Anda di halaman 1dari 5

PRE EKLAMSIA

No. Dokumen :
C/SOP/1047/2021
SOP No. Revisi : 001
TanggalTerbit :20/05/2021
Halaman : 1/4

1. Pengertian Suatu tindakan intervensi kepada ibu hamil dengan usia


kehamilan diatas 20 minggu yang di tandai dengan tekanan darah
≥ 140/90 mmhg dan protein ≥ + 1.
2. Tujuan Sebagai acuhan dari penatalaksanaan Pre eklamsia
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang pelayanan Klinis di Puskesmas
Karangjati Nomor 188/058/404.102.10/I/2019
4. Referensi 1. Direktorat Kesga, Drijen Kesmas,Kemenkes RI 2018,Modul
Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Penanganan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Bagi Dokter
Umum. Bidan dan Perawat, Kemenkes RI, Jakarta
2. Kementrian Kesehatan RI, WHO (2013), Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan Untuk Tenagan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta
3. Syaifuddin Abdul Bari, dkk (2010), Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah- 1. Tensi meter
Langkah 2. Stetoscop
3. Monoaural
4. Spatula lidah
5. Oksigen
6. Trasfusi set
7. Abocat
8. Ringer lactate
9. MgSo4
10. Calsium Glukonat
11. Foley kateter
12. Reflek Hammer
13. Spuit 10 cc
14. Spuit 20 cc
15. Jam/timmer
16. Isap lendir
B. Penerimaan pasien dan persetujuan tindakan medis
1. Menyapai pasien, keluarga serta memperkenalkan diri
setiap pertama kali berinteraksi dengan pasien dan
keluarga.
2. Memberikan informed consent pada ibu dan keluarga
3. Mencuci tangan dengan alkohol rub sebelum menyentuh
pasien
C. Tindakan pertolongan Pre Eklamsia dan pendokumentasi.
1. Lakukan anamnesis singkat dan terarah tentang kondisi
ibu saat ini dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi :
a. Usia Ibu
b. Kehamilan berapa
c. Usia Kehamilan
d. Sejak kapan tekanan darah tinggi di alami pada
kehamilan
e. Adakah keluhan sakit kepala, pandangan kabur, mual,
nyeri ulu hati.
f. Adakah kejang
g. Obat yang sudah di dapat
h. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan ini.
2. Lakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik
secara simultan
a. Pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran
b. Pemeriksaan tekanan darah menggunakan manset
yang sesuai dalam posisi setengah duduk, ulang
pemeriksaan selang waktu 4 jam.
c. Hitung frekuensi napas.
d. Hitung frekuensi nadi
e. Lakukan pemeriksaan reflek patela
f. Lakukan pemeriksaan dipstick protein urine
g. Bila diagnosis pre eklamsia berat di tegakkan syarat
pemberian MgSo4 terpenuhi.
3. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan awal terarah
(quick check) dengan baik dan lengkap.
4. Buat diagnosis kerja dari hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
5. Memberikan dosis awal Magnesium Sulfat.
a. Beritahu bahwa ibu perlu mendapatkan obat suntikan
yang berguna untukmencegah terjadinya kejang.
b. Beritahu bahwa pada saat penyuntikan ibu akan
merasakan panas pada saat Magnesiun Sulfat
diberikan.
c. Lakukan pemasangan infus dengan menggunakan
kateter vena 18 dan cairan ringer asetat ringer laktat.
d. Lakukan pemasangan kateter urine no18 menetap
untuk memantau produksi urine.
e. Berikan 4 grsm MgSo4 ( 10 ml larutan MgSo4 40%
dilarutkan dengan 10 ml aquades) IV secara perlahan-
lahan selama 15 – 20 menit
f. Jika akses intravena sulit berikan masing- masing 5
gram MgSo4 ( 12.5 lar MgSo4 40%) IM dibokong
kanan dan kiri.
g. Sambil menunggu rujukan segera lanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 6 gram MgSo4 ( 15 ml larutan
MgSo4 40%) dalam larutan ringer asetat atau ringer
laknat secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit
selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam setelah
persalinan jika syarat- syarat terpenuhi
h. Jika terjadi kejang setelah 15 menit berikan MgSo4
(40%) 2 gram IV selama 5 menit.
i. Alat suntik sekali pakai dibuang dalam tempat sampah
yang tahan tusukan.
j. Mengetahui antidotum MgSo4 Ca Glukosa 10% 10 ml (
1 gram).
6. Pemberian anti hipertensi
a. Ibu dengan hipertensi berat perlu mendapatkan terapi
anti hipertensi (tekanan darah  160/110 mmHg).
b. Obat anti hipertensi : Nifedipin 3-4 kali 10 – 30 mg per
oral.
c. Atau/dan pemberian Metildoppa 2x250-500 mg peroral
dosis maksimal 2000 mg/hari
7. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan rujukan.
8. Melakukan pendokumentasian yang baik dan lengkap,
berikan keterangan pada keluarga dan pasien tentang
kondisi saat ini dan penanganan lebih lanjut sampai
keluarga pasien mengerti.
D. Persiapan Rujukan
1. Surat rujukan
2. Trasportasi
3. Obat – obatan emergency jika diperlukan
4. Menghubungi faskes rujukan melalui telpon/SMS
5. Petugas kesehatan mendampingi rujukan
6. Melakukan observasi dan pencatatan selama proses
rujukan.
6. Unit Terkait Petugas (Bidan dan Dokter)
7. Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal
Histori . Mulai
Perubahan Diberlakukan
1 Prosedur/Langkah- Uraian kegiatan:Hasil 20 Mei 2021
langkah kegiatan,hasil
pemeriksaan fisik dan
penunjang,penegakan
diasnotik dan
penatalaksaan
komprehensif
disederhanakan
2

Anda mungkin juga menyukai