Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA ISLAM

RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA

Kelompok 4
Anggota :
1. Nur Falah Abdurrozaq
2. Nuryanti
3. Pipit Wahyuni Putri
4. Putra Randu Sinung Nugroho
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul "Rahmat Islam Bagi Nusantara" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Sragen, 06 November 2019


Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama,


sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang lansung dari Arab.
Pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13, dan ada juga yang
berpendapat bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat
tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut didasar bukti-bukti sejarah
serta peneltian para sejarawan yang menggunakan pendekatan dan metodenya masing-
masing.
Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam
mulai berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M . hal tersebut tak lepas dari peran tokoh
serta ulama yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses
Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa adalah “ Walisongo”. Peran Walisongo dalam
proses Islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan
masyarakat muslim kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan
dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat
Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

Rumusan Masalah
1. Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara?
2. Apa saja Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara?
3. Bagaimana Proses Penyebaran Islam di Nusantara?
4. Proses Penyebaran Islam di Wilayah?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara.
2. Mengetahui dan mengenal Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara.
3. Untuk mengetahui Proses Penyebaran Islam di Nusantara.
4. Mengetahui Poses Penyebaran Islam di Nusantara
BAB II

PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam Kenusantara (Indonesia)
Teori masuknya islam ke nusantara
Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara
yang dibawa oleh para pedaganG muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih
terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang
masuknya Islam ke Indonesia
1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam
masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.
2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa
oleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di
Indonesia dengan Persia.
3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para
pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada
abad ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

B. Strategi Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan
dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping
berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para
pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dankebudayaan Islam kepada
orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memelukagama Islam dan
merekapun menyebarkan agamaIslam dan budaya Islam yang baru dianutnyakepada orang
lain. Dengan demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar daripedagang
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaranIslam
melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga sekarang di
beberapa kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan . Kampung tersebut dahulu merupakan
tempat tinggal para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para
pedagang ini menikah dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena
pernikahan itulah, makabanyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti
oleh rakyatnya. Dengandemikian Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Dan didalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan
dengan agamaIslam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai
agama Islam, merekamempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang
diperolehnya kepada masyarakatsekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk
agama Islam. Pesantren yang telahberdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain
Pesantren Sunan Ampel Surabaya yangdidirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel )
dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyakberasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis
rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama Islam. Karena, masyarakat Indonesia
memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan
rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat


Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang
menyebarkan Islam di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang menyebarkan agama
Islam di daerah Gowa (Sulawesi Selatan), Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di
daerah Kutai (Kalimantan Timur), Seorang penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam
di kalangan para bangsawan Banjar (Kalimantan Selatan), Para Wali menyebarkan agama
Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
4. Sunan Giri (Raden Paku)
5. Sunan Derajat (Syarifuddin)
6. Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)
7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Faletehan)
Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang
beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai :
1. penyebar agama Islam
2. pendukung kerajaan-kerajaan Islam
3. penasihat raja-raja Islam
4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat, seni
tari,seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon,
dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan
ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat
mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya :

 Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair.


Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan, Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.

 Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.

Contohnya :
 Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang
biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.

 Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.

Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat,
Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebgai pemanggil untuk acara
keramaian. Menggeser tradisi klenik dengan doa-doa pengusir jin sekalugus doa ngirim
leluhur.
Contohnya : Tahlil.

7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati
kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi
biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para
Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa. Dengan
melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat dengan
baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor-faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang
di Indonesia antara lain :
1. Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;
2. Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
3. Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;
4. Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.

C. Perkembangan Dakwah Islam Di Nusantara


1. Perkembangan Islam di Sumatera
Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman
ajaran islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah tersebut
masing-masing berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan
Samudera Pasai.
2. Perkembangan Islam di Jawa
Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal
kedatangan Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh masehi atau
abad pertama Hijriyah yaitu pada tahun 674 M – 675 M. Salah satu sahabat nabi, Muawiyah
bin Abi Sufyan yang pernah singgah di Kerajaan Kalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar
sebagai pedagang. Mungkin pada waktu itu Muawiyah baru penjajakan saja, namun proses
dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh para da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai
dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur perhungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.
3. Perkembangan Islam di Kalimantan
Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana
melalui tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur
kedua Islam disebarkan oleh para da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan ekspedisi ke pulau
Kalimantan sejak Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan Demak mengirimkan
banyak sekali da’i ke luar pulau Jawa, salah satunya ke pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu
kedatangan para da’i yang berasal dari tanah Sulawesi. Salah satu da’i yang terkenal pada
waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
4. Perkembangan Islam di Maluku
Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini
menjadi daya tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang mulim dari Jawa,
Malaka, Sumatera dan Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini,
menyebabkan perkembangan Islam di Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat.
tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun 1440 Islam mulai masuk ke Maluku.
Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut
sejarawan Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal
Abidin. Setelah raja Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam
di Maluku dan mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima paham
ajaran Islam. Namun dari sekian kerajaan Islam yang ada di Maluku, yang paling terkenal
adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.
Setelah Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulai masuk ke
Irian. Para raja-raja Islam dari Maluku, da’i dan pedagang yang menyiarkan ajaran Islam ke
Irian. Wilayah-wilayah di Irian Jaya yang dimasuki Islam yaitu: Jalawati, Musi, Pulau Gebi
dan Pulau Waigio.

D. Kerajaan Islam Di Indonesia


Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami
kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya dan
menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik
aI Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali
tahun 1345).

Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal yang didirikan
oleh Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus
mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Sultan
Iskandar Muda bekerja sama dengan Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya. Kerajaan
Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya,
Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudera Pasai, dan Lamuni, di bawah kekuasaan Sultan Ali
Mughayat Syah (1514-1528).

Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh
Raden Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa. Peranan Kerajaan
Demak dalam pensebaran agama Islam adalah,
Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.
Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa yang
kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya.
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan
oleh Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin yang
berhasil memperluas pengaruh agama Islam di Banten. Kerajaan Banten mampu berkembang
pesat, antara lain karena didukung oleh fakta,
Banten mempunyal komoditas ekspor yang penting, misalnya ada, sehingga menjadi
daya tarik bagi pedagang asing.
Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten. Banten
merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang balk.

Kerajaan Mataram Islam


Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan Demak, yang didirikan
oleh Sutawijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo (kepala
tentara dan pengatur agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram sebagai
pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, cara yang
digunakan dengan melakukan ekspansi wilayah kekuasaan di seluruh Pulau Jawa, kecuali
daerah Banten, Blambangan, dan Batavia yang belum dapat dikuasai. Pusat Kerajaan
Mataram terletak di Yogyakarta.

Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa
pemerintahan Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dan perluasan
wilayah yang berhasil dilakukan oleh Fatahiliah, persebaran agama Islam berkembang
pesatdan Cirebon mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalin hubungan perdagangan
dengan Cina. Wafatnya Fatahiliah diganti oleh Panembahan Ratu. Cirebon berhasil dikuasal
VOC dan Iayahnya dibagi menjadi tiga yaltu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan yaitu
pada tahun 1681.

Kerajaan Gowa Talio atau Kerajaan Makassar

Kerajaan Ternate dan Tidore


Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil menyebarkan pengaruh
agama Islam melalul pendekatan politik dengan perluasan wilayah dan pendekatan ekonomi
melalui hubungan perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal Abidin.
Kegiatan penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh kedudukannya
sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah. Banyak pedagang muslim yang
tertarik untuk menjalin hubungan perdagangan sekaligus mengenalkan ajaran agama Islam.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong munculnya persekutuan
dagang, yaitu,
· Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate.
· Uli siwa (persekutuan dagang sembilan) yang dipimpin Kerajaan Tidore.

Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia dinobatkan
menjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanulah. Kerajaan Banjar memiliki peranan
penting dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan, sebab dipengaruhi oleh
Ietaknya di dekat sungai, sehingga banyak para pedagang dan luar Kalimantan yang
berdagang rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama Islam lebih lancar.

D. Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia


Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang
berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan
mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang
paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi
bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam
merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta
banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi,
dan politik.
Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya
di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian,
masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat
pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam
tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah
mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa,
karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.
Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi
dan Mistik. Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam
yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera. Golongan Sufi dan Mistik ini
dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu,
yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha.
Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara
itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur
antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam. Hal tersebut berlangsung dari abad
ke abad, sehingga sulit dipisahkan antara ajaran Islam yang murni dengan tradisi peninggalan
Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi
seakan-akan “Tradisi Islam”. Seperti kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari
ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang
hamil pertama kali, mengkeramatkan kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan
sebagainya.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang
dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara cara berfikir,
kepekaan dalam merasakan lingkungan, cara bersikap, dan bertindak manusia, baik secara
individual maupun sosial dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam
semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu, dan sejarah islam di indonesia
diawali dari sebelum masa penjajaha atau masa para wali sampai dengan masa sekarang atau
masa reformasi.

Anda mungkin juga menyukai