Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATERI MENGEMBAN DAKWAH


BELAJAR DARI PARA ULAMA INDONESIA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun Oleh Kelompok 1


1.Rafli Valdriyan (18)
2.Naely Dzahrotun Nisa (19)
3.Resti Intansari (23)
4.Seli Silfiani (24)
5.Siti Nur Khodijah (26)

6.Syahwa Fitri Amanda (28)

7.Uce Sulistiawati (29)

8.Welli Subandana (31)

PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TONJONG


Mengemban Dakwah

Belajar dari Para Ulama Indonesia

A. Islam Di Indonesia

Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia


Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang. Ketika penjajahan
datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas
perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah
(pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya
menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan berkembang
pada abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah.
Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa
kerajaan Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para
ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda.

B. Masuknya Islam di Indonesia

1. Teori Gujarat

Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam


dibawa oleh para pedagang dari daerah Gujarat. India yang
berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa
kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui
kontak para pedagang dan pada saat itu. Kerajaan Samadera
Pasai yang menguasai selat Malaka Ada ya penemuan makam
Sultan Samudera Pusai Malik As-Saleh pada tahun 1297 yang
bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hugronje dan J.
Pijnapel. -Karangan MArco Polo yang pernah beberapa lama
tinggal di Sumatra pada Tahun 1292 M.

2. Teori Mekkah

Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur. Anthony


H Johns, T.W Amold, dan Buya Hamka. Terdapat beberapa
bukti yang mendukung teori ini diantaranya:
a. Pada abad ke 7 Maschi, di Pantai Timur Sumatera memang
telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyahi
Arab.

b. Madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera


Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan
Mesir.

c. Adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera


Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga saat ini, teori ini merupakan teori yang dianggap
paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya
fakta dan hakti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam
proses penyebaran Islam di Indonesia.

3. Teori Persia

Menurut teori ini Islam baru masuk ke Indonesia pada abad


ke-13 M, Teori Terdahulu sebelum teori Gujarat. Pendapat
Mereka tentang ini:

a. Penggunaan kosakata Persia dalam Bahasa Indonesia,


contohnya Kanduri, astana, bandar, narkoba dll.

b. Sistem pengajaran membaca Al-Qur'an berbahasa Persia


untuk menyebut harakat dalam Bahasa Arab: Fathah- jabar,
Kasrah-jer, dommal-pees.

C. Prinsip Strategi Dakwah Islam di Indosesia

Kata dakwah sendiri merupakan serapan yang berasal dari


bahasa Arab, la derivasi dari kata da'a-yad'u yang berarti lapisan
masyarakat "mengajak," dan "menyerukan". Menurut para ahli
linguistik Arab, kata dakwah berarti sebagai tuntunan dan menjadi
usvah bagi para pengikutnya. Peran uswah ini diterapkan oleh Nabi
Muhammad saw ketika berdialog, dan bermusyawarah dengan para
sahabatnya.
Allah Swt menurunkan ayat Al-Quran:

‫الفِي‬  َ‫ ِمن‬ ‫ِّين ال َعلَ ْينَ الرَّحْ ُد‬


ِ ‫ال إلزاء فِي الد‬
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama. Sungguh telah
tampak jelas kebenaran dan kebatilan." (QS. Al-Baqarah: 256),
pemakasaan merupakan cara yang terbaruk untuk mengajak orang
lain dalam Islam.

Salah satu dakwah kekinian di Indonesia adalah mengajak


masyarakat untuk membenahi diri dan memperkuatkan ikatan
solidaritas sesama anak bangsa. Ini sebagaimana disebutkan oleh
Ibnu Khaldun, ulama dan sejarawan Muslim klasik, bahwa ikatan
dan solidaritas sosial akan memperkuat satu bangsa dan agama.
Dan menjadi sarana yang tepat untuk memperkuat solidaritas.
Ikatan solidaritas itu sendiri membutuhkan prinsip-prinsip utama.
Setidaknya ada tiga prinsip:

- Pertama yaitu saling memahami (al-tafahum) prinsip ini


dilandasi atas kepercayaan satu sama lain, memahami karakter
karakter yang beragam.

- Kedua, saling membehrani (al-tadhamun) yaitu saling


memberikan tanggung jawab antarkelompok sosial.

- Ketiga, (al-taawan) yaitu benar sikap dan perilaku yang mau


disusahi dan saling membantu.

- Keempat saling mentolerir (al-tasamah) dari sini akan


terciptanya hubungan simbiosis mutualisme.

D. Strategi Dakwah Islam di Indonesia

1. Melalui Jalur Perdagangan

Adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M


hingga abad ke-16 M. Para pedagang muslim banyak yang
bermukim dipesisir pulau Jawa yang ketika itu penduduknya
masih kafir. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan
mendatangkan mullahmullah dari luar, sehingga jumlah mereka
semakin bertambah banyak. Dalam perkembangan selanjutnya,
anak keturunan mereka menjadi penduduk muslim yang kaya
raya. Jalur-jalur strategis perdagangan internasional hampir
sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim.

2. Melalui Jalur Pernikahan

Banyak penduduk pribumi, terutama para wanita, yang


tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim. Hanya
saja ada ketentuan hukum Islam, bahwa para wanita yang akan
dinikahi harus diislamkan terlebih dahulu proses pengislaman
hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa
upacara atau ritual rumit lainnya. Setelah itu, mereka menjadi
komunitas muslim di lingkungannya sendiri. KeIslaman mereka
menempatkan diri dan keluarganya berada dalam status sosial
dan ekonomi cukup tinggi. Kemudian setelah mereka memiliki
keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul
kampung-kampung dan pusat- pusat kekuasaan Islam.

E. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia

1. Di Sumatra

Pantai barat Sumatra menjadi pintu gerbang awal masuknya


islam di nusantara. Perkembangan agama islam dimulai dari
Pasai, Aceh Utara. Da'i yg pertama kali menyebarkan di daerah
ini adalah Abdullah Arif. Setelah dari Pasai, menyebar ke daerah
lain yaitu Pariaman, Sumbar. Ulama yg terkenal adalah Syekh
Burhanuddin Dakwah dilakukan secara bertahap, karena adat di
Sumbar begitu kuat. Namun dgn kesantunan sikap dan
kepiawaian para ulama, akhirnya masyarakat Sumbar dapat
menerima agama islam dengan baik. Selanjutnya, pada abad ke-
15 agama islam masuk ke Samatra Selatan. Mubalig yg paling
berjasa membawa islam ke Sumatra Selatan adalah Raden
Ramat (Sunan Ampel).
2. Pulau Jawa

Islam masuk ke Pulau Jawa sejak abad ke-11 M dibawa oleh


para pedagang Arab dan para Mubalig dari Pasai. Hal ini juga
menjadi bukti bahwa Islam sudah masuk di Sumatra sebelum
abad ke-11. Sementara di Jawa Tengah, dakwah islam berpusat
di Demak. Dakwah islam di Jawa tidak bias dilepaskan dari
peran para mubalig yang dikenal dengan sebutan Wali Songo
(Wali Sembilan), Para wali ini kemudian mengkader masyarakat
setempat untuk melanjutkan estafeact dakwah islam di seluruh
wilayah Nusantara, terutama di Jawa. Kemudian murid-murid
Wali Songo, menyebar ke penjuru Nusantara untuk
menyebarkan ajaran Islam.

3. Di Kalimantan

Mula-mula Islam masuk di Kalimantan Selatan. Dibawa oleh


para pedagang bangsa Arab dan para mubalig dari Pulau Jawa.
Perkembangannya sangat cepat dan mencapai puncaknya setelah
Majapahit mengalami kemunduran pada pertengahan abad ke-
15. Setelah itu Islam masuk ke Kalimantan Barat dimulai daerah
Sambas dan Sukadana, Melalui dua daerah inilah, tersebar ke
seluruh Kalbar. Sampai ke Johor (Malaysia). Sementara
perkembangannya ke wilayah Kalinfantan Timur terutama
Kutai, dilakukan oleh Date Ri Bandang.

4. Di Sulawesi

Islam masuk di Sulawesi pada abad ke-16, dibawa oleh


Datuk Ri Bandang dari Sumbar. Da'l yang juga menyebarkan
Islam di Kalimantan Timur, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan
merupakan daerah yang menjadi prioritas dakwah Islam Raja
Goa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam setelah
bertemu dengan Dato' Ri Bandang. Kemudian atas usul Dato'
Raja Goa berganti nama dengan Sultan Alauddin. Melalui
wilayah Goa. Islam terus berkembang ke daerah-daerah lainnya
seperti daerah Tallo dan Bone.
F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaam Islam di
Indonesia

Berikut pengaruh Dakwah Islam terhadap ilmu pengertahuan


dankebudayaan di Indonesia.

1. Pondok Pesantren

Salah satunya melalui jalur pendidikan. Lembaga yang paling


berjasa adalah pondok pesantren. Lembaga ini dipimpin oleh
Kyai (Jawa) atau Ajengan(Sunda), dan muridnya disebut Santri.
Kala itu, pesantren yang terkenal adalah pesantren Ampel Denta
di Surabaya yg dipimpin oleh Sunan Ampel, dan pesantren Giri
yang dipimpin oleh Sunan Giri.

2. Tulisan atau Aksara

Setelah ajaran Islam masuk, berkembang huruf Arab


sehingga banyak karya sastra yang ditulis memakai huruf Arab
Melayu Menurut ajaran Islam, terdapat larangan membuat
gambar atau lukisan berbentuk makhluk hidup sehingga
berkembang seni membuat tulisan Arab yg sangat indah disebut
dengan Kaligrafi. Ini merupakan karya seni yang saat tinggi
nilainya, dapat dijumpai dalam nisan Sultan Malik As-Saleh di
Samudra Pasal dan bangunan-bangunan Masjid serta galeri seni
atau ditempat lainnya.

3. Seni Ukir

Selain Kaligrafi, ada juga seni pahat dengan tulisan Arab


indah yang dipahatkan di kayu yang disebut dengan ukiran. Hal
ini dapat dilihat pada masjid-masjid, contoh ukiran Jepara pada
dinding Masjid Matingan di daerah Jepara, keraton-keraton,
nisan, makam, atau gapura.
4. Sistem Kalender

Sebelum Islam masuk, dikenal penggunaan Kalender Saka.


Setelah masuknya budaya Islam, dikenal penanggalan Hijriyah
yang berdasarkan peredaran bulan. Adapun tokoh yang berjasa
merintisnya adalah Sultan Agung dari Mataram hingga kim
dikenal adanya system kalender yang merupakan penggabungan
dari penanggalan Masehi, Saka, dan Hijriyah.

G. Perkembangan Organisasi Islam sebelum Kemerdekaan

Organisai Islam yang memberi pengaruh terhadap


perkembangan Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut:

- Sarekat Dagang Islam (SDI), didirikan oleh H. Samanhudi di


Solo pada 16 Oktober 1905.

- Serikat Islam (SI), didirikan oleh HOS Cokroaminoto di


Surabaya pada 10 September 1912. Organisasi ini merupakan
kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam.

- Muhammadiyah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di


Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi ini bergerak
diberbagai kehidupan umat, dan juga banyak memberikan
sumbangan tentang pembaruan pemikiran Islam.

- Arsyad, didirikan diantaranya oleh Syekh Ahmad Surkati di


Jakarta, tahun 1914. Organisasi ini bergerak dibidang
pendidikan dan social keagamaan. Persatuan Tabiyah Islamiyah
(Perti), didirikan di Bukit Tinggi tanggal 20 Mei 1930.
H. Manfaat Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam di
Indoneisa

Berikut manfaat mempelajari sejarah perkembangan Islam di


Indonesia:

- Pentingnya sejarah Islan dapat diperhatikan dari kenyataan


bahwa sebagian dari isi kandungan Al-Qur'an adalah tentang
sejarah. Sejarah tersebut dikemukakan Al-Qur'an sebagai kisah
yang indah tentang peristiwa yang dialami umat manusia di
masa lalu, dibaliknya sejarah kelam sebaiknya tidak ditiru dan
harus dihindari serta dijadikan pelajaran agar kita jangan sampai
terjerumus. Orang yang tidak mengenal dan mengerti sejarah
akan mendapat kesulitan dan cercaan karena mereka tidak
melihat pelajaran apapun dari sejarah umat manusia terdahulu
(QS. Ar- Rum/309-10).

- Pelajaran lain yang dapat diambil dari sejarah adalah


mengungkapkan kebenaran hakiki sehingga mamasan dapat
mengambil torah dalam kehidupannya.

- Melalui sejarah kita mampu mempelajari dan mencontoh para


pendahulu yang memberi teladan baik sehingga dapat
mengambil peran sebagai mujahid dakwah atau cendekiawan
muslim yang mampu menyinari zamannya.

Anda mungkin juga menyukai