Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE BANGSA MELAYU DAN SEJARAH

DAN ASAL USUL BANGSA MELAYU, MELAYU SUMATERA,MELAYU


JAWA,MELAYU NON SUMATERA & JAWA

Disusun oleh :
Ahmad Fikri Alfarizi (2020901116)
Salsabilla rahma Octavia (2130901246)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN

Istilah peradaban atau civilization (dalam bahasa Inggris) atau tamadun


(bahasa Melayu) sudah sering kita dengar diberbagai diskusi baik
resmi maupun tidak resmi.Berbicara tentang peradaban memang sangat
menarik dan tidak akan ada habisnya, terkhusus peradaban Islam. Topik
peradaban ini selalu relevan untuk diperbincangkan di sepanjang zaman.
Hal ini karena manusia selalu bersinggungan dengan peradaban.Tak akan
ada sebuah peradaban tanpa manusia, karena manusia merupakan pelaku
utama peradaban itu sendiri. Demikian halnya dengan topik peradaban Islam
yang dianologikan seperti bagian dari roda yang berputar tadi, tidak akan
pernah surut dari perbincangan manusia.
Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Perkembangan peradaban tersebut tidak saja terjadi dalam ranah
fisiknya saja, namun juga terjadi dalam ranah substansi. Sebagai contoh,
pemahaman akan istilah peradaban saja sampai mengalami fase-fase yang
cukup signifikan. Terlebih lagi jika terjadi persinggungan antara peradaban
satu dengan yang lainnya.
Seiring dengan perjalanan hidup manusia yang sudah begitu panjang di
muka bumi ini, maka berbagai macam peradaban pun telah terbentuk.
Banyak peradaban yang telah mewarnai kehidupan manusia. Setiap
peradaban tentu saja memiliki konsep tersendiri yang nantinya akan
membedakan peradaban tersebut dengan peradaban lainnya dan akan tampil
dengan keberbedaan satu-sama lain. Begitu juga dengan peradaban Islam
Melayu.
Untuk itulah artikel ini mencoba memaparkan tentang
pengertian peradaban,Peradaban Islam. Dalam pembentukan dan
pengembangan peradaban Islam tidak terlepas dari dasar-dasar petunjuk
peradaban Islam, yakni: pertama: Al-Qur’an dan Sunnah, kedua: masyarakat
Islam dan ketiga: pembuka jalan kepada pihak lain. Setiap peradaban yang
ada di dunia ini memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
peradaban yang lainnya. Karakteristik peradaban Islam tersebut yaitu: bersifat
universalitas, tauhid, seimbang dan moderat, serta adanya sentuhan akhlak, dan
terakhir membahas tentang Peradaban Melayu dan Pengaruh Islam Terhadap
Dunia Melayu.
B. Sejarah Masuknya Islam Ke Bangsa Melayu
Berdasarkan beberapa catatan sejarah, agama Islam pertama kali masuk
ke kawasan Melayu, sejak abad ke-7 sampai abad ke-9 Masehi yang dibawa
oleh para pedagang dari Tanah Arab. Pada perjalananya menuju tanah
Melayu dari Selat Malaka, para pedagang itu singgah di Malabar, Cambay,
dan Gujarat (India).
Islam masuk ke Malaya ketika pengaruh Hindu dan Budha masih
kuat. Saat itu Sriwijaya (Buddha) dan Majapahit (Hindu) masih menguasai
sebagian besar wilayah yang kini termasuk wilayah Melayu. Masyarakat
Melayu dikenalkan dengan agama dan budaya Islam melalui perdagangan,
seperti halnya ketika mereka diperkenalkan dengan agama Hindu dan Budha.
Melalui aktivitas bisnis, masyarakat Melayu yang sudah mengenal Hindu-
Budha cepat atau lambat akan mengenal ajaran Islam.
Penyebaran Islam pertama kali terjadi pada masyarakat pesisir
(sepanjang laut dan sungai) yang lebih terbuka terhadap budaya asing. Setelah
itu, Islam menyebar ke daerah pedalaman dan pegunungan melalui kegiatan
ekonomi (perdagangan), dakwah, perkawinan, pendidikan, tasawuf, seni dan
politik. Islam masuk ke Malaya termasuk awal, berdasarkan beberapa teori
yang berkembang. Masuknya Islam ke Malaya memiliki lima teori. Teori-teori
tersebut muncul sebagai upaya untuk menjelaskan dan menggambarkan
bagaimana Islam kini banyak dianut oleh masyarakat di wilayah Melayu.
Pertama, teori Mekkah mengatakan bahwa Islam memasuki tanah
Melayu cukup awal setelah beberapa dekade setelah wafatnya Nabi
Muhammad. Teori ini dipelopori oleh Buya Hamka sebagai bentuk sanggahan
yang dikemukakan oleh penulis barat Snouck Horgronje bahwa Islam berasal
dari Gujarat, India. Teori ini menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaya pada
abad ke 7.
Kedua teori Gujarat menjelaskan bahwa Islam berasal dari Gujarat yang
dikemukakan oleh Snouck Hourgronje. Islam masuk pada abad ke-13 M
berdasarkan ditemukannya makam sultan muslim pertama, Malik asShaleh,
raja pertama kerajaan Samudera Pasai, berdasarkan bentuk batu nisannya
diperkirakan berasal dari Gujarat (India).
Tiga teori Persia menjelaskan bahwa Islam dibawa dan disebarkan oleh
orang-orang dari Persia. Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran).
Landasan teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat
muslim Indonesia, seperti memperingati 10 Muharram atau Asyura.
Empat teori Tionghoa dalam teori ini menjelaskan bahwa etnis Tionghoa
Muslim berperan sangat penting dalam proses penyebaran Islam di Nusantara.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam teori Arab, hubungan Muslim
Arab dan Cina sudah terjadi pada abad pertama Hijriah.

Dengan demikian, Islam datang dari barat ke nusantara dan ke Cina


bersama-sama dalam satu jalur perdagangan. Islam masuk ke Tiongkok di
Kanton (Guangzhou) pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) dari
Dinasti Tang, dan masuk ke Nusantara di Sumatera pada masa pemerintahan
Sriwijaya, dan masuk ke pulau Jawa pada tahun 674 M berdasarkan
kedatangan utusan raja Arab bernama Ta cheh/Ta shi ke kerajaan Kalingga
yang dikomandoi oleh Ratu Sima.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Nusantara
bersamaan
dengan Cina.
Namun teori di atas tidak menjelaskan awal mula masuknya Islam,
melainkan peran China dalam pemberitaan sehingga dapat ditemukan bukti
bahwa Islam datang ke Nusantara pada awal abad Hijriah.
Kelima teori Turki tersebut menjelaskan bahwa selain Arab dan
Tionghoa, Indonesia juga diislamkan oleh Kurdi dari Turki. Ini merekam
sejumlah data. Pertama, banyaknya ulama Kurdi yang berperan dalam
pengajaran Islam di Indonesia dan buku-buku yang ditulis oleh ulama Kurdi
menjadi sumber yang berpengaruh luas. Misalnya, Kitab Tanwīr al-Qulūb
karya Muhammad Amin alKurdi populer di kalangan tarekat Naqsyabandi di
Indonesia. Kedua, di antara ulama di Madinah yang mengajar ulama Indonesia
yang melekat pada Syattariyah yang kemudian dibawa ke nusantara adalah
Ibrahim al-Kurani.
Ibrahim al-Kurani yang muridnya kebanyakan orang Indonesia
adalah ulama Kurdi. Ketiga, tradisi barzanji yang populer di Indonesia
dibacakan setiap Maulid Nabi pada 12 Rabi'ul Awal, saat aqikah, syukuran,
dan tradisi lainnya.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa peradaban Islam


memberikan perubahan tidak hanya dalam bentuk bangunan fisik tetapi juga
mengubah umatnya dalam akhlak yang unggul dalam berbagai aspek
kehidupan (sosial, politik, ekonomi dan agama). Kemajuan dan kebesaran
Islam di wilayah Melayu kemudian mengubah karakter masyarakat yang
sebelumnya menganut agama Hindu-Buddha menjadi masyarakat Muslim.
Mengubah masyarakat Melayu yang sudah memiliki budaya Hindu-
Buddha menjadi Islam tidaklah mudah, membutuhkan waktu yang cukup
lama dan melalui berbagai cara seperti melalui perdagangan, perkawinan,
dakwah, pendidikan, tasawuf, seni dan politik.

C. Asal-usul Bangsa Melayu Sumatera, Jawa Dan Melayu Non Sumatera &
Jawa
Berbicara soal bangsa melayu sekaligus masyarakat melayu dan
kebudayaan dalam kontek identitas tidak terlepas dari persoalan-persoalan
tradisi,kebiasaan,nilai etnik,rasa memiliki,asal usul sejarah etnik yang
bersangkutan dan budaya yang telat di wariskan. Oleh karna itu pengkajian
awal.adalah soal asal usul masyarakat ataupun peduduk melayu. Menurut
sejarawan, mengkaji sejarah Melayuamat sangat sulit dan
membingungkan, terbukti bahwa hingga hari ini belum ada keterangan
sejarah yang dapat menunjukkan bukti asal mula kata ‘Melayu’ secara jelas
dan tegas.
Istilah melayu berasal dari kata mala ( mula ) dan yu ( negri ) dikenal
sekitar tahun644 masehi melalui tulisan Cina hang menyebut nya Mo-Lo-Yo.
Sedangkan menurutpolinesia merujuk pada penduduk yang pernah menjadi
anak Negeri Kerajaan Melayu Jambisekitar abat ke 4-5. Setalah itu diikuti
oleh sejumlah kerajaan-kerajaan Melayu lainnya sepertiKerajaan Deli,
Langkat, Riau-Lingga, Johor-Pahang, dan Siak Sri Indrapura.Suku
Melayu(bahasa Melayu: Melayu; Jawi: ‫او‬I I ‫)ملي‬ merupakan kelompok
etnis/etnik Austronesia yangmenghuni Semenanjung Malaya, pesisir timur
pulau Sumatra (Bangka Belitung, Jambi, Riau,Kepulauan Riau, Sumatra
Selatan, Sumatra Utara), bagian selatan Thailand, pantai selatanBurma, pulau
Singapura, pesisir Kalimantan, dan pulau- pulau kecil yang terletak di
sekitarlokasi ini—secara kolektif dikenal sebagai “Dunia Melayu”. Lokasi ini
sekarang merupakanbagian dari negara modern Malaysia, Indonesia,
Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina.
Namun menurut Yusuf (1996) komunitas yang tetap kukuh menyebut
dirinya bangsaMelayu adalah orang orang yang asli keturunan Riau.
Sedangkan Melayu yang lain nya sudahmengalami dirtosi seperti Melayu
Betawi di Jakarta, Melayu di Jambi,Minangkabau, orangMinang, dan
Palembang tanpa embel-embel Melayu.Namun menurut teori ini disokong
oleh Asmah Haji Omar. Dimana secarakeseluruhannya, alasan-alasan
yang menyokong teori ini adalah seperi (a) Kapak Tua yangmirip kepada
Kapak Tua di Asia Tengah di Kepulauan Melayu. Perkara ini
menunjukkanadanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan
Melayu; (b) Adat resam bangsaMelayu mirip kepada suku Naga di
daerah Assam (berhampiran dengan sempadan Indiadengan Myanmar).
Serumpun dengan bahasa di Kemboja,lebih lanjut lagi penduduk
diKemboja mungkin berasal dari dataran Yunnan dengan menyusuri
sungai Mekongberhubungan bangsa Melayu dengan bangsa Kemboja
sekaligus menandakan pertaliannyadengan dataran Yunnan. Teori ini
merupakan teori yang popular yakni diterimaumum,contohnya dalam
buku Teks Pengajian Malaysia adapun menyatakan ”nenek moyang”orang
melayu itu berasal dari Yunnan.
Berdasarkan teori ini.dikatakan orang melayu datang dari Yunnan ke
KepulauanMelayu menerusi tiga gelombang yang utama,iaitu orang
Negrito,Melayu Proto,dan jugaMelayu Deutero. Gelombang pertama dikenali
sebagai Melayu-Proto yang berlaku kira-kira2500 tahun Sebelum
Masehi,Kira-kira dalam tahun 1500 tahun Sebelum Masehi, datang
pulagelombang kedua yang dikenali sebagai Melayu-Deutero. Mereka
mendiami daerah-daerahyang subur di pinggir pantai dan tanah
lembah Asia Tenggara. Kehadiran mereka inimenyebabkan orang-
orang Melayu-Proto seperti orang-orang Jakun, Mahmeri,
Jahut,Temuan, Biduanda dan beberapa kelompok kecil yang lain berpindah
ke kawasan pedalaman.Justeru itu, Melayu-Deutero ini merupakan
masyarakat Melayu yang ada pada masa kini.
Teori-Teori Asal-Usul Bangsa MelayuSecara umum terdapat 2 teori
mengenai asal usul bangsa melayu yaitu :
1.Orang Melayu Berasal dari Yunan
a. Melayu Tua (Proto Melayu)
Proto-Melayu diyakini adalah nenek moyang mungkin dari semua
orang yang kinidianggap masuk kelompok Melayu Polinesia yang tersebar
mulai dari negara Madagaskarsampai pulau-pulau paling timur di Pasifik,
mereka diperkirakan berimigrasi ke KepulauanIndonesia dari Cina bagian
selatan. Di Cina tempat tinggal asli mereka diperkirakan berada diwilayah
yang secara kasar termasuk dalam provinsi Yunan sekarang. Dari
situ merekabermigrasi ke Indocina dan Siam lalu kemudian ke kepulauan
Indonesia. Kedatangan merekatampaknya bersamaan dengan munculnya
perkakas neolitik pertama di Indonesia dan dengandemikian dapat ditentukan
pada sekitar 3.000.
Adapun tergolong kedalam melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain
orang talang mamak, orang sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini
terkenal amat tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang adat
dan tradisinya. Pemegang teraju adat sepertipatih, batin dan Datuk kayu, amat
besar sekali peranananya dalam mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu
alam pikiran yang masih sederhana dan kehidupan sangat ditentukan oleh
factor alam, sehingga mereka mampu menghasilkan makanan dengan cara
bertani.

b. Melayu Muda (Deutero Melayu)


Proto-Melayu yang telah menyingkir ke daerah pedalaman
Indonesia, diakibatkankarena kedatangan Deutero-Melayu. Deutero-
Melayu membawa budaya yang lebih majudibandingkan dengan budaya
Proto-Melayu. Kedatangan DeuteroMelayu ke wilayahIndonesia tidak lepas
dengan mereka mendesak Proto-Melayu yang ada di wilayah Indonesia.
2. Orang Melayu Berasal dari Nusantara
1) Bangsa Melayu dan Bangsa Kawa mempunyai tamadun yang tinggi
Pada abab ke 19,Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya
yang lama.pekara ini menunjukan orang Melayu tidak berasal dari mana-
mana,tetapi berasadan berkembang di Nusantara.
2) K.Himly tidak bersetuju dengan pendapat yang mengatakan bahawa
Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. Baginya persamaan yang
berlaku di kedua-dua bahasa adalah satu fenomena ”ambilan”. Manusia Kuno
Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di pulau jawa.penemuan
manusia kuno ini di pulau jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang
melayu itu keturunan daripada manusia kuno tersebut yakni berasal daripada
jawa dan mewujudkan tamadun bersendirian. Bahasa di Nusantara (Bahasa
Austrinesia ) mempunyai perbedaan yang setara dengan bahasa di Asia Tengah
(Bahasa Indo-Eropa ).
3) Manusia Kuno Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di
pulau jawa. penemuan manusia kuno ini di pulau jawa menunjukkan adanya
kemungkinan orang
melayu itu keturunan daripada manusia kuno tersebut yakni berasal daripada
jawa dan mewujudkan tamadun bersendirian
D. Ras Bangsa Melayu
Seperti yang disebutkan dalam teori Negrito dimana
penduduk paling awal diKepulauan Melayu,dipercayai berasal daripada
golongan Austronesia di Yunnanmerekadikatakan berada di sini sejak
1000 SM berdasarkan penerokaan arkeologi di
GuaCha,Kelantan.daripada orang Negrito telah diperturunkan orang semang
yang mempunyaiciri-ciri fizikal berkulit gelap,berambut
kerinting,bermata bundar,berhidung lebar,berbibirpenuh,serta saiz badan
yang pendek,keturunannya orang Asli di semenanjungMalaysia.
E. Melayu Sumatera
Sumatera Utara
Sumatera Utara memiliki kemajemukan budaya, salah satunya budaya
Melayu.Menurut Sejarawan Kota Medan, Muhammad Azis Rizky Lubis,
budaya Melayu identik dengan budaya Islam. Sampai muncul satu pantun yang
sudah dikenal sangat lama di kalangan masyarakat yang menggambarkan
tentang hal ini, “Kapak bukan sembarang kapak, ini kapak untuk membelah
kayu, Batak bukan sembarang Batak, ini Batak sudah masuk Melayu”.Pantun
tersebut sangat jelas menggambarkan bagaimana etnis lain, yang turun ke
wilayah pesisir terlebih dahulu masuk Islam.Jika sudah masuk Islam, sudah
berarti masuk Melayu. Hal ini berkembang sejak masa kerajaan Islam, karena
di masa Hindu- Buddha, pantun ini tidak muncul.
Penyebabnya adalah Sriwijaya yang notabenenya juga disebut sebagai
masyarakat Melayu, malah memeluk agama Buddha.Bahkan, Sriwijaya waktu
pada masanya menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Sehingga, pendeta
Tiongkok bernama It-tsing tertarik untuk datang berkunjung ke wilayah
ini.Masyarakat Melayu memiliki peradaban, teknologi, serta kepatuhan pada
sang pencipta yang sangat tinggi.
Namun, dari jurnal bertajuk Budaya Melayu Sumatera Utara dan
Enkulturasinya oleh Fadlin bin Muhammad Dja’far, bahwa etnik Melayu
adalah salah satu kelompok etnik yang terdapat di Sumatera Utara.Mereka
merasa satu kebudayaan dengan etnik Melayu di berbagai kawasan, seperti di
Riau, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan, dan
lainnya.
Begitu juga orang Melayu di Semenanjung Malaysia, Sabah,
Serawak, Pattani, Kamboka, Srilanka, Madagaskar, dan lain-lainnya.Orang
Melayu di Sumatera Utara memiliki ciri-ciri khas kebudayaan, seperti sistem
kekerabatan yang menggunakan unsur impal, seni sinandong, dedeng, tari
serampang dua belas, dan lain-lainnya.Namun ada juga berbagai persamaan
sosiobudaya dengan kawasan Melayu lain, seperti adat-istiadat perkawinan,
seni zapin, bahasa Melayu, upacara-upacara tradisional, dan lain-lainnya.
Lalu, Fadlin bin Muhammad Dja’far dalam jurnalnya, bahwa istilah
Melayu biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi semua orang dalam
rumpun Austronesia yang meliputi wilayah Semenanjung Malaya, kepulauan
Nusantara, kepulauan Filipina, dan Pulau-pulau di Lautan Pasifik
Selatan.Dalam pengertian umum, orang Melayu adalah mereka yang dapat
dikelompokkan pada ras Melayu.Dengan demikian, istilah Melayu sebagai
ras ini mencakup orang-orang yang merupakan campuran dari berbagai suku
di kawasan Nusantara.

Ras Melayu yang sudah memeluk agama Islam pada abad ke-13,
identitas budanyanya selalu dipandang berbeda dengan masyarakat ras Proto-
Melayu pedalaman.Yaitu, orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-
Dairi, yang masih menganut kepercayaan mereka sendiri, yaitu baik oleh
mereka sendiri maupun orang luar.

Sumatera Selatan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan keragaman
budaya, suku bangsa, ras, etnis, agama, maupun bahasa daerah. Salah satunya
Provinsi Sumatera Selatan dengan Ibu Kota Palembang menjadi salah satu
wilayah di Pulau Sumatera yang kaya akan budaya, bahasa dan juga dihuni
oleh banyak suku bangsa yang tersebar di Bumi Sriwijaya.
Bukan hanya memiliki suku Melayu, Provinsi Sumatera Selatan juga
banyak memiliki etnis dan sub suku yang tersebar di beberapa wilayah di
Sumsel.Meski kaya akan keragaman, namun mereka tetap satu Indonesia.Ini
sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya meskipun
berbeda-beda tetap satu jua.Untuk itulah, berikut beberapa Suku Bangsa di
Sumatera Selatan yang dilansir dari berbagai sumber dan wajib untuk
ketahui.
Suku Komering
Komering merupakan salah satu suku atau wilayah budaya di Sumatra
Selatan, yang berada di sepanjang aliran Sungai Komering.Seperti halnya
suku-suku di Sumatra Selatan, karakter suku ini adalah penjelajah sehingga
penyebaran suku ini cukup luas hingga ke Lampung.Suku Komering terbagi
atas dua kelompok besar: Komering Ilir yang tinggal di sekitar Kayu Agung
dan Komering Ulu yang tinggal di sekitar kota Baturaja.

Suku Palembang

Kelompok suku Palembang memenuhi 40 - 50 persen daerah kota


palembang.Suku Palembang dibagi dalam dua kelompok: Wong
Jeroo merupakan keturunan bangsawan/hartawan dan sedikit lebih rendah
dari orang-orang istana dari kerajaan tempo dulu yang berpusat di
Palembang, dan Wong Jabo adalah rakyat biasa.
Seorang yang ahli tentang asal usul orang Palembang yang juga
keturunan raja, mengakui bahwa suku Palembang merupakan hasil dari
peleburan bangsa Arab, Cina, suku Jawa dan kelompok-kelompok suku
lainnya di Indonesia. suku Palembang sendiri memiliki dua ragam bahasa,
yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari.Suku Palembang
masih tinggal/menetap di dalam rumah yang didirikan di atas air. Model
arsitektur rumah orang Palembang yang paling khas adalah rumah Limas
yang kebanyakan didirikan di atas panggung di atas air untuk melindungi dari
banjir yang terus terjadi dari dahulu sampai sekarang.

Di kawasan sungai Musi sering terlihat orang Palembang menawarkan


dagangannya di atas perahu.Pengucapan kata suku palembang sedikit berbeda
dengan suku melayu lain seperti melayu riau dan malaysia (yang banyak
berakhiran -e), karena berakhiran -o.
Suku Gumai
Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah di
Kabupaten Lahat.Sebelum adanya Kota Lahat, Gumai merupakan satu
kesatuan dari teritorial GUMAI, yaitu Marga Gumai Lembak, Marga Gumai
Ulu dan Marga Gumai Talang. Setelah adanya kota Lahat, maka Gumai
menjadi terpisah dimana Gumai Lembak dan Gumai Ulu menjadi bagian
dari Kecamatan Pulau Pinang sedangkan Gumai Talang menjadi bagian
dari Kecamatan Kota Lahat.
Suku Semendo

Suku Semendo berada di Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara


Enim, Provinsi Sumatera Selatan.Menurut sejarahnya, suku Semendo berasal
dari keturunan suku Banten yang pada beberapa abad silam pergi merantau
dari Jawa ke pulau Sumatera, dan kemudian menetap dan beranak cucu di
daerah Semendo.Hampir 100% penduduk Semendo hidup dari hasil
pertanian, yang masih diolah dengan cara tradisional.

Suku Lintang
Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan merupakan
tempat tinggal suku Lintang, diapit oleh suku Pasemah dan Rejang.Suku
Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepi
sungai Musi di Provinsi Sumatera Selatan.Suku Lintang adalah salah satu
suku yang terdapat pada Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat.
Masyarakat suku Lintang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari
puyang si Betulah dan si Betulai bersaudara, yang merupakan anak dari
Serunting Sakti atau Puyang Sipahit Lidah yang ceritanya banyak menjadi
cerita rakyat masyarakat Sumatera bagian selatanSuku Melayu Lintang hidup
dari bercocok tanam yang menghasilkan : kopi, beras, kemiri, karet dan
sayur-sayuran.
Suku Kayuagung
Suku Kayu Agung berdomisili di Sumatera Selatan, tepatnya di
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibu kotanya Kayu Agung.Wilayah
ini dialiri sungai Komering. Bahasanya terdiri atas dua dialek, yaitu
dialek Kayu Agung dan dialek Ogan.
Mata pencaharian suku ini bertani, berdagang, dan membuat gerabah
dari tanah liat. Bentuk pertanian kebanyakan bersawah tahunan karena
daerahnya terdiri dari rawa-rawa. Jadi sawah hanya dikerjakan saat
musim hujan.Suku Kayu Agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka
juga mempertahankan kepercayaan lama, yaitu kepercayaan mengenai dunia
roh.

Anda mungkin juga menyukai