Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN SEPSIS PUERPURALIS

Tujuan :
Mengenali tanda tanda sepsis puerpularis dan mengambil tindakan yang tepat.

Pernyataan Standar :
Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerpularis, melakukan perawatan
dengan segera dan merujuknya.

Hasil :
Bidan dengan sepsis puerpuralis mendapat penanganan yang memadai dan tepat waktu.
Penurunan kematian dan kesakitan akibat sepsis puerpuralis.
Meningkatnya pemanfaatan bidan dalam pelayanan nifas.

Prasyarat :
1. Sistem yang berjalan dengan baiik agar ibu mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari
bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik dirumah, dipuskesmas
ataupun dirumah sakit.
2. Bidan berlatih dan terampil dalam memberikan pelayanan nifas, termasuk penyebab,
pencegahhan, pengenalan dan penanganan dengan tepat sepsis puerpuralis.
3. Tersedia peralatan / perlengkapan penting : sabun, air bersih yang mengalir, handuk
bersih untuk mengeringkan tangan, alat suntik sekali pakai, set infus steril dengan jarum
berukuran 16 dan 18 G, sarung tangan bersih DTT / steril.
4. Tersedia obat oabatan penting : cairan infus ( Ringer Laktat ), dan antibiotika. Juga
tersedianya tempat penyimpanan untuk obat obatan yang memadai.
5. Adanya sarana pencatatan pelayanan nifas / Kartu Ibu.
6. Sistem rujuukan yang efektif, termasuk bank darah, berjalan dengan baik untuk ibu
dengan komplikasi pasca persalinan.
Proses :
Bidan harus :
1. Amati tanda dan gejala infeksi puerpuralis yang diagnosa bila 2 atau lebih gejala
dibawah ini terjadi sejak pecahnya selaput ketuban mulai hari ke 2.
2. Saat memberikan pelayanan nifas periksa tanda awal / gejala infeksi.
3. Beri penyuluhan kepada ibu, suami . keluargany agar waspada terhadap tanda / gejala
infeksi, dan agar segera mencari pertolongan jika memungkinkannya.
4. Jika diduga sepsis, periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk mencari sumber infeksi.
5. Jike uterus nyeri, pengecilan uter lambat, atau terdapat perdarahan pervaginam, mulai
berikan infus Ringer Laktat dengan jarum berlubang besar ( 16 18G ), rujuk ibu
segera ke RS ( ibu perlu diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya sisa jaringan
placenta ).
6. Jika kondisinya gawat dan terdapat tanda / gejala septik syok dan terjadi dehidrasi, beri
cairan IV dan antibiotika sesuai dengan ketentuan. Rujuk ibu ke RS.
7. Jika hanya sepsis ringan, ibu tidak terlalu lemah dan sulit merujuk berikan antibiotika.
8. Pastikan bahwa ibu / bayi dirawat terpisah / jauh dari anggota keluarga lainnya, sampai
infeksi teratasi.
9. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah memeriksa inu / bayi.
10. Alat alat yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan lain, terutama untuk ibu
nifas / bayi lain.
11. Beri nasehat kepada ibu pentingnya kebersihan diri, penggunaan pembalut sendiri dan
membuangnya dengan hati hati.
12. Tekankan pada anggota keluarga tentang pentingnya istirahat, gizi baik dan banyak
minum bagi ibu.
13. Motivasi ibu untuk tetap memberikan AS.
14. Lakukan semua Pencatatan dengan seksama.
15. Amati ibu dengan seksama dan jika kondisinya tidak membaik dalam 24 jam, segera
rujuk ke RS.
Ingat !
Lakukan tes sensitivitas sebelum memberikan suntikan antibiotika.
Semua ibu nifas berisiko terkena infeksi, dan ibu yang telah melahirkan bayi dalam
keadaan mati, persalinan yang memanjang, pecahnya selaput ketuban yang lama
mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Kebersihan dan cuci tangan sangatlah penting, baik untuk pencegahan maupun
penanganan sepsis.
Infeksi bisa menyebabkan perdarahan postpartum sekunder.
Keadaan ibu akan semakin memburuk jika antibiotika tidak diberikan secara dini dan
memadai.
Ibu dengan sepsis puerpuralis perlu dukungan moril, karena keadaan umumnya dapat
menyebabkannya menjadi sangat letih dan depresi.

Anda mungkin juga menyukai