Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN Pre-eklamsia merupakan koneisi spesifik pada kehamilan diatas 20 minggu yang

ditandai dengan adanya difungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini adanya hypertensi dan
protein urea. Pre-eklamsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi. Besamya masalah ini bukan hanya karena pre-eklamsia berdampak
pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah parka persalinan.
TUJUAN Pasien terlayani sesuai dengan kebutuhan KEBIJAKAN Berdasarkan Penetapan Tentang
Pengelolaan dan Pelaksanaan UKM RE FERENSI 1. Pennenkes Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Panduan Praktek Klinik Dokter ALAT DAN BAHAN 1. Obat oral : metildopa, nifedipine 2. Infus set,
abocat, cairan infus(RL), MgSO4 20%-40%, supit 10cc. poly catheter, yrine bag, sarung tangan,
kapas alkohol PROSEDUR 1. Petugas melaksanakan anamnase 2. Petugas melakukan pemeriksaan
fisik 3. Penatalaksanaan: A. Tata laksana per-eklamsi ringan. 1. Pantau keadaan klinis ibu tiap
kunjungan antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indek masa tubuh, ukuran
uterus, dan gerakan janin 2. Rawat jalan(ambulatoir) • Ibu hamil banyak istirahat(berbaring/
ticlur miring) • Konsumsi susu dan air buah • Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti
hipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit
cereborvaskular. Meskipun demikian, penurunan tekanan darah

dilakukansecara bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam 1 jam. Hal ini untuk mencegah
terjadinya penurunan aliran darah utero plasenter. Obat anti hipertensi yang dapat diberikan: a.
Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250- 500mg per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis
maksimal 3 gram perhari, atau b. Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30 menit,
dengan dosis maksimal 30mg B. Tata laksana per-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis awal
dengan cara: ambil 4 mb MgSO4(10m1 larutkan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml
aquaades. Berikan secara perlahan IV selam 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing
5mb MgSO4 (12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan. 4. Kriteria rujukan Rujuk
bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia berat ke fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetric dan ginekologi setelah dilakukan tata
laksana pada per-eklamsia berat HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Keadaan umum ibu(TTV)
UNIT TERKAIT 1. KIA 2. Poned DOKUMEN TERKAIT Rekam Medis REKAMAN HISTORIS
PERUBAHAN No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1. Pengertian Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu induvidu atau pasangan
suami istri untuk mengindari kelahiran yang tidak diinginkan ,mendapatkan kelahiran yang
diinginkan ,mengatur interval diantara kelahiran ,mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami dan istri , menentukan jumah anak dalam keluarga 2. Tujuan
Sbagai acuan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana di unit KIA-KB 3. Kebijakan SK
Kepala Puskesmas NO tentang Penyeranggaraan Pelayanan KIA-KB 4. Referensi 1. Standar
pelayanan kebidanan 5. Prosedur 1. Petugas memangil nama pasien berdasarkan nomor urutan .
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan identitas dalam rekam medis 3. Jika tidak sesuai
petugas melakukan konfirmasi ulang kebagian pendaftaran dan rekam medis sampai terjadi
kesesuaian. 4. Petugasmelakukan anamnes terhadap pasien . 5. Petugas melakukan pemeriksaan
antropometri berat badan dan pemeriksan tekanan darah pasien. 6. Jika pasien merupakan
akseptor baru petugas memberikan konseling kb dengan menggunakan ABPK (alat bantu
pengambilan keputusan ) jika pasien merupakan pasien lama petugas menanyakan keluhan
utama 7. Petugas melakuan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kessuan alat kontrasepsiyang
diinginkan pasien dengan keadaan fisik. 8. Petugas melakukan penapisan 9. Pada pasien baru jika
terdapat ketidaksesuaian pilihan pasien dengan penapisan petugas maka kembali kelangka 6 .jika
tidak ada masalh petugas memberi inform concern pada pasien untuk pemberian jenis
kontrasepsi yang dipilih 10. Petugas memberikan kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan
pilihan pasien 11. Petugas memberikan konseling setelah pemberian alat kontrasepsi. 12. Petugas
menulis dan memberi resep bila penis 13. Petugas mencacat direkam medis KB , kartu KB pasien
dan buku register . 14. Petugas menjelskan mengenai kunjungan ulang. Unit terkait 1. Rekam
medis 2. Poli KIA-KB

Pengerdan Ante Natal Care Tujuan 1. Memantaukemajuankehamilan,


kesehatanibudantumbuhkembangbayi. 2. Persiapanpersalinancukupbulan. 3.
Mempersiapkanmasanifas. Kebijakan Semuatindakan yang dilakukandenganpencecahaninfeksi (P
1) Prosedur 1. Anamnese 2. PersiapanAlat : a. Selimut. b. Jangkapanggul. c. Metelin. d. Reflex
hammer. e. Fundus cop. f. Pita lila. g. Timbanganbadan. h. Tensi. i. HB, protein urine, guladarah. 3.
Pelaksanaan. a. Anamnese. b. Ukur BB / TB. c. Ukur Lila. d. Tensi. e. PeriksaHb, protein urine,
guladarah. f. Menjelaskankepada ' pasienataukelua rgatentangtindakan yang akandilakukan. g.
Mengaturposisipasien. h. Palpasisesuai Leopold. i. PeriksaDjj. j. Jangkapanggul : -
Dislansiaspinarum. - Dislansiakristarum. - Dislansiatuberum. - Lingkarpanggul. k. Pemberian
tablet Fe. L KIE. m. Merapikapasien. IL Merapikandanmembersihkanperalata n. o.
Bidancucitangan.
Unit Terkait KIA, Polindes.

Pengerttan
=juts, Saa=fenligtuptadna ct==mastilckan jari
Tujuan
2. re. gelira Irdt=hir 3. Untuit menentukan diagnosa
Kehl j akan
Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam atau bila ada indikasi
Prosedur
1. PersiapanAlat : a Sarung tangan steril b) Bengkok • Kapas DTT d) Larutan klorin 0,5 %
2. Pelaksanaan. a) Ibu diberitahu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan b) Cuci tangan c)
Pakai sarung tangan d) Ibu jari dan telunjuk tangan kiri membuka labia dan tangan kanan
mengambil kapas vulva higiene dan menghapus vulva dari atas kebawah e) Masukkan jari tengah
tangan kanan kedalam vagina dengan menekankan kearah komisura posterior yang kemudian
diikuti jari telunjuk f) Setelah jari tengah dan telunjuk tangan kanan masuk tangan kiri
dipindahkan keatas fundus untuk memasasi bagian bawah janin. g) Yang diperhatikan pada saat
pemeriksaan dalam yaitu: § Keadaan vulva § Keadaan perinium § Keadaan vagina § Adanya
sistokel dan § Pengeluaran pervaginam § servik : posisi, konsitensi, dilatasi pembukaan ),
penipisan § kantong ketuban presenta si, titik penunj uk (denominator) moulage dan posisi §
penurunan kepala H I : setinggi PAP H II : sejajar HI melalui pinggir bawah sympisis H III : sejajar
dengan HI melalui spinae ischiadica H IV : sejajar dengan HI melalui ujung os coccyges h)
Keluarkan tangan pelan-pelan i) Cuci Tangan pada larutan klorin, sarung tangan dibuka dan
rendamdalam keadaan terbalik j) Dokumentasikan hasilpemeriksaan
Unit Terkai t
Polindes.

Pengertian Membersihkantubuhbayidenganmenggunakansabundan an hangatdengansuhu 38° C


dimanakeadaansuhu bayisudaltstabil 'Plan :r:Vi lseiht2 alrbellTyai In et de. seg. RebiJakan
Perawatantalipusatdilakukan dengansistem aseptic. Prose.. 1. PersiapanAlat: a) Pakaianbayi
lengkap b) Kapas mata c) Kapas cebok d) Gaas steril e) Ember bayi f) Air hangat dengan suhu 38 g)
Sabun bayi h) Sisir bayi i) Handuk j) Tempat tidur bayi yang bersih dan aman k) Ruangan hangat 1)
Masker, celemek 2. Pelaksanaan: a) Cucitangan dengan sabun dibawah air mengalir b) Bayi
diposisikan membujur dan pakaian bayi dilepas c) Bersihkan mata bayi dengan kapas mata dari
dalam keluar d) Bersihkan pantat dari tinja sebelum dimandikan agar air mandi tetap be rsih e)
Bersihkan kelamin bayi dengan hati-hati f) Bayi disabun mulai dari leher,dada,perut ( tall pusat
disabun dari ujung ke pangkal ) dilanjutkan kebagian kaki,terakhir kepala dan lengan g) Bilas bayi
mulai dari muka,lengan,dada,perut,paha,dan kaki h) Bayi diposisikan telungkup,kemudian
bersihkan leher belakarig,tengkuk, punggung dan pantat i) Bayi dikeringkan dengan handuk j)
Rawat tali pusat,dikeringkan dengan gaas steril k) Bayi diberi pakaian lengkap 1) Bersihkan alat
dan lingkungan in) Cucitangan Unit Terkait KIA. Polindes.

1. Pengerti an
1.
2.
Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik
dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikro organism dari lingkungan
klien dan tenaga kesehatan
( NAKES )
3. Tujuan
4. Kebijaka
5. Referens
Sebagai acuan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi dan
memberikan perlindungan bagi pasien dan tenaga kesehatan
Sebagai pedoman dalam upaya pencegahan dan penularan infeksi
• Buku standar puskesmas
6. Prosedur 1. Kebersihan Tangan
/ Langkah-langkah
• Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai perhiasan dan tidak boleh memakai
kuku palsu saat merawat pasien • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
dengan 6 (enam ) langkah pada saat - Sebelum dan setelah melepas sarung tangan Sebelum
tindakan aseptis : pemasangan cateter intravena,kateter urin dan urin dan vaskuler perifer
Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien

terkontaminasi ke area bersih • Pakailah kaca mate goggle untuk melindungi konjungtiva.mucus
membrane mata,hidung,mulut selama melaksakan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang
beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi • Secara
umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi melalui partikel besar dari
droplet saat kontak erat 3m) dari pasien saat batuk atau bersin.pakailah selama tindakan yang
menimbulkan aerosol walaupun pada pasien tidak diduga infeksi • Kenakan gaun (bersih,tidak
steril) untuk melindungi kulit, mencegah baju menjadi kotor.kulit terkontaminasi selama merawat
pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien • Bila gaun
tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan
infeksius • Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan atau semprotan dari darah,
cairan tubuh.sekresi dan ekresi 3. Peralatan perawatan pasien • Buat S PO untuk men am pung
Jransportasi.pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh •
Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang sesuai sebelum
diDesinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)atau disterilkan • Tangani peralatan pasien yang terkena
darah.cairan tubuh.sekresi.ekresi dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane terlindungi.
cegah baju terkontaminasi.cegah transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan • Pastikan
peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah dibersihkan dan tidak dipakai untuk
pasien lain. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar dan peralatan
pakai ulang diproses dengan benar • Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai
dan

Setelah menyentuh darah .cairan tubuh,sekresi.ekskresi kulit yang tidak utuftganti verband
Setelah kontak denganlingkungan dan benda mati(alat medic.tempat tidur meja saklar
lampu)diarea pasien Setelah makan minum dan menggunakan toilet Setelah menyentuh cairan
tubuh pasien Bila kontak dengan diduga spora,karena alcohol.klorhexidin.iodoform aktifitasnya
lemah terhadap spora Sebelum keluar ruangan pasien • Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun
dan air mengalir atau dengan alcohol handsdrub(bila tangan tidak tampak kotor) 2. Alat
pelindung diri (APD) a. Sarung tangan b. Masker c. Kaca mata pelinclung d. Pelindung wajah e.
Gaun f. Sepatu tertutup • Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan • Gunakan APD yang
sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi darah, cairan tubuh.sekresi,ekresi dan bahan
terkontaminasi, mucus membrane dan kulit yg tidak utuh.kulit utuh yg potensial terkontaminasi •
Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien • Pakai sarung tangan sekali pakai atau
pakai ulang untuk membersihkan lingkungan • Lepaskan sarung tangan segera setelah
selesai,sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi.sebelum beralih ke
pasien lain • Jangan memakai sarong tangan yang sama untuk pasien yang berbeda • Gantilah
sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh

selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan • Bersihkan dan diinfeksi yang benar
peralatan terapi pernafasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu
memakai sungkup disposable • Alat makan dicuci dengan detergen setiap setelah makan bends
disposable dibuang ditempat sampah 4. Pengendalian lingkungan • Fasilitas kesehatan harus
membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan
lingkungan tempat tidur,peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang
sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala) •
Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak dapat didesinfeksi
sebelum dibersihkan dari bahan organic(eksresi,sekresi pasien,kotoran). Desinfeksi yang bisa
dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol,komponen phenol,komponen
ammonium,quarternary,komponen peroxigen. Ikuti aturan pabrik cairan desinfektan, waktu
kontak dan cara pengencerannya. Pembersihan area sekitar pasien : • Pembersihan permukaan
horizontal sekitar pasien harus dillakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien
pulang • Untukm mencegah aerosolisasi pathogen i9nfksi saluran nafas, hindari sapu,tp gunakan
cara basah (kain basah) • Ganti cairan pembersih, lap kain,kepala mop setelah dipakai
( terkontaminasi • Peralatan pembersih hams dibersihkan,dikeringkan tiap kali setelah pakai.Mop
dicuci,dikeringkan tiap harisebelum disimpan dan dipakai kembali • Untuk mempermudah
pembersihan bebaskan area pasien dari benda-benda atau peralatan yangntidak perlu • Jangan
lakukan fogging dengan disinfektan ,tidak terbukti

mengendalikan infeksi dan bisa berbahaya 5. Penatalaksanaan Linen Letakkan linen kedalam
kantong linen.hindari menyortir linen diruang rawat pasien.. Cuci linen dengan air pangs 70
c.minimal 25 menit,bila dipakai suhu a 70 c pilih zat kimia yang sesuai.Petugas yang menangani
linen harus mengenakan APD yang sesuai 6. Kesehatan Karyawan • Setiap petugas harus
waspada dalam bekerja.untuk mencegah luka atau cedera saatmelakukan tindakan menggunakan
jarum,scalpel dan alat tajam lain,saat melakukan prosedur.saat membersihkan instrument dan
saat membuang jarum • Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai.memanipulasi jarum
dengan tangan,menekuk arum,mematahkan.melepaskan jarum dari spuit.Buang
jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan tusukan/safety
box sebelum dibuang kedalam incinerator • Pakai mouthpiece .resusitasi bag atau peralatan
ventilasi lain pengganti metode resusitasi mulut ke mulut • Jangan mengarahkan bagian tajam
jarum kebagian tubuh selain akan menyuntik 7. Penempatan Pasien • Tempatkan pasien yang
potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan
kedalam ruang rawat yang terpisah • Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar
prinsip pemisahan tetap terjadi • Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi
infeksi 8. Hygiene respirasi / Etika batuk Pasien,petugas ,pengunjung dengan gejala infeksi saluran
nafas harus • Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau
IJCI JII I
• Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang ke tempat sampah(yang terlebih
dahuu dilapisi kantong plastic ) tertutup • Lakukan cuci tangan sesuai standar Manajemen
fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau etika batuk : • Promosi kepada semua
petugas ,pasien,keluarga dengan infeksi saluran nafas dengan demam • Edukasi
petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan pentingnya kandungan aerosol dan sekresi dari saluran
nafas dalam mencegah transmisi penyakit saluran nafas • Menyediakan sarana untuk kebersihan
tangan ( alcohol handrub , wastafel — antiseptic,tissue towel,terutama area tunggu harus
diprioritaskan 9. Praktek menyuntik yang aman Pakai jarum yang steril,sekali pakai tiap kali
penyuntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila memungkinkan
gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk
mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain
7. Unit terkait
1. Unit layanan Obat 2. Unit layanan kamar Bersalin 3. Unit layanan umum 4. Unit elayanan
Laboratorium 5. Unit layanan Gigi 6. Unit layanan 24 Jam/UGD 7. Unit layanan KIA/KB 8.
Pengelola sampah infeksius/petugas kebersihan

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit 12 JANUARI 2014 Ditetapkan Kepala Puskesmas Segiri, D • .e.s
i .:I. II PENGERTIAN Tindakan Pelayanan yang di berikan pada ibu atau akseptor KB amok
mencegah terjadinya kehamilan dengan cars disuntikan secara intra muskuler yang berdaya kerja
3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian tiap hari. KB suntik 3 bulan mengandung hormone
progesterone sangat efektif, aman, dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia reproduksi
dan tidak menggangu produksi ASI. TUJUAN 1. Mencegah kehamilan 2. Mengatur jarak diantara
kehamilan 3. Mengontrol walctu saat kelahiran dalam hubungan umur suami dan istri 4. Untuk
mewujudkan terbentuknya NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera ) KEBIJAKAN
Implementasi Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) di Puskesmas INDIKASI Wanita Pasangan
Usia Subur PETUGAS ASTINI, Amd Keb PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN RUANGAN LENGKAP
a. Persiapan Alat Pemeriksaan dan Tindakan 1.Tempat tidur lengkap 2. Meja Kursi 3. Selimut 4.
Tensi meter 5. Spuit 3 cc atau 5 cc 6. Obat 7. Kapas 8. Alkohol 9. Timbangan Berat Badan dewasa
10. Tensimeter Air Raksa 11. Stetoscope 12. Kalender 13. Alat Tulis 14. Kantong plastic atau
tempat sampah b. Pencatatan & Penyultihan 1. Kartu rawat jalan 2. Kartu KB ( K-1 ) 3. Poster
Penyuluhan 4. Register 5. Buku bantu 6. Spidol merah/biru 7. Surat pengantar rujukan B. Tahap
Pralnteraksi 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2. Menempatkan alat di dekat
pasien dengan benar C. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

/
/
PASIEN KB
/
LOKET PENDAFTARAN
/
FROTAP PEMERIKSAAN KR
RUANG PERIKSA DI POLI KB
PENYULUHAN
PENGERTIAN KB JENIS-JENIS KONTRASEPSI MANFAAT KONTRASEPSI EFEK SAMPING KONTRASEPSI
I
ANAMNESA
STATUS PESERTA KB. RIWAYAT KB SEBELUMNYA
■.

PEMERIKSAAN
BERAT BADAN TEKANAN DARAH PEMERIKSAAN FISIK

Anda mungkin juga menyukai