Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI DAKWAH DAN PEMBANGUNAN ISLAM DI INDONESIA

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Agama Islam dalam Diskusi
Kelas XII-MIPA 1

Kelompok 6

Nama :
 Regina Hadiningrum (30)
 Rizka Maulina (31)
 Sintamila Tantri Yuniar (32)
 Sulthan Erland Alfaril (33)

SMA NEGERI 86 JAKARTA


TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika Islam datang, sebenarnya kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban
yang bersumber kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budaha dari India, yang
penyebaran pengaruhnya tidak merata.Di Jawa telah mendalam, di Sumatera merupakan
lapisan tipis, sedang dipulau-pulau lain belum terjadi.Walaupundemikikan, Islam dapat
cepat menyebar.
Hal itu disebabbkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para da’i dan
ulama’, bagaimanapun keislaman para da’i dan ulama’ masa awal, mereka semua
menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih
maju dari pada peradaban yang ada. Dalam bidang perenungan teologi monoteisme
dibandingkan teologi politeisme, kehidupan masyarakat tanpa kasta, juga dalam dalam
sufisme Islam lebih maju dan lebih mendasar dari pada mistik pribumi yang dipengaruhi
mistik Hindu-Budha.Demikian pula dalam pengembangan intelektual dan keseniaan.
Dari sini, pembaca akan diajak untuk memahami tentang sejarah peradaban Islam di
Indonesia serta perkembangan-perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya Islam ke Indonesia ?
2. Bagaimana peran Ulama dan Wali Songo dalam perkembangan Islam di Indonesia ?
3. Apa saja kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia ?
4. Apa pengaruh Islam terhadap Peradaban Nusantara ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Masuknya Islam ke Indonesia

a. Asal usul Islam masuk Nusantara


Suatu kenyataan bahwa Islam datang ke Idonesia dilakukan secara damai.
Berbeda dengan penyebatran Islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus,
disrtai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas
tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudin dilanjutkan oleh para guru agama (da’i)
dan pengembara sufi. Oleh karena itu, wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang
kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Nusantara.
1) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7 M
Islam datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah ( abad ke-7 sampai
8) langsung dari arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat
iternasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad
ke-7 M) melalui selat Malaka yang menghubungkan Dnasti Tang di Cina ( Asia
Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Pada abad ke-7, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para dai yang datang ke
Indonesia berasal dari Jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India,
yakni bangsa Gujaarat, dan juga China. Kedatangan para dai tersebut melalui
berbagai arah, khususnya jalur sutra (jalur perdagangan).
2) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-11 M
Satu-satunya sumber ini adalah ditemukannya makam panjang didaerah
Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah binti Maimun dan
rombongannya.pada makam itu terdapat prasasti huruf Arab riq’ah yang berangka
tahun yang jika dimasehikan sama dengan tahun 1082 M.
3) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13 M
Sarjana Muslim kontemporer seperti Taufiq Abdullah mengkompromikan
kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya memang benar Islam sudah datang
ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau ke-8 Masehi, tetapi
baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah dipelabuhan-pelabuhan. Barulah
Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-
13 dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai.
Ahli sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara, ia membagi perbedaan pendapat
terkait awal masuknya Islam di Indonesia menjadi tiga teori, yaitu :
1) Teori Gujarat
Suryanegara (1996:75) mengemukakan bahwa dasar dari teori ini
kemungkinan berdasar kepada SnouckHurgronje yaitu di dalam bukunya “L’
Arabieet les IndesNeerlandaises, atau RevuedeI’HistoriedesReligious.” Ada tiga
alasan SnoukHurgronje lebih menitikberatkan keyakinannya ke Gurajat yaitu :
 Tidak banyak fakta yang menerangkan peranan bangsa Arab terkait
penyebaran Islam ke Nusantara.
 Sudah lama terjalin hubungan dagang antara Indonesia dan India.
 Terdapat inskripsi tertua mengenai Islam di Sumatera sehingga memberikan
gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.
Teori ini juga didukung oleh pendapat W.F.Stutterheim dalam bukunya
“De Islam enZijnKomst In deArchipel”. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara pada abad ke 13. Hal itu didasarkan pada batu nisan Sultan Malik As-
Saleh, Sultan Pertama dari Kerajaan Samudera Pasai yang wafat pada 1297.
SnouchHurgronje juga mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 13 M dari
Gujarat.
Selain itu, alasan mengapa Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat adalah
Islam disebarkan melalui jalur perdagangan antara Indonesia – Cambay (Gujarat)
– Timur Tengah – Eropa.

2) Teori Mekkah
Teori ini didukung oleh para sejarawan muslim seperti Prof.Hamka yang
mengatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah
yakni kurang lebih sekitar abad ke 7 M sampai 8 M yang langsung dari Arab.
Hal itu didukung dengan sudah adanya jalur pelayaran yang ramai dan
bersifat Internasional jauh sebelum abad ke-13 M melalui Selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur), Bani Umayyah (Asia Barat)
dan Sriwijaya (Asia Tenggara).
Selain itu, Hamka mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-7 M berdasarkan berita Cina Dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada
daerah pemukiman pedagang Arab Islam di pantai Barat Sumatera.
Bukan hanya itu saja, J.C. Van Leur mengatakan dalam bukunya
“Indonesia : Trade andSociety” bahwa pada 674 M di pantai Barat Sumatera
terdapat pemukiman Arab Islam dengan perkiraan bahwa bangsa Arab telah
membangun pemukiman perdagangannya di Kanton pada abad ke-4 M.
Sedangkan, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13
M yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, dikatakan bukan
sebagai awal masuknya Islam tapi merupakan perkembangan Islam di Nusantara.
3) Teori Persia
Suryanegara ( 1996 : 90 ) mengatakan bahwa pelopor teori Persia di
Indonesia adalah P.A.HoeseinDjajaningrat. Hal itu didukung dengan adanya
kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat Islam di Indonesia dirasakan serupa
dengan kebudayaan Persia sebagai contoh dalam hal arsitektur dan sebagainya.

b. Proses Dakwah Islam


Proses masuknya Islam ke Indonesia pada umumnya berjalann dengan damai.
Dangat sedikit penyebaran Islam yang harus diwarnai dengan kekerasan, karena jalan
dakwah yang ditempuh para mubaligh dihalang-halangi. Hal itu terjadi karena situasi
dan kondisi, khususnya dibidang politik, dikerajaan-kerajaan sedang mengalami
kekacauan akibat perebutan kekuasaan.
Secara umum agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur-jalur
perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, politik dan kesenian.
1) Jalur Perdagaangan
Pada taraf permulaan, proses dakwah Islam adalah melalui jalur perdagangan.
Lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M sampai ke-16 M membuat pedagang-
pedagang Muslim turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri barat,
tenggara dan timur benua Asia. Pada masa itu, pedagang Muslim yang datang ke
Indonesia makin banyak sehingga akhirnya membentuk pemukiman yang
disebut pekojan(kampung Arab). Dari tempat inilah mereka berinteraksi dengan
masyarakat asli sekaligus mendakwahkan ajaran Islam.
2) Jalur Perkawinan
Melalui jalur perkawinan antara pedagang atau saudagar dengan wanita
pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan Islamisasi. Perkawinan
merupakan salah satu saluran Islamisasi yang lebih menguntungkan lagi apabila
terjadi antara saudagar, ulama atau golongan lain, dengan anak bangsawan atau anak
raja dan adipati, karena status sosial-ekonomi, terutama politik raja-raja, adipati-
adipati, dan bangsawan-bangsawan pada waktu itu turut mempercepat proses
Islamisasi.
3) Jalur Tasawuf
Taswuf adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya. Orang
yang ahli dibidang ilmu tasawuf sisebut sufi. Gerakan para sufi terlihat pada aktivitas
Wali Songo.
4) Jalur Pendidikan
Setelah kedudukan para pedagang menetap, mereka menguasai kekuatan
ekonomi dibandar-bandar seperti Gresik. Selain menjadi pusat-pusat pendidikan,
yang disebut pesantren, di Jawa juga merupakan markas penggemblengan kader-kader
politik. Misalnya, Raden Fatah, Raja Islam pertama Demak, adalah santri pesantren
Ampel Denta; Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon pertama adalah didikan pesantren
Gunung Jati dengan syaikhDzatu Kahfi; Maulana Hasanuddin yang diasuh ayahnya
Sunan Gunung Jati yang kelak menjadi Sultan Banten pertama. Hingga kini,
perkembangan pondok-pondok pesantren terus mengalami kemajuan dalam
pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
5) Jalur Politik
Di beberapa daerah di Indonesia, kebanyakan rakyatnya memeluk Islam
setelah penguasa atau rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik para
raja dan penguasa sangat membantu tersebarnya islam di Nusantara. Di samping itu,
kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk Islam aktif melakukan dakwah kepada
kerajaan-kerajaan non-Islam.
6) Jalur Kesenian
Islamisasi lain yaitu melalui cabang-cabang kesenian seperti seni bangunan,
seni pahat dan ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Dengan kesenian ini
dimaksudkan bahwa jenis-jenis kesenian pra-Islam tetap dipertahankan, sehingga
penduduk Indonesia tidak merasa asing masuk ke dalam lingkungan Islam. Di antara
karya seni yang terkenal dijadikan alat Islamisasi adalah pertunjukan wayang. Dia
tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi minta agar para penonton
mengikutinya mengucapkan Kalimat Syahadat, yang berarti dengan demikian orang
menjadi masuk Islam. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabharata dan Ramayana, tetapi sedikit demi sedikit nama tokoh-tokohnya diganti
menjadi nama-nama pahlawan Islam.

2. Peran Ulama dan Wali Songo


a. Peran Ulama
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran
aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan
masyarakat. Di antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut :

1) Hamzah Fansuri
Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590.
Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India,
Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari
ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab. Tokoh sufi ini di Tanah Air terkenal
membawa paham wihdatul wujud, yang diambil dari pemikiran Ibnu Arabi.

2) Nuruddin Ar-Ramiri
Nuruddin Ar-Ramiri merantau ke nusantara dan memilih aceh sebagai tempat
tinggalnya. Sebelum mengembara, ia mengajar agama dan diangkat sebagai sekh
tarekat Rifaiah di India. Ia terkenal sebagai seorang ulama dan penulis yang
sangat produktif. Tulisannya meliputi berbagai cabang ilmu agama seperti sejarah,
fikih, hadis, akidah mistik, filsafat, dan juga ilmu perbandingan agama.
3) Syehk Nawawi Al-Bantani
Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya,
Tamim dan Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama seperti ilmu
nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal
saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi
ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana kurang lebih tiga
tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmadbi Sayid Abdurrahman An-Nawawi,
Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia
berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali.
Pada tahun 1833 beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan
agamanya ia banyak terlibat proses belajar mengajar dengan para pemuda di
wilayahnya yang tertarik denga kepandaiannya, tetapi ternyata beliau tidak betah
tinggal di kampung halamannya. Karena itu pada tahun 1855 ia berangkat ke
Haramain dan menetap disana hingga beliau wafat pada tahun 1897 M/1314 H.

b. Wali Songo
Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa
terdapat sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal
dengan sebutan wali songo.
Para wali ini umumnya tinggal di pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15
hingga pertengahan abad ke-16. Para wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah
penting, yaitu; Surabaya, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan
Muria (Jawa Tengah), serta di Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama
yang menjadi pembaru masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai
bentuk peradaban baru seperti, kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan,
kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Adapun wali-wali tersebut yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan
Kudus dan Sunan Muria.

3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

1. Kerajaan Samudera Pasai di Sumatera

Kerajaan Pasai adalah Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini


terletak di pesisir timur laut Aceh. Kemunculan pertama kalinya diperkirakan abad
ke-13 M, sebagai proses dari hasil Islamisasi daerah-daerah pinggir pantai yang
pernah disinggahi para pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan
seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan ini adalah dengan adanya nisan kubur yang
terbuat dari batu granit asal Samudera Pasai. Dan nisan itu, dapat diketahui bahwa
raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang
diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.
Malik Al-Shaleh adalah raja pertama kerajaan tersebut dan merupakan pendiri
kerajaan itu. Hal ini diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat
Melayu, dan juga hasil penelitian atas berbagai sumber yang dilakukan sarjana-
sarjana Barat, khususnya Belanda, seperti SnouckHurgronye, J.P.Molquette,
J.L.Moens, J.HushoffPoll, G.P.Rouffaer, H.K.J.Cowan, dan lain-lain.
Dari segi politik, munculnya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu
sejalan dengan suramnya peranan kerajaan Sriwijaya, yang sebelumnya memeganag
peranan penting di kawasan Sumatera dan sekelilingnya.

2. Kerajaan Demak di Jawa


Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa, kerajaan ini muncul
ketika melemahnya Raja Majapahit. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta,
Walisongo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi Raja pertama kerajaan
Demak. Gelar Raden Fatah adalah Senopati JimbunNgabdurrahman Panembahan
Palembang SayidinPanatagama. Demak sebelumnya adalah Bintoro yang merupakan
daerah vasal Majapahit yang diberikan oleh Raja Majapahit kepada Raden Patah.
Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga
awal abad ke-16 M. Dikatakan, ia adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang
ibu muslim keturunan Campa. Ia digantikan anaknya yang bernama Sambrang Lor,
dikenal juga dengan julukan Pati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berumur
17 tahun ketika menggantikan ayahnya sekitar tahun 1507. Menurutnya tidak lama
setelah naik tahta, ia merencanakan suatu rencana serangan terhadap Malaka.
Semangat perangnya memuncak ketika Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511.
Akan tetapi, sekitar pergantian tahun 1512-1513, tentaranya mengalami kekalahan
besar.
Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai Sultan oleh Sunan
Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memulai pemerintahan pada
tahun 1524-1546. Pada masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan
keseluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Penaklukan Sunda
Kelapa berakhir tahun 1527 yang dilakukan oleh gabungan Demak dan Cirebon di
bawah pimpinan Fadhilah Khan. Majapahit dan Tuban jatuh ke bawah kekuasaan
Demak diperkirakan pada tahun 1527 itu juga.

3. Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku, dan


Sulawesi.

1) Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan


Kerajaan ini muncul ketika terjadi peristiwa pertentangan dalam keluarga
istana, antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah kerajaan Daha, dengan
pamannya yang bernama Pangeran Tumenggung. Ketika Raja Sukarama hampir
tiba ajalnya, Ia berwasiat agar yang menggantikannya adalah cucunya Raden
Samudera. Keempat putranya tentu tidak menerima wasiat itu.
Pertentangan itu menimbulkan keluarnya Pangeran Samudera dari
kerajaan dan berkelana sampai ke kerajaan Demak. Ia meminta bantuan disana,
dan akhirnya kerajaan Demak mau membantu pangeran Samudera asalkan dia
mau menganut ajaran Islam dan akhirnya berhasil dan kerajaan itu berkembang
menjadi kerajaan Islam.
2) Maluku
Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1406 M, Raja Ternate memeluk Islam,
nama raja itu adalah Vongi Tidore. Ia mengambil seorang istri keturunan Ningrat
Jawa. Namun raja yang benar-benar memeluk agama Islam adalah raja yang
bernama Zayn Al-Abidin pada tahun 1486 M.
3) Sulawesi
Kerajaan Goa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang saling berbatasan,
biasanya disebut dengan kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di semenanjung
barat daya pulau Sulawesi. Kerajaan tersebut menerima ajaran agama Islam dari
Gresik atau Giri yang tersebar dalam proses Islamisasi diseluruh nusantara.
Kemudian kerajaan kembar Goa-Tallo menyampaikan “pesan Islam” kepada
kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, yang lebih tua, Wajo, Soppeng, dan Bone.

4. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Nusantara


Dakwah Islam pada masa awal lebih bertumpu pada usaha para saudagar
secara perorangan. Namun ketika para adipati atau raja mereka masuk Islam, dakwah
para saudagar dilanjutkan oleh para penguasa dan para wali sebagai pemegang
kendali pemerintahan. Ulama yang diberi kepercayaan sebagai penasihat kerajaan
atau hakim dalam pemerintahan mendorong meluasnya penyebaran agama Islam ke
daerah lain. Hal ini memberi pengaruh dalam perkembangan peradaban di Nusantara.
Dalam bidang seni arsitektur, pembangunan mesjid diutamakan sebagai umah
ibadah sekaligus pusat kegiatan umat. Banyak mesjid yang didirikan oleh para wali
yang mengembangkan gaya arsitektur dengan sentuhan etnik dan budaya lokal.
Dalam bidang seni dan budaya, para ulama, wali, dan mubaligh mampu membangun
keharmonisan antara budaya atau tradisi lama dengan ajaran Islam. Adat-istiadat yang
berkembang di Indonesia banyak terpengaruh oleh peradaban Islam. Demikian pula
dalm bidang politik, ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaan,
banyak sekali unsur politik Islam yang berpengaruh dalam sistem politik
pemerintahannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah Islam di Indonesia dari masa ke masa sejak kedatangan, proses
penyebaran sampai zaman tumbuh dan berkembangnya Kesultanan Kesultanan bahkan
mencapai keemasannya terasa telah terjadinya dinamika histories yang menggembirakan.
Di zaman Keemasan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia sebagaimana telah dicontohkan
terutama abad ke-17 M. telah memberikan warisan sejarah yang gemilang dalam berbagai
aspek: Sosial- politik Sosial-ekonomi-perdagangan, Sosial–keagamaan dan kebudayaan,
ternyata telah memberikan citra yang dapat dibanggakan.

B. Daftar Pustaka
https://m.kumparan.com/muhamad-alief-raflie/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia
http://ariefbopcess.blogspot.com/2016/11/telaah-materi-strategi-dakwah-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai