Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia
Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan berkembang pada abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda.
B. Masuknya Islam di Indonesia
1. Teori Gujarat
Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam
dibawa oleh para pedagang dari daerah Gujarat. India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kontak para pedagang dan pada saat itu. Kerajaan Samadera Pasai yang menguasai selat Malaka Ada ya penemuan makam Sultan Samudera Pusai Malik As-Saleh pada tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hugronje dan J. Pijnapel. -Karangan MArco Polo yang pernah beberapa lama tinggal di Sumatra pada Tahun 1292 M.
2. Teori Mekkah
Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur. Anthony
H Johns, T.W Amold, dan Buya Hamka. Terdapat beberapa bukti yang mendukung teori ini diantaranya: a. Pada abad ke 7 Maschi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyahi Arab.
b. Madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera
Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir.
c. Adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera
Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir. Hingga saat ini, teori ini merupakan teori yang dianggap paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan hakti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
3. Teori Persia
Menurut teori ini Islam baru masuk ke Indonesia pada abad
ke-13 M, Teori Terdahulu sebelum teori Gujarat. Pendapat Mereka tentang ini:
a. Penggunaan kosakata Persia dalam Bahasa Indonesia,
contohnya Kanduri, astana, bandar, narkoba dll.
b. Sistem pengajaran membaca Al-Qur'an berbahasa Persia
untuk menyebut harakat dalam Bahasa Arab: Fathah- jabar, Kasrah-jer, dommal-pees.
C. Prinsip Strategi Dakwah Islam di Indosesia
Kata dakwah sendiri merupakan serapan yang berasal dari
bahasa Arab, la derivasi dari kata da'a-yad'u yang berarti lapisan masyarakat "mengajak," dan "menyerukan". Menurut para ahli linguistik Arab, kata dakwah berarti sebagai tuntunan dan menjadi usvah bagi para pengikutnya. Peran uswah ini diterapkan oleh Nabi Muhammad saw ketika berdialog, dan bermusyawarah dengan para sahabatnya. Allah Swt menurunkan ayat Al-Quran:
الفِي َ ِمن ِّين ال َعلَ ْينَ الرَّحْ ُد
ِ ال إلزاء فِي الد "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama. Sungguh telah tampak jelas kebenaran dan kebatilan." (QS. Al-Baqarah: 256), pemakasaan merupakan cara yang terbaruk untuk mengajak orang lain dalam Islam.
Salah satu dakwah kekinian di Indonesia adalah mengajak
masyarakat untuk membenahi diri dan memperkuatkan ikatan solidaritas sesama anak bangsa. Ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Khaldun, ulama dan sejarawan Muslim klasik, bahwa ikatan dan solidaritas sosial akan memperkuat satu bangsa dan agama. Dan menjadi sarana yang tepat untuk memperkuat solidaritas. Ikatan solidaritas itu sendiri membutuhkan prinsip-prinsip utama. Setidaknya ada tiga prinsip:
- Pertama yaitu saling memahami (al-tafahum) prinsip ini
dilandasi atas kepercayaan satu sama lain, memahami karakter karakter yang beragam.
- Kedua, saling membehrani (al-tadhamun) yaitu saling
memberikan tanggung jawab antarkelompok sosial.
- Ketiga, (al-taawan) yaitu benar sikap dan perilaku yang mau
disusahi dan saling membantu.
- Keempat saling mentolerir (al-tasamah) dari sini akan
terciptanya hubungan simbiosis mutualisme.
D. Strategi Dakwah Islam di Indonesia
1. Melalui Jalur Perdagangan
Adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M
hingga abad ke-16 M. Para pedagang muslim banyak yang bermukim dipesisir pulau Jawa yang ketika itu penduduknya masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullahmullah dari luar, sehingga jumlah mereka semakin bertambah banyak. Dalam perkembangan selanjutnya, anak keturunan mereka menjadi penduduk muslim yang kaya raya. Jalur-jalur strategis perdagangan internasional hampir sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim.
2. Melalui Jalur Pernikahan
Banyak penduduk pribumi, terutama para wanita, yang
tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum Islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus diislamkan terlebih dahulu proses pengislaman hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa upacara atau ritual rumit lainnya. Setelah itu, mereka menjadi komunitas muslim di lingkungannya sendiri. KeIslaman mereka menempatkan diri dan keluarganya berada dalam status sosial dan ekonomi cukup tinggi. Kemudian setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung dan pusat- pusat kekuasaan Islam.
E. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia
1. Di Sumatra
Pantai barat Sumatra menjadi pintu gerbang awal masuknya
islam di nusantara. Perkembangan agama islam dimulai dari Pasai, Aceh Utara. Da'i yg pertama kali menyebarkan di daerah ini adalah Abdullah Arif. Setelah dari Pasai, menyebar ke daerah lain yaitu Pariaman, Sumbar. Ulama yg terkenal adalah Syekh Burhanuddin Dakwah dilakukan secara bertahap, karena adat di Sumbar begitu kuat. Namun dgn kesantunan sikap dan kepiawaian para ulama, akhirnya masyarakat Sumbar dapat menerima agama islam dengan baik. Selanjutnya, pada abad ke- 15 agama islam masuk ke Samatra Selatan. Mubalig yg paling berjasa membawa islam ke Sumatra Selatan adalah Raden Ramat (Sunan Ampel). 2. Pulau Jawa
Islam masuk ke Pulau Jawa sejak abad ke-11 M dibawa oleh
para pedagang Arab dan para Mubalig dari Pasai. Hal ini juga menjadi bukti bahwa Islam sudah masuk di Sumatra sebelum abad ke-11. Sementara di Jawa Tengah, dakwah islam berpusat di Demak. Dakwah islam di Jawa tidak bias dilepaskan dari peran para mubalig yang dikenal dengan sebutan Wali Songo (Wali Sembilan), Para wali ini kemudian mengkader masyarakat setempat untuk melanjutkan estafeact dakwah islam di seluruh wilayah Nusantara, terutama di Jawa. Kemudian murid-murid Wali Songo, menyebar ke penjuru Nusantara untuk menyebarkan ajaran Islam.
3. Di Kalimantan
Mula-mula Islam masuk di Kalimantan Selatan. Dibawa oleh
para pedagang bangsa Arab dan para mubalig dari Pulau Jawa. Perkembangannya sangat cepat dan mencapai puncaknya setelah Majapahit mengalami kemunduran pada pertengahan abad ke- 15. Setelah itu Islam masuk ke Kalimantan Barat dimulai daerah Sambas dan Sukadana, Melalui dua daerah inilah, tersebar ke seluruh Kalbar. Sampai ke Johor (Malaysia). Sementara perkembangannya ke wilayah Kalinfantan Timur terutama Kutai, dilakukan oleh Date Ri Bandang.
4. Di Sulawesi
Islam masuk di Sulawesi pada abad ke-16, dibawa oleh
Datuk Ri Bandang dari Sumbar. Da'l yang juga menyebarkan Islam di Kalimantan Timur, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan merupakan daerah yang menjadi prioritas dakwah Islam Raja Goa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam setelah bertemu dengan Dato' Ri Bandang. Kemudian atas usul Dato' Raja Goa berganti nama dengan Sultan Alauddin. Melalui wilayah Goa. Islam terus berkembang ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Tallo dan Bone. F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaam Islam di Indonesia
Berikut pengaruh Dakwah Islam terhadap ilmu pengertahuan
dankebudayaan di Indonesia.
1. Pondok Pesantren
Salah satunya melalui jalur pendidikan. Lembaga yang paling
berjasa adalah pondok pesantren. Lembaga ini dipimpin oleh Kyai (Jawa) atau Ajengan(Sunda), dan muridnya disebut Santri. Kala itu, pesantren yang terkenal adalah pesantren Ampel Denta di Surabaya yg dipimpin oleh Sunan Ampel, dan pesantren Giri yang dipimpin oleh Sunan Giri.
2. Tulisan atau Aksara
Setelah ajaran Islam masuk, berkembang huruf Arab
sehingga banyak karya sastra yang ditulis memakai huruf Arab Melayu Menurut ajaran Islam, terdapat larangan membuat gambar atau lukisan berbentuk makhluk hidup sehingga berkembang seni membuat tulisan Arab yg sangat indah disebut dengan Kaligrafi. Ini merupakan karya seni yang saat tinggi nilainya, dapat dijumpai dalam nisan Sultan Malik As-Saleh di Samudra Pasal dan bangunan-bangunan Masjid serta galeri seni atau ditempat lainnya.
3. Seni Ukir
Selain Kaligrafi, ada juga seni pahat dengan tulisan Arab
indah yang dipahatkan di kayu yang disebut dengan ukiran. Hal ini dapat dilihat pada masjid-masjid, contoh ukiran Jepara pada dinding Masjid Matingan di daerah Jepara, keraton-keraton, nisan, makam, atau gapura. 4. Sistem Kalender
Sebelum Islam masuk, dikenal penggunaan Kalender Saka.
Setelah masuknya budaya Islam, dikenal penanggalan Hijriyah yang berdasarkan peredaran bulan. Adapun tokoh yang berjasa merintisnya adalah Sultan Agung dari Mataram hingga kim dikenal adanya system kalender yang merupakan penggabungan dari penanggalan Masehi, Saka, dan Hijriyah.
G. Perkembangan Organisasi Islam sebelum Kemerdekaan
Organisai Islam yang memberi pengaruh terhadap
perkembangan Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
- Sarekat Dagang Islam (SDI), didirikan oleh H. Samanhudi di
Solo pada 16 Oktober 1905.
- Serikat Islam (SI), didirikan oleh HOS Cokroaminoto di
Surabaya pada 10 September 1912. Organisasi ini merupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam.
- Muhammadiyah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi ini bergerak diberbagai kehidupan umat, dan juga banyak memberikan sumbangan tentang pembaruan pemikiran Islam.
- Arsyad, didirikan diantaranya oleh Syekh Ahmad Surkati di
Jakarta, tahun 1914. Organisasi ini bergerak dibidang pendidikan dan social keagamaan. Persatuan Tabiyah Islamiyah (Perti), didirikan di Bukit Tinggi tanggal 20 Mei 1930. H. Manfaat Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam di Indoneisa
Berikut manfaat mempelajari sejarah perkembangan Islam di
Indonesia:
- Pentingnya sejarah Islan dapat diperhatikan dari kenyataan
bahwa sebagian dari isi kandungan Al-Qur'an adalah tentang sejarah. Sejarah tersebut dikemukakan Al-Qur'an sebagai kisah yang indah tentang peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu, dibaliknya sejarah kelam sebaiknya tidak ditiru dan harus dihindari serta dijadikan pelajaran agar kita jangan sampai terjerumus. Orang yang tidak mengenal dan mengerti sejarah akan mendapat kesulitan dan cercaan karena mereka tidak melihat pelajaran apapun dari sejarah umat manusia terdahulu (QS. Ar- Rum/309-10).
- Pelajaran lain yang dapat diambil dari sejarah adalah
mengungkapkan kebenaran hakiki sehingga mamasan dapat mengambil torah dalam kehidupannya.
- Melalui sejarah kita mampu mempelajari dan mencontoh para
pendahulu yang memberi teladan baik sehingga dapat mengambil peran sebagai mujahid dakwah atau cendekiawan muslim yang mampu menyinari zamannya.