Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolah mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti

Disusun Oleh :

A. Fatimah Azzahrah (01)

XII MIPA 4

AGAMA ISLAM

SMA NEGERI 12 MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Islam di Indonesia” sebagai salah satu pemenuhan tugas sekolah. Shalawat
dan salam semoga di limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
keluarga dan para sahabat-Nya.
Makalah ini penulis buat semata-mata untuk keperluan siswa-siswi ataupun masyarakat yang
sekiranya kemudian hari memerlukannya. Makalah ini juga dapat dimanfaatkan oleh para guru
sebagai bahan mengajar. Materi makalah ini disusun dari berbagai sumber pembelajaran di
sekolah maupun dari sumber yang lainnya.
Akhirnya penulis sampaikan rasa terima kasih atas segala bentuk kerjasamanya, kepada orang
tua yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat yang luar biasa.
Tak lupa, penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Mursidah selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang senantiasa membimbing dan mengarahkan
dalam proses pembelajaran online.
Meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin menyuguhkan makalah ini dalam wujud
yang terbaik, penulis yakin pasti tak lepas dari kekurangan, sesuai dengan pribahasa yang
mengatakan bahwa, ”Tak Ada Gading Yang Tak Retak’’,maka penulis menerima kritik dan
saran terbuka bagi semua pihak untuk sempurnanya penulis dalam menyusun makalah pada
masa-masa mendatang.

Makassar, 10 November 2020

PENULIS bbbiiiiiii

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI …............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Islam di Sumatera ................................................................. 3
B. Perkembangan Islam di Jawa …………………………………..……...…… 4
C. Perkembangan Islam di Sulawesi …………………....………………….…. 6
D. Perkembangan Islam di Maluku Utara dan Sekitarnya ……………………. 7
E. Perkembangan Islam di Papua ……………………………………………... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..………..………………..………… 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam pertama kali lahir di Mekkah, Arab Saudi. Para pemeluknya menyebarkan
agama Islam lewat berbagai jalur. Salah satu teori menyebutkan bahwa agama Islam di
Indonesia masuk lewat jalur perdagangan. Ketika Islam menyebarkan agama dan
kebudayaannya ke Indonesia, prosesnya cenderung berjalan dengan damai. Karena itu, raja
hingga rakyat biasa menerimanya dengan hangat.

Selain perdagangan, ada saluran lain yang menyebabkan agama Islam dapat masuk dan
berkembang di Indonesia. Saluran tersebut di antaranya adalah saluran perkawinan,
pendidikan, dan seni budaya.

Ada teori-teori yang menyebutkan tentang asal penyebar Islam di Indonesia, yaitu teori
Gujarat, teori Arab, dan teori Persia.

Teori Gujarat ini diajukan oleh kalangan sejarawan Belanda, seperti Jan Pijnappel,
Snouck Hurgronje, dan Jean Piere. Menurut teori ini, penyebar Islam di Indonesia berasal
dari Gujarat (India) antara abad ke-7 hingga abad ke-13 M. Kalangan yang berperan
khususnya adalah para pedagang. Sejak abad ke-7, mereka telah memeluk Islam dan di
tengah kegiatannya berdagang, mereka turut mengenalkan agama Islam, termasuk di
Indonesia.

Sementara itu, Teori Arab diajukan oleh Jacob Cornelis van Leur dan Buya Hamka.
Teori ini menyebutkan bahwa pengaruh Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab sekitar
abad ke-7. Teori Arab didukung dengan adanya pemukiman Islam di Barus, pesisir barat
Sumatera, di abad ke-7. Ada pula nisan pada makam wanita di Gresik, Jawa Timur, yang
ditulis dengan huruf Arab bergaya Kufi.

Teori lainnya adalah Teori Persia yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat. Teori ini
berpendapat bahwa pengaruh Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia
sekitar abad ke-13. Argumen yang diajukan oleh teori ini adalah terdapat kesamaan budaya

1
dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia, seperti peringatan 10
Muharram, kesamaan ajaran sufi, kesamaan seni kaligrafi pada nisan makan, dan terdapat
perkampungan Leran yang sempat menjadi perintis penyebaran Islam di Jawa.

Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat dengan berdirinya kerajaan-


kerajaan Islam. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung antara abad ke-13
hingga abad ke-18. Kerajaan tersebut dapat dibagi berdasarkan lokasi pusat pemerintahan
mereka, yaitu di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang di bahas dalam penulisan makalah ini adalah Bagaimana perkembangan islam
di Indonesia (Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku Utara dan Sekitarnya, Papua)?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan islam di Indonesia (Sumatra, Jawa,


Sulawesi, Maluku Utara dan Sekitarnya, Papua)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN ISLAM DI SUMATERA

Masuknya Islam di Pulau Sumatera dipercaya sebagai cikal bakal penyebaran Islam di
Nusantara. Kedatangan agama Islam pertama kali di Indonesia melalu Barus sebuah daerah yang
terletak di Pantai Barat Sumatera pada abad ke-7 yang pada waktu itu si Sumatera telah berdiri
Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha. Selanjutnya dikembangkan ke wilayah Aceh dan
menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para
pedagang dari Gujarat dan orang-orang Persia, kemudian orang-orang Arab. Perkembangan
Islam di sana sangat pesat. Banyak peninggalan-peninggalan sejarah pengarus Islam.

Peninggalan sejarah di Sumatera Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemendikbud), Barus disinyalir sebagai perkampungan Islam tertua di Nusantara. Masuknya
Islam ke Indonesia khususnya Barus melalui berbagai macam cara, seperti perdagangan,
pernikahan dan tasawuf. Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara Di sana banyak
ditemukan sebuah makam kuno di komplek pemakaman Mahligai, Barus. Dalam batu nisan
tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat pada 672 M. Terdapat juga makam Syaikh Ushuluddin
yang panjangnya kira-kira 7 meter. Batu nisan penguasa pertama Kerajaan Samudera Pasai
berangka tahun 696 Sultan Malik Al Saleh. Ini merupakan bukti utama wangsa muslim di
kawasan Indonesia-Malaya. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas muslim di Barus sudah
ada pada era itu. Selain dari perdagangan masuknya Islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi
oleh kerajaan- kerajaan yang ada di Sumatera. Serta dakwah dakwah dari wali-wali atau ulama
yang ada pada saat itu. Dari Kesultanan Aceh inilah kemudian pengaruh Islam menyebar
keseluruh Nusantara. Bukti-bukti penyebaran kebudayaan Islam masih dapat dijumpai hingga
kini, diantaranya adalah masjid dan makam-makam. Islam di Sumatera Dalam buku Sejarah
Politik dan Kekuasaan (2019) karya Tappil Rambe dkk, pada abad ke-7, Barus sudah tersohor
hingga Eropa dan Timur Tengah karena penghasil kapur barus dan rempah-rempah. Tokoh
Orientalis yang Mempopulerkan Teori Gujarat Pada akhir abad itu, pedagang Arab mulai
menjejakan kakinya di pelabuhan Barus untuk melakukan perdagangan dan penyebaran agama

3
Islam. Setelah Islam masuk di Sumatera Utara, orang Sumatera lebih terbuka untuk berinteraksi
kepada para pedagang. Para pedagang Arab kemudian menikah dengan wanita lokal dan
memiliki keturunan. Dari situ sehingga terbentuklah komunitas muslim. Islam diterima baik di
Sumatera Utara, karena tidak memandang kasta layaknya agama Hindu-Buddha. Kemudian
karena baiknya hubungan baik antara masyarakat lokal dengan para ulama yang datang dari
negara Arab. Setelah masuknya Islam, perkembangan selanjutnya dilakukan oleh Kerajaan Aceh
terhadap beberapa kerajaan di Sumatera dan wilayah lain. Sebelum masuknya Islam ke
Sumatera, penduduk Sumatera sudah terlebih dahulu memeluk agama Hindu dan sebagian
menganut agama parmalin. Baca juga: Pengaruh Islam di Bidang Sosial, Sistem Kasta di
Masyarakat Pudar Dalam hikayat raja-raja Pasai dan sejarah Melayu disebutkan bahwa Nakhoda
Ismail dan Fakir Muhammad datang dari Mekkah pertama mengislamkan Barus. Kemudian
berkembang ke Lamuri (Banda Aceh), Aru, dan baru ke Pasai. Sumber tersebut dibuktikan
dengan adanya batu nisan yang ada di Kota Rentang, Barus. Dari periode temuan itu dipastikan
jenis batu nisan di Kota Rentang sudah digunakan sejak abad ke-13 M. Maka daerah Kota
Rentang, Hamparan Perak sudah menjadi kawasan penting sejak abad itu. Selanjutnya Kerajaan
Aru/Haru sudah dipastikan sebagai kerajaan Islam sejak pertengahan abad ke-13 M. Hal itu
didasarkan pada jenis batu nisan di Kota Rentang, hikayat raja-raja Pasai, sejarah Melayu atau
kunjungan Marcopolo pada 1292. Bahwa penguasa Aru, Sultan Husi n menjadi bukti jika
Kerajaan Aru telah beragama Islam.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI JAWA

Bila merujuk pada Teori Makkah, Islam telah disyiarkan di Nusantara (khususnya, Jawa)
oleh para pedagang muslim dari Makkah pada abad ke-7. Namun bila merujuk pada Teori
Gujarat dan Teori Persia, Islam telah disyiarkan di Nusantara (khususnya, Jawa) pada abad ke-
13. Dari sini dapat disebutkan bahwa pengaruh Islam di tanah Jawa telah dimulai sejak kerajaan
Hindu dan Buddha yakni era Medang atau Singhasari.

Semasa Jawa masih dikuasai oleh raja-raja yang memeluk agama Hinddu atau Buddha,
perkembangan agama Islam sangat lamban. Mengingat rakyat cenderung berpatron kepada raja
mereka ketimbang kepada para pedagang muslim yang datang dari Makkah, Gujarat, atau Persia.
Sebab itu, masyarakat Islam di era kerajaan Hindu dan Buddha berada di garis minoritas.

4
Sungguhpun Islam mendapatkan tempat di hati masyarakat Jawa, namun para dai Islam terus
bergerak untuk menyebarkan ajaran Islam tanpa paksaan sebagaimana kesepakatan antara Syekh
Subakir dan Kiai Semar. Hingga semasa Kesultanan Demak Bintara berdiri pada tahun 1478,
tanda-tanda perkembangan Islam di Jawa mulai tampak. Serupa matahari yang akan terbit di
ufuk timur.

Sesudah Majapahit mengalami kehancuran pada tahun 1527, perkembangan Islam di Tanah
Jawa tidak terbendung lagi. Seluruh anggota Majelis Dakwah Walisanga melaksanakan syiar
Islam tanpa perintang yang sangat signifikan.

Bahkan bukan hanya mereka yang aktif menyebarkan agama Islam baik di Tanah Jawa
maupun luar Tanah Jawa, melainkan pula banyak dai yang tidak tergabung dalam Majelis
Dakwah Walisanga turut andil. Mereka adalah Sunan Bangkalan, Sunan Bungkul, Sunan Dalem,
Sunan Geseng, Sunan Ngadilangu, Sunan Ngerang, Sunan Ngudung, Sunan Sendang Duwur,
Sunan Wilis, Sunan Lawu, Syekh Mojoagung, Syekh Malang Sumirang, dll.

Islam terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Fakta ini ditunjukkan bahwa
kerajaan-kerajaan di Jawa pasca runtuhnya Kesultanan Demak merupakan kerajaan-kerajaan
Islam yang berstatus "kesultanan" atau "kasunanan", sebut saja: Kesultanan Pajang, Kesultanan
Mataram, Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.

Karena para penguasa di kerajaan-kerajaan Islam secara otomatis beragama Islam, maka
banyak masyarakat Jawa yang selalu berpatron pada junjungan-nya kemudian memeluk agama
Islam. Sehingga tidak aneh, bila mayoritas masyarakat Jawa memeluk agama Islam hingga
sekarang.

Terwujudnya mayoritas masyarakat Islam disertai dengan terbangunnya banyak rumah


ibadah (masjid, surau, mushala); merebaknya pondok-pondok pesantren atau sekolah-sekolah
Islam; lahirnya beberapa organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dll; serta
lahirnya beberapa partai politik berbasis Islam sejak era pemerintahan Presiden Ir. Soekarno
hingga pemerintahan Presiden Jokowi. 

5
C. PERKEMBANGAN ISLAM DI SULAWESI

Perkembangan Islam di Sulawesi dilakukan dengan cara damai melalui saluran perdagangan
dan dakwah oleh para mubalig. Pengembangan Islam melalui jalan kekerasan atau perang baru
terjadi ketika kerajaan Islam Sulawesi terbentuk. Terbentuknya kerajaan Islam di Sulawesi
berjalan beriringan dengan kondisi politik kerajaan-kerajaan Sulawesi yang mengalami
kekacauan karena perebutan tahta. Raja dan bangsawan menggunakan kekuatan Islam sebagai
sarana untuk berkuasa dan pada akhirnya Islam mampu menjadi agama kerajaan. Pada abad 17
M, Sulawesi memiliki beberapa kerajaan Islam seperti Gowa-Tallo (Makassar), Wajo (Bugis),
Bone dan kerajaan kecil lainnya.

Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa-Tallo menerapkan konsep dwitunggal kerajaan. Dalam buku Islamisasi dan
Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, bersatunya kerajaan
Gowa dan Tallo terjadi pada tahun 1603. Sultan Alaudin (raja Gowa) bekerja sama dengan
Sultan Adullah (raja Tallo) untuk menggabungkan kerajaan demi meningkatkan kesejahteraan
dan kekuatan kerajaan. Corak ekonomi Gowa-Tallo adalah maritim dan perdagangan. Gowa-
Tallo berperan sebagai pelabuhan transit bagi para pedagang internasional. Pelabuhan Somba
Opu (Makassar) menjadi pelabuhan transit favorit pedagang dari Timur Tengah, Asia, bahkan
Eropa pada abad 15 – 17 Masehi. Kerajaan ini mendapatkan pemasukan yang besar dari aktivitas
perdagangan pelabuhan Somba Opu. Pada perkembangannya, Kerajaan Gowa Tallo melakukan
beberapa penaklukan terhadap kerajaan kecil di Sulawesi seperti kerajaan Bugis dan Bone.
Penaklukan tersebut dilakukan untuk menambah wilayah kekuasaan dan menyebarkan Islam di
Sulawesi.

Wajo

Kerajaan Wajo merupakan salah satu kerajaan Islam di kawasan Sulawesi Selatan. Kerajaan ini
mampu memperluas wilayah kekuasaan dan mengajak kerajaan kecil lain untuk bergabung
dalam kerajaan Bugis pada sekitar abad 16 M. Kerajaan Wajo resmi memeluk Islam pada tahun
1610. Islamisasi kerajaan Wajo dilakukan oleh Gowa-Tallo melalui peperangan. Gowa-Tallo
berhasil menaklukan kerajaan Wajo, Bone dan Soppeng dan mengislamkan rakyat kerajaan
tersebut.

6
Bone

Kerajaan Bone berdiri pada awal abad 14 Masehi oleh Manurunge Ri Matajang. Proses lahirnya
Kerajaan Bone berawal dari kehadiran seorang Tomanurung yang merupakan bangsawan
sekaligus penguasa sentral kerajaan Bone. Dalam jurnal Kerajaan Bone dalam Lintasan Sejarah
Sulawesi Selatan (2017) karya Anzar Abdullah, Islamisasi kerajaan Bone dilakukan oleh Sultan
Alauddin dari Kerajaan Gowa-Tallo. Baca juga: Kerajaan Islam di Kalimantan   Proses
Islamisasi kerajaan Bone dilakukan dengan jalan peperangan. Pada tahun 1611 M Sultan
Alauddin dapat menaklukan kerajaan Bone dan menjadikannya sebagai kerajaan Islam dibawah
kekuasaan Gowa-Tallo.

D. PERKEMBANGAN ISLAM DI MALUKU UTARA DAN SEKITARNYA

Maluku yang dikenal dengan sebutan Jazirah al-Mamluk (Kepulauan Raja-raja) adalah
sebuah negeri di Timur Indonesia yang yang sangat berpengaruh dengan empat kerajaan yaitu
Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan. 

Islam  masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15. Alasan kenapa Islam
masuk lewat jalur perdagangan, karena pada awal abad ke-15 Maluku Sohor sebagai kepulauan
rempah-rempah yang menjadi sasaran pada pedagang asing untuk mendapatkan cengkeh dan
buah pala. Pedagang-pedagang itu diantaranya dari Asia-Arab, Gujarat, Cina, dan pedagang-
pedagang Jawa serat Melayu yang telah memeluk agama Islam. 

Syekh Mansur adalah salah satu pedagang dari Arab yang meyiarkan Islam di Tidore pada
masa pemerintahan Calano Caliati. Sementara Datu Maulana Hussein adalah salah satu pedagang
dari Jawa yang juga berpengaruh dalam penyebaran Islam di Ternate pada masa pemerintahan
Kalano Marhum. 

Sementara itu, Portugis menyebut bahwa Islam masuk di Maluku semenjak pelantikan
Sultan Zainal Abidin ditahun 1486. Namun, sumber lain menyebut Islam sudah ada di Maluku
sekitar 50-60 tahun sebelum tahun 1486.

Maluku yang dikenal dengan sebutan Jazirah al-Mamluk (Kepulauan Raja-raja) adalah
sebuah negeri di Timur Indonesia yang yang sangat berpengaruh dengan empat kerajaan yaitu
Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan. 

7
Islam  masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15. Alasan kenapa Islam
masuk lewat jalur perdagangan, karena pada awal abad ke-15 Maluku Sohor sebagai kepulauan
rempah-rempah yang menjadi sasaran pada pedagang asing untuk mendapatkan cengkeh dan
buah pala. Pedagang-pedagang itu diantaranya dari Asia-Arab, Gujarat, Cina, dan pedagang-
pedagang Jawa serat Melayu yang telah memeluk agama Islam. 

Syekh Mansur adalah salah satu pedagang dari Arab yang meyiarkan Islam di Tidore pada
masa pemerintahan Calano Caliati. Sementara Datu Maulana Hussein adalah salah satu pedagang
dari Jawa yang juga berpengaruh dalam penyebaran Islam di Ternate pada masa pemerintahan
Kalano Marhum. 

Sementara itu, Portugis menyebut bahwa Islam masuk di Maluku semenjak pelantikan
Sultan Zainal Abidin ditahun 1486. Namun, sumber lain menyebut Islam sudah ada di Maluku
sekitar 50-60 tahun sebelum tahun 1486.

E. PERKEMBANGAN ISLAM DI PAPUA

Persebaran agama Islam di tanah Papua tidak terlepas dari pengaruh kerajaan Islam yang
berada di sekitarnya. Seperti Kerajaan Islam Maluku yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan
Tidore, Kesultanan di Pulau Banda dan Pulau Seram. Karena dari sinilah nantinya agama Islam
menyebar melalui Kepulauan Raja Ampat di Sorong dan Semenanjung Onin di Kabupaten Fak-
fak.

Ketika ditelusur asal muasal kapan waktunya masuk agama Islam ke Papua, beberapa
literatur mengatakan sekitar abad kedua Hijriah atau sekitar abad kedelapan Masehi sudah
masuk. Namun ada pula yang mengatakan abad ke-15, dimana tahun jatuhnya kerajaan Hindu
Majapahit (1478). Ada 4 orang tokoh yang paling banyak disebut dalam catatan sejarah yang
menyebarluaskan Islam yakni Syekh Mansur, Syekh Yakub, Syekh Amin dan Syekh Umar.

Mengapa kita harus membahas tentang kondisi peradaban Islam di Maluku terlebih dahulu,
baru kemudian membahas Islam di Papua?

Sebab, secara geografis tanah Papua dan Maluku berdekatan. Tidak dekat dalam jangkauan
geografis saja, namun juga kedekatan secara relasi etnik dan kebudayaan dengan Maluku.

8
Disamping itu, dimasa lalu, wilayah Semenanjung Onim dan Raja Ampat selalu menjadi wilayah
yang diperebutkan oleh 2 kerajaan besar pada masa itu, yaitu Kesultanan Ternate dan Kesultanan
Tidore.

Dengan banyaknya sumber-sumber yang mengisahkan bagaimana dan kapan masuknya


Islam ke Papua membuat seorang orientalis Inggris, bernama Thomas W Arnold menulisnya
dalam sebuah bukunya yang berjudul The Preaching of Islam. Dikatakan bahwa, sekitar awal
abad ke-16 masyarakat di Papua khususnya pulau-pulau bagian barat, seperti Misool, Waigeo
dan Salawati telah dikuasai oleh Sultan Bacan yang merupakan Kesultanan Islam dari Maluku.

Pada tahun 1606 Masehi, Sultan Bacan memperluas kekuasaannya sampai ke Semenanjung
Onim yang kini berada dalam wilayah Kabupaten Fak-fak. Dan pemuka-pemuka masyarakat di
pesisir pulau-pulau tersebut menyambut baik syiar Islam, dan menerima kedatangan agama Islam
di tengah-tengah masyarakat Papua. Walaupun di daerah pedalaman masih banyak yang
menganut ajaran animisme.

Seperti yang diketahui, bahwa tanah Papua sangat kaya akan hasil alamnya, seperti emas
yang sampai sekarang masih menjadi perbincangan hangat. Kekayaan Papua akan sumber daya
alamnya inilah yang menjadi daya tarik bagi daerah lain dan tertarik untuk mendatanginya. Tidak
heran seorang sejarawan, Ambary Hasan mengatakan bahwa Islam masuk ke Papua (Sorong dan
Fak-fak) melalui jalur-jalur berikut ini:

 Jalur perdagangan. Karena keberadaan pulau-pulau terluar Papua dekat dengan wilayah
Kesultanan Maluku, maka sepanjang pesisir pantai menjadi jalur andalan untuk bidang
perdagangan. Proses interaksi ketika berdagang inilah yang membuka masuknya Islam
bagi penduduk Papua.
 Jalur pernikahan. Para pedagang muslim yang datang ke wilayah Papua banyak yang
melakukan pernikahan dengan penduduk setempat.
 Jalur pendidikan. Keluarga-keluarga muslim mengadakan kajian di masjid dan rumah
para ulama.

Jadi bisa dikatakan penyebaran Islam ke Papua nyaris tanpa paksaan seperti invansi. Proses
akulturasi dan asimilasi berjalan baik di daerah paling timur Indonesia ini.

9
Salah satu bukti Islam pernah berjaya di tanah Papua dengan adanya bukti sejarah berupa
sebuah masjid tua bernama Masjid Tua Patimburak. Masjid ini berada di Fak-fak yang dibangun
oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian.  Konon diperkirakan bangunan masjid telah berdiri
sekirar 200-an tahun yang lalu. Sampai saat ini bangunan masjid Patimburak masih kokoh dan
masyarakat masih menggunakannnya sebagaimana mestinya rumah ibadah.

Demikianlah selintas lalu bagaimana sejarah masuknya agama Islam ke Papua. Semoga
mampu kita ambil pembelajarannya tentang keberagaman dalam keseragaman. Karena kita
semua, rakyat Indonesia bersaudara.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Perkembangan Islam tidak lepas dari adanya para  pedagang yang datang ke indonesia
dengan tujuan berdagang. contoh nya teori gujarat, pedagang dari gujarat datang ke
indonesia dan membawa agama islam, ada juga pedagang dari arab namanya teori arab.
Selain itu ada lagi teori lain yang awalnya juga berdagang seperti dengan adanya Teori
Tiongkok dan Teori Persia.
 Perkembangan islam di Indonesia juga tidak lepas dari penyebar agama islam yang
dikenal dengan Wali Songo di jawa dan Dato Tallu di Sulawesi.
 Proses penyebaran islam di Indonesia tidak lepas dari akulturasi dengan kebudayaan lama
sebelum masuknya islam. Beberapa akulturasi tersebut dapat dilihat di permainan
tradisional, wayang, masjid yang tidak melepaskan ajaran islam dan kebudayaan lama.

B. Saran

Penulis yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu,
penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan saran, kritikan, atau mungkin
komentar demi kelancaran dan sempurnanya makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/proses-masuk-dan-berkembangnya-agama-islam-di-
indonesia-3399/#:~:text=Perkembangan%20agama%20Islam%20di%20Indonesia,Jawa%2C
%20Sulawesi%2C%20dan%20Maluku.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/26/182500369/perkembangan-dan-peninggalan-
islam-di-sumatera?page=all

https://www.kompasiana.com/achmadeswa/5afccf14ab12ae2a36715443/perkembangan-islam-di-
tanah-jawa

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi?
page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Perkembangan%20Islam%20di,dan%20dakwah
%20oleh%20para%20mubalig.&text=Pada%20abad%2017%20M%2C%20Sulawesi,Bone
%20dan%20kerajaan%20kecil%20lainnya.

https://www.kompasiana.com/sidrasofyan/5eeb20fed541df0fb61773e2/sejarah-masuknya-islam-
di-maluku

https://www.kompasiana.com/novayulfia/5d6028f00d82305b81721af8/mari-membaca-kembali-
sejarah-masuknya-islam-ke-tanah-papua?page=all

12

Anda mungkin juga menyukai