Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PAI BAB 6

Disusun Oleh:

Rahmadona septia wardani


XII IPA 1
PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV

SMA NEGRI 1CIBATU

Jl.Raya Cibatu KM.15 Telp.(0264)8287107Purwakarta 41181


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan
makalah dengan judul "Rahmat Islam Bagi Nusantara" ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan
makalah ini berdasarkan data-data yang diperoleh melalui buku-buku
pedoman, serta data-data dan keterangan dari internet. saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih.

Akhirnya, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini


masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan. Demikian kata
pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi
diri pribadi saya sendiri dan pembaca pada umumnya.

Purwakarta, 07 November 2023

Rahmadona Septia Wardani


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................

LATAR BELAKANG..........................................................................

TUJUAN PENULISAN..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................

A. MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA (INDONESIA).................

B. STRATEGI DAKWAH ISLAM DI


NUSANTARA.......................................................................

C. PERKEMBANGAN DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA.................

D. KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA ........................................

E. GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA..........................

BAB III PENUTUP

•KESIMPULAN........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian


lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang
lansung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk pada abad
ke-13, dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke
9 M atau 11 M. Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis
semuanya benar, hal tersebut didasar bukti-bukti sejarah serta peneltian para
sejarawan yang menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.

Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa


Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M. hal tersebut tak lepas
dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang
sangat berjasa dalam proses Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa
adalah " Walisongo". Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di tanah Jawa
sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat
muslim kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan
dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah
terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh
wilayah Nusantara.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Rahmat
Islam Bagi Nusantara

BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam Kenusantara (Indonesia)

Teori masuknya islam ke nusantara

Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang
dibawa oleh para pedagang muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat
perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang masuknya
Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat

Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.

2. Teori Persia

P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh
pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia
dengan Persia.

3. Teori Mekkah

Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah
Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-
7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

B. Strategi Dakwah Islam Di Nusantara

1. Perdagangan

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Gujarat/India,
Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di
Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara
masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang
muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga
menyampaikan dan mengajarkan agama dankebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan
cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memelukagama Islam dan merekapun
menyebarkan agamalslam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan
demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar daripedagang Gujarat/India,
Persia, dan Bangsa Arab kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaranislam melalui
perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.

2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga sekarang di beberapa
kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan Kampung tersebut dahulu merupakan tempat
tinggal para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para pedagang
ini menikah dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena
pernikahan itulah, makabanyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti
oleh rakyatnya. Dengandemikian Islam cepat berkembang.

3. Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Dan didalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan
dengan agamalslam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai
agama Islam, merekamempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang
diperolehnya kepada masyarakatsekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk
agama Islam. Pesantren yang telahberdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain
Pesantren Sunan Ampel Surabaya yangdidirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan
Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyakberasal dari Maluku ( daerah Hitu), dls.

4. Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis
rakyatnya akan berbondong-bondong memeluk agama Islam. Karena, masyarakat Indonesia
memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan
rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.

5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat

Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan


Islam di lingkungannya, antara lain: Dato'ri Bandang menyebarkan agama Islam di daerah
Gowa (Sulawesi Selatan). Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai
(Kalimantan Timur), Seorang penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di kalangan
para bangsawan Banjar (Kalimantan Selatan), Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa.
Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)


4. Sunan Giri (Raden Paku)

5. Sunan Derajat (Syarifuddin)

6. Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)

7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq)

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

9. Sunan Gunung Jati (Faletehan)

Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang
beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai:

1. Penyebar agama Islam

2. Pendukung kerajaan-kerajaan Islam

3. Penasihat raja-raja Islam

4. Pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.

Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

6. Seni Budaya

Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat, seni
tari,seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon,
dis. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan
ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat
mungkin memanfaatkan tradisi lokal,misalnya: • Membumikan ajaran Islam melalui syair -
syair.

Contohnya: Gending Dharma, Suluk Sunan

Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain-lain.

Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.

Contohnya Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnyayang
biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.

• Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.


• Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat, Sebab
insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebgai pemanggil untuk acara keramaian.
Menggeser tradisi klenik dengan doa-doa pengusir jin sekalugus doa ngirim leluhur.

Contohnya: Tahlil.

7. Tasawuf

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati
kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah - tengah masyarakatnya. Para Sufi
biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para
Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa. Dengan
melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat
dengan baik pada abad ke-13.

Dan adapun faktor-faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia antara
lain:

• Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;

• Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;

•Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;

• Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.

C. Perkembangan Dakwah Islam Di Nusantara

1. Perkembangan Islam di Sumatera

Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman ajaran


islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah tersebut
masing-masing berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan
Samudera Pasal.

2. Perkembangan Islam di Jawa

Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal kedatangan
Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh masehi atau abad
pertama Hijriyah yaitu pada tahun 674 M - 675 M. Salah satu sahabat nabi, Muawiyah bin Abi
Sufyan yang pernah singgah di Kerajaan Kalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar sebagai
pedagang. Mungkin pada waktu itu Muawiyah baru penjajakan saja, namun proses
dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh para da'i yang berasal dari Kerajaan Pasai
dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur perhungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.

3. Perkembangan Islam di Kalimantan

Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana melalui
tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur kedua
Islam disebarkan oleh para da'i dari tanah jawa. Mereka melakukan ekspedisi ke pulau
Kalimantan sejak Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan Demak mengirimkan
banyak sekali da'i ke luar pulau Jawa, salah satunya ke pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu
kedatangan para da'i yang berasal dari tanah Sulawesi. Salah satu da'i

yang terkenal pada waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

4. Perkembangan Islam di Maluku

Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini menjadi daya
tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang mulim dari Jawa, Malaka,
Sumatera dan Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini, menyebabkan
perkembangan Islam di Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat tepatnya sekitar
pertengahan abad ke 15 atau tahun 1440 Islam mulai masuk ke Maluku.

Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut sejarawan
Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar- benar muslim adalah Zaenal Abidin.
Setelah raja Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam di
Maluku dan mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima paham
ajaran Islam. Namun dari sekian kerajaan Islam yang ada di Maluku, yang paling terkenal
adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.

Setelah Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulai masuk ke Irian. Para
raja-raja Islam dari Maluku, da'i dan pedagang yang menyiarkan ajaran Islam ke Irian.
Wilayah-wilayah di Irian Jaya yang dimasuki Islam yaitu: Jalawati, Musi, Pulau Gebi dan Pulau
Waigio.

D. Kerajaan Islam Di Indonesia

1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami
kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya dan
menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik
al

Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina

(kembali tahun 1345).

a) Kerajaan Aceh.

Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal yang didirikan oleh
Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus
mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Sultan
Iskandar Muda bekerja sama dengan Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya. Kerajaan
Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya,
Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudera Pasai, dan Lamuni, di bawah kekuasaan Sultan Ali
Mughayat Syah (1514-1528).

b) Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden
Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa. Peranan Kerajaan Demak
dalam pensebaran agama Islam adalah,

•Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.

• Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa yang
kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya.

c) Kerajaan Banten

Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan oleh
Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin yang berhasil
memperluas pengaruh agama Islam di Banten. Kerajaan Banten mampu berkembang pesat,
antara lain karena didukung oleh fakta,

•Banten mempunyal komoditas ekspor yang penting, misalnya ada, sehingga menjadi daya
tarik bagi pedagang asing.

Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten.

• Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.

• Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang baik.


d) Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan Demak, yang didirikan oleh
Sutawijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo (kepala
tentara dan pengatur agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram
sebagai pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, cara
yang digunakan dengan melakukan ekspansi wilayah kekuasaan di seluruh. Pulau Jawa,
kecuali daerah Banten, Blambangan, dan Batavia yang belum dapat dikuasai. Pusat Kerajaan
Mataram terletak di Yogyakarta.

e) Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa pemerintahan
Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dan perluasan wilayah yang
berhasil dilakukan oleh Fatahiliah, persebaran agama Islam berkembang pesatdan Cirebon
mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalin hubungan perdagangan dengan Cina.
Wafatnya Fatahiliah diganti oleh Panembahan Ratu. Cirebon berhasil dikuasal VOC dan
layahnya dibagi menjadi tiga yaltu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun
1681.

f) Kerajaan Gowa Talio atau Kerajaan Makassar

g) Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil menyebarkan pengaruh agama
Islam melalul pendekatan politik dengan perluasan wilayah dan pendekatan ekonomi melalui
hubungan perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal Abidin. Kegiatan
penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh kedudukannya sebagai
penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah. Banyak pedagang muslim yang tertarik
untuk menjalin hubungan perdagangan sekaligus mengenalkan ajaran agama Islam.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong munculnya persekutuan
dagang, yaitu,

• Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate.

• Uli siwa (persekutuan dagang sembilan) yang dipimpin Kerajaan Tidore.

h) Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia dinobatkan menjadi Sultan Banjar
dengan gelar Sultan Suryanulah. Kerajaan Banjar memiliki peranan penting dalam penyebaran agama
Islam di Kalimantan Selatan, sebab dipengaruhi oleh letaknya di dekat sungai, sehingga banyak para
pedagang dan luar Kalimantan yang berdagang rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama
Islam lebih lancar.

E. Gerakan Pembaharuan Islam Di Indonesia

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat bahwa penyebaran
Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat
Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara- negara lain di dunia
ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi
bangsa-bangsa dan negara- negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan
mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul
dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya di Jawa oleh Wali
Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan
agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini
sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan
elemen-elemen Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi dan Mistik. Sesungguhnya
adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan
sebagian Sumatera. Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang
hidup dan berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha. Setelah kedatangan
Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan diri
dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.
Hal tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga sulit dipisahkan antara ajaran Islam yang murni dengan
tradisi peninggalan Hindu atau peninggalan agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi
seakan-akan "Tradisi Islam". Seperti kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun
dan ke 1000-nya serta selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang hamil pertama kali, mengkeramatkan
kubur seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan sebagainya.

BAB III PENUTUP

•Kesimpulan

Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan
manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara cara berfikir,
kepekaan dalam merasakan lingkungan, cara bersikap, dan bertindak manusia, baik secara individual maupun sosial dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu, dan
sejarah islam di indonesia diawali dari sebelum masa penjajaha atau masa para wali sampai dengan masa sekarang atau
masa reformasi.

Anda mungkin juga menyukai