Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH ISLAM

Sejarah Islam adalah peradaban agama Islam yang di mulai dari turunnya wahyu
pertama pada tahun 610M yang diturunkan kepada rasul yang terakhir
yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.

 Masa Sebelum Kedatangan Islam

Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan


perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo
Eropa dengan kawasan Asia di timur.
Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang
merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi.

Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh.
Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral.
Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi.
Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-
tempat ramai.

 Masa Awal

Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang
terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571
masehi).

 Masa Kekhalifahan Selanjutnya

Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan
ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang
"amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya.
Pada periode ini, khalifah ditentukan secara turun-temurun dalam satu dinasti
(bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan;
misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani
Utsmaniyyah.

 Sejarah masuknya Islam ke Indonesia

Agama Islam datang ke Republik Indonesia saat negeri ini menjadi inti
perdagangan di benua Asia bahkan bahkan seluruh dunia. Terutama di daerah
kesultanan Sriwijaya, pulau Sumatra.
Disini lokasi mampir para pedagang yang berlayar dari beragam tempat asal
terliput juga dari asal timur tengah yang pada saat itu warganya telah terlebih
dahulu beragama agama Islam.

 Teori masuknya islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat
Menurut teori Gujarat Islam masuk ke ke Republik Indonesia ketika abad ke tiga
belas. Islam disebutkan masuk dari para pedagang wilayah Gujarat wilayah India.
Pendapat ini dipertegas dengan adanya fakta bahwa saat itu Republik Indonesia
menjalin jalinan perdangan yang baik dengan orang-orangdari gujarat.

Sriwijaya juga ketika pada itu menjadi sentra perdagangan dunia melalui jalur
Indonesia – Gujarat – Timur tengah – Eropa. Selain itu adanya batu nisan sultan
Samudra Pasai, Malik al Saleh yang mempunya ciri khas orang dari wilayah
Gujarat.

2. Teori Mekkah
Teori Mekkah merupakan teori datangnya agama Islam yang baru-baru ini ada.
Teori ini ialah sanggahan dari teori Gujarat. Pada teori ini disebutkan Islam masuk
ke Indonesia saat pada itu abad ke-7 (6 abad lebih lama jika dibandingkan dengan
pemahaman gujarat).
Orang yang membawa Islam ke Indonesia adalah orang Arab Saudi. Hal itu
dibenarkan dengan adanya perkampungan yang sudah ditempati oleh orang-orang
agama Islam di daerah pantai barat Sumatra saat pada itu abad tersebut.

3. Teori Persia
Teori Persia mempunyai pemahaman yang sama tentang waktu masuknya Islam ke
Indonesia, adalah abad ke-13. Namun, perbedaannya pendapat Persia beranggapan
agama Islam datang dari Persia.
Peristiwa ini disebabkan karena adanya persamaan-persamaan budaya Islam di
Indonesia dengan di Persia.

Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat dengan berdirinya


kerajaan-kerajaan Islam. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung
antara abad ke-13 hingga abad ke-18. Kerajaan tersebut dapat dibagi berdasarkan
lokasi pusat pemerintahan mereka, yaitu di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.

Kerajaan Islam yang didirikan pertama kali adalah Kerajaan Perlak. Menyusul
Kerajaan Perlak, berdiri pula Kerajaan Samudra Pasai. Bukti sejarah adanya
kerajaan ini ditulis oleh Ibnu Batutah, seorang utusan kerajaan Delhi ke Tiongkok.
Dalam perjalanan dari India ke Tiongkok, Ibnu Batutah singgah di Samudra Pasai
dan mengunjungi istana Sultan Malik Az-Zahir.

Selain kedua kerajaan tersebut, kerajaan Islam lain yang pernah berdiri di
Indonesia di antaranya adalah Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Makassar, Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, dan Kerajaan
Aceh Darussalam.

PENGERTIAN ISLAM DAN DUNIA KONTEMPORER


Adopsi peradaban dan kebudayaan Barat adalah sesuatu yang lumrah. Faktanya,
ilmuwan banyak terkooptasi oleh peradaban Barat. Bahkan memaksakannya
sebagai pandangan hidup. Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan
belajar dari kebudayaan yang maju. Dan alami jika suatu kebudayaan yang
terbelakang mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju.
Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan
kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa,
misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari
kebudayaan lain.
Setiap kebudayaan memiliki identitas,nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri
yang disebut dengan worldview pandangan hidup. Di era modern dan post-modern
sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-
kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam.
Namun,tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses
“adopsi”, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa
proses adaptasi atau integrasi.
Esensi Kebudayaan Barat (Western Civilization) berkembang mewarisi unsur-
unsur kebudayaan Yunani Kuno, Romawi, dan unsur-unsur lain dari budaya
bangsa-bangsa Eropa, khususnya Jerman, Inggris, dan Prancis. Barat dengan
filsafat dan kebudayaannya memiliki karakternya tersendiri. 
Prinsip tragedi ini disebabkan oleh kekosongan kepercayaan (iman) dan karenanya
mereka memandang kehidupan secara dikotomis. Konsep ini berujung pada
keresahan jiwa, selalu mencari sesuatu yang tiada akhir, mencari suatu kebenaran
tanpa asas kebenaran atau prinsip kebenaran mutlak. (al-Attas, Risalah untuk
Kaum Muslimin, ISTAC, 2001).
Itulah Barat yang filsafat, sainstek, dan ekonominya sedang merajai pentas sejarah
dunia. Budayanya menyebar bagai gelombang melalui berbagai gerakan kultural;
filsafatnya dipahami secara luas melalui pendidikan dan pembangunan sumber
daya manusia; sains dan teknologinya dikagumi dan ditiru bagi pembangunan
sarana dan prasarana kehidupan manusia.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP ISLAM


Sekarang ini, dunia dengan perkembangan mutakhir dibidang teknologi
komunikasi hampir tidak memiliki batas yang jelas; satu peristiwa yang sedang
terjadi di Eropa atau Amerika serikat, secara langsung kita dapat menyaksikannya
di rumah kita sendiri di Indonesia. Sayangnya, umat islam sekarang ini berada
pada posisi yang sangat mengkhawatirkan.
Karena rendah dalam penguasaan dan pengembangan sains dan teknologi,
umat islam menjadi menjadi kelompok yang terbelakang. Mereka hampir
diidentikkan dengan kebodohan, kemiskinan, dan tidak mau berperadaban.
Sedangkan di sisi lain, umat agama lain begitu maju dengan berbagai teknologi.
Atas dasar itulah, terjadi berbagai reaksi terhadap kemajuan pemeluk agama-
agama lain. Secara umum, reaksi tersebut dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
tradisionalis, modernis, revivalis, dan transformative

1. Tradisionalis
Pemikiran tradisionalis percaya bahwa kemunduran umat islam adalah
ketentuan dan rencana Tuhan. Hanya Tuhan yang maha tahu tentang arti dan
hikmah di balik kemunduran dan keterbelakangan umat islam. Makhluk, termasuk
umat islam, tidak tahu tentang gambaran besar skenario Tuhan, dari perjalanan
panjang umat manusia. Kemunduran dan keterbelakangan umat islam dinilai
sebagai “ujian” atas keimanan, dan kita tidak tahu malapetaka apa yang akan
terjadi dibalik kemajuan dan pertumbuhan umat manusia.

2. Modernis
Dalam masyarakat barat, modernisme mengandung arti pikiran, aliran,
gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham dan institusi-institusi lama
untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, modernis lebih mengacu pada
dorongan untuk melakukan perubahan karena paham-paham dan institusi-institusi
lama dinilai tidak relevan.
3. Revivalis-Fundamentalis
Bagi revivalis, umat islam terbelakang karena mereka justru menggunakan
ideologi lain sebagai dasar pijakan daripada menggunakan Al-Qur’an sabagai
acuan dasar. Pandangan ini berangkat dari asumsi bahwa Al-Qur’an pada dasarnya
telah menyediakan petunjuk secara komplit, jelas dan sempurna sebagai dasar
bermasyarakat dan bernegara. Mereka menolak globalisasi dan kapitalisme karena
keduanya dinilai berakar pada paham liberalisme. Karena itulah, mereka juga
disebut sebagai kaum fundamentalis;
4. Transformatif
Gagasan transformatif merupakan alternatif dari ketiga respons umat islam
di atas. Mereka percaya bahwa keterbelakangan umat islam disebabkan oleh
ketidak adilan system dan struktur ekonomi, politik dan kultur. Kalangan teologi
transformatif pula menyimpulkan bahwa agama dalam proses modernisasi
sekarang ini melahirkan tiga corak, yaitu:
Pertama, tampil sebagai alat rasionalisasi atas modernisasi atau
modernisme, dengan melahirkan perkembangan teologi rasional yang mengacu
pada tumbuhnya kepentingan intelektualisme sekelompok akademikus. 
Kedua, sebagai alat legitimasi atas nama melancarkan dan mendukung
berhasilnya program-program modernisasi.
 Ketiga, kelompok masyarakat tertentu, terutama kaum dhuafa yang tidak
terserap dalam dialog besar proses modernisasi dewasa ini, terpaksa
menghanyutkan diri dalam impian teologi eskatologis yang bersifat eskapitis.

Anda mungkin juga menyukai