4 Proses:Memastikan dan merujuk ibu hamil yang mengalami perdarahan dari jalan lahirBerikan
penyuluhan dan nasehat tentang bahaya perdarahan dari jalan lahir sebelum bayi lahir kepada ibu
dan suami / keluarganya pada setiap kunjunganNasehat ibu hamil, suaminya atau kelurganya untuk
memanggil bidan bilaterjadi perdarahan atau nyeri hebat didaerah perut kapanpun dalam
kehamilanLakukan penilaian keadaan umum ibu dan perkirakan usia kehamilanJANGAN lakukan
periksaan dalam
5 Beri cairan intravena NaCL atau Ringer laktat,Infus diberikan dengan tetesan cepat sesuai
dengan kondisi ibuBila terlihat gejala atau tanda syok pada ibu, segera rujuk ke rumah sakitBuat
catatan lengkapDampingi ibu hamil yang dirujuk ke rumah sakit dan mintalah keluarga yang akan
menyumbangkan darahnya untuk ikut sertaMengikuti langkah-langkah untuk merujuk
8 Proses:Selalu waspada terhadap gejala dan tanda eklamsia mengancam, yaitu: edema, nyeri
kepala hebat, mengantuk, gangguan penglihatan, nyeri ulu hati, mual dan muntah.Catat tekanan
darah ibu, segera periksa adanya gejala dan tanda preeklamsia atau eklamsia mengancam. Gejala
atau tanda eklamsia mengancam (yaitu peningkatan tekanan darah tiba-tiba, hipertensi, penurunan
jumlah air seni dengan warna yang menjadi gelap, edema berat atau edema yang mendadak pada
wajah atau panggul belakang, atau proteinuria) memerlukan penanganan yang cepat karena besar
kemungkinan terjadi eklamsia. Kecepatan bertindak sangat penting.Cari pertolongan segera untuk
mengatur rujukan ibu ke RS. Jelaskan dengan tenang dan secepatnya kepada ibu jika sadar dan
atau keluarganya tentang apa yang terjadi.Baringkan ibu pada posisi miring ke kiri.Berikan cairan IV
dengan tetesan lambat dan catat semua cairan yang masuk maupun yang keluar.
9 Lanjutan…ProsesJika terjadi kejang, letakkan ibu di lantai dan jauhkan dari benda yang dapat
melukainya. Jika ada kesempatan, letakkan benda yang dibungkus dengan kain lembut diantara gigi
ibu.Jika terjadi kejang berikan MgSO4 sesuai dengan pedoman.Bila ibu mengalami koma, pastikan
posisi ibu dibaringkan miring ke kiri, dengan kepala sedikit ditengadahkan agar jalan nafas tetap
terbuka.Catat semua obat yang telah di berikan, keadaan ibu termasuk tekanan darahnya setiap 10
menit.Bawa segera ibu ke RS setelah serangan kejang berhenti. Dampingi ibu dalam perjalanan dan
berikan obat-obatan lagi jika perlu.
12 Proses:Memantau dan mencatat secara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan
persalinan pada partograf dan catatan persalinan.Jika terdapat penyimpangan dalam kemajuan
persalinan (misalnya garis waspada pada partograf tercapai, his terlalu kuat/cepat/lemah sekali, nadi
melemah dan cepat, atau DJJ menjadi cepat/tidak teratur/lambat), maka lakukan palpasi uterus
dengan teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/lingkaran
Bandl.Mintalah ibu BAK apabila kandung kencingnya penuh. Pakailah kateter bila ibu tidak bisa
kencing.
16 Syarat:Bidan terampil dalam menolong kelahiran bayi dengan menggunakan forsep letak
rendah.Tersedianya alat atau bahan yang diperlukan, yaitu sabun, air bersih, handuk bersih dan
sarun tangan yang bersih.Tersedianya peralatan forsep yag steril dan befungsi.Penggunaan
partograf atau catatan persalinan.
24 Lanjutan……ProsesJika pembukaan serviks > 7 cm, letakkan mangkuk yang tepat ukurannya
pada puncak kepala bayi. Periksa agar mangkuk tidak menjepit serviks/dinding vagina.Mulailah
menghisap sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. Caranya bisa berbeda-beda tergantung dari
jenis vakum ekstraktor. Naikkan tekanan perlahan-lahan, lalu pastikan mangkuk sudah mantap di
kepala bayi sebelum mulai menarik.Periksa kembali apakah dinding vagina dan serviks bebas dari
mangkuk penghisap.Pada his berikutnya, naikkan hisapan lebih lanjut, tapi jangan sampai melebihi
tekanan maksimum yaitu 600 mmHg.Lakukan tarikan pelan tapi mantap. Jaga tarikan pada sudut 90
dari mangkuk penghisap. Bila pada tarikan mangkuk lepas atau belum lahir setelah 15 menit atau 3x
tarikan tidak berhasil, segera dirujuk.Mintalah ibu meneran bila ada his seperti pada persalinan
normal
25 Lanjutan…..ProsesBila his berhenti, maka tarikan harus di hentikan. Tunggu sampai ada his lagi
dan lakukan lagi penarikan dengan cara seperti sebelumnya.Jelaskan dengan hati-hati dan sopan
kepada ibu apa yang dilakukan. Usahakan agar ibu tetap tenang dan bernafas dengan normal. Ibu
membantu dengan meneran bila ada his.Bila kepala sudah turun di perineum, lakukan tarikan
kearah horizontal lalu ke atas.Lakukan episiotomi bila dasar panggul sudah sangat teregang. Jika
perlu, episiotomi hanya dilakukan bila kepala sudah meregangkan perineum.Bila kepala sudah lahir,
pelan-pelan turunkan tekanan vakum ekstraktor, lalu lanjutkan dengan pertolongan persalinan
seperti biasa.Setelah bayi lahir, periksa dengan teliti dinding vagina terhadap robekan/perlukaan.
Gunakan cahaya lampu yang terang.
30 Proses:Amati adanya gejala dan tanda retensio plasenta(perdarahan yang terjadi sebelum
plasenta lahir lengkap,sedangkan uterus tidakberkontraksi,merupakan salah satu tanda retensio
plasenta)Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah bayi lahir,atau bila terjadi perdarahan
sementara plasenta belum lahir,maka berikan oksitosin 10 unit IM.Bisa juga menggunakan
penegangan tali pusat terkendali.Jika dengan tindakan tersebut plasenta belum lahir dan tidak ada
perdarahan, sementara tempat rujukan tidak terlalu jauh, bawalah ibu ketempat rujukan tersebut.Bila
terjadi perdarahan,maka plasenta harus segera dilahirkan secara manual.Berikan cairan IV : NaCl
atau RL secara guyur untuk mengganti cairan yang hilang dan pertahankan nadi dan tekanan
darah.Siapkan peralatan untuk melakukan teknik manualBaringkan ibu terlentang dengan lutut
ditekuk dan kedua kaki ditempat tidur
31 Lanjutan….ProsesJelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan jika ada berikan diazepam
10mgCuci tangan dengan sabun,air bersih dan handuk bersih,gunakan sarung tangan
sterilMasukkan tangan kanan ddengan hati-hati.Jaga agar jari-jari tetap merapat dan
melengkung,mengikuti tali pusat sampai mencapai plasentaKetika tangan kanan sudah mencapai
plasenta,letakkan tangan kiri diatas fundus agar uterus tidak naik. Dengan tangan kanan yang
berada didalam uterus carilah tepi plasenta terlepas,telapak tangan kanan menghadap keatas lalu
lakukan gerakan mengikis kesamping untuk melepaskan plasenta dari dinding uterusBila plasenta
sudah terlepas dengan lengkap,keluarkan plasenta dengan hati-hati dan perlahanBila plasenta
sudah lahir,segera lakukan masase uterusagar terjadi kontraksi dan dan pengeluaran bekuan darah
secara bersamaan
32 Lanjutan….ProsesPeriksa plasenta dan selaputnya.Jika tak lengkapperiksa lagi cavum uteri dan
keluarkan potongan plasenta yang tertinggal.Periksa robekan terhadap vagina.Jahit robekan,bila
perlu.Bersihkan ibu agar merasa nyamanJika ragu plasenta sudah keluar semua atau jika
perdarahan tidak terkendali,maka rujuk ibu kerumah sakit dengan segeraBuat pencatatan yang
akurat
37 Lanjutan…ProsesBila kompresi uterus tidak berhasil ,cobalah kompresi aorta.cara ini dilakukan
dalam keadaan darurat,sementara penyebab perdarahan sedang dicari.Perkirakan jumlah darah
yang keluar dan cek denyut nadi dengan teratur,respirasi dan tekanan darah.Buat catatan yang
akurat.Jika syok tidak dapat di perbaiki,maka segera rujuk.keterlambatan akan bahaya.Jika
perdarahan berhasil dikendalikan,ibu harus diobservasi ketatuntuk gejala dan tanda infeksi
40 Proses:Periksa gejala dan tanda perdarahan postpartum sekunder.perdarahan dari vagina atau
lokhia berlebihan pada 24 jam-42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai perdarahan postpartum
sekunder,dan memerlukaan pemerikssan dan pengobatan segera.pantau dengan hati-hati ibu yang
beresiko mengalami perdarahan postpartum sekunder paling sedikit selama 10 hari,Pertama
terhadap tanda-tanda awalnya.ibu yang beresiko adalah ibu yang mengalami:- Pengeluaran
plasenta dan selaputnya tidak lengkap- Persalinan lama- Persalinan dengan komplikasi atau dengan
menggunakan alat- Terbukanya luka setelah bedah besar- Terbukanya luka setelah episiotomi
41 Lanjutan…ProsesBerikan antibiotika,misalnya ampisilin 1 gr peroral dan metronidazol 500 mg
peroral setiap 6 jam.Bila kondisi ibu memburuk pasang infus dan rujuk .Jelaskan dengan hati-hati
kepada ibu dan keluarganya tentang apa yang terjadiRujuk ibu bersama bayinya dan anggota
keluarganya yg dapat menjadi donor darah ,jika di perlukan ,ke rumah sakit.Observasi dan cek
tanda-tanda vital secara teratur,catat dengan teliti dan akurat perdarahan:kapan mulainya dan
berapa banyak darah yang sudah keluar.Berikan suplemen zat besi selama 90 hari kepada ibu yg
mengalami perdarahan postpartum sekunder iniBuat catatan yang akurat
50 Proses:Melakukan tindakan resusitasi secepatnya jika bayi lahir tidak menangis, atau
lemah/tidak ada tanda-tanda pernafasan atau skor APGAR 7 atau kurang.Segera keringkan bayi
dengan handuk hangat atau kain kering. Keringkan kepala dan wajah secara hati- hati. (pengeringan
mungkin merangsang bayi untuk bernafas, tapi yang lebih penting adalah bahwa pengeringan dapat
mencegah kehilangan panas melalaui penguapan).Bersihkan jalan nafas dengan hati-hati, gunakan
penghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas.
53 Lanjutan…ProsesSetelah bayi bernafas normal, periksa suhu. Jika di bawah 36o C, atau
punggung sangat dingin, lakukan penghangatan yang memadai, ikuti standar 13. (penelitian
menunjukkan, bahwa jika tidak terdapat alat-alat, kontak kulit ibu-bayi akan sangat membantu
menghangatkan bayi. Hal ini dilakukan dengan mendekapkan bayi kepada ibunya rapat ke dada,
agar kulit ibu bersentuhan dengan kulit bayi lalu selimuti ibu yang sedang mendekap
bayinya)Perhatikan warna kulit bayi, pernafasan dan nadi bayi selama 2 jam. Jika kondisinya
memburuk, rujuk ke fasilitas rujukan terdekat dengan tetap melakukan penghangatan.Pada bayi
yang memerlukan resusitasi, perhatikan tanda/gejala yang mungkin timbul sebagai akibat buruk.
Biasanya terjadi dalam 1 minggu, dan dapat berupa kejang.Anjurkan ibu, suami/keluarga agar
memperhatikan bayinya dengan baik-baik. Jika ada tanda-tanda sakit atau kejang, bayi harus
segera dirujuk ke RS.
54 Terima Kasih