinan
Ada tanda-tanda positif persalinan :
Pembu
kaan serviks > 4 cm
Kontra
ksi
Lendir
Darah
Kemajuan Persalinan Normal
Kemajuan
berjalan
sesuai
dengan
partograf
Persalinan Bermasalah
Cth : Kemajuan persalinan yang lamban
Kegawatdaruratan saat persalinan Cth : Eklamsia, perdarahan, lilitn tali
pusat, bayi mengalami kesulitan.
Assesment untuk persalinan
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu usia kehamilan,
ibu merasa nyeri abdomen berulang yang disertai dengan cairan lendir yang
mengandung darah atau show. Agar dapat mendiagnosa persalinan bidan harus
memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang cukup
o Perubahan Serviks
Kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks secara progresif
menipis dan membuka.
o Kontraksi yang adekuat
Kontraksi dianggap adekuat apabila :
- Kontraksi terjadi teratur minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi
berlangsung sedikitnya 40 detik.
- Uterus mengeras selam kontraksi, misal : anda tidak bisa menekan uterus
dengan menggunakan jari anda
Sangat sulit untuk membedakan anatar persalinan yang sesungguhnya dn
persalinan semu. Ingat indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan
kemajuan penipisan dan pembukaan serviks.
Minggu-minggu sebelum persalinan dimulai, kontaksi uterus tidak
menyakitkan, semakin tinggi frekwensinya terjadi pada stadium prodormal
persalinan yang dapat berlangsung selama 4 minggu. Kontaksi uterus timbul
dari miometrium yang dibentuk dari serabut-serabut otot yang saling terjalin
dari kedua duktus muller. Bagian tengah duktus saling menyatu dan septum
sentralnya lenyap sehingga membentuk sebuah organ berongga-uterus.
Miometrium mempunyai tiga lapisan :
1. Lapisan tipis longitudinal di sebelah luar
2. Lapisan spiral di tengah yang tebal, ukurannya semakin mengecil ke arah
serviks dan hanya membentuk 10% jaringan serviks

3. Lapisan dalam sirkuler yang tipis. Setiap serabut otot tersusun atas berkasberkas serabut fibril, yang masing-masing berbentuk kumparan dengan
panjang rata-rata 200 mm dan diameter 7 mm. Sel-sel ini terdiri dari
serabut-serabut kontraktil yang lebih kecil dan tersusun dari rantai aktin
dan miosin yang saling terjalin dan dibungkus oleh membran yang
permiabel.
Contoh diagnosa persalinan fisiologis
G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif preskep
.
Karakteristik dari persalinan sesungguhnya dan persalinan semu
PERSALINAN SESUNGGUHNYA
Serviks menipis dan membuka
Rasa nyeri dengan interval teratur
Interval antara rasa nyeri yang
secara perlahan semakin pendek
Waktu dan kekuatan kontraksi
semakin bertambah
Rasa nyeri terasa dibagian belakang
dan meyebar kedepan
Berjalan menambah intensitas
Ada hubungan antara tingkat
kekuatan
kontraksi
dengan
intensitas rasa nyeri
Lendir darah sering tampak
Ada penurunan bagain kepala bayi
Kepala janin sudah terfiksasi di
PAP diantara kontraksi
Pemberian obat penenang tidak
menghentikan proses persalinan
sesungguhnya

PERSALINAN SEMU
Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri tidak teratur
Tidak ada perubahan interval antara
rasa nyeri yang satu dengan yang lain
Tidak ada perubahan pada waktu dan
kekuatan kontraksi
Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan
Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan
berjalan
Tidak ada hubungan antara tingkat
kekuatan kontraksi uterus dengan
intensitas rasa nyeri
Tidak ada lendir darah
Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
Kepala belum masuk PAP walaupun ada
kontraksi
Pemberian obat penenang yang efisien
menghentikan rasa nyeri pada persalinan
semu.

IV. Menilai Kemajuan Persalinan


Selama persalinan selain menilai kemajuan persalinan perlu juga memantau kondisi
kesehatan ibu dan bayi, hasil penilaian dicatat dalam partograf.
Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Temuan berikut ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks minimal 1 cm per jam selama persalinan, fase
aktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada)
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan


kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering dalam fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm per jam selama persalinan
fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada pada partograf)
DJJ <120 atau >106 kali permenit, atau DJJ terdengar lambat dan IREGULER
Untuk menilai kemajuan persalinan bidan perlu memeriksa:
His/kontraksi (frekuensi, lamanya dan kekuatan his) kontrol jam sekali pada
fase aktif
Pemeriksaan vagina (pembukaan servik, penipisan servik, penurunan kepala,
molding) kontrol setiap 4 jam sekali.
Kemajuan persalinan normal ; kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
Kemajuan persalinan bermasalah seperti partus macet/ tidak maju, inertia uteri
dsb ; kemajuan persalinan tidak sesuai dengan partograf, melewati garis waspada.
Kegawatdaruratan persalinan ; ditemui tanda-tanda kegawatdaruratan ibu atau
bayi, bila tidak ditolong segera dapat menyebabkan kematian.
Kemajuan pada kondisi janin

Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari 100 atau lebih
dari 180 denyut per menit) curigai adanya gawat janin

Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan serviks fleksi


sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi

Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama,
tangani penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu seperti :
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia dalam keadaan dehidrasi, atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau intra vena dan berikan
analgesi secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton dalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera
berikan dekstrose per intra vena.
Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun
bayinya, jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau gejala komplikasi
atau perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan lebih sering.
PARAMETER
Tekanan Darah
Temperatur/suhu*
Nadi

FASE LATEN
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam
Setiap 30 menit

FASE AKTIF
Setiap 4 Jam
Setiap 2 Jam
Setiap 30 menit

Denyut jantung janin


Kontraksi uterus
Perubahan serviks*
Penurunan
kepala
janin
Urine

Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam

Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Setiap 4 Jam
Setiap 4 Jam

Setiap 2-4 Jam

Setiap 2 Jam

Segera setelah selaput ketuban robek, bidan harus mendengarkan detak jantung
janin dan melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa kemungkinan tali
pusat menumbung.
V. Membuat Rencana Asuhan
TINDAKAN
KETERANGAN
Memberitahukan
ibu Meberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan
hasil pemeriksaan
merupakan hak ibu sebagai pasien diasamping dapat
membuat ibu menjadi kooperatif dalam pemberian
asuhan terhadapnya
Memantau terus-menerus
kemajun
persalinan
dengan
menggunakan
partograf

Penolong dapat mencatat hasil observasi dan kemajuan


persalinan melalui pemeriksaan dalam dan dapat
mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
baik atau tidaka karena tiap persalinan memiliki
kemungkinan terjadinya partus lama.

Memantau terus-menerus
tanda-tanda vital ibu.

Penilaian harus dilakukan lebih sering jika ibu


menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau perubahan
kondisi.
Periksa reaksi bayi terhadap persalinan sesuai dengan
jadwal pemantauan kemajuan persalinan dan lakukan
pemantauan lebih sering jika diperlukan
Mis : Jika selaput ketuban robek, bidan harus
mendengarkan detak jantung janin dan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memeriksa kemungkinan
tali pusat menumbung

Memantau terus-menerus
keadaan bayi

Memantau
perubahan
tubuh
ibu
untuk
menentukan
apakah
persalinan
dalam
kemajuan yang normal

Perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dilihat


secara klinis dalam proses persalinan sangatlah penting
untuk dapat diketahui dan difahami oleh bidan untuk
secara tepat menginterpretasikan tanda-tanda, gejalagejala tertentu dan temuan-temuan fisik dan
laboratorium apakah normal atau abnormal selama
persalianan kala I sehingga dapat memberikan asuhan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan seorang ibu
bersalin.

Memeriksa perasaan ibu


dan respon fisik terhadap
persalinan

Stress dapat mengakifkan sistem adenokortikal


hipofisis-hipotalamik, yang meningkatkan retensi dan
resorpsi natrium dan air dan meningkatkan ekskresi
kalium. Resorpsi ntrium dan air dapat memperberat
perkembangan toksemia intrapartal atau hipertensi.
Kehilangan kalium dapat memperberat penurunan
aktivitas miometrik.

Membantu
ibu
memahami apa yang
sedang terjadi sehingga
ia berperan serta aktif
dalam
menentukan
asuhan
Menghadirkan
orang
yang dianggap penting
oleh
ibu
selama
persalinan

Menginformasikan kepada ibu mengenai hasil proses


persalinannya akan membantu petugas dalam
memberikan asuhan kepada ibu bersalin karena ibu
dapat lebih kooperatif terhadap asuhan yang akan
diberikan kepadanya.

Mengenali masalah dan


mengambil
keputusan
yang tepat dan cepat
Mengatur aktifitas dan
posisi ibu

Membimbing ibu untuk


rileks sewaktu ada his

Seperti : suami, keluarga pasien atau teman dekat.


Dukungan yang dapat diberikan :
Mengusap keringat
Menemani/membimbi
ng jalan-jalan (mobilisasi)
Memberikan minum
Merubah posisi, dsb
Kebutuhan-kebutuhan, Kelainan-kelainan yang timbul
pada ibu dalam persalinannya.
-

Ibu
diperbolehkan
melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
Posisi sesuai dengan
keinginan ibu, namun bila ibu ingin di tempat
sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi
terlentang lurus
Ibu diminta menarik nafas panjang, kemudian
lepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his.

Menjaga privasi ibu

Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan,


antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak
menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan
seizin pasien/ibu

Penjelasan
tentang
kemajuan persalinan

Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang


terjdi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.

Menjaga kebersihan diri

Membiarkan ibu untuk mandi. Menganjurkan ibu


membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
kecil/besar.
Ibu bersalin biasanya merasa panan dan banyak

Mengatasi rasa panas

Masase
Pemberian cukup minum
Memenuhi
kebutuhan
eliminasi ibu.
Sentuhan

Persiapan
normal

persalinan

keringat, dapat datasi dengan cara :


Gunakan kipas angin/
AC dalam kamar
Menggunakan kipas
biasa
Menganjurkan
ibu
untuk mandi
Jika ibu suka, lakukan pijatan pada punggung
mengusap perut dengan lembut
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi
Sarankan ibu untuk berkemih setiap ibu merasa ingin
BAK, Bantu ibu jika ingin BAB
Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan
sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan
untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses
persalinan
Persiapan untuk pertolongan persalinan normal harus
sudah dilakukan oleh petugas.

KESIMPULAN
Mengidentifikasi masalah dengan mengkaji riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik sangat penting untuk menentukan diagnosa kebidanan. Bidan mungkin tidak
mempunyai waktu untuk mengambil riwayat dan pemeriksaan fisik secara
keseluruhan jika ibu pada saat menjekang persalinan atau hampir melahirkan
sehingga bidan harus bertindak fleksibel pada bagian proses ini dan menyesuaikan
bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
Rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan pada ibu bersalin normal kala I
tidak hanya pemantauan kemajuan persalinan saja, tetapi juga memperhatikan
kebutuhan psikologi ibu pada kala I.

EVALUASI

1) Dalam mengkaji riwayat kesehatan ibu untuk mengidentifikasi masalah


pada manajemen kala 1, yang perlu ditanyakan adalah
a. Nama, umur, alamat
b. Tafsiran persalinan
c. Nomor telp ibu
d. Keluarga terdekat yang bisa di hubungi
2) Untuk apa petugas kesehatan menanyakan alergi obat-obatan pada ibu
a. Untuk mengetahui ibu sedang mengkonsumsi obat
b. Untuk menghindari cacat bawaan pada janin
c. Untuk melihat ketekunan ibu minum obat
d. Untuk mengantisipasi obat yang mengakibatkan alergi pada ibu dan mencari obat
pengganti
3) Untuk mengidentifikasi masalah potensial yang mempengaruhi durasi
persalinan dan insiden komplikasi pada ibu adalah
a. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
b. Berapa kali ANC
c. Gravida da Para
d. Pergerakan bayi

4) Mengapa pemeriksaan fisik sangat penting dalam mengkaji riwayat


kesehatan ibu untuk mengidentifikasi masalah pada manajemen kala 1
a. Untuk menyiapkan fisik ibu dalam proses persalinan
b. Untuk memantau keadaan ibu dan janin dalam proses persalinan
c. Untuk meramalkan komplikasi saat kehamilan
d. Untuk menilai kemajuan persalinan
5) Pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki, dan pre-tibia merupakan
tanda-tanda dari
a. Pre-eklamsi
b. Eklamsi
c. Demam
d. Infeksi
6) Untuk memastikan tafsiran persalinan pada ibu yang lupa haid terakhirnya
bisa dengan memeriksa
a. Planotest
b. Reflek patella
c. Tinggi Fundus Uteri (TFU)
d. Denyut Jantung Janin (DJJ)
7) Pemeriksaan apa yang dilakukan jika selaput ketuban pecah
a. Denyut Jantung Janin (DJJ)
b. Leopold
c. Mc. donald
d. Warna, jumlah dan banyaknya cairan ketuban
8) Ny. Marina datang ke BPS Rainangel jam 20.00 WIB dengan keluhan keluar
lendir bercampur darah sejak 4 jam yang lalu serta keluar air-air yang yang
membasahi pakaian dalam ibu sejak 40 menit yang lalu. Setelah diperiksa
dalam ternyata pembukaan ibu sudah 5-6 cm, dengan DJJ 140 x/menit,
teratur, kuat dan keadaan umum ibu dalam batas normal. Buatlah diagnosa
dari kasus di atas
a. Ibu inpartu, kala I fase aktif, janin hidup, tunggal, intra uterin, Ketuban (-), Peskep, kaadaan ibu dan janin baik
b. Ibu inpartu, janin hidup, tunggal, intra uterin, Ketuban (-), Pes-kep, kaadaan ibu
dan janin baik
c. Ibu inpartu, janin hidup, tunggal, intra uterin, Pes-kep, kaadaan ibu dan janin baik
d. Ibu inpartu, janin hidup, tunggal, intra uterin, Pes-kep, keadaan jalan lahir normal
menurut persalinan yang lalu, kaadaan ibu dan janin baik
9) Jika kemajuan persalinan cukup baik pada persalinan kala I maka
a. Kontraksi teratur
b. Kontraksi teratur, dengan peningkatan frekuensi
c. Kontraksi teratur, dengan peningkatan frekuensi dan durasi
d. Kontraksi teratur, dengan peningkatan durasi
10) Dalam membuat rencana asuhan kebidanan, harus sesuai dengan
a. Kesiapan pasien
b. Kesediaan bidan
c. Kebutuhan bidan

d. Kebutuhan pasien

= GOOD LUCK =

Anda mungkin juga menyukai