DISUSUN OLEH
HELENA.A.SUMOLANG
NIM: 711530119029
TAHUN 2019
1
Contoh Kasus di Komunitas
Pada hari senin tanggal 16 september 2019 jam 11:00 wita Seorang ibu inisial
Ny X umur 20 tahun datang ke Rumah Sakit, Status obstetrinya ialah P1A0 20 tahun
post partum hari ke 4 . Ibu diantar keluarganya ke Rumah Sakit dengan keluhan
demam tinggi. Hasil pemeriksaan fisik : TD 110/80 mmHg, HR 100 x/I, RR 28 x/I, T
38.60C, TFU 1 jari dibawah pusat, Lokea Rubra berbau,dan tidak ada pembengkakan
payudara atau bendungan asi, ibu menegeluh merasakan demam sejak tadi malam dan
ibu suda mengkonsumsi obat penurun panas,tapi suhu badan hanya turun 3 jam
kemudian demam lagi. Ibu melakukan persalian di dukun kampung dengan fasilitas
yang tidak memadai dan tidak steril.
2
banyak disebabkan karena supan nutrisi yang kurang, serta tidak adanya
motivasi ibu untuk menyusui.
c. Terjadinya infeksi pada masa puerperalis mungkin terlokalisasi di
perineum, vagina, serviks, atau uterus.
Infeksi pada uterus dapat menyebar dengan cepat sehingga
menyebabkan infeksi pada tuba fallopi atau ovarium, parametritis,
peritonitis, dan menyebar ke pembuluh limfe, yang kemudian akan
menyebabkan septikemia jika masuk ke aliran darah. Ibu di masa
postpartum (masa nifas) memang rentan terhadap infeksi karena adanya
faktor – faktor berikut :
3
Pemecahan masalah pada kasus PNC
Masalah umum yang sering terjadi pada asuhan post natal meliputi :
infeksi post partum hari ke 4,persalianan yang di lakukan oleh dukun dengan
fasilitas yang tidak memadai dan tidak terjamin kesterilanya. Hal ini paling
sering terjadi dimasyarakat, untuk itu beberapa pemecahan masalah yang
ditawarkan seperti :
Masalah ibu
post partum
Solusi Permasalahan
berdasarkan
kasus
Ibu mengalami PENANGANAN SEPSIS PUERPURALIS
infeksi 1. 1. Peka terhadap tanda awal / gejala infeksi nifas
3. 2. Periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk mencari sumber
infeksi.
3. Bidan mencuci tangan dengan seksama sebelum dan
sesudah memeriksa ibu
4. Melakukan penatalaksaan pada ibu yang mengalami sepsis
5. Alat – alat yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan
lain, terutama untuk ibu nifas lain.
11 6. Beri nasehat kepada ibu pentingnya kebersihan diri,
penggunaan pembalut sendiri dan membuangnya pada
tempatnya
7. Menekankan pada anggota keluarga tentang pentingnya
istirahat, gizi baik dan banyak minum bagi ibu.
8. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI
9. Lakukan semua Pencatatan dengan seksama.
10. Amati ibu dengan seksama dan jika kondisinya tidak
membaik dalam 24 jam, segera rujuk ke RS.
11.Jika syok terjadi ikuti langkah – langkah penatalasaan syok
4
sesuai standar 21 (Penatalaksanaan syok).
Yang penting diperhatikan oleh bidan:
Semua ibu nifas berisiko terkena infeksi, dan ibu yang telah
melahirkan bayi dalam keadaan mati, persalinan yang
memanjang, pecahnya selaput ketuban yang lama
mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Kebersihan dan cuci tangan sangatlah penting, baik untuk
pencegahan maupun penanganan sepsis.
Infeksi bisa menyebabkan perdarahan postpartum sekunder.
Keadaan ibu akan semakin memburuk jika antibiotika tidak
diberikan secara dini dan memadai.
Lakukan tes sensitivitas sebelum memberikan suntikan
antibiotika
Ibu dengan sepsis puerpuralis perlu dukungan moril, karena
keadaan umumnya dapat menyebabkannya menjadi sangat
letih dan depresi.
Ibu tidak - Memberi informasi tentang manfaat ASI
memberikan - Memberi informasi tentang kerugian ibu dan bayi jika tidak
ASI eksklusif mendapatkan ASI eksklusif
kepada bayi - Memberi informasi tentang kerugian memberi susu formula
- Melatih ibu untuk menyusui bayi dan menstimulasi payudara
- Membimbing ibu agar menyusui anaknya
- Memotivasi keluarga agar mendukung ibu memberikan ASI
eksklusif, karena dukungan suami (Breastfeeding father) dan
keluarga sangat membantu keberhasilan menyusui.
- Jika kondisi ibu pulih, dianjurkan agar bergabung dengan grup
post
Ibu belum - Memberikan konseling keluarga berencana kepada ibu
5
menggunakan - Memotivasi ibu agar menggunakan alat kontrasepsi yang
alat kontrasepsi sesuai untuk ibu.
- Memfasilitasi ibu menggunakan alat kontrasepsi